scholarly journals Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial Dengan Kesehatan Mental Mahasiswa Pada Masa Pandemi Covid-19

2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 282
Author(s):  
Heri Gunawan ◽  
Ike Anggraeni ◽  
Annisa Nurrachmawati

Tingginya angka kasus positif COVID-19 menyebabkan masyarakat untuk mengubah kebiasaan dan cara berkomunikasi luring menjadi daring. Hal ini berdampak tingginya penggunaan media sosial pada remaja yang dapat berpengaruh terhadap perilaku remaja. Pengaruh dari penggunaan sosial media secara berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental seperti stres, kecemasan, depresi, rendahnya self esteem, gangguan tidur, dan body image. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari intensitas penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 200 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen yang digunakan yakni kuesioner Social Networking Time Use Scale (SONTUS) dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Data dikumpulkan secara online menggunakan google form dan data dianalisis dengan uji korelasi pearson product moment. Hasil studi menunjukkan terdapat 24.5% mahasiswa mengalami stress sedang, 10.5% lainnya mengalami stress parah dan 6% mengalami stress sangat parah.. Korelasi positif ditemukan antara intensitas penggunaan media sosial dengan tingkat stres (p-value = 0,001, r =0,270). Kesimpulan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial  maka semakin parah tingkat stres yang dialami. Temuan ini menunjukkan perlunya memberikan informasi kepada remaja mengenai bagaimana penggunaan media sosial yang tepat dan sehat untuk meminimalisir dampak negatif terutama kesehatan mental remaja.  

2012 ◽  
Vol 36 (1) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Riska Habriel Ruslie ◽  
Darmadi Darmadi

AbstrakSebagian besar penelitian tentang gizi lebih memperhatikan masalah ketidakseimbangan antara asupan makan dan aktivitas fisik dan kurang memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti body image, depresi, dan gender secara terintegrasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi status gizi remaja dan hubungannya dengan pelbagai aspek seperti nutrisi, aktivitas fisik, body image, depresi, dan gender. Dilakukan penelitian cross-sectional terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Atma Jaya Jakarta. Melalui perhitungan besar sampel dipilih 147 mahasiswa secara Simple Random Sampling. Terdapat 3 responden yang dikeluarkan sebab menderita penyakit kronik. Terhadap responden dilakukan wawancara mengenai asupan makan, aktivitas fisik, body image, dan depresi menggunakan kuesioner yang sudah diuji coba. Dengan Program SPSS versi 16 dilakukan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Didapatkan prevalensi underweight 9,03%, status gizi normal 70,83%, dan overweight 20,14%. Hasil studi menunjukkan asupan makan yang berlebih, aktivitas fisik kurang, body image positif, dan mahasiswa laki-laki berhubungan secara signifikan dengan overweight (p-value <0,05).Kata kunci : Status Gizi, Body Image, Depresi, RemajaAbstractMost studies in nutrition gave more concern in the imbalance between food intake and physical activity, however less concern was given to other factors such as body image, depression, and gender. The purpose of this research is to know about adolescents’ nutritional status prevalence and its relation with other aspects such as food intake, physical activity, body image, depression, and gender. This study was done using cross sectional method. Population of this study was the students of the Faculty of Medicine of Atma Jaya Catholic University. 147 were chosen randomly with Simple Random Sampling. Three respondents were excluded because they had chronic illness. The respondents were questioned about food intake, physical activity, body image, and depression using validated questionnaires. Univariate, bivariate, multivariate analyses were done by SPSS version 16. The result shows the prevalence of underweight 9,03%, normal nutritional status 70,83%, and overweight 20,14%. Higher food intake, less physical activity, positive body image, and male are related significantly with overweight (p-value <0,05).Key word : Nutritional Status, Body Image, Depression, Adolescent


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ria Wulandari ◽  
Sari Puspita

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan: untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,00), dukungan keluarga (p-value 0,00), peran petugas kesehatan (p-value 0,00), dengan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan. Saran: Disarankan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas untuk melakukan promosi kesehatan dengan penyuluhan tentang faktor-faktor resiko dan upaya pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan masyarakat dan mengatur strategi untuk penanganan hipertensi dengan mengaktifkan kader PTM dengan melakukan screening sejak dini. Kata kunci    : Hipertensi, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Peran Petugas.


