scholarly journals HUBUNGAN KECANDUAN BERMAIN GAME ONLINE PADA SMARTPHONE (MOBILE ONLINE GAMES) DENGAN POLA MAKAN ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 5 DAN 6 DI SD NEGERI 4 PURWODADI

2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Meity Mulya Susanti ◽  
Wahyu Unggul Widodo ◽  
Darmawati Indah Safitri

Latar Belakang: Permainan yang saat ini populer dan marak digemari adalah game online. Kemudahan untuk mengakses game online didukung dengan kehadiran  smartphone. Maraknya permainan game online menyebabkan pemain menjadi kecanduan terhadap permainan tersebut. Kecanduan bermain game online tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga bisa terjadi pada anak usia sekolah. Adanya dampak negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan sejumlah anak usia sekolah yang gemar bermain game online yaitu salah satunya anak menjadi lebih memilih bermain game online dibandingkan makan kemudian menyebabkan pola makan menjadi tidak teratur atau buruk.  Tujuan; untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online pada smartphone dengan pola makan pada anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 di SD Negeri 4 Purwodadi.Metode: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah case control yang merupakan penelitian epidemiologic analitik non-ekperimental yang mengkaji hubungan antara efek dengan faktor resiko. Jumlah sampel 80 responden, 40 responden kelompok kasus (pola makan buruk) dan 40 responden kelompok kontrol (pola makan baik), teknik sampling yang digunakan yaitu quota sampling dengan uji hipotesis menggunakan Chi-Square. Hasil: Hasil menunjukkan dari 40 responden dengan pola makan buruk yang mengalami kecanduan bermain game online pada smartphone sebanyak 30 responden (75%) dan yang tidak mengalami kecanduan bermain game online pada smartphone sebanyak 10 responden (25%), dengan p value = 0,000. Hal ini berarti ada hubungan kecanduan bermain game online pada smartphone dengan pola makan anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 di SD Negeri 4 Purwodadi.Simpulan:Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kecanduan bermain game online pada smartphone dengan pola makan anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 di SD Negeri 4 Purwodadi. Kata Kunci : Kecanduan Bermain Game Online, Smartphone, Pola Makan Anak Usia Sekolah

2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Zulmeliza Rasyid ◽  
Dian Kusuma Astuti ◽  
Christine Vita Gloria Purba

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang dapat terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 380C) yang tidak disebabkan oleh proses intracranial. Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Mulia angka kejadian kejang demam pada balita tahun 2017 berjumlah 98 kasus dengan proporsi kasus yaitu 34,03%. Tujuan penelitianini untuk menggambarkan dan mengetahui determinan kejadian kejang demam pada balita di RSIA Budhi Mulia Pekanbaru tahun 2015-2017.Desain Penelitian adalah case control. Populasi sebanyak 1.119 orang dengan besar sampel sebanyak 144 dengan perbandingan 1:1 dimana 72 untuk kasus dan 72 untuk kontrol. Teknik pengambilan sampel secara quota sampling dengan metode penelusuran dokumen.Alat penelitiankuesioner.Jenis data yang digunakan adalah data sekunder.Pengolahan data dengan aplikasi SPSS.Analisis data secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian diperoleh kadar hemoglobin (p value= 0,000 dan OR=9,23; CI: 4,30-19,79), kadar leukosit (p value= 0,000 dan OR=9,71; CI: 4,53-20,79), usia (p value= 0,012 dan OR=2,95; CI:1,32-6,59), dan suhu tubuh (p value=0,000 dan OR=7,80; CI:3,71-16,38). DiharapkanRumah  SakitIbu dan Anak Budhi Mulia berkoordinasi dengan tim promosi dalam penatalaksanaan kasus kejang demam pada balita sehingga angka kematian pada balita dapat diminimalisir.


2016 ◽  
Vol 35 (4) ◽  
pp. 322-327
Author(s):  
Presilia Jesica ◽  
Nur Hilal ◽  
Khomsatun Khomsatun

Dermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti polutan dan alergen-alergen. Data Dinas Kesehatan Banyumas Tahun 2015 kasus Dermatitis tertinggi Kecamatan Patikraja 1.358 pasien. Bulan Nopember tahun 2015, pasien Dermatitis tertinggi 138 orang di Desa Kedungrandu. Wilayah Desa Kedungrandu merupakan lokasi Tempat Pembuangan Akhir Gunung Tugel dimana tempat pembuangan akhir gunung tugel merupakan yang terbesar di Banyumas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis sumber air dan personal hygiene dengan kejadian Dermatitis  Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan case control dengan 27 responden kasus dan 27 responden kontrol. Variabel penelitian ini sarana sumber air dan personal hygiene yang terdiri dari perilaku mandi, perilaku berpakaian dan perilaku tidur. Analisis menggunakan analisis SPSS versi 1.7 dengan uji chi-square dengan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis adalah jenis sumber air dengan nilai p value= 0,001, personal hygiene merupakan variabel yang tidak mimiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis di Desa Kedungrandu dengan hasil nilai p value= 1,000. Kesimpulan penelitian yaitu jenis sumber air dapat menjadi salah satu faktor penyebab Dermatitis di Desa Kedungarandu. Peneliti menyarankan dari pihak puskesmas meningkatkan kerja sama dengan pemerintah desa untuk melakukan penyuluhan dan meningkatkan program kesehatan lingkungan.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 20-28
Author(s):  
Miftahul Jannah ◽  
Asnawi Abdullah ◽  
Melania Hidayat ◽  
Qatratul Asrar

Latar Belakang: Pneumonia merupakan pembunuh utama balita di seluruh dunia. Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Banda Aceh tahun 2018, jumlah balita penderita Pneumonia meningkat setiap tahunnya. Kasus Pneumonia balita yang paling banyak terdapat di UPTD Puskesmas Banda Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh tahun 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Case Control Study atau Retrospective Study. Penelitian ini menggunakan total populasi dengan jumlah sampel adalah 142 anak balita berusia 12–59 bulan. Data dianalisis secara Univariat dan Bivariat. Analisis Bivariat menggunakan Uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% (p value0.05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia adalah luas ventilasi rumah (OR=15.81; CI 95%=4.70-53.12; p value=0.0001); sedangkan umur balita (OR=1.15; CI 95%=0.54-2.43; p value=0.705); jenis kelamin (OR=1.11; CI 95%=0.57-2.16; p value=0.737); pengetahuan ibu (OR=0.38; CI 95%=0.12-1.24; p value=0.112); dan kepadatan hunian (OR=1.80; CI 95%=0.78-4.13; p value=0.163), tidak terbukti secara signifikan sebagai faktor risiko pneumonia balita di UPTD Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh. Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia balita adalah luas ventilasi rumah. Oleh karena itu diperlukannya sanitasi lingkungan yang sehat sebagai upaya preventif terhadap kejadian Pneumonia, serta memperbaiki pola perilaku hidup bersih dan sehat.


Author(s):  
Risnati Malinda ◽  
Khairil Fauzan K
Keyword(s):  
P Value ◽  

ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan otitis serta saluran pernafasan bagian bawah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis, dan pneumonia yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi fisik rumah yang meliputi ventilasi rumah, lantai, dinding serta atap rumah dan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survei analitik dengan desain yang digunakan adalah rancangan case control dimana 27 responden berusia  > 20 tahun sebagai kasus dan 27 responden berusia > 20 tahun sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak 54 responden. Teknik analisis data menggunakan statistik Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian ISPA di Desa Alue Ie Mirah Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur (P value = 0.000), sedangkan tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA di Desa Alue Ie Mirah Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur (P value = 1.000).


2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 56-63
Author(s):  
Sohimah ◽  
Yogi Andhi Lestari ◽  
Arief Hendrawan

Berdasarkan Laporan World Bank Tahun 2017, dalam sehari ada empat Ibu di Indonesia yang meninggal akibat melahirkan. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara dengan angka kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Laos dengan AKI 357 per 100 ribu (WHO,2017). Penyebab kematian Ibu terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu disebabkan karena perdarahan sampai saat ini masih memegang peranan penting sebagai penyeba utama kematian maternal.  Perdarahan dapat terjadi disetiap usia kehamilan, pada kehamilan muda ssering dikaitkan dengan abortus, misscariiage, early pregnancy loss.  Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan antepartum. Survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Januari 2019 dan didukung data pada Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Kematian ibu selama tahun 2016 sebanyak 25 kasus, 2017 sebanyak 20 kasus dan 22 kasus selama Tahun 2018.   Penyebab kematian ibu sebagian besar terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan (30,37%), eklampsia (32,97%), infeksi (4,34%), Gangguan sistem peredaran darah 8%, Gangguan metabolism 4,34 %, dan lain-lain 0,87 % . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Pengaruh Usia dan Gravida Ibu terhadap kejadian perdarahan antepartum di RSUD Cilacap Tahun 2016 – 2018.  Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode pendekatan case control yang bertujuan mengetahui analisis Pengaruh fektor usia dan Gravida ibus terhadap kejadian perdarahan antepartum di RSUD Cilacap. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan total sampling dengan kriteria inklusi rekam medik lengkap. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square.     Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil analisis  Faktor usia ibu berpengaruh terhadap kejadian perdarahan antepartum dengan p value 0.001.  Faktor gravida berpengaruh terhadap kejadian perdarahan antepartum dengan p value 0.000. Faktor usia merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kejadian perdarahan antepartum, dengan OR:  2,098.     Kesimpulan:  Usia ibu yang berisiko berpengaruh 2.098 kali lebih besar terhadap perdarahan antepartum dibanding dengan usia yang tidak  berisiko   Key Word :             Gravida, Perdarahan Antepartum, Usia Ibu


