JURNAL KEBIDANAN
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

132
(FIVE YEARS 130)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri

2657-1978, 2302-3082

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 59-69
Author(s):  
Mutiara Rachmawati Suseno ◽  
Bq Yuni Fitri Hamidiyanti ◽  
Winda Ayu Ningsih
Keyword(s):  

Abstrak   Latar Belakang : Angka insiden penyakit infeksi yang terjadi pada saluran reproduksi pada remaja (10-18 tahun), yaitu 35 sampai 42 persen serta dewasa muda (18-22 tahun) sebesar 27 hingga 33 persen. Misal, kurangnya tindakan merawat kebersihan organ reproduksi ketika menstruasi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Kumbung wilayah kerja Puskesmas Kuripan Lombok Barat, kepada 10 remaja putri secara wawancara didapatkan hasil 9 remaja putri belum pernah terpapar mengenai personal hygiene masa menstruasi da 1 orang sudah pernah terpapar tentang personal hygiene masa menstruasi. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media video dan alat peraga terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam personal hygiene masa menstruasi Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Pre Experimental dengan desain One Group Pretest-Posttest. Populasi penelitian ini adalah remaja putri dengan jumlah sampel 30 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis non parametrik wilcoxon. Hasil Penelitian : Hasil nilai pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan didapatkan remaja putrid memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang (60%) dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan didapatkan remaja putri banyak yang memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 29 orang (97%). Remaja putri sebelum diberikan pendidikan kesehatan memiliki sikap dalam kategori baik sebanyak 19 orang(63%) dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan remaja putrid yang memiliki sikap dalam kategori baik bertambah menjadi 27 orang (90%). Setelah dilakukan uji statistic diperoleh nilai p value = 0,000 atau p< α = 0,05, yang berarti ada pengaruh. Kesimpulan : Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media video dan alat peraga terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang personal hygiene masa menstruasi. Kata Kunci : video dan alat peraga, personal hygiene masa menstruasi.        


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 95-101
Author(s):  
Siti Maryam

Antenatal care atau merupakan salah satu factor yang sangat penting di perhatikan dan di laksanakan olek ibu hamil Permasalahan utama yang saat ini masih di hadapi berkaitan dengan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yaitu masih masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yang berhubungan dengan kehamilan sampai persalinan. Tujuan Mengetahui Analisis Kunjungan K4 Antenatal Care (ANC K4) Dengan Metode Persalinan Pada Ibu Di Indonesia Metode  meruapakan survey berskala Nasioanl dengan desaain potong lintang (Cross-sectional) dan non_intervensi. Populasi seluruh Rumah tangga di Indonesia. Sampel menggunakan kerangka sampel Susenas pada bulan Maret 2018 dengan sampel 70.687 dari 36 Propinsi di Indonesia. Peneliti mengambil data pada tanggal 1 s/d 10 Desember 2020. Sebagian besar ibu kunjungan K4 lengkap yaitu 61.230 (80,5%) dengan metode persalinan normal, dan metode persalinannya abnormal sebanyak  14.863 (19,5%). sebagian besar ibu melakukan kunjungan K4 tidak lengkap yaitu 4.498 (5,6%) dengan metode persalinan normal, kemudian kunjungan K4 tidak lengkap metode persalinannya abnormal sebanyak  57 (0,1%), ρ: 0,001 artinya ada hubungan antara kunjungan K4 Antenatal Care (ANC K4) dengan metode persalinan. Di latar belakangi  factor adanya penanganan tata laksana kasus yang tinggi pada ibu hamil sehingga jika masalah kehamilan sudah di ketahui lebih awal pada saat kunjungan antenatal care maka akan segera di dapat di tangani atau segera dapat di cari penatalaksanaannya sehingga ibu dapt melakukan persalinan normal dan bayi yang dilahirkan sehat


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 78-81
Author(s):  
Susi Ermayani

  HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA USIA 6-24 BULAN Susi Erna Wati, Prodi DIII Keperawatan Universitas Nusantara PGRI Kediri [email protected]   Pemberian makanan tambahan berarti memberi makanan lain selain ASI. Makanan lain ini disebut makanan tambahan. Selama periode pemberian makanan tambahan, seorang bayi perlahan-lahan terbiasa memakan makanan keluarga. Pada akhir periode ini (biasanya sekitar usia 2 tahun), ASI sudah digantikan seluruhnya dengan makanan keluarga, walaupun seorang anak kadang-kadang masih ingin menetek untuk kenyamanan. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pengetahuan masyarakat yang rendah tentang makanan bayi dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada bayi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pendidikan formal ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Posyandu Balita Nusa Indah  Sukorejo – Gurah – Kediri. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memeriksakan balita usia 6-24 bulan di Posyandu Balita Nusa Indah  Sukorejo – Gurah – Kediri sebanyak 243 orang dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 65 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan cara koding, skoring, tabulating, setelah ditabulasi kemudian dianalisis menggunakan spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 69,2% tingkat pendidikan ibu adalah pendidikan menengah dan 63,1% berpengetahuan baik. Dari hasil uji statistik nilai spearman rho 0,056 (p > 0,05) artinya Ho diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan yang nyata dan signifikan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Posyandu Balita Nusa Indah  Sukorejo – Gurah – Kediri. Berdasarkan hal di atas diharapkan ibu yang mempunyai balita usia 6-24 bulan dapat merubah kebiasaan yang salah dengan memperhatikan waktu, kandungan, tujuan, manfaat dari makanan pendamping ASI.   Kata Kunci: Pendidikan Formal, Pengetahuan, Pemberian MP-ASI    


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 89-94
Author(s):  
Siti Komariyah ◽  
Erma Herdyana

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam serviks, paling banyak terjadi pada perempuan dan banyak menyebabkan kematian. Deteksi dini kanker serviks dapat meminimalkan angka kejadian kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan wanita pasangan usia subur (PUS) tentang kanker serviks dengan minat melakukan deteksi dini kanker serviks.      Metode penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua wanita PUS di RT 029 RW 05 Kelurahan Campurejo, Kota Kediri sebanyak 37 responden. Dengan teknik Total Sampling. Variabel independen penelitian adalah pengetahuan wanita PUS tentang kanker serviks dan variabel dependen adalah minat melakukan deteksi dini kanker serviks. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan editing, coding, scoring dan tabulating. Dianalisis menggunakan teknik Spearman Rank.      Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 31 responden (83,7 %) mayoritas mempunyai pengetahuan baik tentang kanker serviks dan minat yang tinggi melakukan deteksi dini kanker serviks sebanyak 28 responden (75,6 %).      Dari uji statistik spearman rank diperoleh hasil Z hitung sebesar 2,38 dengan taraf signifikan 5 % dan Z tabel sebesar 1,96. Jadi Z hitung > Z tabel, sehingga H1 diterima artinya ada hubungan antara pengetahuan wanita PUS tentang kanker serviks dengan minat melakukan deteksi dini kanker serviks.      Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan minat. Diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan pemberian informasi khususnya dalam aplikasi deteksi dini kanker serviks..


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 111-115
Author(s):  
Dina Junawati ◽  
Intan Gumilang Pratiwi

      Masa bayi merupakan masa emas dalam pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak yang tentunya memerlukan perhatian khusus. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah tidur dan istirahat. Tidur nyenyak sangat penting bagi pertumbuhan bayi, karena saat tidur pertumbuhan otak bayi mencapai puncaknya. Selain itu pada saat tidur tubuh bayi memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak pada saat bayi tidur dibandingkan ketika bayi terbangun(Mardiana & Martini, 2014). Maka dari itu,penyusun disini tertarik untuk menggunakan media buku saku sebaga media untuk memudahkan dalam melakukan pijat bayi sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas tidur


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 102-110
Author(s):  
Dwi Ertiana ◽  
Wiwin Wulandari

