scholarly journals Aplikasi Koagulan Biji Asam Jawa dalam Penurunan Konsentrasi Zat Warna Drimaren Red pada Limbah Tekstil Sintetik pada Berbagai Variasi Operasi

2018 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Angela Martina ◽  
Dian Santoso Effendy ◽  
Jenny Novianty M Soetedjo

A B S T R A C TSince textile industries use a lot of water in their processes, a huge volume of waste water containing dyes are produced by the increase of the production capacity. Coagulation and flocculation are the common processes applied since they can effectively decrease the dye concentration in the waste water. These treatments usually utilize chemical coagulant and flocculant which are expensive and non-biodegradable. In this research, tamarind seed as one of biobased-coagulants was studied and developed to reduce drimaren dark red HF-CD concentration which is used widely in textile industry in the synthetic waste water. The research was designed using Design Expert 7.0.0, Central Composite Design with range of variables as follows: pH (2-7), tamarind seed concentration (1-3 g/L), and dye concentration (20-30 ppm). The result shows a promising application of natural coagulant up to 94.25% decrease of dye concentration in the optimum condition of 3.68 g/L tamarind seed concentration, 25 ppm dye concentration and pH value of 4.5.Keywords: coagulation; dye concentration acid; natural coagulant; tamarind seedsA B S T R A KIndustri tekstil merupakan industri yang banyak menggunakan air dalam proses produksinya sehingga menghasilkan limbah yang mengandung zat warna tekstil dengan volume yang besar. Pengolahan yang umum digunakan untuk mengolah limbah tekstil ini adalah koagulasi dan flokulasi. Metode ini efektif dalam mengurangi konsentrasi zat warna pada air limbah. Koagulan yang digunakan pada penelitian ini adalah koagulan alami yang terbuat dari biji asam jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan kondisi optimum biji asam jawa sebagai koagulan alami dalam menurunkan konsentrasi zat warna pada limbah tekstil. Limbah tekstil yang digunakan merupakan limbah sintetik zat warna drimaren dark red HF-CD. Rancangan penelitian dibuat menggunakan Design Expert 7.0.0 metode central composite design dengan memvariasikan variabel pH (2-7), dosis koagulan (1-3 g/L), dan dosis zat warna (20-30 ppm). Kondisi terbaik yang didapat dari penelitian diperoleh pada pH 4,5, dosis koagulan 3,68 g/L, dosis zat warna 25 ppm dengan hasil persen penurunan konsentrasi zat warna sebesar 94,29%.Kata kunci: biji asam jawa; koagulasi; koagulan alami; konsentrasi zat warna

2015 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 163
Author(s):  
Rosmawaty Peranginangin ◽  
Anna Mardiana Handayani ◽  
Dina Fransiska ◽  
Djagal W. Marseno ◽  
Supriyadi Supriyadi

Alginat memiliki sifat dapat membentuk gel dengan adanya ion Ca2+, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan bulir jeruk analog. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi alginat dan CaCl2 yang optimum dalam pembuatan bulir jeruk analog  dengan menggunakan response surface methodology (RSM) dan mempelajari karakteristik bulir jeruk analog yang dihasilkan. RSM dengan central composite design (CCD) pada software Design Expert 7 (DX 7) digunakan dengan variasi konsentrasi alginat dan konsentrasi CaCl2 sebagai variabel. Parameter yang diamati pada analog bulir jeruk meliputi kekuatan gel, viskositas, sineresis, dan pH. Selain itu juga diamati kadar air, kadar abu, kadar serat, dan uji sensoris (hedonik skala 5). Analog bulir jeruk disimpan dalam larutan sari jeruk  selama 1 bulan dengan pengamatan berat dan warna periode per minggu. Optimasi dilakukan dengan menggunakan program DX 7 (RSM) dan 5 kali ulangan pada bulir jeruk yang dibuat dari alginat 0,8% dan CaCl2 0,5%.  Analog bulir jeruk yang dihasilkan memiliki kekuatan gel 130,29 g/cm2; viskositas larutan 118,6 cPs; sineresis 43,47% dan pH 3,99; sedangkan kadar air 94,05%; kadar abu 0,35%; kadar serat 2,46%. Hasil uji hedonik skala 5 pada analog bulir jeruk  memiliki nilai yaitu mendekati suka untuk tekstur (3,73), suka untuk kenampakan (4) dan antara agak suka hingga suka untuk rasa (3,53). 


2017 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Ineke Kusumawaty ◽  
Dedi Fardiaz ◽  
Nuri Andarwulan ◽  
Sri Widowati ◽  
Slamet Budijanto

Keterbatasan pemanfaatan bekatul dalam pangan disebabkan oleh sifatnya yang mudah tengik sehingga perlu dilakukan stabilisasi. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum stabilisasi bekatul dengan ekstruder ulir ganda tanpa <em>die</em> sebagai bahan bakuekstraksi protein. Optimasi kondisi stabilisasi bekatul dilakukan dengan menggunakan<em> response surface methodology</em> (RSM) dengan <em>central composite design</em> (CCD)dua faktor yaitu X1 (suhu/oC) dan X2 (kecepatan ulir/Hz).Pengolahan data menggunakan program <em>Design Expert 7.0<sup>®</sup></em> yang memberikan model persamaan pengaruh suhu dan kecepatan ulir ekstruder terhadap respon kadar air, kadar protein terlarut, dan aktivitas lipoksigenase. Hasil optimasi memberikan kondisi suhu ekstrusi 130,96oC dan kecepatan ulir 26,65 Hz. Bekatul yang dihasilkan memiliki kadar air 7,02%, kadar protein terlarut 2,04%(bk), aktivitas lipoksigenase 0,007?mol/menit/ml, dan stabilitas oksidatif yanglebih tinggi yaitu 20,00 jam daripada bekatul yang tidak distabilisasi 13,50 jam.


