Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

310
(FIVE YEARS 63)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Institute Of Research And Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)

2721-6233

2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 72-80
Author(s):  
Ary Hendri Pribadi ◽  
Suryanti Suryanti ◽  
Churun Ain

ABSTRAK Pulau Karimunjawa adalah salah satu objek destinasi wisata keindahan ekosistem terumbu karang. Kunjungan wisatawan di Karimunjawa dapat berdampak pada terumbu karang dan nilai ekonomi pariwisata. Penelitian ini dilaksanakan pada April-Mei 2019 di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dampak pariwisata terhadap nilai status tutupan terumbu karang dengan menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT) di Pulau Tanjung Gelam, Pulau Menjangan Besar dan Pulau Cemara Kecil serta nilai valuasi ekonomi pariwisata dengan menggunakan metode biaya perjalanan atau Travel Cost Method (TCM). Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Karimunjawa meningkat sejak tahun 2016 hingga tahun 2018. Kondisi status tutupan terumbu karang yang diperoleh dalam kondisi baik dengan nilai karang hidup yang didapatkan pada Pulau Tanjung Gelam 61,6%, Pulau Menjangan Besar 70,8% dan Pulau Cemara Kecil 57,3%. Luasan terumbu karang pada tahun 2016 hingga tahun 2018 di Pulau Mejangan Besar dan Cemara Kecil mengalami penurunan. Sedangkan nilai valuasi ekonomi tahun 2016 sejumlah Rp.125.426.860,- 2017 dan 2018 sejumlah Rp.135.437.480,- dan Rp.156.932.039,-. Dampak wisatawan yang berkunjung tahun 2016-2018 pada valuasi ekonominya tiap tahunnya mengalami peningkatan. Hasil nilai valuasi ekonomi yang didapatkan pada penelitian ini,nilai rata-rata TCM pada wilayah Kabupaten Jepara Rp.1.111.023,- dan nilai ekonomi pertahunnya Rp.3.369.031.988,-. Rata-rata biaya perjalanan luar wilayah Kabupaten Jepara Rp.1.146.314,- dan nilai biaya pertahunnya Rp.12.324.171.938,-. Nilai total valuasi ekonomi dari dalam wilayah Kabupaten Jepara dan luar wilayah Kabupaten Jepara yaitu Rp.156.693.203.925,-. ABSTRACT Karimunjawa Island is one of the tourist destinations of the beauty of the coral reef ecosystem. Tourist visits in Karimunjawa can have an impact on coral reefs and the economic value of tourism. This research was conducted in April-May 2019 in the Karimunjawa Islands, Jepara Regency. The purpose of this study was to determine the impact of tourism on the status of coral cover status using the Line Intercept Transect (LIT) method on Tanjung Gelam Island, Menjangan Besar Island and Cemara Kecil Island and the economic valuation value of tourism using the travel cost method or the Travel Cost Method ( TCM). The results obtained from this study are the number of tourist arrivals to Karimunjawa Island increased from 2016 to 2018. The status of coral cover status obtained in good condition with the value of live coral obtained on Pulau Tanjung Gelam 61.6%; Pulau Menjangan Besar 70.8% and Pulau Cemara Kecil 57.3%. The extent of coral reefs in 2016 to 2018 on Pulau Mejangan Besar and Pulau Cemara Kecil declined. While the value of economic valuations in 2016 amounted to Idr.125,426,860,- 2017 and 2018 amounted to Idr.135,437,480,- and Idr.156,932,039,-. The impact of tourists visiting 2016-2018 on their economic valuations has increased each year. The results of the economic valuation obtained in this study, the average value of TCM in the Jepara Regency region is Idr.1,111,023, and the annual economic value is Idr.3,369,031,988. The average cost of trips outside the area of Jepara Regency is Idr.1,146,314, and the annual cost is Idr.12,321,171,938. The total value of economic valuations from within the Jepara Regency and outside the Jepara Regency is Idr.156,693,203,925. 


