scholarly journals Analisis Protein, Tekstur dan Rasa Ice Cream Berbahan Dasar Rumput Laut Merah (Kappaphycus alvarezii)

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Andreas Lawe Belang ◽  
James Ngginak ◽  
Sonya Titin Nge

Rumput laut merupakan kelompok tumbuhan tingkat rendah yang tergolong dalam ganggang (algae). Berbagai macan species rumput laut berpeluang untuk diproduksi menjadi ice cream. Ice cream merupakan produk pangan beku yang sangat populer di seluruh dunia dan sangat digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa yang tentunya memiliki kandungan nutrisi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kadar protein, tekstur dan rasa ice cream berbahan dasar rumput laut Kappaphycus alvarezii. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Analisis data menggunakan one way Anova. Formulasi perlakuan yang digunakan P1 (15% Kappaphycus alvarezii ), P2 (30% Kappaphycus alvarezii ) dan P3 (45% Kappaphycus alvarezii ). Hasil penelitian terbukti Kappaphycus alvarezii dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan ice cream. Berdasarkan analisis one way anova dan uji lanjut DMRT menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan pada kandungan kadar protein P1 yaitu sebesar 0.12792 %. Sedangkan hasil uji organoleptik terkait parameter tekstur ice cream berdasarkan analisis  one way anova menunjukkan tekstur tidak terdapat pengaruh yang signifikan sehingga tidak dilanjutkan pada uji DMRT dengan nilai P2 sebesar 4,36 %. Sedangkan uji organoleptik untuk aspek rasa berdasarkan analisis one way anova menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan sehingga tidak dilanjutkan pada uji DMRT dengan nilai P1 sebesar 4,45 %.

2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


Author(s):  
Stella Faubun ◽  
H Sinay

Background: Moringa leaves are rich in nutrients and are a source of antioxidants, but are underutilized by the public as a food ingredient because they smell ‘unpleasant '. In an effort to increase the benefits to extend the shelf life of the product and also attract the interest of the community to consume Moringa leaves, Moringa leaves can be processed into flour, then made ice cream with the addition of peanut juice. Method: Implementation of this research was conducted at the Pattimura University Basic Biology Laboratory. This study uses a Completely Randomized Design (CRD). Data from the research results were analyzed using inferential statistics One Way Anova (ANOVA). Results: There was an effect of adding variations of peanut juice (Arachis hypogea) to fat content in Moringa oleifera leaf ice cream ie control of 4,457%, addition of 50 ml peanut juice as much as 5,207%, addition of 75 ml peanut juice as much as 5,956% and the addition of 100 ml peanut juice, fat content of 5.993%. Conclusion: There is an effect of adding variations in peanut juice (Arachis hypogea) to fat content in Moringa oleifera leaf ice cream.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 92-97
Author(s):  
Firmansyah Bin Abd Jabbar ◽  
Ardiansyah ◽  
Darsiani

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan dosis antibiotik pada media kultur jaringan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan rumput laut K. alvarezii secara in vitro. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Bahan uji yang digunakan adalah bibit rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii yang diperoleh dari perairan Kabupaten Pangkep.  Bibit yang digunakan adalah bibit segar, muda, memiliki percabangan yang banyak dan sehat. Media kultur adalah media cair conwy dengan campuran vitamin mix dengan perlakuan perbedaan konsentrasi antibiotik yang berbeda. Wadah percobaan adalah botol kultur dengan volume 200 ml sebanyak 15 buah.  Parameter yang diamati sintasan, jumlah tunas, panjang tunas. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) dan 5 perlakuan sebanyak 3 ulangan.  One way ANOVA digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sintasan dan pertumbuhan panjang tunas serta jumlah tunas tertinggi adalah pada perlakuan antibiotik 10 ppm.  Sintasan eksplan rumput laut mencapai 56.6%, rata-rata jumlah tunas mencapai 6, rata-rata panjang tunas mencapai 1.86 mm. sedangkan perlakuan sintasan untuk perlakuan 12 ppm hanya 30%, dengan jumlah tunas mencapai 5.4 serta panjang tunas 1.79.


