scholarly journals PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA BALITA USIA 7 – 24 BULAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANTINGAN KABUPATEN NGAWI

2018 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 24-31
Author(s):  
Arifah Saraswati ◽  
Muwakhidah Muwakhidah

ASI Eksklusif mempunyai manfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Selain itu juga bermanfaat bagi perkembangan mental dan emosional anak. Kandungan seng pada ASI diperlukan untuk tumbuh kembang seperti ketrampilan motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Penelitian dilakukan di Puskesmas Mantingan dengan pertimbangan pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas Mantingan tahun 2015 masih rendah yaitu sebesar 64,7 %. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan perkembangan motorik pada balita usia 7 – 24 bulan yang ASI Eksklusif dan non ASI Eksklusif di Puskesmas Mantingan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Jumlah responden penelitian yaitu 48 responden ASI Eksklusif dan 48 non ASI Eksklusif dengan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Data ASI Eksklusif diambil dengan menggunakan kuesioner, perkembangan motorik diperoleh menggunakan form KPSP yang dilakukan oleh bidan yang telah mengikuti pelatihan DDTK. Uji kenormalan data menggunakan Kolmogorov Smirnov Test dan uji perbedaan menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan motorik sesuai harapan 51,8 % pada balitas ASI Eksklusif dan 48,2 % pada balita non ASI Eksklusif. Perkembangan motorik meragukan 36,4 % pada balita ASI Eksklusif dan 63,6 % pada balita non ASI Eksklusif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan perkembangan motorik balita usia 7 – 24 bulan yang ASI Eksklusif dan non ASI Eksklusif di Puskesmas Mantingan (p = 0,039).

2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 111-118
Author(s):  
Lumastari Ajeng Wijayanti ◽  
Eny Sendra ◽  
Ratih Novitasari ◽  
Tanti Dwi Pujaningsih

This research used cross sectional design. The population was 194 respondents and the sample was 54 respondents which are taken by using simple random sampling technique. Independent variable in this research was demographic status that was measured by questionnaire and nutritional status that was measured based on Body Mass Index (BMI). Meanwhile, dependent variable in this research was the occurrence of anemia that was measured by using spectrophotometry. Data analysis used Fisher's Exact test and Two-Sample Kolmogorov-Smirnov test (α = 0,05). Result of Fisher's Exact test was obtained that p value = 1,000 > 0,05, which meant that there was no significant correlation between demographic status and the occurrence of anemia. Meanwhile, result of Two-Sample Kolmogorov-Smirnov test was obtained that p value = 0,017 < 0,05, which meant that there was a significant correlation between nutritional status and the occurrence of anemia.


2017 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Mia Sufia Adnin ◽  
Luluk Ria Rakhma

herapeutic Feeding Center (TFC) adalah tempat perawatan bagi balita yangmengalami kekurangan gizi. Perawatan dilakukan seminggu sekali dengankegiatan seperti pemberian edukasi gizi kepada ibu balita, dan pemberianPMT pada balita. Hasil dari Dinkes Sukoharjo (2015), balita yang menderitagizi kurang berdasarkan BB/U di Kabupaten Sukoharjo berjumlah 2209 balita(4,67%) sedangkan hasil Dinkes (2016), naik menjadi 2476 balita (4,98%).Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan perubahan status giziberasarkan BB/TB dan IMT/U pada balita yang mengikuti dengan yang tidakmengikuti program TFC. Jenis penelitian yang digunakan bersifat quasieksperimental dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden penelitianyang mengikuti TFC sebanyak 35 balita dan yang tidak mengikuti TFCsebanyak 30 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah totalsampling dan simple random sampling. Data status gizi diperoleh denganpengukuran BB dan TB atau PB menggunakan alat dacin, baby scale, timbanganinjak,microtoice dan baby board. Uji kenormalan data menggunakanUji Kolmogorov Smirnov. Uji perbedaan menggunakan Uji T-test Independent.Hasil uji perbedaan status gizi BB/TB diperoleh nilai p=0.742, uji perbedaanstatus gizi IMT/U diperoleh nilai p=0.677 menunjukkan tidak ada perbedaanperubahan status gizi berdasarkan BB/TB dan IMT/U pada balita yangmengikuti dengan yang tidak mengikuti program TFC.  Kata Kunci : balita, antropometri, status gizi, TFC, z-score