Author(s):  
Indra Agussamad ◽  
Maya Sari

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan.WHO (2013) mencatat, dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7%-nya adalah perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional study dengan jumlah sampel 72 perawat dengan menggunakan teknik simple random sampling,dan penelitian ini secara univariat dan bivariat dengan Chy-Square yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, pengawasan, motivasi, sikap dan ketersediaan alat terhadap kepatuhan perawat rawat inap dalam menggunakan alat pelindung diri dengan(p-value< 0,05).


2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6073
Author(s):  
Atni Primanadini ◽  
Cast Torizellia ◽  
Lisa Setia

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan perilaku gerakan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker terhadap angka kejadian Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Indrasari yang berjumlah 5444 orang, sampel sebanyak 400 responden dengan tehnik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh yang antara pengetahuan (p-value= 0,000, OR=0,18) dan perilaku (p-value=0,000, OR=0,29) gerakan 3M terhadap angka kejadian Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku gerakan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak terhadap angka kejadian Covid-19


2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
I Gusti Bagus Magitojaya ◽  
Jehosua S. V. Sinolungan ◽  
Lydia David

Abstract: Nowadays, phenomeneon of juvenile delinquency has been spreading widely. Particularly to students, they usually perform juvenile delinquency that would harm themselves and finally trouble their minds due to consquences they are going to face. This study aimed to investigate the comparison of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency. This was an analytical observational study with a cross sectional design. Subjects were 86 students of Swadharma Mopugad High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School obtained by using simple random sampling. Data were analyzed by using T independent test with α=0.005. The T independent test showed a t value of 0.457 and a p value of 0.649 (> 0.005) which indicated that there was no significant difference of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency in both high schools. Conclusion: There was no significant difference between anxiety levels of students who performed juvenile delinquency in Swadharma Mopugad Senior High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School.Keywords: juvenile delinquency, anxietyAbstrak: Fenomena kenakalan remaja makin meluas dewasa ini. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kecemasan pada siswa yang melakukannya mengingat sanksi yang bisa diperoleh akibat perbuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kecemasan siswa yang melakukan perilaku kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Subyek penelitian ialah siswa kelas XI SMA Swadharma Mopugad dan siswa kelas XI SMA Swadharma Werdhi Agung dengan jumlah total 86 siswa. Data dianalisis dengan uji T Independent (α = 0,005). Hasil uji T Independent mendapatkan nilai t sebesar 0,457, p = 0,649, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung.Kata kunci: kenakalan remaja, kecemasan


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Norhalida Rahmi ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Endang Pertiwiwati

ABSTRAKSkabies merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.). Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak kejadian skabies yaitu personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit skabies pada santri Wustho di Pondok (SMP) Pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional.Tteknik sampling menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh santri wustho kelas 1 yang berasrama sebanyak 341 santri. Sampel yang digunakan ada 184 santri yang berasrama.H asil analisis didapatkan personal hygiene baik terkena skabies 24% dan personal hygiene baik tidak terkena skabies 76%. Personal hygiene buruk terkena skabies 53% dan personal hygiene buruk tidak terkena skabies 47 %. Hasil uji chi- square didapatkan nilai= 0,000 (r) = 12.590. Kesimpulan penelitian ini personal hygiene berhubungan dengan kejadian skabies. Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat mencegah kejadian skabies.Kata- kata kunci : personal hygiene, skabies, pesantren.ABSTRACTScabies is a contagious infectious disease caused by infection and sensitization by Sarcoptes scabei var hominis mites (Sarcoptes sp.). transmission can occur directly and indirectly. one of the effects of scabies is poor personal hygiene. To determine the correlation personal hygiene with incidence of scabies in Islamic boarding Wustho students (SMP) Al Falah Putera Banjarbaru. This study was a correlational study with cross-sectional approach, using sampling techniques probality sampling with simple random sampling. The population was all studentswere Islamic boarding wustho in first class as many as 341 students. Total respondent were 184 students in Islamic boarding. Analysis of the Personal hygiene exposed to scabies 24% good, good personal hygiene was not affected by scabies 76%. Personal hygiene badly affected by scabies 53%, poor personal hygiene was not affected by scabies 47%. Result of correlation chisquare test p value = 0.000 and (r) = 12.590. personal hygiene associated with the incidence ofscabies. Personal hygiene was one of effort that can prevent the incidence of scabies.Keywords: personal hygiene, scabies, islamic boarding.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Uttami A Suca ◽  
Nur Alam Fajar ◽  
Haerawati Idris

