scholarly journals Forced-air, vacuum, and hydro precooling of cauliflower (Brassica oleracea L. var. botrytis cv. Freemont): part I. determination of precooling parameters

2014 ◽  
Vol 34 (4) ◽  
pp. 730-737 ◽  
Author(s):  
Ilknur Alibas ◽  
Nezihe Koksal
METANA ◽  
2018 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Aldila Sagitaning Putri ◽  
Endang i Bekti Kristiani ◽  
Sri Haryati

Kubis Merah (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung kandungan antosianin yang berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menggali potensi kubis merah sebagai antioksidan alami pada kerupuk kubis merah. Tahapan dari penelitian ini adalah pembuatan kerupuk kubis merah dengan berbagai formulasi tepung tapioka dan kubis merah, uji organoleptik serta penentuan aktivitas antioksidan dan kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari kubis merah dan kerupuk kubis merah sebesar. Dari uji organoleptik yang paling disukai panelis adalah perlakuan T2K1 yaitu 150 gram tapioka dan 50 gram kubis mera yang memiliki kadar air sebesar 15,49%, kadar abu 1,18%, kadar protein 1,48%, kadar lemak 16,55%, antosianin 1,31% dan aktivitas antioksidan sebesar 23,93%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kerupuk kubis merah memiliki potensi sebagai sumber antioksidan. Antioxidant content  in Red Cabbage  (Brassica oleracea L.) and Application In The Making of Crackers Red Cabbage (Brassica oleracea L.) is one of the agricultural products containing anthocyanin content that has potential as antioxidant. The purpose of  this study was to explore the potential of red cabbage as a natural antioxidant in red cabbage crackers. The stages of this research are the manufacture of red cabbage crackers with various formulations of tapioca flour and red cabbage, organoleptic test and the determination of antioxidant activity and anthocyanin levels. The results showed that antioxidant activity of red cabbage and red cabbage cracker amounted to. The most preferred organoleptic test of panelist is T2K1 treatment which is 150 g tapioca and 50 g of red cabbage which has water content 15,49%, ash content 1,18%, protein content 1,48%, fat content 16,55%, antocyanin 1.31% and antioxidant activity of 23.93%. Thus it can be concluded that red cabbage crackers have the potential as a source of antioxidants.


Planta Medica ◽  
2008 ◽  
Vol 74 (09) ◽  
Author(s):  
BM Silva ◽  
AP Oliveira ◽  
DM Pereira ◽  
C Sousa ◽  
RM Seabra ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Mario Febrianus Helan Sani ◽  
Setyowati Setyowati ◽  
Sri Kadaryati

Latar Belakang: Beta-karoten merupakan salah satu isomer karoten yang bisa ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua (seperti wortel dan brokoli). Brokoli merupakan sayuran yang memiliki kandungan beta-karoten yang cukup tinggi, yaitu 623 IU/100 gram. Namun, proses pengolahan brokoli menjadi hidangan dapat menurunkan kandungan beta-karotennya. Tujuan: Mengetahui pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli. Metode: Jenis penelitian ini adalah observational di laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana dengan dua kali pengulangan dan satu unit percobaan. Teknik pengolahan yang dilakukan adalah merebus, mengukus, dan menumis. Brokoli mentah digunakan sebagai kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Februari–Maret 2017. Analisis kadar beta-karoten dilakukan di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil: Kadar beta-karoten tertinggi terdapat pada brokoli mentah diikuti dengan brokoli yang ditumis, dikukus dan direbus. Persen penurunan kadar beta-karoten yang direbus, dikukus dan ditumis dibandingkan dengan brokoli mentah masing-masing sebesar 45,87%, 33,52% dan 22,25%. Ada penurunan kadar beta-karoten yang signifikan setelah direbus, ditumis, maupun dikukus dibandingkan dengan brokoli segar (p<0,05). Kesimpulan: Kadar beta-karoten pada brokoli mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Merebus mengakibatkan penurunan kadar betakaroten terbanyak dibandingkan dengan kedua proses lainnya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document