2016 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 41-52
Author(s):  
Guowei Shu ◽  
Ni Lei ◽  
He Chen ◽  
Man Hu ◽  
Hui Yang

Abstract The objective of the present study was to obtain the optimum proportion of the carbon source and prebiotics for Bifidobacterium bifidum BB01 by the central composite design (CCD). The effect of carbon source (lactose) and two prebiotics (inulin and fructooligosaccharides) on the BB01 were observed by measuring the OD600 value, pH value and the viable counts at 18h. The final optimized concentrations of carbon source and prebiotics were: lactose 1.6%, inulin 0.26%, and fructooligosaccharides 0.22%. The result indicates that the growth of B. bifidum BB01 shows an significant increase in the optimized culture medium (p < 0.05), the OD600 value reached 1.434 at 18h, which increased 6.58% compared to the control. And the viable counts of B. bifidum BB01 increased 24.36% and reached (2.17±0.06) ×109cfu/mL. The results show that the optimization of the carbon source and prebiotics using CCD in this study is workable and necessary.


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Wawan Setiawan ◽  
Azhari Azhari ◽  
Novi Sylvia

Biodiesel merupakan suatu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.Dalam penelitian ini bahan baku yang digunakan dalam pembuatan biodiesel adalah minyak Jarak kepyar (Ricinus communis L). Proses pembuatan biodiesel yang digunakan adalah reaksi eksraksi reaktif, yaitu salah satu proses pembuatan biodiesel dari minyak jarak kepyar dengan menggunakan pelarut etanol. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kondisi optimum proses pembuatan biodiesel dari minyak jarak kepyar dengan menggunakan software design expert 6.0.8 dengan metode response surface methogology (RSM) model central composite design (CCD). Minyak jarak kepyar di esterifikasi terlebih dulu. Adapun perbandingan mol yang digunakan (minyak : alkohol = 1:5,1:5.5,1:6), persen katalis = 0,95% dengan suhu reaksi 60o , 65C. Suhu optimum pada percobaan ini yaitu 65oC dengan waktu reaksi 150 menit mendapatkan yield sebesar 28.55%. Biodiesel yang dihasilkan dianalisa sifat fisika dan kimia seperti densitas, flashpoint, dan yield.


Author(s):  
R. Deepa ◽  
G. Madhu ◽  
Roy M Thomas ◽  
V. Sivanandan Achari

In the present study, the three main process parameters in the Fenton process for the removal of pharmaceutical compound Mefenamic acid from an aqueous solution were optimized using response surface methodology (RSM). Central composite design (CCD) was used for process optimization. The primary and secondary interaction effects of the selected parameters such as H2O2, Fe2+ and pH on the removal of mefenamic acid were examined. A mathematical model for the removal process based on the selected variables was developed. The interaction effect between the chosen parameters shows that the removal of mefenamic acid was enhanced in the acidic pH range at a high concentration of H2O2 and in a medium concentration level of the catalyst Fe2+. The removal efficiency of 81.24% was obtained for mefenamic acid at the optimized condition of variables such as 9.36 mM H2O2, 0.058 mM Fe2+and at a pH value of 2.1.


2021 ◽  
Vol 22 (1) ◽  
pp. 47-56
Author(s):  
Widya Putri ◽  
◽  
Anggi Nasution ◽  
Margaretha Tiffani ◽  
Aditya Wardana ◽  
...  

Limbah kulit jeruk dapat dimanfaatkan menjadi pektin dengan cara diekstrak. Pektin banyak digunakan pada industri pangan, salah satunya stabilizer. Penelitian bertujuan mengeta­hui konsentrasi pelarut dan lama waktu yang optimum pada proses ekstraksi untuk mendapat­kan rendemen, total pektin, dan tingkat kecerahan yang terbaik. Rancangan penelitian meng­gunakan Response Surface Methodology dengan Central Composite Design melalui software Design Expert 7.1.5. Kombinasi faktor perlakuan yaitu, konsentrasi asam oksalat (%) dan lama waktu ekstraksi (menit). Hasil penelitian menunjukkan nilai optimum konsentrasi pelarut asam oksalat sebesar 0,22% dengan lama waktu ekstraksi 90 menit 16 detik, menghasilkan 16,78% rendemen; 10,59% total pektin; dan 63,56 (L) tingkat kecerahan pektin. Kemudian, dilakukan karakterisasi pektin optimasi dengan hasil untuk kadar air 9,87%, berat ekivalen 901,60; kadar metoksil 5,59%; kadar asam galakturonat 51,45%; dan derajat esterifikasi 61,69%. Pektin yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar International Pectin Producers Association (IPPA), kecuali pada berat ekivalen. Pektin hasil optimasi termasuk pektin metoksil rendah. Kata kunci : Ekstraksi; Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis); Pektin; Response Surface Methodology


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document