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 294-297
Author(s):  
Sumya Kibria ◽  
AKM Masum ◽  
MA Islam ◽  
Md Harun Ur Rashid

The present study was undertaken to update the dairy food composition database of Bangladesh by studying the minerals profile of important milk and milk products. Major minerals such as Sodium (Na), Potassium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg) and Phosphorus (P) contents of powdered milk, yoghurt, ice cream and raw milk of cows were investigated in this study. The research was conducted at the postgraduate laboratory of Dept. of Agricultural Chemistry, Bangladesh Agricultural University, Mymensingh. Na and K content were found by flame spectrophotometry method, Ca and Mg by EDTA titrimetric method and P by UV-visible spectrophotometric determination. One Way ANOVA (with ‘p’ values) was done by using statistical analytical software Stata 12. ANOVA was coupled with Tukey’s test that gives mean separation in case of significant difference among the samples. Concerning mean values, powdered milk contained the highest Na (3138.19 ppm), K (9394.47 ppm), Ca (7615.2 ppm), Mg (891.18 ppm) and P (11332.36 ppm), whereas, the lowest Na (93.09 ppm), K (463.39 ppm) and Ca (1362.72 ppm) were found in raw milk and the lowest Mg (267.35 ppm) and P (1673.99) were found in ice cream. Elemental composition varied significantly from product to product (p<0.05). From this study it could be concluded that major minerals are found highest in powdered milk and lowest in raw milk, whereas, yoghurt and ice cream contained intermediate level of minerals.Asian J. Med. Biol. Res. June 2017, 3(2): 294-297


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Elsita Rambu Kahi

Salah satu komoditi perairan NTT yang sangat potensial adalah rumput laut. Berbagai macan spesis rumput laut berpeluang untuk diproduksi menjadi nori. Nori adalah lembaran rumput laut yang memiliki kandungan nutrisi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui karakteristik fisikokimia produk nori yang berbahan dasar rumput laut Kappaphycus alvarezii dan daun kelor (Moringa oleifera L.) Metode peneletian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Analisis data menggunakan one-way Anova (anova satu jalur), kemudian dilanjutkan dengan Duncan’s New Multiple Range (DNMRT). Perlakuan yang digunakan adalah nori formulasi rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan daun kelor yaitu P1 (100% Kappaphycus alvarezii), P2 (80% Kappaphycus alvarezii: 20% daun kelor) dan P3 (60% Kappaphycus alvarezii: 40% daun kelor). Hasil penelitian menunjukan bahwa formulasi Kappaphycus alvarezii dan daun kelor terbukti dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan nori. Nori Kappaphycus alvarezii dan daun kelor memiliki kandungan protein 0,043 %, kadar abu 7,0 %, hasil uji organoleptik terkait parameter warna nori menunjukan warna hijau kecoklatan. Sedangkan uji organoleptik untuk aspek tekstur menunjukan pengaruh yang signifikan yakni pada perlakuan ketiga (P3 54,00%). Uji organoleptik untuk aspek rasa menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan pada perlakuan kesatu (P1 51,00%).


ASHA Leader ◽  
2013 ◽  
Vol 18 (7) ◽  
pp. 46-48

This year's Annual Convention features some sweet new twists like ice cream and free wi-fi. But it also draws on a rich history as it returns to Chicago, the city where the association's seeds were planted way back in 1930. Read on through our special convention section for a full flavor of can't-miss events, helpful tips, and speakers who remind why you do what you do.


2010 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 25-32 ◽  
Author(s):  
Peter Walla ◽  
Maria Richter ◽  
Stella Färber ◽  
Ulrich Leodolter ◽  
Herbert Bauer

Two experiments investigate effects related to food intake in humans. In Experiment 1, we measured startle response modulation while study participants ate ice cream, yoghurt, and chocolate. Statistical analysis revealed that ice cream intake resulted in the most robust startle inhibition compared to no food. Contrasting females and males, we found significant differences related to the conditions yoghurt and chocolate. In females, chocolate elicited the lowest response amplitude followed by yoghurt and ice cream. In males, chocolate produced the highest startle response amplitude even higher than eating nothing, whereas ice cream produced the lowest. Assuming that high response amplitudes reflect aversive motivation while low response amplitudes reflect appetitive motivational states, it is interpreted that eating ice cream is associated with the most appetitive state given the alternatives of chocolate and yoghurt across gender. However, in females alone eating chocolate, and in males alone eating ice cream, led to the most appetitive state. Experiment 2 was conducted to describe food intake-related brain activity by means of source localization analysis applied to electroencephalography data (EEG). Ice cream, yoghurt, a soft drink, and water were compared. Brain activity in rostral portions of the superior frontal gyrus was found in all conditions. No localization differences between conditions occurred. While EEG was found to be insensitive, startle response modulation seems to be a reliable method to objectively quantify motivational states related to the intake of different foods.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document