scholarly journals PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PETANG KABUPATEN BADUNG

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 32-40
Author(s):  
I Dewa Gede Paramaweda ◽  
I Putu Sriartha ◽  
I Wayan Kertih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel yaitu (1) hasil belajar IPS dan kesadaran lingkungan siswa secara simultan, antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran konvensional, (2) hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual dan model pemebelajaran konvensional, (3) kesadaran lingkungan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual dan model pemebelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Petang Kabupaten Badung tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 190 orang. Sample dalam penelitian ini menggunakan teknik class random sampling, yang mengambil sampledua kelompok siswa yaitu kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII C sebagai kelas eksperiment. penelitian ini mengikuti rancangan eksperimen the post test only control group design. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan test pada variabel hasil belajar IPS dan kuesioner pada variabel kesadaran lingkungan. Data dianalisis dengan teknik manova satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) secara simultan terdapat perbedaan hasil belajar IPS dan kesadaran lingkungan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (3) terdapat perbedaan kesadaran lingkungan yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Berdasarkan ketiga temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kontekstual lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam peningkatan hasil belajar IPS dan kesadaran lingkungan siswa. Kata kunci: model pembelajaran kontekstual, hasil belajar IPS, kesadaran   lingkungan. 

2013 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Adi Suarman Situmorang

Abstract Tujuan penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran pencapaian konsep dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan dengan jumlah sampel sebanyak 80 siswa dari 364 siswa SMA kelas X melalui teknik random sampling, Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group design. Data diperoleh melalui nilai semester untuk kemampuan awal matematis (KAM), tes kemampuan pemahaman matematis, tes kemampuan kreativitas matematis. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata tes kemampuan kreativitas eksperimen dan kontrol adalah 13,3 dan 7,58 dengan p-value (2-tailed) adalah 0, dengan 0 < α = 0,05 maka terdapat perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa yang diajarkan dengan Model Pencapaian Konsep (MPK) dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional, nilai signifikan sebesar 0,732, karena 0,732 > 0,05 maka tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa. .


2016 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 80
Author(s):  
I Dw. Ayu Agung Paramitha ◽  
I Gede Margunayasa

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing, gaya kognitif, dan motivasi berprestasi terhadap pemahaman konsep IPA. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus 3 Kelurahan Bitera Kecamatan Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. Sampel penelitian dipilih dengan teknik random sampling. Desain penelitian yang digunakan yaitu post-test only non equivalent control group design. Data dikumpulkan dengan tes pemahaman konsep IPA, MFFT dan kuesioner motivasi berprestasi. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis kovarian dua jalur satu kovariabel. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman konsep IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional setelah mengontrol motivasi berprestasi (Sig. < α, Sig.= 0,000 dan α= 0,05); 2) terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman konsep IPA antara siswa yang memiliki gaya kognitif impulsif dan siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif setelah mengontrol motivasi berprestasi (Sig. < α, Sig.= 0,012 dan α= 0,05); 3) tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran ditinjau dari gaya kognitif terhadap pemahaman konsep IPA setelah mengontrol motivasi berprestasi (Sig. > α, Sig.= 0,057 dan α= 0,05); dan 4) terdapat korelasi yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan pemahaman konsep IPA (Sig. < α, Sig. = 0,000 dan α = 0,01). Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri terbimbing, gaya kognitif, dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA.