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Devinda Novitasari ◽  
Suprijandani . ◽  
Ferdian Akhmad Ferizqo

           Penyakit skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infestasi sarcoptes scabies, hal ini dikarenakan kurangnya memelihara kebersihan diri (personal hygiene). Personal hygiene meliputi : kebersihan kulit, kebersihan  tangan dan kuku, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, dan kebersihan tempat tidur. Skabies menempati posisi ke – 2 dari 5 penyakit terbesar di Pondok Pesantren As – Syafi’iyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene santri dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren As - Syafi’iyah Sidoarjo tahun 2020.         Penelitian ini menggunakan studi analitik, jenisnya observasional dengan pendekatan case control. Variabel yang diteliti ialah : kebersihan kulit, tangan, kuku, kaki, pakaian dan handuk. Sampel yang diambil sebanyak 66  responden sakit skabies dan 66 sebagai kontrol, dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis data ditunjukkan dengan uji chi square.      Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 responden (11,4%) kurang menjaga kebersihan kulit, lalu 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan tangan dan kuku, sebanyak 20 responden (15,2%) kurang menjaga kebersihan kaki, kemudian 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan pakaian, dan sekitar 17 responden (12,9%) kurang menjaga kebersihan handuk.      Kesimpulan ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), terdapat pula hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), kejadian skabies juga dipengaruhi oleh kebersihan kaki (p-value = 0,01), kebersihan pakaian (p-value = 0,03), dan kebersihan handuk (p-value = 0,06). Pengelola Pondok pesantren perlu mengadakan  penyuluhan tentang kebersihan diri. Sanitarian dapat berperan sebagai penyuluhnya. Seluruh santri hendaknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 77-88
Author(s):  
Anita Rezeki Carolina ◽  
Defi Efendi ◽  
Maria Dyah Kurniasari

Background: The coverage of immunization among children in Jambi City decreased during COVID-19 pandemic.Purpose: This study aims to identify the factors that might be associated with basic vaccination compliance among mothers in Jambi, Indonesia.Methods: This study uses a case control design in 5 Jambi City Regions in March-May 2021. The sample in this study is mothers who have children in age 9-24 months. The sampling that is used in this study is cluster sampling with total sample of 506 mothers. The data analysis used in this study is descriptive statistical analysis of univariate, bivariate using chi square test.Results: The results of data analysis showed that the variables related to compliance were perceptions of receiving immunization, attitudes, knowledge, husband's support with p value < 0.01, and distance traveled with p value < 0.05.Conclusion: Effort to improve compliance in the pediatric immunization Pandemic are needed to strengthen mother’s perception, knowledge, attitudes during COVID-19. Analysis with predictive models is highly recommended to determine the odd-ratios and adjusted odd-ratios between factors related to the complying for basic vaccination.  


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Eni Yuliawati

<p>Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. <em>Stunting</em> di Asia Tenggara tahun 2015 sebanyak 59 juta anak, sedangkan di Afrika 60 juta anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusu dini, keanekaragaman makanan dan jaminan kesehatan dengan kejadian stunting di Kabupaten Mentawai. Jenis penelitian  ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain case control dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2019. Populasi penelitian berjumlah 2955 anak sampel dalam penelitian ini anak usia 24-59 bulan di kabupaten kepulauan Mentawai. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik chi square untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu inisiasi menyusu dini dengan P value 0.004 (OR: 11.11), keanekaragaman makanan P value 0.004 (OR:11.11) dan jaminan kesehatan P value 0.79 kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah inisiasi menyusu dini, keanekaragaman makanan sedangkan jaminan kesehatan tidak berhubungan dengan kejadian stunting.</p><p> </p>


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Ike Putri Setyatama ◽  
Ika Esti Anggraeni ◽  
Siti Erniyati Berkah Pamuji

Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu di Kabupaten Tegal pada Tahun 2017. Berdasarkan hasil survei di Puskesmas Slawi tahun 2018, terdapat 30 ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Melaksanakan IMD akan menstimulasi produksi hormon oksitosin secara alami. Hormon Oksitosin ini membantu uterus berkontraksi, sehingga dapat mengontrol perdarahan nifas.Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh IMD terhadap kontraksi uterus pada ibu nifas di Puskesmas Slawi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bersalin di Puskesmas Slawi periode bulan Januari-Desember tahun 2018 sebanyak 215 responden, dan sampel sebanyak 140 responden. Desain penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan case control. Berdasarkan perhitungan Chi Square dengan α = 0,05 diperoleh nilai p sebesar 0,029. Karena nilai p < α berarti secara statistik hasil pengujian signifikan, berarti ada hubungan antara variabel, dan hasil uji statistik pengaruh dengan Regresi Logistik, diperoleh nilai Sig. 0,029, berarti ada pengaruh antara variabel dengan R Square 0,034, berarti bahwa variabel IMD berpengaruh terhadap kontraksi uterus sebesar 3,4%. Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan dan ada pengaruh IMD terhadap kontraksi uterus ibu nifas di Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal. Kata kunci : inisiasi menyusu dini;  kontraksi uterusTHE EFFECT OF EARLY INITIATION OF BREASTFEEDING TOWARDS UTERINE CONTRACTION FOR POSTPARTUM MOTHER AT PUSKESMAS SLAWI TEGAL REGENCY Hemorrhage is the main cause of maternal mortality in Tegal regency 2017. Based on the survey at Slawi District Health Centre, in January – December 2018, there were 30 women in labor with postpartum hemorrhage. Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is an act performed by the baby in finding mother’s nipple after born. IMD will stimulate oxytocin hormones helping uterine to get contraction and can control hemorrhage after labor. The study was aimed to analyze the effect of IMD towards uterine contraction for postpartum mother at Slawi District Health Centre. The population was women in labor at Puskesmas Slawi as 215 respondents; the sample was 140 women in labor, and performed or not performed IMD The research design applied case control study..Based on Chi Square with α = 0.05, p value was 0.029. It refused Ho; there was a relationship of those variables. The logistic regression described that Sig. value was 0.029; it showed an effect of those variables with R square of 0.034 stating IMD had an effect of uterine contraction as 3.4%. Therefore, there were a relationship and an effect of IMD towards uterine contraction of postpartum mother at Puskesmas Slawi. Keywords: early initiation of breastfeeding; uterine contraction 


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Nindar Oktavian ◽  
Saiful Nurhidayat ◽  
Ririn Nasriati

Abstract Background: As the rapid development of Internet technology, online games are also experiencing development. Online Game presents a more varied challenge compared to offline games, this makes the players feel at home and play long enough. Online game is seductive which means it can cause addiction, Addictive online game is marked by how far someone play excessive game so that can interfere its life everyday.Method: Design of research using Cross Sectional with a population of 78, a sample of 45 respondents using purposive sampling technique. Data collection using questionnaires with data processing using Chi Square test.Result: From the result of research from total 45 respondent 24 (53,3%) respondent playing game excessively, and 21 (47,7%) not excessive. And 24 (53.3%) respondents experienced addiction. Statistical analysis showed significant result with p-value 0,002 <0,05. Then H1 accepted which means there is influence between the duration of playing online games towards online game addiction.Conclusion: Playing games with a long duration is one of the factors causing online game addiction among teenagers. So there needs to be self-control of online game play behavior.Keywords:Game Online, Addiction, Teenagers Abstrak Latar Belakang: Seiring pesatnya perkembangan teknologi internet, game online juga mengalami perkembangan. Game online. Game Online menyajikan tantangan yang lebih bervariasi dibandingkan dengan game offline, hal ini membuat para pemain betah dan bermain cukup lama. Game online bersifat seduktif yang berarti dapat menyebabkan kecanduan, Kecanduan game online ditandai oleh sejauhmana seseorang bermain game secara berlebihan sehingga dapat mengganggu kehidupannya sehari-hari.Metode:Desain penelitian menggunakan Cross Sectional dengan jumlah populasi 78, sampel 45 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan pengolahan data menggunakan uji chi square.           Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan dari total 45 responden 24 (53,3%) responden bermain game secara berlebihan, dan 21 (47,7%) tidak berlebihan. Dan 24 (53,3%) responden mengalami adiksi. Analisis statistika menunjukkan hasil yang signifikan dengan p-value 0,002 < 0,05. Maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh antara durasi bermain game online terhadap adiksi game online.Kesimpulan: Bermain game dengan durasi waktu yang cukup lama menjadi salah satu faktor penyebab adiksi game online di kalangan remaja. Sehingga perlu adanya kontrol diri terhadap perilaku bermain game online.Kata kunci: Game Online, Adiksi, Remaja


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document