Motivasi merupakan suatu dorongan atau alasan yang menjadi sebuah dasar ibu untuk melakukan kunjungan ulang suntik pada masa sebelum adanya pandemi covid-19 terdapat 40% orang yang menggunakan suntik KB 3 bulan dan saat ini 39,5% orang yang melakukan kunjungan ulang. Tingginya motivasi pada responden di sebabkan oleh banyak faktor. Pemerintah terus berupaya menurukan angka kunjungan ulang yang tidak tepat waktu dengan memberikan motivasi kepada responden. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi ibu untuk untuk melakukan kunjungan ulang suntik KB 3 bulan pada saat pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu gambaran motivasia ibu untuk melakukan kunjungan ulang suntik KB 3 bulan pada saat pandemi covid-19. Jumlah populasi sebanyak 110 responden dengan teknik pengambilan sempel simple random sampling di dapatkan sempel sebanyak 53 responden, menggunkan instrument kuesioner di laksanakan tanggal 1-20 September 2020 di PMB Nelasari Padila, S.Tr.Keb. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan presentase dan analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 53 responden didapatkan 28 (52,8%) responden memiliki motivasi tinggi, 16 (30,2%) responden memiliki motivasi sedang dan 9 (17,0%) memiliki motivasi kurang. Motivasi ibu untuk melakukan kunjungan ulang suntik KB 3 bulan pada saat pandemi covid-19 sangat diperlukan apabila tidak melakukan kunjungan ulang suntik Keluarga berencana dapat meningkatnya angka kehamilan dan jika terjadi kehamilan akan menimbulkan risiko terhadap kesehatan, ekonomi dan permasalahan lainya. Untuk tempatnya sendiri sangat mendukung dan memberikan jaminan keamanan dan kesehatan. Serta meningkatkan kesadaran untuk melakukan kunjungan ulang secara tepat waktu sesuai jadwal yang telah di tentukan. Motivation is an encouragement or reason that becomes the basis for mothers to make re-injection visits before the Covid-19 pandemic, 40% of people used 3-month family planning injections and currently 39.5% of people are making repeat visits. The high motivation of respondents is caused by many factors. The government continues its efforts to reduce the number of non-timely return visits by providing motivation to respondents. The purpose of this study was to describe the motivation of mothers to make repeat visits to the 3-month family planning injection during the Covid-19 pandemic. This research uses descriptive research. The variable in this study was a single variable, namely a description of the mother's motivation to revisit the 3-month family planning injection at the time of the Covid-19 pandemic. The total population of 110 respondents with simple random sampling sampling technique was obtained as many as 53 respondents, using a questionnaire instrument carried out on 1-20 September 2020 in private practice midwife Nelasari Padila, S.Tr.Keb. Data analysis in this study used percentage and univariate analysis. The results of this study indicate that of the 53 respondents, it was found that 28 (52.8%) respondents had high motivation, 16 (30.2%) respondents had moderate motivation and 9 (17.0%) had less motivation. Motivation for mothers to revisit the 3-month family planning injection during the Covid-19 pandemic is very much needed if you do not re-visit the injection. Family planning can increase the number of pregnancies and if pregnancy occurs it will pose a risk to health, economy and other problems. For the place itself is very supportive and provides security and health guarantees. As well as increasing awareness to make repeat visits in a timely manner according to a predetermined schedule.  


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 123-130
Author(s):  
Erfiani Mail ◽  
Farida Yuliani

Menopause and menarche are very natural events and definitely happen to a woman. The theory states that the age of menarche is related to the age at menopause. But the existing phenomenon is that currently many women experience menopause at a slower pace, even though several decades ago they experienced a lot of slow menarche, so it should be possible to predict when they experience early menopause. Therefore, researchers are interested in examining the relationship between the age of menarche and the age of menopause. This type of research is analytic observational, with cross sectional design, the population used is all women who have menopause as many as 200 people. The sampling technique used simple random sampling, obtained a sample size of 67 respondents. Data collection uses primary data with a check list instrument. Data analysis used the Spearman rank test, with a significance value of 5% (0.05). The results of this study showed that 14 respondents (20.9%) experienced menarche tarda and normal menopause, 17 menarche with normal menopause, 10 menarche tarda early menopause (14 9%). The results of the Spearman rank analysis of the relationship between the age of menarche and the age of menopause, the rho value is -0.388 with a tcount of 3.394 (t table = 1.998). Ho is rejected if tcount ≥ ttable. This means 3,394> 1,998. This shows that there is a relationship with a negative correlation. It is concluded that there is a relationship between the age of menarche and the age of menopause with a negative correlation. Where if someone experiences precocious menarche age, there is a tendency to experience menopause at an older age and vice versa if someone experiences menarche tarda then they tend to experience early menopause. The age of menopause is influenced by many factors, including psychological factors, heredity, number of children, age at birth, use of contraception, socioeconomic conditions, chronic disease, age of menarche. And it turns out that the age of menarche is still related to the age of menopause. This can be used as an input for a woman to prepare herself for menopause.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 82-88
Author(s):  
Farichah Fa'ilal Chusna ◽  
Sulistiawati - ◽  
Irwanto -