2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 74
Author(s):  
N. K Juliawati ◽  
I Gusti Putu Suharta ◽  
I Putu Pasek Suryawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yangdibelajarkan dengan model penemuan terbimbing lebih baik daripada pemahaman konsepmatematika yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian iniadalah siswa kelas XI MIPA Non Unggulan SMA Negeri 1 Bangli pada semester II tahun ajaran2017/2018. Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Bangli tersebar ke dalam 7 kelas dan terdapat satukelas unggulan yaitu kelas XI MIPA 1 sehingga populasi dalam penelitian ini adalah kelas XIMIPA 2, XI MIPA 3, XI MIPA 4, XI MIPA 5, XI MIPA 6, dan XI MIPA 7. Sampel penelitianditentukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukandengan pengundian terhadap 6 kelas yang merupakan populasi. Setelah dilakukan pengundian,terpilih 2 kelas yakni kelas XI MIPA 2 dan kelas XI MIPA 3 sebagai sampel penelitian. Berikutnya,dilakukan uji kesetaraan dengan uji-t terhadap kedua kelas tersebut. Hasil uji kesetaraanmenunjukkan bahwa kedua kelas dinyatakan setara. Kemudian, dilakukan pengundian kembaliterhadap kedua kelas sehingga diperoleh kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelasXI MIPA 3 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu dengandesain penelitian post-test only control group design. Data tentang kemampuan pemahamankonsep matematika siswa dikumpulkan melalui tes pemahaman konsep matematika siswa.Selanjutnya skor tes pemahaman konsep matematika dianalisis dengan menggunakan uji-t satuekor (ekor kanan) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa thitung = 1, 87sedangkan dengan gtaraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1, 671. Nilai statistik ini memiliki maknabahwa pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan dengan model penemuanterbimbing lebih baik dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika siswa yangdibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.Kata Kunci: model pembelajaran penemuan terbimbing, pemahaman konsep matematika siswa,Lembar Kerja Siswa Penemuan Terbimbing.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 103-110
Author(s):  
Siti Aminah Mursalin ◽  
Julhidayat Muhsam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran team assisted individualization terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari motivasi belajar siswa Kelas IV SD Inpres Cowang Terang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain nonequivalent post test only control group design. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dengan instrumen tes pilihan ganda. Data motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan metode non tes yakni kuesioner. Data hasil belajar yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan ANAVA dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran team assisted individualization dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional, yang ditunjukkan oleh FA hitung = 8,22 > F tabel = 4,10. (2) terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, yang ditunjukkan oleh FB hitung = 4,36 > F tabel = 4,10. (3) terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran yang diterapkan dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA, yang ditunjukkan oleh FAB hitung = 38,17 > F tabel = 4,10. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TAI berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari motivasi belajar siswa sekolah dasar.


DIFFRACTION ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 38-43
Author(s):  
Visensius Man Un ◽  
Muhammad Nur Hudha ◽  
Kurriawan Budi Pranata

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran ROPES terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa fisika kelas VII di SMP PGRI 6 Malang dan mengetahui adanya interaksi antara model pembelajaran ROPES dengan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini merupakan semua siswa kelas VII SMP PGRI 6 Malang. Teknik penentuan sampel menggunakan simple random sampling, di peroleh kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Metode penelitiannya merupakan Quasi Experimental Design. Rancangan penelitian pada penelitian ini mengunakan pretest - post-test control group design. Data keaktifan dikumpulkan melalui observasi dan data prestasi dikumpulkan melalui tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji anova dua jalur dengan menggunakan bantuan program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan keaktifan dan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran model ROPES dengan siswa yang pembelajaran model konvensional. Hal ini diperkuat oleh nilai keaktifan dan prestasi yang lebih tinggi dengan model pembelajaran ROPES dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya interaksi antara model ROPES terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, dapat diambil simpulan bahwa model pembelajaran ROPES lebih berpengaruh terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Made Juniantari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model eliciting activities lebih tinggi daripada prestasi belajar matematika yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Non Unggulan SMP Negeri 1 Singaraja pada semester II tahun ajaran 2017/2018 yang tersebar ke dalam 7 kelas. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Peneliti telah menguji kesetaraan populasi dan diperoleh hasil bahwa populasi memiliki kemampuan yang setara. Berikutnya diambil dua kelas yang dijadikan sampel. Kedua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengundian menghasilkan kelas VIII A6 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A4 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian post-test only control group design. Data tentang prestasi belajar matematika siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes prestasi belajar. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t satu ekor (ekor kanan) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa thitung = 1.31 sedangkan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 0,063. Nilai statistik ini memiliki makna bahwa prestasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model eliciting activities lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dengan kata lain terdapat pengaruh positif model eliciting activities terhadap prestasi belajar matematika siswa.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 236-247
Author(s):  
Uslan ◽  
Muhamad Rusadi Letasado ◽  
Nurlailah ◽  
Arifin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan subject specific pedagogy berbantuan media pembelajaran interaktif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif tema peristiwa dalam kehidupan pada peserta didik kelas V SD inpres sikumana 3 kota kupang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi  experiment) dengan menggunakan rancangan penelitian post-test only control group design. Data hasil belajar kognitif tema peristiwa dalam kehidupan peserta didik diperoleh melalui tes hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 57 peserta didik. 30 peserta didik ditetapkan sebagai sampel, yang ditarik dengan teknik random sampling, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes objektif.Data yang diperoleh di analisis menggunakan teknik analisis statistic deskriptif dan ANAVA satu jalur. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F hitung = 39,216  sedangkan F table = 4.06. Ini berarti F hitung > F table dan signifikan = <0,05. Yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat Pengaruh penerapan subject specific pedagogy berbantuan media pembelajaran interaktif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif tema peristiwa dalam kehidupan pada peserta didik kelas V SD Inpres Sikumana 3 Kota Kupang.


