scholarly journals Model Pembelajaran Penginderaan Jauh Di Sekolah Menengah Atas

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 109-117
Author(s):  
Lili Somantri ◽  
Riki Ridwana

Pembelajaran penginderaan jauh di sekolah menengah atas belum mampu dilakukan secara maksimal. Dikarenakan berbagai keterbatasan diantaranya guru kurang memahami materi yang behubungan dengan penerapan atau aplikasi dari konsep penginderaan jauh, guru kurang menguasai penggunaan perangkat lunak penginderaan jauh, guru masih menggunakan metode ceramah dan tugas, dan guru menggunakan media pembelajaran yang kurang lengkap. Untuk memberikan solusi pada permasalahan pembelajaran penginderaan jauh di sekolah, maka artikel ini akan mencoba memaparkan hasil penelitian tentang model pembelajaran penginderaan jauh yang paling tepat agar dapat diterapkan oleh guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Artikel ini memaparkan model pembelajaran penginderaan jauh di sekolah dengan metode mengulas beberapa hasil penelitian. Analisis pembahasan dilakukan dengan cara mendeskripsikan model pembelajaran penginderaan jauh, pendekatan pembelajaran, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi kurikulum 2013. Hasil kajian menunjukkan bahwa model pembelajaran untuk materi penginderaan jauh kelas X paling tepat menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning), kelas XI menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dan kelas XII paling tepat menggunakan model pembelajaran berbasis penelitian (research based learning). Hasil temuan model pembelajaran ini dapat diterapkan pada materi penginderaan jauh berdasarkan jenjang Pendidikan.

Author(s):  
Yeyen Suryani ◽  
Sri Mulyati

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah kewirausahaan tingkat II di Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan. Rendahnya kemampuan berpikir kritis tersebut ditunjukkan dengan masih banyaknya mahasiswa yang hanya menguasai salah satu aspek pembelajaran pada ruang lingkup kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu berkisar pada aspek mengingat atau menghafal. Selain itu, makalah atau tugas-tugas yang dibuat mahasiswa kebanyakan hanya copy paste dari modul atau buku yang sudah ada dan jarang sekali menggambarkan hasil pemikiran mahasiswa sendiri sebagai indikator kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis. Kebanyakan mahasiswa juga masih merasa kesulitan mengaitkan konsep dengan kondisi yang ada di lingkungan nyata. Kondisi semacam ini terjadi akibat dari proses perkuliahan yang hanya berjalan satu arah. Dengan banyak permasalahan-permasalahan yang muncul, perlu adanya pembaharuan di lingkungan pendidikan yang mengarahkan pembelajaran agar mahasiswa memiliki kemampuan berpikir kritis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada pengukuran akhir (post-test), dan mendeskripsikan perbedaan peningkatan (gain) kemampuan berpikir kritis mahasiswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode PjBL dan kelas kontrol yang menggunakan metode PBL.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada� pretest antara kelas eksperimen yang menggunakan metode PjBL dengan kelas kontrol yang menggunakan metode PBL. Sedangkan setelah pembelajaran terdapat perbedaan hasil posttest kemampuan berpikir kritis mahasiswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Adapun terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode PjBL dengan kelas kontrol yang menggunakan metode PBL dapat dilihat dari nilai gain kelas eksperimen sebesar 0,65 dan kelas kontrol sebesar 0,60. Dari bukti diatas, dapat disimpulkan bahwa kedua metode tersebut yaitu PjBL dan PBL dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi dosen untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.


Author(s):  
Mawardi Mawardi ◽  
Puput Arum Puspita Sari

Hasil belajar yang kurang maksimal menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa yang kurang maksimal pula Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah problem based learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara metode pembelajaran Project-Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mekarsari 1 Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen dengan desain peneltian Nonequivalent Control Grup Design. Sampel penelitian ini adalah 67 siswa yang terdiri dari 36 untuk kelas eksperimen dan 31 untuk kelas control. Instrument penelitian yang digunakan sebagai tes kemampuan berpikir kritis siswa adalah 15 butir soal esay. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji-t untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan ternyata diperoleh thitung sebesar 6,778 pada taraf signifikan α = 5% yang kemudian dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,028. Karena thitung > ttabel (6,778 > 2,028) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diberi model pembelajaran Project-Based Learning dengan siswa yang diberi model pembelajaran konvensional. Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Project-Based Learning, Ilmu Pengetahuan Alam


