Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

9
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Stikes Kharisma Karawang

2654-3303, 2089-1172

2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Marliana - Rahma

Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indoneisa masih tinggi. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan AKI di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup. Di Jawa Barat pada tahun 2016 terdapat 797 kasus kematian ibu. Subang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Subang pada tahun 2017 terdapat 27 kasus. Diperlukan intervensi sesuai akar permasalahan untuk membantu pengambilan kebijakan sebagai bagian dari upaya menurunkan kematian ibu di Kabupaten Subang. Tujuan penelitian: Menganalisis sebaran kematian ibu di Kabupaten Subang; menganalisis peta permasalahan kematian ibu di Kabupaten Subang; menganalisis intervensi berbasis masalah yang dibutuhkan untuk menurunkan kematian ibu di Kabupaten Subang. Bahan dan metode:  Desain penelitian yang digunakan adalah metode campuran kuantitatif dan kualitatif (sequential explanatory mixed method). Hasil penelitian: Kasus kematian ibu di Kabupetan Subang tahun 2013 (10 kasus), 2014 (11 kasus), 2015 (30 kasus), 2016 (34 kasus), dan 2017 (27 kasus). Peta permasalahan kematian ibu terbanyak tahun 2017 adalah Puskesmas Kalijati ( 4 kasus) dengan penyebab hipertensi dalam kehamilan (HDK), asma, dan hypertyroid; Puskesmas Binong dengan penyebab HDK, hypertyroid, dan decompensasi cordis; Puskesmas Sukarahayu (3 kasus) dengan penyebab emboli, hypertyroid dan DIC. Berdasarkan penyebab, HDK paling banyak menyumbangkan kematian. Berdasarkan tingkat pendidikan, paling banyak kematian ibu terjadi pada ibu dengan tingkat pendidikan SD. Berdasarkan status kematian, paling banyak terjadi pada masa nifas. Berdasarkan penolong, paling banyak ditolong oleh dokter. Berdasarkan tempat kematian, paling banyak terjadi di RSUD. Berdasarkan 3 terlambat paling banyak terlambat memutuskan. Berdasarkan 4 terlalu, paling banyak terlalu tua. Kesimpulan: Intervensi penurunan kematian ibu di Kabupaten harus berdasarkan masalah.


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Abdul Gowi Gowi
Keyword(s):  
P Value ◽  

Muskuloskeletal  Disorders    (MSDs)  merupakan  gangguan  otot  rangka  yang dialami   karena  kerusakan  pada  otot,  saraf,   tendon,   ligament,   persendian, kartilago, dan diskus invertebralis. Gangguan dapat berupa kerusakan pada otot yang dapat berupa ketegangan otot, inflamasi, dan degenerasi.  Sementara itu, kerusakan pada tulang dapat berupa memar, mikrofraktur, patah, atau terpelintir. (Soedirman dan Prawirakusumah, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor  yang berhubungan dengan kejadian.  Muskuloskeletal Disorders (MSDs) pada perawat IGD. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian Kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu keseluruhan perawat IGD yang berjumlah 21 orang, dengan teknik pengambilan sampel  total sampling. Instrumen pada penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner Nordic Body Map dan lembar penilaian REBA (Rapid Upper Limb Assesment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang bermakna signifikan terhadap kejadian  muskuloskeletal yaittu  faktor postur kerja dengan nilai p value 0,038 dan faktor masa kerja dengan nilai p value 0,004. Lalu untuk variable yang tidak bermakna signifikan yaitu faktor beban kerja p value 0,415 dan faktor frekuensi dengan nilai p value 0,903. Disarankan kepada perawat agar ikut serta dalam pendidikan mengenai postur ergonomi tubuh, mengikuti pelatihan, tentang ergonomi dan  seminar Kesehatan Keselamata Kerja.


