Collaborative Medical Journal (CMJ)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

23
(FIVE YEARS 23)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Abdurrab

2615-6741, 2615-0328

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 33-37
Author(s):  
Dewi Murni Manihuruk ◽  
Faisal Faisal ◽  
Abdil Mukhlisin
Keyword(s):  

Seorang laki-laki berusia 39 tahun datang ke bagian poli RS dengan keluhan batuk berdarah sejak 1 minggu yang lalu. Batuk berdarah dialami terus-menerus disertai nyeri dada sebelah kiri, badan lemas, sering berkeringat di malam hari, demam terutama pada malam hari, mual dan muntah, nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan. Riwayat TB batuk berdarah pada tahun 2015, riwayat mengonsumsi OAT tidak tuntas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah dan nadi dalam batas normal, frekuensi napas 24x/ menit, suhu 38,60 C. Pada pemeriksaan fisik mata, konjungtiva tampak anemis, pemeriksaan fisik thoraks tampak pergerakan dinding dada (keadaan statis dan dinamis) simetris, teraba fremitus vocal simetris kanan dan kiri, perkusi sonor di kedua lapang paru, dan auskultasi ditemukan rhonki dibagian hemithoraks kiri. Pada pasien dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium darah rutin, pemeriksaan BTA, pemeriksaan gen expert TB dan skrining HIV serta pemeriksaan rontgen. Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin diperoleh Hb = 9,6 gr/dL, Ht = 29%, leukosit = 14.300/uL, trombosit = 597.000/ uL, gula darah sewaktu 106 mg/ dL. Pasien di diagnosis mengalami TB paru putus obat. Tatalaksana pasien ini diberikan sesuai dengan kondisi klinis pasien.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 21-25
Author(s):  
Evy Eryta ◽  
Doni Saputra ◽  
Dea Vilia Siswoyo

Telah dilakukan tindakan kepada seorang pasien laki-laki berusia enam puluh dua tahun  di bawa ke IGD RSUD Kota Dumai dengan keluhan  sesak nafas sejak ±2 minggu yang lalu. Pasien mengeluhkan nyeri dada kanan dan nyeri dada dirasasakan seperti ditimpa beban dan tidak menjalar. Pasien mengeluhkan batuk disertai darah sejak 2 hari yang lalu. pasien mengeluhkan perut semakin membesar sejak 1 bulan ini. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut disebelah kiri atas. Nyeri sudah lama dirasakan sekitar 6 bulan terakhir. Penatalaksanaan yang diberikan meliputi Non-Medikamentosa yaitu edukasi kepada pasien dan keluarga untuk selalu memakai masker, menutup mulut dengan tissue atau lengan ketika batuk atau bersin, minum obat secara teratur dan tuntas, pola hidup sehat dan kontrol secara teratur. Di samping itu, dilakukan pula penatalaksanaan medikamentosa diantaranya IVFD A Fusin Hepar : Dextrose 5% 1:1 10 tpm, Omeprazole 1 ap, Furosemid 3x1 ap IV, Combivent 3x1 Resp Nebu, Spironolacton 100 mg 2x1 Tab OR, Propanolol 10 mg 2x1 Tab OR, KSR 1x1 Tab OR, Hepa Q 3x1 Tab OR, Cefotaxim 2x1Vial OR, NAC 3x1 Cap OR, Etambutol 1000mg 1x1 Tab OR, Inj streptomicyn 750 dan Ciprofloxacin 2x500 Tab OR. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka ditegakkan diagnosis  kepada pasien tersebut adalah sirosis hepatis dan TB paru.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 26-32
Author(s):  
Matdhika Sakti ◽  
Ferianto Ferianto ◽  
Dea Vilia Siswoyo ◽  
Fifi Candita ◽  
Ria Finola Ifani

Gagal nafas merupakan kondisi kegagalan fungsi sistem respirasi dalam pertukaran gas  di mana PaO2 < 60 mmHg dan/ PaCO2 > 50 mmHg. Telah dilakukan tindakan kepada seorang pasien laki-laki berusia tujuh puluh satu tahun dengan berat badan 70kg yang di bawa ke IGD RSUD Kota Dumai dengan keadaan penurunan kesadaran. Dari alloanamnesa terhadap keluarga pasien, diketahui sebelumnya pasien mengeluhkan sesak nafas yang muncul tiba-tiba. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung yang diketahui sejak 6 bulan terakhir dan hipertensi tidak terkontrol. Pasien didiagnosis dengan respiratory failure type 1 et causa cardiogenic pulmonary oedem. Saat di ICU, saturasi O2 pasien turun menjadi 77% sehingga pasien diberikan bagging untuk bantuan nafas kemudian saturasi O2 naik menjadi 90%, kemudian pasien mengalami apneu, asistol dan arteri karotis tidak teraba sehingga dilakukan RJP kompresi: ventilasi 30:2 dengan total 15 siklus dan pasien mengalami ROSC. Pasien kemudian dipasang intubasi dan dibantu ventilator, saturasi O2 menjadi 99%. Sebelumnya pasien diberikan midazolam 15mg di dalam 50ml NaCl melalui syringe pump dan fentanyl 2 ampul dalam 50cc NaCl 50ml melalui syringe pump. Kemudian, pola nafas tidak efektif dan keadaan umum memburuk, ventilator diubah menjadi mode PCAC kemudian pernafasan kembali adekuat dan hemodinamik pasien stabil. Kemudian pada pasien dilakukan weaning ventilator.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 8-15
Author(s):  
Ruswaldi Munir ◽  
Nova Sukma
Keyword(s):  
P Value ◽  