2017 ◽  
Vol 8 ◽  
pp. 177
Author(s):  
Pilar I. Vidal-Carreras ◽  
Julio J. Garcia-Sabater ◽  
Lourdes Canos-Daros

At this work a methodology is proposed for a course of the discipline of Operations Management with a focus on active methodologies in the degree of Electronics and Automatic. For the course is combined: lecture, group work, problem-based learning, project-based learning and presentation of group work. Previous experiences in the same course allow us to conclude the importance of the lecture in this environment in what is the only course of the discipline in all the degree. The importance of feedback in project learning is not easy for large groups such as the case study, suggesting the presentation of group work as a good solution to the problem


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 111-127
Author(s):  
M Mahzum

Tahun pelajaran 2013/2014 seluruh SMA dan SMK Negeri di Indo- nesia mulai mengimplementasi kurikulum 2013. Proses pembelajaran kurikulum 2013 pada  jenjang tersebut dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan saintifik. Cakupan pendekatan saintifik ini meliputi tiga ranah yaitu pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penerapan pendekaan saintifik dirangkai dengan   salah satu metode pembelajaran yaitu metode inquiry based learning atau problem based learning atau project based learning. Penilaian hasil belajar dengan pendekatan saintifik telah dipatok KKMnya sebesar  75 yang setara dengan 2,66 atau B-.Dari uraian tersebut penulis mencoba melakukan peneletian tinda- kan kelas untuk mengetahui kegiatan aplikasi pendekatan pembelajaran saintifik metode inquiry based learning pada kompetensi dasar menerap- kan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis, dan untuk mengetahui peningkatan   hasil belajar kompetensi dasar terse- but  pada siswa kelas X TKBT2 SMK Negeri 3 Semarang tahun pelajaran 2013/2014.Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus pada pokok bahasan  tekanan  hidrostatik,gaya Archimedes,hukum Pascal,tegangan permukaan,viskositas  dan  hukum  Stokes.  Siklus  pertama  diberlaku- kan pada pokok bahasan tekanan hidrostatik,gaya Archimedes,hukum Pascal. Siklus kedua diberlakukan pada pokok bahasan tegangan permukaan,viskositas dan hukum Stokes.Data  hasil belajar diambil melalui observasi dan tes. Data observasi untuk memperoleh nilai sikap dan nilai keterampilan, data tes untuk mem- peroleh nilai pemahaman. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitaif   dibantu program SPSS versi 17.0 dan dibantu dengan grafi. Pada siklus pertama rata-rata nilai ranah sikap 76,57   rata-rata nilai ranah ketarmpilan 76,67 dan rata-rata nilai ranah pemahman 75,60. Sedangkan pada siklus kedua rata-rata nilai ranah sikap 80,56 ,rata-rata nilai ranah keterampilan 81,86, dan rata-rata ranah pemahaman 80,54.Kesimpulan bahwa kegiatan yang dirancang dalam aplikasi pembe- lajaran dengan pendekatan saintifik metode inquiry based learning pada kompetensi dasar menerapkan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis sesuai dengan landasan teori, dan dapat mening- katkan hasil belajar siswa kelas X SMK.


2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Abdul Rahim, Sunarso *

Tujuan penelitian untuk mengetahui, (1) Pengaruh penggunaan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, (2) Pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, dan (3) Perbedaan pengaruh penggunaan model Project Based Learning dengan Problem Based Learning  terhadap prestasi belajar PPKn di SMP. Penelitian ini merupakan quasi experimental yang menggunakan pretest, posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN 2 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh penggunaan menggunakan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 20,29 (kelas eksperimen 1); (2) Terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 18,48 (kelas eksperimen 2); dan (3) Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan Project Based Learning dan Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn.Kata kunci: project based learning, problem based learning, prestasi belajar.