2013 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Farokhatin Nashukah ◽  
Ira Darmawanti

A family has a great influence on children's emotional patterns because the family is the first social group for children to learn and express themselves as human beings in a social interaction with their groups. The background of this study is the problem of adolescent emotional maturity attainment. Subjects in this study were devided into two groups which overall are 121 adolescents aged between 16 and 20 years old. This study uses simple random sampling technique with predetermined characteristics and scale of emotional maturity as an instrument. Test the assumptions used in this study are normality test using one sample Kolmogorov-Smirnov test technique and homogeneity test using homogenity of variance test technique. The normality test shows the value of adolescents of complete families is 0,789 and the value of adolescents of single parent families is 0,982. Significance value >0.05, then the variable of emotional maturity is declared normally. Homogenity test shows the value is 0,499. Significance value >0,05, then the variable of emotional maturity is declared homogeneous. Results of this study shown that adolescent emotional maturity of single parent families has a mean of 148,71 emotional maturity that is higher than a mean of the emotional maturity of a complete family of 143,77. Based on analysis data using t-test known that the significance value is 0,013 (p >0.05), the result shows that the study hypothesis is accepted. It is concluded that there is difference of emotional maturity among adolescents influenced by their different family structures.Abstrak: Keluarga memiliki pengaruh besar terhadap pola emosi anak karena keluarga merupakan kelompok sosial pertama untuk anak belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kematangan emosi remaja ditinjau dari struktur keluarga, yaitu keluarga lengkap dan keluarga dengan orang tua tunggal (single parent). Peneliti menggunakan teknik simple random sampling dengan karakteristik yang telah ditentukan. Subjek pada penelitian ini adalah dua kelompok yang secara keseluruhan berjumlah 121 sampel dengan rentang usia 16-20 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala kematangan emosi. Uji asumsi menggunakan uji normalitas menggunakan teknik one sample Kolmogorov-Smirnov test dan uji homogenitas menggunakan teknik test of homogenity of variance. Diketahui bahwa uji normalitas remaja dari keluarga lengkap sebesar 0,789, dan pada remaja dari keluarga single parent sebesar 0,982. Nilai signifikansi >0,05, maka variabel kematangan emosi dinyatakan berdistribusi normal. Diketahui bahwa uji homogenitas dengan nilai sebesar 0,499. Nilai signifikansi >0,05, maka variabel kematangan emosi dinyatakan homogen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan emosi remaja dari keluarga single parent memiliki rata-rata skor kematangan emosi 148,71 yang lebih tinggi daripada rata-rata skor kematangan emosi keluarga lengkap yang sebesar 143,77. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Uji-t, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,013 (p >0,05) yang menunjukkan hipotesis penelitian diterima sehingga peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan kematangan emosi remaja ditinjau dari struktur keluarga.


Author(s):  
Annisa Rossita ◽  
Agus Fitriangga ◽  
Yoga Pramana

 Latar Belakang:Depresi adalah gangguan emosional yang sering terjadi pada lansia, yang sifatnya berupa perasan tertekan, tidak bahagia, sedih, pesimis, tidak berharga dan tidak mempunyai semangat. Kualitas hidup adalah pandangan individu tentang kehidupannya dan seberapa jauh individu dapat melaksanakan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.Depresi dan kualitas hidup pada lansia dapat di pengaruhi oleh tempat tinggal lansia.Ada lansia yang tinggal di Panti dan ada juga lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga. Tujuan:Mengetahui perbedaan tingkat depresi dan kualitas hidup lansia yang tinggal di Panti Sosial dan yang tinggal di rumah bersama keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II. Metode:Penelitiankuantitatif menggunakan desain analitik komparatif melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan  simple random sampling yang melibatkan sebanyak 38 lansia di Panti Sosial dan sebanyak 38 lansia yang tinggal bersama keluarga yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan  berupa GDS dan WHOQOL-OLD. Teknik analisa data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil:Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, didapatkan p=0,001 untuk perbedaan tingkat depresi dengan tempat tinggal lansia dan p=0,002 untuk perbedaan kualitas hidup dengan tempat tinggal lansia. Kesimpulan:Ada perbedaan tingkat depresi dan kualitas hidup lansia yang tinggal di Panti Sosial Rehabilitasi Mulia Dharma dan yang tinggal di rumah bersama keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II.