Latar Belakang: Kejadian stunting di negara berkembang terjadi pada sepertiga anak di bawah 5 tahun, dan 14% kematian anak-anak disebabkan oleh stunting. Menurut Unicef (2003) stunting sangat berhubungan dengan kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Kota Palembang pada Maret 2018 tercatat sebesar 12,18 persen (BPS, 2018). Dari aspek biologis, tinggi badan ibu menjadi penting untuk diteliti karena orang tua tentunya dapat menurunkan stunting dari gen pembawa kromosom sebagai penentu fisik anak, ditambah tidak adekuatnya asupan gizi (Kuku, 2011). Dari aspek psikologis, stunting erat kaitannya dengan pola asuh yang tidak memadai. Menurut Hurlock (1999) pola asuh dapat dipengaruhi oleh kepribadian ibu. Aspek psikologis lainnya yaitu, usia persalinan (Candra, 2011) dan peran ganda (Andiani 2013).Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat  hubungan antara aspek biologis yakni dari tinggi badan ibu dan aspek psikologis yakni usia persalinan, peran ganda dan kepribadian ibu terhadap stunting.Metode: Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di kota Palembang pada 110 ibu dari keluarga miskin yang memiliki balita usia 24-59 bulan yang dipilih secara simple random sampling. Pengumpulan data usia, peran ganda, dan keperibadian ibu dengan menggunakan kuisioner, untuk variabel tinggi badan ibu dan stunting dengan pengukuran menggunakan microtoise.Hasil: Didapatkan bahwa p value tiggi badan ibu adalah  0,006 (p<0,05) dengan OR 3,606 (CI 95: 1,517-8,572) dan kepribadian ibu dengan nilai p value 0.035 (p<0,05) OR: 0,27 (CI 95:0,086-0,849). Sementara itu, usia persalinan terhadap stunting didapatkan p value 0,99 (p>0,005) dan peran ganda terhadap stunting didapatkan p value 0,464 (p>0,005).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan ibu dan tipe kepribadian ibu terhadap stunting, sementara itu untuk usia persalinan dan peran ganda diketahui tidak berhubungan terhadap kejadian stunting. Disarankan dapat dilakukan modifikasi dalam penyuluhan dan pemberian informasi kepada masyarakat menurut tipe kepribadian ibu.


Author(s):  
Juliana Widyastuti Wahyuningsih

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang berat selama kehamilan, yang terjadi pada 1‐2% dari semua kehamilan atau 1‐20 pasien per 1000 kehamilan. Hyperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan perempuan, namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi baru lahir. Kasus kematian pada hyperemesis gravidarum terjadi sebesar 159 kematian per 1000 kelahiran di Inggris. Selain dampak fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya, hyperemesis juga memberikan dampak secara psikologis, sosial, spiritual, dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan antara umur dan gravida dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Banyuasin Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester 1 dan trimester II yang pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banyuasin Tahun 2019 berjumlah 198 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2020. Sampel penelitian diambil secara random sampling dengann teknik Simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi–Square dengan α (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,604) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian hyperemesis gravidarum dengan P value (0,972). Saran bagi rumah sakit dapat dijadikan masukan dalam mengupayakan pengembangan tatalaksana asuhan kebidanan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada kasus-kasus yang berhubungan dengan kejadian hyperemesis gravidarum


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document