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 90-96
Author(s):  
Nurul Amin Azizi ◽  
Suradi Wijaya Saputra ◽  
Abdul Ghofar

ABSTRAK Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) yang ditangkap di Samudera Hindia merupakan komoditas penting karena memiliki nilai manfaat dan ekonomis yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai parameter yang mempengaruhi populasi tuna sirip kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur ukuran, hubungan panjang dan berat, faktor kondisi serta ukuran pertama kali tertangkap. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2019 di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Jumlah sampel tuna sirip kuning sebanyak 267 ekor dari 27 kapal yang melakukan bongkar di lokasi penelitian. Metode pengambilan sampel adalah dengan mengukur panjang dan berat. Hasil pengukuran yang diperoleh kemudian dilakukan analisis statistik dengan melakukan perhitungan dan hipotesis. Sampel ikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan tuna sirip kuning dengan ukuran >0,5 meter dan berat >15 kilogram. Sampel kapal merupakan kapal tuna longline dengan ukuran >10 GT (Gross Tonage). Hasil penelitian didapatkan ukuran panjang antara 88-174 cmFL (panjang cagak) dan berat antara 17-98 kilogram. Hubungan panjang dan berat bersifat allometrik negatif. Faktor kondisi diperoleh sebesar 0,97-1,25. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) sebesar 140 cmFL. Lc>Lm, menunjukan ikan tuna sirip kuning yang tertangkap sudah pernah memijah dan diperbolehkan ditangkap. ABSTRACT Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) caught in the Indian Ocean is an important commodity because it has high economic and benefits. Based on this, research needs to be done on the parameters that affect yellow fin tuna population. This study aims to determine the size structure, length and weight relationship, condition factors and the leght of the first time caught. This research was conducted in July-August 2019 at the Cilacap Ocean Fishing Port. The number of yellowfin tuna samples was 267 from 27 ships unloading at the study site. The sampling method is by measuring length and weight. The measurement results obtained are then carried out statistical analysis by doing calculations and hypotheses. Yellow fin tuna samples>> 0.5 meters in size and> 15 kilograms in weight. The sample ship is a longline tuna ship with size> 10 GT (Gross Tonage). The results showed a length of between 88-174 cmFL (fork length) and a weight of 17-98 kilograms. The length and weight relationship is negative allometric. The condition factor is obtained from 0.97 to 1.25. Length of first catch (Lc) was 140 cmFL. Lc> Lm, indicating that yellowfin tuna caught have spawned and are allowed to be caught. 


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 15-22
Author(s):  
Faishal Ramadhan ◽  
Norma Afiati ◽  
Nurul Latifah

ABSTRAK Perairan Timbulsloko merupakan kawasan pesisir yang padat aktivitas manusia, seperti penangkapan ikan dan kegiatan pertambakan, sehingga menyebabkan sumberdaya biota dan larva ikan dapat terganggu. Larva ikan merupakan fase ikan setelah telur menetas, dimana pembentukan organ tubuh belum terbentuk secara sempurna serta masih sangat lemah dan sangat tergantung dengan pergerakan arus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan jenis serta kelimpahan larva ikan berdasarkan pasang surut yang terdapat di perairan Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan penentuan titik sampling secara purposive sampling yang dilakukan di 5 stasiun baik pada saat pasang dan surut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah larva ikan yang tertangkap sebanyak 1.106 individu terdiri dari 8 famili yakni: Ambassidae (510 individu), Chanidae (60 individu), Engraulidae (49 individu), Gobiidae (59 individu), Leiognathidae (54 individu), Lutjanidae (36 individu), Mugilidae (279 individu), Scatophagidae (59 individu). Larva famili Ambassidae merupakan larva yang paling banyak tertangkap, sedangkan larva yang tertangkap dengan jumlah paling sedikit ialah famili Lutjanidae. Hasil analisis regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,841 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,708. Hasil uji Independent-Sample T test tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kelimpahan larva ikan saat pasang dan surut pada setiap stasiun maupun setiap pengulangan. Jumlah larva ikan pada saat pasang 600 individudan pada saat surut 506 individu. ABSTRACT Timbulsloko waters is coastal areas that are densely human activity, such as fishing and aquaculture. This activities can give impact to the biota resources and fish larvae. The fish larva is the phase of fish’s life cycle after the eggs hatch. In this phase, the formation of fish's organs is not yet fully formed, weak, and very dependent on the water movement. The objective of this study was to determine the composition, the type and the abundance of fish larvae based on tides that found in the waters of Timbulsloko Village, Sayung District, Demak Regency. This study was conducted from November to December 2018. This study used a survey by determining the sampling points using purposive sampling conducted at 5 stations in the high tide and low tide. The results showed that the number of fish larvae caught were 1.106 individuals consist of 8 families, such as: Ambassidae (510 individuals), Chanidae (60 individuals), Engraulidae (49 individuals), Gobiidae (59 individuals), Leiognathidae (54 individuals), Lutjanidae (36 individuals), Mugilidae (279 individuals), Scatophagidae (59 individuals). Ambassidae family larvae was the most caught larvae, while Lutjanidae family larvae was the least amount caught. The results of multiple linear regression analysis showed that the correlation coefficient (R) was 0,841 and the coefficient of determination (R2) was 0,708. The results of the Independent-Sample T-test showed that there was no significant difference between the abundance of fish larvae in the high tide and low tide from every station and repetition. The number of fish larvae is 600 individuals and 506 individuals in the high tide and low tide, respectively.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 8-14
Author(s):  
Prasasti Anugrahini Dewi ◽  
Siti Rudiyanti ◽  
Wiwiet Teguh Taufani