2018 ◽  
Vol 10 (24) ◽  
pp. 20-29
Author(s):  
Iga Dila Widuri Astuti ◽  
Sugeng Maryanto ◽  
Galeh Septiar Pontang

Latar Belakang : Peningkatan kadar gula darah dikaitkan dengan kejadian diabetes mellitus. Prevalensi DM meningkat dari tahun 2007 sebesar 1,1% menjadi 2,1% di tahun 2013. Faktor penyebab DM yaitu faktor  tidak dapat diubah yaitu umur, jenis kelamin dan faktor dapat diubah yaitu konsumsi minuman berpemanis dan aktivitas fisik.    Tujuan : Mengetahui hubungan asupan konsumsi minuman berpemanis dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus pada dewasa usia 30-50 tahun.   Metode : Penelitian korelatif pendekatan cross  sectional. Populasi 272 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan sampel 81orang. Pengambilan data dengan Recall 24 hours, kuosioner GPAQ dan glucometer. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Kolmogorov-Smirnov.   Hasil : Responden dengan konsumsi minuman berpemanis kategori rendah 42,0% (n=32), sedang 51,9% (n=42), kategori tinggi 6,2% (n=5). Responden dengan aktivitas fisik kategori kategori ringan 19,8% (n=16), sedang 60,5% (n=49), kategori berat 19,8% (n=16). Ada hubungan antara konsumsin minuman berpemanis dengan kejadian diabetes mellitus (p 0,034 < 0,05) dan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus (p 0,958 >0,05).   Simpulan : Ada hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian diabetes mellitus dan tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus pada dewasa usia 30-50 tahun di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.  


2015 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Liza Chairani ◽  
Asmarani Ma'mun

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, seperti bakteri, virus maupun jamur. Gejala yang sering timbul berupa batuk dan kesukaran bernafas. WHO tahun 2011 menyebutkan bahwa seperlima dari kematian bayi dan balita terutama di negara berkembang disebabkan oleh pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi menurut berat badan terhadap umur dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kenten Palembang Periode Januari-Desember 2012. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Subjek penelitian 95 orang balita yang diperoleh dari data sekunder pada catatan rekam medik balita di Poliklinik Manejemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Puskesmas Kenten Palembang. Teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian memperoleh jumlah balita pneumonia lebih banyak pada balita berjenis kelamin laki-laki (57,4%), kelompok umur 6-24 bulan (51,6%), dan status gizi baik (56,8%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan status gizi menurut berat badan terhadap umur (p value 1,000 ; ?=0,05) dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah Puskesmas Kenten Palembang periode Januari-Desember 2012. Pneumonia pada balita tidak hanya disebabkan oleh satu faktor risiko, tetapi ada faktor risiko lain seperti faktor lingkungan yaitu tingginya pajanan terhadap polusi udara, kepadatan hunian, dan ventilasi.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Kartika Damayanti ◽  
Asep Kurniawan