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Erlena Erlena

Anak jalanan adalah anak-anak yang memiliki kegiatan ekonomi atau kehidupan dijalan. Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar atau memenuhi kepentingan orang lain, dengan berbagai cara. Kehidupan jalanan yang keras dan kurangnya perhatian dari orang-orang sekitar terhadap anak jalanan menjadikan mereka sering mengalami kekerasan baik fisik maupun psikis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sehat jiwa anak jalanan di Kelurahan Tanjungpura Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis deskriptif. Subjek penelitian berjumlah 62 orang yang diambil melalui teknik simple random sampling dari populasi sebanyak 73 siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas anak jalanan termasuk remaja akhir dengan kelompok umur 17-20 tahun sebanyak 38 orang (61,3%), jenis kelamin laki-laki 34 orang (54,8%), pendidikan terakhrir SD sebanyak 26 orang (41,9%), semua anak jalanan bekerja sebagai pengamen (100%), dan anak jalanan yang memiliki sehat jiwa 37 orang (59,7%). Perlu menertibkan lingkungan jalanan umum di Kelurahan Tanjungpura yang menjadi tempat tinggal atau berkumpulnya anak jalanan agar kota karawang lebih tertata, bersih, aman, dan sejahtera.


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Eldawati Eldawati

Unsafe Behavior is actions or deeds of a person or worker who enlarge accidents to workers. (Henrich, 1898). This study aims to determine the Knowledge Employee Relations and the Role of the Supervisor against Unsafe Behavior in Company K3 in PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills II Karawang. This research was conducted using an analytic method with approach. cross sectional The population of this study are employees of companies PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills II Karawang worked as an operator or employee who uses the tools in his work with a number of respondents as many as 72 people. Sampling technique used was proportional random sampling.The results of this study showed no correlation between knowledge of the behavior of employees to unsafe behavior (Pv= 0.024: OR = 3.410; 95% CI = 1.283 to 9.061), as well as the relationship between the role of supervisor of the behavior of unsafe behavior (Pv = 0.000: OR = 7.000; 95% CI = 2.455 to 19.957). Need to increase knowledge about the dangers of unsafe behavior so as to prevent the occurrence of occupational accidents.


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Lilis Suryani

Medication errors (ME) merupakan ancaman terhadap keselamatan pasien. Kejadian ME  dapat  merugikan pasien, hal ini dapat diakibatkan karena pemakaian obat, tindakan, dan perawatan yang sebenarnya dapat dicegah. Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa sekitar 44.000-98.000 orang meninggal karena medical error.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan perilaku pencegahan medication error. Metode penelitian ini adalah deskriftif analitik dengan desain crossectional. Sampel yang digunakan sebanyak 61 responden di ruang unit gawat darurat dan ruang j RSU X di Karawang. Data dianalisis dengan  menggunakan uji chi-square (x2) pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Analisis statistic menunjukan hasil bahwa ada hubungan pengetahuan perawat dengan perilaku pencegahan medication error P = 0,002 < dari α = 0,05. Saran bagi pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat sehingga tidak terjadi medication error.


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Rima Novianti

Background and Objective: SDKI results (2012), 4.5 million teens has premarital sexual intercourse and increase every year. Adolescent  indifference about reproductive health and the impact of premarital sexual behavior has led to an increase in cases of unmarried pregnancy, abortion and sexuall transmitted disease. Adolescent will still consider that premarital sexual behavior as a mystery, becase education and information that teens have gained about reproductive health and the impact of premarital sexual behavior do not make teenagers avoid from premarital sexual behavior. The goal of the research is to know the influence of communication, information and education towards the premarital sexual behavior. Method: The method use in this study is quasi experimental pre-post test with control group. Sample on this study is 68 respondence for two group (control and experimental). Result: The research indicates there are influences between the IEC with the knowledge, attitudes and  skill prevent risky sexual behavior with p value=0.000, multivariat data processing results shows communication with the parents and the influence of peer is an influential factor against risky sexual behavior skills in teenagers, if the communication with the parents increased  by 1, then risky sexual behavior skills will increased 1.239. if the influence of peers increased by 1, then risky sexual behavior skills will increase 2.141. Conclusion: There is the influence of the giving IEC to knowledge, atitude and skills prevent risky sexual behavior. IEC can be one of maternity nursing interventions in adolescent reproductive health.