Agility merupakan faktor penting dalam kesuksesan permainan futsal. Ada beberapa faktor pendukung agar pemain dapat melakukan teknik dan strategi permainan futsal, seperti tinggi badan dan berat badan. Olahraga futsal merupakan olahraga yang membutuhkan banyak teknik dan strategi dalam menciptakan permainan yang baik. Futsal adalah olahraga yang sangat digemari oleh kalangan remaja, terutama remaja yang tergolong dalam remaja awal yaitu usia 12-16 tahun. Pada golongan ini, terjadinya perkembangan fisik yang pesat dan aktif dalam berbagai jenis cabang permainan namun kalangan remaja saat ini memiliki kebiasaan yang kurang sehat seperti tidak sarapan, kurang mengkonsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber dari serat dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap. Kebiasaan yang kurang sehat tersebut dapat menyebabkan berat badan yang tidak ideal dan gangguan dalam keseimbangan status gizi yang merupakan salah satu masalah nutrisi dalam mengoptimalkan permainan futsal. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan agility pada pemain futsal berusia 12-16 tahun di klub futsal Sahabat Junior Pangkalan Lesung. Metode penelitian menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan terhadap klub futsal Sahabat Junior Pangkalan Lesung. Teknik Pengambilan sampel dengan cara total sampling. Setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi sampel menjadi 35 responden. Hasil penelitian p-value 0,580, hal tersebut menunjukkan tidak dapat hubungan korelasi yang bermakna antara status gizi dengan agility pada pemain futsal usia 12-16 tahun di klub futsal Sahabat Junior Pangkalan Lesung.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Mahendra Mahendra ◽  
Anggi Dwi Prasetyo
Keyword(s):  

Abses hepar adalah salah satu bentuk infeksi yang paling sering terjadi pada hepar. Salah satu bentuk abses hepar yang paling sering terjadi adalah abses hepar piogenik, yang umumnya ditemukan pada lobus kanan hepar. Kami melaporkan kasus abses hepar yang terjadi pada lobus kiri hepar, dengan keluhan yang tidak spesifik. Pasien datang hanya dengan keluhan perut yang membengkak, tanpa disertai keluhan lain. Pemeriksaan radiologis berupa CT-Scan mengkonfirmasi diagnosis abses hepar lobus sinistra. Pasien ditangani dengan tindakan drainase abses per laparoskopi. Tidak ada komplikasi yang ditemukan selama dan pasca operasi. Kasus ini menunjukkan bahwa diperlukan kecurigaan yang tinggi untuk abses hepar pada pasien dengan keluhan abdomen yang tidak spesifik. Drainase abses per laparoskopi yang dikombinasikan dengan terapi antibiotik merupakan pendekatan terapi yang aman dan efektif untuk kasus seperti ini.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 16-20
Author(s):  
Amrizal Amir ◽  
Fitrach Desfiyanda ◽  
Ria Finola Ifani

Telah dilakukan tindakan pada seorang pasien laki-laki berusia 18 tahun yang dibawa ke IGD RSUD Dumai dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus. Demam disertai menggigil dan berkeringat dingin.Pasien    mengeluhkan sakit kepala dibagian frontal sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan nyeri perut sejak 4 hari yang lalu di seluruh perut. BAB dan BAK lancar. Sejak demam nafsu makan menurun tetapi minum cukup. Pasien mengeluhkan nyeri perut sejak 4 hari yang lalu di seluruh perut. BAB dan BAK normal. Sejak demam nafsu makan menurun tetapi minum cukup. Pasien merasakan mual dan muntah. Pasien mimisan 4 hari yang lalu. Dari beberapa jenis pemeriksaan yang telah dilakukan maka diagnose pasien adalah Dengue hemorrhagic fever grade II.  Dalam mendiagnosis DHF berdasarkan kriteria WHO diagnosis DBD ditegakkan bila demam + ≥ 2 menifestasi klinis + trombositopenia dan hemokonsentrasi/peningkatan hematokrit. Pada pasien ini terdapat demam dan 2 manifestasi klinis yaitu demam bifasik + epistaksis. Dalam mendiagnosis DHF berdasarkan hal tersebut, kemungkinan diagnosis untuk pasien ini adalah DHF grade 2  karena pada pemeriksaan penunjang terdapat trombositopenia dan adanya hemokonsentrasi. Penatalaksanaan pada pasien ini termasuk Grup B yaitu terapi cairan ringer laktat 47 tetes/menit makro, kemudian injeksi ranitidine, paracetamol sebagai antipiretik dan juga dehaf sebagai suplemen.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 131-139
Author(s):  
Donaliazarti Donaliazarti