ABSTRAKPertumbuhan ikan tergantung dari kondisi perairan tempat hidupnya. Limbah dari aktivitas pemotongan unggas yang dibuang berpotensi mencemari perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah Rumah Pemotongan Unggas (RPU) terhadap pertumbuhan dan indeks fisiologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 – Januari 2019. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL). Air limbah RPU diambil di rumah pemotongan ayam Tembalang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Ikan Nila dengan bobot 2 – 3 gr, diuji selama 28 hari menggunakan konsentrasi limbah berturut-turut 0% v/v, 10% v/v, 20% v/v, 30% v/v, dan 40% v/v dari nilai LC50 – 96 Jam sebesar 129,865 ml/. Parameter yang dianalisis meliputi pertumbuhan biomassa mutlak, indeks fisiologi, dan kualitas air yang terdiri dari DO, pH, dan temperatur. Hasil pengujian limbah RPU terhadap pertumbuhan Ikan Nila menunjukkan rata-rata pertumbuhan berat ikan tertinggi ada pada konsentrasi D (12,986 ml/l), yaitu 4,71 gram, dan pertumbuhan terendah pada konsentrasi A (51,946 ml/l), yaitu 1,51 gram. Hasil pengujian limbah RPU terhadap CF (Condition Factor) yaitu 0 ml/l adalah 3,10; 51,946 ml/l adalah 3,88; 38,959 ml/l adalah 4,02; 25,973 ml/l adalah 2,84; dan 12,986 ml/l adalah 3,09. Hasil LSI berturut-turut yaitu 0 ml/l rata-adalah 1,20; 51,946 ml/l adalah 3,65; 38,959 ml/l adalah 3,06; 25,973 ml/l adalah 2,07; dan 12,986 ml/l adalah 1,41. Hasil GSI (Gonad Somatic Index) berturut-turut yaitu 0 ml/l adalah 0,50 ; 51,946 ml/l adalah 0,20 ; 38,959 ml/l adalah 0,35; 25,973 ml/l adalah 0,35; dan 12,986 ml/l adalah 0,42. ABSTRACTFish's growth depends on the water condition of their habitat. Waste in the form of slaughtered poultry slaughtering activities has the potential to pollute the waters. This study aims to determine the effect of Poultry Slaughterhouse Waste on the growth and physiological index of Tilapia (Oreochromis niloticus). The study was conducted in November 2018 - January 2019. The method used was an experimental method with a completely randomized design pattern. Slaughterhouse waste water is taken at Tembalang chicken slaughterhouses. The data collection method uses direct observation. The experimental design of this study was using Tilapia with a weight of 2-3 grams, tested for 28 days using concentrations of waste respectively 0% v/v, 10% v/v, 20% v/v, 30% v/v, and 40% v/v of the LC50 - 96 Hours value of 129,865 ml / L. Parameters analyzed included absolute biomass growth, physiological index, and water quality consisting of DO, pH, and temperature. The results of slaughterhouse waste testing on the growth of Tilapia showed that the highest average weight growth of fish was at concentration D (12,986 ml / l), which was 4,71 gram, and the lowest growth was at concentration A (51,946 ml / l), which was 1,51 gram. The results of slaughterhouse's waste testing on CF (Condition Factor) that is 0 ml / l are 3,10; 51,946 ml / l is 3,88; 38,959 ml / l is 4,02; 25,973 ml / l is 2,84; and 12,986 ml / l is 3,09. The consecutive LSI results, ie 0 ml / l, were 1.20; 51,946 ml / l is 3.65; 38,959 ml / l is 3.06; 25,973 ml / l is 2.07; and 12,986 ml / l is 1.41. The result of GSI (Gonad Somatic Index) in a row that is 0 ml / l is 0.50; 51,946 ml / l is 0.20; 38,959 ml / l is 0.35; 25,973 ml / l is 0.35; and 12,986 ml / l is 0.42.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 67-71
Author(s):  
Raymond Doresmas Purba ◽  
Haeruddin Haeruddin ◽  
Siti Rudiyanti