Author(s):  
Kristin Huysken ◽  
Harold Olivey ◽  
Kevin McElmurry ◽  
Ming Gao ◽  
Peter Avis

Collaborative, project-based learning models have been shown to benefit student learning and engagement in the STEM disciplines. This case study evaluates the use of highly collaborative project- and problem-based learning models in introductory courses in the geosciences and biology. In the geosciences, we developed project-based modules with a strong local focus. Student teams worked on three project-based laboratories dealing with the local geology/geomorphology, water quality of a local stream, and local flooding issues. These replaced traditionally taught laboratories on topographic maps and rivers and streams. Student teams presented project results in lieu of taking a traditional laboratory practical. In biology, we designed a collaborative learning model that incorporated three problem-based learning modules into a first-semester introductory biology course. Students were assigned topics in evolution, cell biology and genetics to research independently during the course of the semester, with each module culminating in a brief presentation on the topic. Modules were designed to mirror concepts being covered in the lecture. Preliminary results suggest that student performance and attitudes towards course material benefitted from this learning model. The authors consider outcomes, benefits, and challenges to students and instructors.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 127-139
Author(s):  
Isti Citra Wulandari ◽  
Nuri Dewi Muldayanti ◽  
Anandita Eka Setiadi

Based on observations when apprenticed at SMAN 7 Pontianak it was known that students' critical thinking skills are still low. Therefore, a variety of learning models are needed to improve students' critical thinking skills. The purpose of this research was to determine the differences and effective learning model in improving students' critical thinking skills between students taught using the project-based learning model and the problem based learning model. The research method used was a quasi-experiment with a nonequivalent control group design. The data collection techniques used were measurement. The results showed a significant value of the T-test was 0.000<0.05. This means that there are differences in students' critical thinking skills taught using the project-based learning model and problem-based learning. The average value of N-Gain in the project-based learning model was 0.69 (moderate) while the problem-based learning model was 0.58 (moderate), so the project-based learning model is more effective than the problem based learning model on students' critical thinking skills.Keywords: Critical thinking skills, problem-based learning, project-based learning, cell material


QUALITY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Indah Kurniawati ◽  
Abdul Wachid B.S

<strong></strong><p class="05Abstrak">Abstract</p><p class="06IsiAbstrak">Research on Distance Learning Management (PJJ) in the subject of Islamic Religious Education and Characteristics aims to identify distance learning management conducted on Islamic Education and BP SMP teachers in Tegal City. The distance learning management studied includes the Learning Management System (LMS) and PJJ Applications, the approaches and methods used, as well as the implications for competency attainment and the problems encountered. The Learning Management System and applications used are Google Classroom, WhatsApp, Google Form, Google Meeting, Zoom Cloud Meeting, and AGPAII Digital. The approach used is a scientific approach with the method of Problem Based Learning, Project Based Learning, Inquiry, and Discovery Learning. The implication of distance learning that is carried out is related to the achievement of students' competencies, including Attitude, Spiritual, Social, Knowledge and Skill Competencies. The training was carried out to overcome the problems faced, namely training on the use of LMS and PJJ applications, training on distance learning methods, and training on making ICT-based teaching materials. Effective communication with parents is needed in order to achieve competency attainment.</p><p class="061AbstrakIndonesia">Abstrak</p>Penelitian Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini bertujuan untuk mengidentifikasi manajemen pembelajaran jarak jauh  yang dilakukan pada guru PAI dan BP SMP di Kota Tegal. Manajeman pembelajaran jarak jauh  yang diteliti meliputi Learning Management Sytem (LMS) dan Aplikasi PJJ, pendekatan dan metode yang digunakan, serta  implikasi terhadap ketercapaian kompetensi dan permasalahan yang ditemui. Learning Management Sytem dan aplikasi yang digunakan adalah Google Classroom, WhatsApp, Google Form, Google Meeting, Zoom Cloud Meeting, dan AGPAII Digital. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik dengan metode Problem Based Learning, Project Based Learning, Inquiry, dan Discovery Learning. Implikasi dari pembelajaran jarak jauh yang dilakukan berhubungan dengan ketercapaian kompetensi peserta didik, meliputi Kompetensi Sikap, yakni Spiritual dan Sosial, Pengetahuan, dan Ketrampilan. Pelatihan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, yaitu Pelatihan penggunaan LMS dan Aplikasi PJJ, Pelatihan metode pembelajaran jarak jauh, dan pelatihan pembuatan bahan ajar berbasis TIK. Komunikasi efektif dengan orang tua diperlukan guna mencapai ketercapaian kompetensi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document