Leptospirosis is a disease caused by spirochaeta microorganism of the genus Leptospira, while the amoebic liver abscess is an extraintestinal complication by Entamoeba Histolytica. Both diseases occurred in a 45-year-old man with poor personal hygiene and environment sanitation. Amoebic liver abscess was found to be a coincidence that was thought to have existed before the patient developed leptospirosis so that the two diseases caused overlapping clinical manifestations in the patient, but the acute symptoms experienced by the patient at the time of admission were more likely to be caused by his leptospirosis. Patient complained of high fever, yellowing of the skin and eyes, urinating like concentrated tea, stiffness in both legs, nausea, vomiting and heartburn. On physical examination found febrile, tachycardia, icteric on skin and sclera, ciliary injection, and hepatomegaly. Laboratory tests showed mild anemia with normocytic normochromic features, leukocytosis with neutrophilia shift to the right, thrombocytosis, increased ESR, prolonged APTT, hyperbilirubinemia, elevated SGOT SGPT, ALP and GGT enzymes, hypoalbuminemia, hyperglobulinemia, and bilirubinuria. Microscopic examination with negative staining of urine samples found Leptospira. Abdominal ultrasound examination showed a solitary space occupying lesion (SOL) in the right lobe of the liver and on serological examination showed positive antiamoeba. Based on the above, this patient was diagnosed as having coincident leptospirosis with amoebic liver abscess.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 110-116
Author(s):  
Lasiah Susanti ◽  
Vanny Nurdelima Habsi

Family planning is the first program established by the Indonesian government as one of the methods to suppress population growth in Indonesia since 1970. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) established a sustainable development program namely Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) which is equivalent to the international level program Sustainable Development Goals (SDGs). Participants of Riau province are using active contraception from 2017-2018 always ranks 8th lowest out of 34 provinces in Indonesia with the most methods in the form of non- long-term contraception methods (non-MKJP). One of the reason is low of society knowledge related to contraceptive methods. Knowledge and attitude are  foundation in forming a behavior that is suitable with conditions for contraceptive acceptor.The purpose of this research was to know the relationship of knowledge about contraceptive methods with attitudes about the selection of contraceptive methods in women’s contraceptive acceptors in primary health center region of Pekanbaru city.The method of this research used analytic observational study design, with a cross sectional study design. This research was conducted at 12 primary health centers region of Pekanbaru city. The sampling technique is done by stratified random sampling with a sample size of 400 people and statistically tested using the Spearman correlation test. The result of spearman 's rho correlation analysis indicate there is a significant relationship between knowledge and attitude (pvalue = 0.027) with a correlation coefficient value of 0.097.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 104-109
Author(s):  
Astri Kurnia Sari ◽  
Thresya Febrianti

In December 2019, a case of peneumonia of unknown etiology was found in Wuhan, Hubei, China with clinical symptoms that closely resemble pneumonia, which is named COVID-19. The COVID-19 pandemic can cause feelings of fear of infection, anxiety, stigma, prejudice and marginalization of disease in patients, people at risk and healthy people to health workers. This study aims to describe the epidemiology  and social stigma associated with the COVID-19 pandemic in South Tangerang City in 2020. This research is a type of quantitative research with a descriptive method with a cross sectional approach. The study was conducted in July 2020. The population in this study were the people of South Tangerang City. The sample used was 107 respondents with purposive sampling technique. Retrieval of data using a questionnaire via google form. Based on the results of the study, 73.8% of the respondents were 17-25 years old, 70.1% of the respondents were female. , the occupational status of the respondents is mostly students as much as 60.7% and the sub-districts where the respondents are mostly residing in Pamulang is 29.0%. People who do not have a stigma on COVID-19 patients are 56.1%. It is hoped that the public will remain vigilant and carry out health protocols during the COVID-19 pandemic and avoid stigmatizing COVID-19 patients in order to avoid someone hiding their health status.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 99-103
Author(s):  
Sugeng Mashudi

The use of antipsychotics in the long term > 20 years has a negative effect on people with schizophrenia. Apart from the symptoms of schizophrenia, the emergence of metabolic syndrome needs attention. Metabolic syndrome as a negative effect of antipsychotics will have an impact on heart disorders and diabetes mellitus. Various approaches have been taken to reduce metabolic syndrome starting from a mideteran diet, low gluten, and a ketogenic diet. The purpose of this study was to determine the ketogenic diet as a new strategy for handling schizophrenics. This study is a literature review using the Pubmed search engine and Science direct. The key words used was the ketogenic diet and schizophrenia. A total of 3 articles were analyzed according to the PRISMA protocol. Research is needed on the effect of the ketogenic diet on improving the condition of schizophrenics.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document