The prevalence of anemia in adolescent girls aged 15-20 years in Indonesia attains 57.1%. The Ministry of Health targets the provision of Fe tablets to adolescent girls by 30% as an effort to prevent anemia in adolescent girls. However, proportion of consumption Fe tablets to adolescent girls in the working area of the Sidomulyo Health Center is still relatively low. This study aims to determine the relationship between perceived barriers and self-efficacy with the intensity of consumption of Fe tablets as an effort to prevent anemia. The method used in this research was cross sectional approach. The sample size is 155 respondents with the sampling technique used was random sampling. The results of this study indicate that there was a relationship between perceived barriers (p=0.003) and self-efficacy (p=0.000) with the intensity of consumption of Fe tablets.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 70-77
Author(s):  
Lely Khulafa'ur Rosidah ◽  
Rahma Novita Asdary

Latar belakang Menurut statistik WHO, Angka kematian ibu (AKI) di negara-negara maju diperkirakan 12/100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah  adalah 239/100.000 kelahiran hidup. 99% dari semua kematian ibu diperkirakan terjadi di negara berkembang, padahal penyebab kematian dapat dicegah dengan kebijakan yang tepat mengingat tujuan Sustainable Development Goals salah satunya adalah menurunkan AKI. Penelitian ini mengevaluasi status sosial ekonomi berdasarkan keanggotaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pemilihan layanan kesehatan maternal. Metode Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)  2017. Data ini digunakan untuk menilai proporsi status ekonomi dan keanggotaan JKN dan untuk mengukur hubungan keduanya dengan persalinan di Fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), dan persalinan oleh tenaga terampil serta PNC oleh tenaga terampil. Analisis menggunakan R software version 3.6.3. dan melakukan Propensity Score Matching (PSM) untuk mengurangi bias seleksi mandiri dengan menyeimbangkan variabel yang diamati antara kelompok responden berdasarkan status ekonomi dengan dan tanpa JKN. Hasil Dari 5429 responden, 20.2% adalah penduduk sangat miskin, 20.9% penduduk miskin, 19.9% menengah, 20.8% kaya, dan 18.2% sangat kaya. Di antara penduduk tersebut, 61.4% memiliki keanggotaan JKN. Kesenjangan substansial dalam pemanfaatan layanan kesehatan maternal antara kelompok sangat miskin dan sangat kaya masih ada terutama memilih Fasyankes untuk proses persalinan sebesar 38 poin lebih rendah untuk kelompok sangat miskin (58,5%) dibandingkan dengan kelompok sangat kaya (96,9%) pada wanita yang memiliki keanggotaan JKN. Simpulan Pemilihan Fasyankes untuk proses persalinan cenderung dilakukan oleh kelompok sangat kaya dibandingan oleh kelompok sangat miskin walaupun tercakup dalam keanggotaan JKN. Temuan ini konsisten dengan teori ekonomi bahwa cakupan asuransi kesehatan dapat mengurangi hambatan keuangan untuk perawatan dan meningkatkan penyerapan layanan.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 116-122
Author(s):  
Nurul Auliya Kamila

Asphyxia neonatorum is the failure of the newborn to breathe spontaneously and regularly, causing further disturbances. The onset of asphyxia in infants with pre-eclamptic mothers is due to high blood pressure causing reduced blood delivery to the placenta, this will reduce the supply of oxygen and food for the baby. As a result, the baby's development is slow, and intrauterine hypoxia occurs. The purpose of this study was to determine the correlation between pre-eclampsia in pregnancy and the incidence of asphyxia neonatorum in the NICU Room of the Mataram City Hospital, NTB in 2020. The research method used in this study was analytical correlational with a case control design with a retrospective time approach. The population is the data of all women giving birth in the NICU Room of Mataram City Hospital in 2020 as many as 1,098 people. The sampling technique used was systematic random sampling so that the number of samples obtained was 124 samples. The tools used are medical records. The statistical analysis used was the chi square test. The results showed that of the 124 samples studied, the neonatal asphyxia infants in mothers with pre-eclampsia were 39 (62.9%) compared to 23 (37.1%) non-preeclamptic mothers, the results of the probability value (p value) = 0.000 <α 0.05, by itself Ho is rejected, which means that there is a relationship between pre-eclampsia and newborn asphyxia at the Mataram City Hospital. So it can be concluded that, mothers who experience preeclampsia tend to have neonatal asphyxia. It is recommended that health workers at the Mataram City Hospital to further improve the quality of health services to the community, especially mothers giving birth, to keep their health checked at the health service place so that the risk of pre-eclampsia can be prevented.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document