ABSTRAKSungai Banjir Kanal Barat dan Silandak merupakan sungai besar yang berada di Kota Semarang yang padat penduduk. Berbagai aktivitas terdapat di sepanjang aliran sungai tersebut, diantaranya aktivitas domestik dan industri yang membuang limbah ke dalam badan sungai sehingga menyebabkan penurunan kualitas perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beban pencemaran Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak berdasarkan baku mutu PP Nomor 82 Tahun 2001 kelas II, serta mengetahui status pencemaran air Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak berdasarkan Indeks Kualitas Air (IKA). Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2018. Pengambilan sampel dilakukan 5 stasiun sampling 2 kali ulangan. Variabel kualitas air yang dianalisis yaitu TSS, nitrat, fosfat, Pb dan Cd, DO. Berdasarkan hasil penelitian 6 variabel tersebut rata-rata sudah melampaui baku mutu. Hasil perhitungan beban pencemaran ditinjau dari satu variabel yang memiliki sumber pencemar tertinggi yaitu TSS Sungai Banjir Kanal Barat yaitu 11425,540 kg/hari dan Sungai Silandak yaitu 8104,32 kg/hari. Hasil perhitungan (IKA) menunjukkan Sungai Banjir Kanal Barat termasuk tercemar ringan dan sedang, Sungai Silandak termasuk tercemar ringan. ABSTRACT Banjir Kanal Barat and Silandak are two large rivers wich located in Semarang with a dense population. There are several activities along the riverside, such as domestic and industrial activities that that the wastes were thrown to the stream and caused water quality decreased. Aims of this research are to know the population load in Banjir Kanal Barat and Silandak river based on the quality standard of PP No. 82/2001 Class II and to determine water pollution status of Banjir Kanal Barat and Silandak river using Water Quality Index (WQI). This research conducted in October to November 2018. Sampels are taken from five stations with twice repetition. Variabels taken for this research are TSS, nitrate, phosphate, Pb, Cd and DO. The averagere result of six variabels show that all variabels are Pollution load calculated based on TSS. In Banjir Kanal Barat it’s 11425.540 kg/day while in Silandak it’s 8104.32 kg/day. The result of that Banjir Kanal Barat river classified as low to medium polluted and Silandak river classified as low polluted


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 123-130
Author(s):  
Renanda Nur Erviana ◽  
Pujiono Wahyu Purnomo ◽  
Supriharyono Supriharyono