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Made Swandewi ◽  
I Gusti Ayu Mahayukti ◽  
I Nyoman Sukajaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan kartu petunjuk lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Sawan tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 212 orang yang tersebar ke dalam 8 kelas. Dua kelas diambil sebagai sampel dengan teknik cluster random sampling. Salah satu kelas yang dipilih secara random digunakan sebagai kelompok eksperimen dan yang lainnya sebagai kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Data skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil uji normalitas dan homogenitas varians menunjukkan bahwa skor berdistribusi normal dan tidak memiliki perbedaan varians. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5%. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa nilai dari thitung = 2,675 lebih dari ttabel = 1,6788, ini berarti H0 ditolak. Artinya pada taraf signifikansi 5%, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X SMAN 1 Sawan yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan kartu petunjuk lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.Kata kunci: model pembelajaran Problem Based Learning, kartu petunjuk, kemampuan pemecahan masalah matematika


2012 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Lalu Ria Suhardiman ◽  
Asep Saepul Hamdi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran konvensional terhadap keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan melibatkan 72 siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “The Post-Test Only Control Group Design”. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa tes keterampilan proses IPA dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam dua tahap yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Multivariate Analysis of Variance (MANOVA). Berdasarkan analisis statistik, diperoleh hasil: Pertama, keterampilan proses IPA siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses IPA siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Kedua, hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Ketiga, keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 447
Author(s):  
Iyay Robia Khoerudin ◽  
Neneng Titin ◽  
Eki Kiyamudin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, mengetahui kemampuan menulis surat dinas dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievment Divisions) siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, serta menjelaskan efektifitas model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievment Divisions) untuk meningkatkan  pengajaran menulis surat dinas siswa Kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode eksperimen Pre test-Post test Control Group Design, populasinya yaitu SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2013/2014, sedangkan  sampelnya ditentukan melalui teknik simple random sampling yaitu kelas VIII G SMP Negeri 2 Panyingkiran sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B SMP Negeri 1 Panyingkiran sebagai kelas kontrol. Instrumen pengumpulan data yang digunakan tes tertulis tes awal dan tes akhir, kuesioner, lembar observasi guru dan siswa, setelah data diperoleh maka dilakukan analisis data. Data kuesioner dan observasi dianalisis dalam bentuk uraian sedangkan data tes dianalisis dengan statistik dan di deskripsikan.Berdasarkan perhitungan statistik program SPSS 16.0 diperoleh hasil uji t pretes pada kedua kelas tersebut memiliki nilai t=5.429 derajat kebebasan (df)=n-1=38 nilai probability (sig 2-tailed) sebesar 0,000.  Hal ini berarti t hitung <0,005. Artinya 0,000<0,05, pada uji t ini bahwasanya pretes pada kedua kelas terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.  Apabila ditinjau dari segi rata-rata pretes eksperimen lebih efektif daripada kelas kontrol. Hal ini terbukti dari rata-ratanya pretes kelas eksperimen 64,8 kelas kontrol 62,3 selisih rata-rata 2,5. Sedangkan rata-rata postes kelas eksperimen 81,2 dan kelas kontrol 69 terjadi selisih postes 12,2.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document