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Uun Nurjanah

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang sehingga memerlukan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut dan kronis. Salah satu bentuk pendidikan kesehatan yang dapat diberikan adalah diabetes self management education (DSME) yang dapat memfasilitasi pengetahuan, ketrampilan dan perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh Self Care Management Education dalam Discharge Planning terhadap self efficacy pada pasien DM tipe 2 di Rawat Inap RSUD Bayu Asih Purwakarta. Rancangan penelitian menggunakan quasi experiment dengan randomized pre test - post test control group design. Sampel berjumlah 32 orang yang diambil melalui teknik accidential dengan terdiri dari 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol. Uji statistik menggunakan paird t test untuk memperoleh nilai rata-rata (mean) intervensi  pre test efikasi diri dengan hasil 31,00 dan hasil post test 36,19 sedangkan pada kelompok kontrol nilai mean pre test 27,69 dan post test 32.13. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan self Efficacy yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan p value 0,002 < α 0,05. Penelitian ini menjadi salah satu pertimbangan rumah sakit dalam menyusun discharge planning menggunakan konsep DSME. Perawat diharapkan dapat memberikan DSME untuk mencegah komplikasi pada pasien DM tipe 2 dan menggunakan DSME sebagai suatu program promosi kesehatan.


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
YAYUK SRI RAHAYU
Keyword(s):  

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif memerlukan dukungan dari berbagai pihak khususnya kader kesehatan atau kader posyandu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peran kader posyandu dalam melaksanakan konseling ASI Eksklusif. Penelitian ini menggunakan  rancangan penelitian survey analitik dengan menggunakan data primer yang dilakukan secara cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah para kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Klari tahun 2017. Hasil uji statistic didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader dengan pelaksanaan asi ekslusif dengan Pv 0.016, antara lama menjadi kader dengan pelaksanaan konseling asi ekslusif Pv 0.000, antara penghargaan untuk kader dengan pelaksanaan konseling asi ekslusife Pv 0.009 dan antara dukungan bidan dengan pelaksanaan konseling asi ekslusif Pv 0.009. Faktor yang tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan konseling ASI secara eksklusif yaitu faktor pendidikan dengan Pv 0.267. Saran perlu adanya program yang rutin mendukung peran kader posyandu, supaya pelaksanaan asi ekslusif pada masyarakat dapat di kontrol dan dimotivasi dengan baik.


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Ari Kurniasih
Keyword(s):  

Salah satu penilaian status gizi pada bayi dengan cara antopometri yang diukur melalui indeks berat badan berdasarkan umur (BB/U), panjang badan  berdasarkan umur (PB/U) dan berat badan berdasarkan panjang badan (BB/PB). Masalah pemberian ASI di Indonesia terutama ASI eksklusif telah diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 450/MENKES/IV/2004 dan dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu terhadap ASI eksklusif dengan status gizi bayi di Puskesmas Jatisari pada bulan Mei -Juni  2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional. Penelitian ini di lakukan pada bulan Mei – Juni 2016 di Puskesmas Jatisari. Analisis yang di guanakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil menunjukan bahwa dari 70 responden yang memiliki status gizi yang normal sebanyak 40 orang (57,1%), yang memiliki pengetahuan kurang sebnayak 36 orang (51,4%), dan terdapat hubungan anatar pengetahuan, sikap, umur, paritas, pendidikan terhadap status gizi bayi di Puskemas Jatisari. Pihak Puskesmas Jatisari khususnya petugas Poli KIA diharapkan meningkatkan penyuluhan tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terutama mengenai pengetahuan gizi agar pengetahuan masyarakat mengenai gizi dapat lebih baik lagi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document