ABSTRAKKemujan dan Sintok merupakan pulau yang termasuk ke dalam zona pemanfaatan sebagai wisata bahari dan memiliki keanekaragaman bentuk pertumbuhan karang yang tinggi. Bentuk pertumbuhan karang dibedakan menjadi karang acropora dan non-acopora dengan perbedaan morfologi seperti tipe branching, massive, encruisting, foliose, dan digitae. Analisis morfologi karang sebagai pendukung status penutupan karang dapat mengetahui kondisi terumbu karang sesuai class conservation. Tujuan penelitian ini mengetahui kualitas perairan, struktur terumbu karang, morfologi karang berdasarkan class conservation dan pengaruh kedalaman terhadap struktur serta morfologi karang di Pulau Kemujan dan Sintok. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan November 2019.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode Underwater Photo Transect (UPT) dengan menggunakan transek sepanjang 30 meter. Data yang diambil adalah parameter kualitas perairan dan foto underwater karang. Data hasil penelitian diolah menggunakan aplikasi CPCe (Coral Point Count with Excel extensions) dan uji non parametrik dengan SPSS serta dianalisis menggunakan diagram r-K-S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan pada lokasi penelitian masih dalam keadaan normal. Persentase kelimpahan karang hidup termasuk dalam kategori sedang sampai dengan sangat baik yaitu  berkisar 25,56 -76,22%. Persentase morfologi karang berdasarkan Class conservation secara umum memiliki dominasi kelompok kompetitors (K) atau CC=2 yang berkisar 48,72 – 76,5%,  hal ini menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian didominasi karang bentuk branching maupun foliose serta tidak ada pengaruh signifikan kedalaman air terhadap morfologi karang. ABSTRACTKemujan and Sintok are islands in the utilization zone as marine tourism and have high diversity of coral growth forms. The coral’s life form can be grouped into acropora and non-acopora corals with morphological differences such as branching, massive, encruisting, foliose, and digitae types. Morphological analysis of corals as supporting the status of coral cover can determine the condition of coral reefs according to class conservation. The purpose of this study are to determine the quality of the waters, the structure of coral reefs, coral morphology based on class conservation and the influence of depth on the structure and morphology of corals in Kemujan and Sintok Islands. Data collection was carried out in November 2019. The research method used was the Underwater Photo Transect (UPT) method using a 30 meter transect. The data collected the parameters of water quality and underwater coral photos. The research data were processed using the CPCe (Coral Point Count with Excel extensions) application and non-parametric tests with SPSS and analyzed using the r-K-S diagram. The results showed that the water quality at the study area was still in a normal condition. However, there was no significant effect of water depth on coral morphology. The percentage of live coral abundance was included in the moderate to very good category, ranging from 25.56 to 76.22%. Percentage of coral morphology based on Class conservation generally has a predominance of competitor groups (K) or CC = 2 ranging from 48.72 - 76.5%. Moreover, the results show that based on the coral growth forms at the study sites were dominated by branching and foliose corals and there was no significant effect of water depth on coral morphology.  


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 97-106
Author(s):  
Yulita Dwi Ningrum ◽  
Abdul Ghofar ◽  
Haeruddin Haeruddin

ABSTRAK Industri tahu saat ini berkembang pesat dan tersebar luas dan rata-rata masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana, sehingga pengolahan limbah belum optimal. Akibatnya limbah hasil pengolahan tahu yang dibuang ke perairan belum sepenuhnya sesuai dengan baku mutu yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan eceng gondok dalam mereduksi bahan pencemar organik limbah cair tahu dengan perlakuan pemberian aerasi dan non aerasi . Penelitian ini dilaksanakan pada 9 Juli – 5 Agustus 2019 di Laboratorium Biologi Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK Universitas Diponegoro, Semarang. Untuk mengetahui pengaruh enceng gondok dalam mereduksi bahan organik dilakukan dengan pemberian aerasi dan non aerasi terhadap limbah dan air kontrol dengan konsentrasi yang telah diperoleh dari hasil uji pendahuluan (6,25%) selama 5 hari dan diulang tiga kali. Variabel yang diamati adalah penurunan amonia, nitrit, COD dan BOD serta variabel pendukung yaitu temperatur, pH dan DO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enceng gondok dengan aerasi mampu mereduksi NH3 95,14%, NO2 29,90%, COD 70,83% dan BOD 29,18%. Sedangkan tanpa aerasi dapat mereduksi NH3 97,07%, NO2 72,47%, COD 63,32% dan BOD 52,12%. Pemberian aerasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap penurunan amonia, nitrit, dan COD namun berpengaruh terhadap penurunan BOD. Enceng gondok memiliki efektivitas yang baik untuk mereduksi bahan pencemar pada limbah cair industri tahu. 


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 57-64
Author(s):  
Eka Sugiarti ◽  
Haeruddin Haeruddin ◽  
Sutrisno Anggoro