Studi ini membandingkan penilaian mahasiswa program studi akuntansi dan manajemen untuk ekspektasi layanan dan kualitas layanan serta kepuasan pelanggan setelah menggunakan layanan penginapan yang disediakan oleh Hotel Sentral Pudu Malaysia. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Berdasarkan kriteria ini, sampel yang didapatkan adalah 114 mahasiswa. Alat analisis dalam penelitian ini adalah uji perbedaan non-parametrik yang terdiri dari uji Kolmogorov-smirnov dan uji mann-whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut uji tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penilaian ekspektasi layanan antara mahasiswa program studi akuntansi dan manajemen. Untuk kualitas layanan, tes Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penilaian tingkat kualitas layanan antara mahasiswa program studi akuntansi dan manajemen, sedangkan tes Mann-Whitney secara signifikan terdapat perbedaan penilaian tingkat kualitas layanan antara mahasiswa program studi akuntansi dan manajemen. Dan untuk kepuasan pelanggan, dalam dua tes dinyatakan terdapat perbedaan signifikan terhadap tingkat kepuasan pelanggan antara mahasiswa program studi akuntansi dan manajemen.This study compares the value of accounting and management study programs students for service expectations and service quality and customer satisfaction after using lodging services provided by the Sentral Pudu Malaysia Hotel. The sampling technique uses simple random sampling. Based on these criteria, the sample obtained was 114 students. The analytical tool in this study is non-parametric consisting of the Kolmogorov-smirnov test and the mann-whitney test. The results showed that according to the test there were no significant differences in the assessment of service expectations between accounting and management study program students. For service quality, the Kolmogorov-Smirnov test shows that there is no significant difference in the assessment of service quality levels between accounting and management study program students, while the Mann-Whitney test has significant differences in the assessment of service quality levels between accounting and management study program students. And for customer satisfaction, in the two tests stated there are significant differences in the level of customer satisfaction between students of accounting and management study programs.


2017 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Igna Nur’Arofah Umisah ◽  
Dyah Intan Puspitasari

Status gizi wanita usia subur (WUS) sering dikaitkan dengan persiapan menghadapi masa konsepsi atau prakonsepsi. Masalah KEK sering dikaitkan dengan pengetahuan gizi prakonsepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi prakonsepsi dan tingkat konsumsi energi protein antara WUS usia 15-19 tahun KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Jumlah responden penelitian yaitu 37 responden KEK dan 37 tidak KEK, dengan teknik pengambilan sampel Proportional Stratified Random Sampling. Data KEK diambil dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), pengetahuan gizi prakonsepsi diperoleh menggunakan kuesioner dan data tingkat konsumsi energi protein diperoleh dengan formulir Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) 3 bulan terakhir. Uji kenormalan data menggunakan Kolmogorov Smirnov Test dan uji perbedaan menggunakan Independent T-Test dan uji Mann-Whitney. Sebanyak 54% subjek memiliki pengetahuan gizi prakonsepsi yang kurang, tingkat konsumsi energi dengan kategori baik yaitu sebesar 52,7% dan sebesar 56,8% tingkat konsumsi protein kurang. Tidak ada perbedaan pengetahuan gizi prakonsepsi antara responden KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan (p=0,179), ada perbedaan tingkat konsumsi energi (p=0,001) dan protein (p=0,001) antara responden KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan.


2017 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 84
Author(s):  
Desi Nurfatimah ◽  
Luluk Ria Rakhma

Kabupaten Sukoharjo sampai bulan Februari 2016 mempunyai kasus gizi kurang mencapai 2476 balita (4,98%) dan gizi buruk sebanyak 286 balita (0,58%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Therapeutic Feeding Centre terhadap perubahan status gizi (BB/U dan TB/U) pada balita gizi kurang di Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah subjek penelitan sebanyak 35 balita mengikuti TFC dan 30 balita tidak mengikuti TFC. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling (ikut TFC) dan Simple Random Sampling (tidak ikut TFC). Data status gizi dan nilai z-score diperoleh dengan pengukuran BB dan TB. Uji kenormalan data menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji kenormalan data normal, sehingga menguji pengaruh menggunakan Uji Simple T-Test Independent. Berdasarkan hasil uji pengaruh TFC terhadap perubahan status gizi BB/U diperoleh nilai p value 0,34. Analisis pengaruh TFC terhadap perubahan status gizi TB/U diperoleh nilai p value 0,26. Hasil penelitian menyimpulkan tidak ada pengaruh TFC terhadap perubahan status gizi (BB/U dan TB/U) pada balita gizi kurang di Kabupaten Sukoharjo. Kata kunci : Balita gizi kurang, Status Gizi (BB/U dan TB/U), Therapeutic Feeding Centre (TFC)


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document