ABSTRAK Perairan Teluk Semarang merupakan pantai utara Jawa yang terbentang dari Kabupaten Kendal hingga Kabupaten Demak. Perairan ini dekat pelabuhan Tanjung Mas dan pemukiman, berbagai macam industri, sehingga berpotensi tercemar berbagai jenis limbah. Salah satu jenis limbahnya adalah logam berat. Kerang Simping merupakan biota filter feeder dan sessile, sehingga logam berat di perairan akan terakumulasi pada sedimen dan tubuh kerang melalui rantai makanan. Osmoregulasi merupakan upaya hewan air mengontrol keseimbangan ion di dalam tubuh dan lingkungannya. Hal ini menjadi alasan penelitian dilaksanakan untuk mengetahui konsentrasi logam Cd pada kerang Simping dan sedimen di perairan Teluk Semarang dan hubungannya dengan tingkat kerja osmotik. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan korelasi dengan penentuan lokasi sampling menggunakan metode purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi logam Cd pada jaringan lunak kerang Simping di perairan Teluk Semarang adalah sebesar < 0,00001 mg/kg. Hal ini menandakan bahwa logam Cd yang terkandung dalam kerang Simping sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh alat. Logam Cd pada sedimen di perairan Teluk Semarang tiap stasiunnya memiliki nilai rata-rata sebesar: 82,2057; 58,4483; 68,0787 mg/kg. Hubungan logam Cd pada sedimen dengan osmolaritas hemolimfe kerang Simping menunjukkan hubungan hubungan linier bersifat positif dengan nilai R2 sebesar 0,259 yang artinya tingkat keeratan rendah. Hubungan logam Cd pada sedimen dan tingkat kerja osmotik memiliki hubungan linier yang bersifat negatif dengan nilai R2 sebesar 0,236 yang artinya tingkat keeratan rendah. ABSTRACT The waters of Semarang Bay are the northern coast of Java which stretches from Kendal Regency to Demak Regency. These waters are near the port of Tanjung Mas and settlements, various industries, so that it is potentially polluted by various types of waste. One type of waste is heavy metal. The scallop is a biota filter feeder and sessile, so that heavy metals in the water will accumulate in the sediment and body of the shell through the food chain. Osmoregulation is an attempt by aquatic animals to control the balance of ions in the body and its environment. This is the reason the research was carried out to determine the concentration of Cd metal in scallops and sediments in the waters of Semarang Bay and their effect on the level of osmotic work. The method used is descriptive and correlation methods by determining the sampling location using purposive sampling method. The study was conducted in May 2019. The results showed the concentration of Cd  in soft tissue of scallop shells in Semarang Bay waters was <0.00001 mg / kg. This indicates that the Cd metal contained in the scallop is so small that it is not detected by the tool. Cd metal in sediments in the waters of Semarang Bay each station has an average value : 82.2057; 58,4483; 68.0787 mg / kg. The relationship of Cd metal in sediments with hemolymph osmolarity of scallops showed a positive linear relationship with an R2 of 0.259, which means a low level of closeness. The relationship of Cd metal on sediment and osmotic work rate has a negative linear relationship with R2 value of 0.236, which means a low level of closeness.  


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 81-89
Author(s):  
Anggi Febri Lustianto ◽  
Sutrisno Anggoro ◽  
Niniek Widyorini

ABSTRAK Bandeng Juwana merupakan salah satu produk hasil budidaya yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Lokasi penelitian ini dilaksanakan disalah satu tambak budidaya semi intensif. Faktor pembatas seperti suhu, salinitas, pH dan DO masih belum diawasi secara intensif, tetapi pemberian pakan dikasihkan secara intens. Salinitas perairan memiliki peran penting terhadap keberlangsungan dan pertumbuhan hidup ikan bandeng, dimana salinitas sangat mempengaruhi tingkat kerja osmotik dari biota. Hal lain yang mempengaruhi keberlangsungan hidup dari ikan bandeng sendiri yaitu ketersediaan makanan. Ketersediaan pakan alami yang ada di perairan sangat menentukan pertumbuhan dan kelangsungan hidup dari ikan bandeng. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola osmoregulasi, kebiasaan makanan faktor kondisi ikan bandeng di tambak Desa Bakaran Wetan. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai November 2019. Sampling dilaksanakan 14 Juli 2019. Pengamatan data di Laboraturium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan. Analisa osmolaritas pada 20 - 21 Agustus 2019 di Ruangan C206 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Semarang. Hasil penelitian menunjukkan pola osmoregulasi ikan bandeng yang diamati yaitu hipoosmotik. Nilai TKO yang diperoleh berkisar antara 113,00 – 116,33 mOsm/I H2O. Nilai IP paling tinggi Synedra ulna 64,65% dan terendah Ceratium 0,13%. Nilai faktor kondisi yang diperoleh berkisar antara 0,152 - 0,171 yang menunjukkan bahwa nilai faktor kondisi ikan bandeng di lokasi penelitian kurang dari tiga, yang artinya ikan bandeng tergolong pipih.  ABSTRACT Milkfish Juwana is one of the products of cultivation that is well known by the public. The location of this research was carried out in one of the semi intensive aquaculture ponds. Limiting factors such as temperature, salinity, pH and DO have not yet been monitored intensively, but feeding has been intensified. Water salinity has an important role in the survival and growth of milkfish life, where salinity greatly influences the level of osmotic work of biota. Another thing that affects the survival of milkfish itself is the availability of food. The availability of natural food in the waters will determine the growth and survival of milkfish. This research was conducted to determine the pattern of osmoregulation, food habits and the condition of milkfish in the pond of Bakaran Wetan Village. The method used is a case study method with descriptive analysis. The study was conducted from July to November 2019. Sampling was carried out on July 14, 2019. Observations of the data were carried out in the Laboratory of Management of Fish and Environmental Resources. Osmolarity analysis on August 20-21, 2019 in Room C206 of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Diponegoro University, Semarang. The results showed that the milkfish osmoregulation pattern that was observed was hypoosmotic. TKO values obtained ranged from 113.00 - 116.33 mOsm / I H2O. The highest IP value was Synedra ulna 64.65% and the lowest Ceratium 0.13%. The value of the condition factor obtained ranged from 0.152 to 0.171, which indicates that the value of the condition of the milkfish at the study site is less than three, which means that the milkfish is relatively flat. 


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 23-30
Author(s):  
Muhammad Khoirul Ikhsan ◽  
Siti Rudiyanti ◽  
Churun Ain

ABSTRAK Waduk Jatibarang merupakan salah satu waduk yang memiliki peran penting di Kota Semarang sehingga kualitas perairannya perlu diperhatikan. Keberadaan fitoplankton di perairan berkaitan erat dengan kesuburan dan kualitas suatu perairan dikarenakan fitoplankton berperan sebagai produsen primer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas perairan berdasarkan kelimpahan fitoplankton serta melihat sejauh mana korelasi nitrat dan fosfat akan mempengaruhi kelimpahan fitoplankton diperairan. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Maret 2019 di Waduk Jatibarang semarang. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling di tujuh stasiun dengan tiga titik kedalaman (permukaan, tengah dan dasar perairan) dan tiga pengulangan (pagi, siang dan malam). Pengolahan data menggunakan program SPSS 25 dengan analisis regresi liner berganda. Konsentrasi nitrat yang didapatkan berkisar antara 0,45-9,64 mg/l, konsentrasi fosfat berkisar antara 1,26-4,81 mg/l, kelimpahan fitoplankton berkisar antara 1.667 – 275.833 ind/l. Hubungan antara konsentrasi nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton tergolong lemah dengan koefisien korelasi (r = 0,378). Nitrat dan fosfat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton sebesar 15% dengan koefisien determinasi (r square = 0,150). Tingkat kesuburan di Waduk Jatibarang termasuk dalam kategori mesotrofik hingga eutrofik berdasarkan konsentrasi nitrat, fosfat dan kelimpahan fitoplankton. ABSTRACT Jatibarang Reservoir is one of the reservoirs that has an important role in the city of Semarang so that the quality of its waters needs to be considered. The presence of phytoplankton in waters is closely related to the fertility and quality of a waters because phytoplankton act as primary producers. The purposes of this research are to determine the quality of water based on the consentration of nitrate and phosphate, to calculate the abundance of phytoplankton and also to know the correlation of nitrates and phosphate toward the abundance of phytoplankton. The research was conducted on 27 March 2019 in Jatibarang Reservoir Semarang. Sampling was carried out at seven stations with three depth points (surface, middle and bottom) and three repetitions (morning, day and night). Data processing using SPSS 25 programme with multiple liner regression analysis. The concentration of nitrate gained ranged from 0.45 - 9.64 mg/l, phosphate concentrations ranged from 1.26 - 4.81 mg/l, the abundance of phytoplankton ranges between 1,667 – 275,833 ind/l. The relationship between nitrate and phosphate concentrations with an abundance of phytoplankton is relatively weak with a correlation coefficient (r = 0.378). Nitrates and phosphates affect the abundance of phytoplankton by 15% with coefficient of determination (r square = 0.150). Water’s trophic state in the Jatibarang reservoir belongs to the mesotrophic up to Eutrophic category.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document