scholarly journals PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG IDEAL BAGI PELAJAR SEKOLAH MENENGAH

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 313
Author(s):  
Ramadani Harni
Keyword(s):  

<p>Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui  tingkat dari profesionalisme guru PKn, upaya dalam pengembangan profesionalisme guru PKn dan untuk menganalisis kendala-kendala yang menghambat upaya dalam pengembangan profesionalisme guru PKn dalam proses pembelajarannya. Penelitian ini merupakan penelitian merupakan penelitian mix  methods, yang  mana penelitian ini merupakan penelitian campuran yang mengkombinasikan anatara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkatan profesionalisme guru PKn dapat dikatakan belum sepenuhnya mampu dalam menguasai beberpa kompetensi yang harus dimiliki. Terutama yang berhubungan dengan pembelajaran, ini disebabkan kebanyakan guru yang mengajar masih tidak sesuai dengan bidang studinya. (2) upaya dalam peningkatan profesionalisme guru PKn dalam proses pengembangannya telah dilakukan oleh tiga pihak yaitu Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, dan guru-guru PKn di Kecamatan Singingi. Dinas pendidikan telah mengadakan <em>workshop</em> dan seminar- seminar, serta kegiatan-kegiatan yang lainnya dalam pengembangan profesionalisme guru.</p><p> </p>

Author(s):  
Astuti Lamid ◽  
Nova Sri Hartati ◽  
Fitriana Fitriana ◽  
Srilaning Driyah

Abstrak Masalah balita gizi buruk cenderung menurun pada tahun 2018, namun di beberapa daerah kasus gizi buruk meningkat menjadi KLB. Salah satu penanganannya melalui pemulihan di puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penanganan gizi buruk dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dan kader posyandu. Desain penelitian menggunakan pendekatan mix methods, berlokasi di Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dua kabupaten dipilih dari masing-masing provinsi, selanjutnya dari tiap kabupaten diambil satu puskesmas yang banyak kasus gizi buruk. Informan penelitian adalah Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas dan kader posyandu. Data yang dikumpulkan meliputi pelayanan gizi dan kesehatan, makanan terapi, dan penyuluhan serta peranan kader. Cara pengumpulan data dengan wawancara, in-depth interview dan diskusi kelompok terarah. Analisis data kuantitatif disajikan secara deskriptif dan kualitatif dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar puskesmas di daerah penelitian menangani gizi buruk dengan cara rawat jalan. Belum semua TPG puskesmas mendapat pelatihan gizi buruk, hanya sebagian puskesmas menggunakan makanan terapi sedangkan lainnya menggunakan makanan tambahan yang tidak sesuai dengan pedoman. Dukungan sebagian kader dalam penanganan gizi buruk di puskesmas berupa penemuan kasus gizi buruk dan merujuknya, membagikan PMT ke rumah balita. Penanganan balita gizi buruk di puskesmas belum optimal karena tidak didukung dengan ketersediaan input berupa makanan terapi dan belum semua TPG mendapat pelatihan gizi buruk. Pelatihan gizi buruk untuk tenaga puskesmas perlu ditingkatkan dan sistem pengadaan makanan terapi di daerah perlu diperbaiki, agar kualitas pelayanan gizi buruk menjadi lebih baik. Kata kunci: gizi buruk, TPG, PMT, sistem pengadaan, pelayanan kesehatan Abstract The problem of severe malnutrition children under five years old tends to decline in 2018. One of the treatment measures was through recovery at the health center. The purpose of this study was to evaluate the extent to which severe malnutrition children was handled by health center nutrition officer and posyandu cadre. Mix methods approach was used as research design and the study was located in West Kalimantan, Banten, West Java and East Nusa Tenggara Provinces. Two districts were chosen, then one health center from each district was selected based on the highest severe malnutrition cases. The informants were nutrition officer of health center and posyandu cadres. The data collected were nutrition and health services, therapeutic food, counseling, and the role of cadres. Data was collected through interview, in-depth interview, and focus group discussion. Quantitative data analysis was presented descriptively and qualitative data was presented with content analysis.The majority of health centers handled severe malnutrition children in outpatient treatment setting. Not all nutrition officer of health centre have received training in handling severe malnutrition. Only some health centers used therapeutic food while others used supplementary foods that was not recommended. The support of cadre was seen in the form of finding cases of malnutrition and distributing supplementary food to the malnourished children’s homes. The handling of malnourished children in health centers was not optimal, because it was not supported by the availability of therapeutic food and not all nutrition officer have been trained. For recommendations, nutrition training for health center staff needs to be increased and the system for provision therapeutic food in the regions needs to be improved in order to improve the quality of nutrition services. Keywords: severe malnutrition, health center nutrition officer, mix methods, indepth interview, content analysis


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Abdu Rahman Jayadi ◽  
Muhammad Yazid ◽  
Sahlan Sahlan
Keyword(s):  

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan maksim- maksim yang menaati dan melanggar kesantunan berbahsa dalam media sosial facebook pada grup Sultra Watch serta mendeskripsikan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Jenis penelitian ini merupakan penelitian mix methods, yaitu suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam penelitian, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teknik dokumen. Hasil yang ditemukan adanya kepatuhan dan pelanggaran maksim-maksim. Bentuk-bentuk tuturan yang mematuhi dan melanggar maksim-maksim kesantunan berbahasa terdiri dari (1) maksim kebijaksanaan (taxt maxim), (2) maksim penghargaan, (approbation maxim), (3) maksim kesederhanaan (modesty maxim), (4) maksim permufakatan (agreement maxim), dan (5) maksim kesimpatian (sympathy maxim). Implikasi kesantunan berbahasa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan sopan dan santun baik pembelajaran secara lisan maupun tulisan dengan kreatif baik dalam aktivitas pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari- hari. Kata Kunci: Facebook; Kepatuhan; Maksim; Pelanggaran


Tunas Agraria ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 116-144
Author(s):  
Muhammad Mahirda Ariwibowo ◽  
Suharno Suharno ◽  
Wahyuni Wahyuni

Abstract: The activity of collecting land registration data is the main stage in the Complete Systematic Land Registration program (PTSL). Nowadays, the acceleration strategy by utilizing information technology such as Locus GIS and Mapit GIS as an android-based application for support land data collection activities has been widely used, both free and paid. Therefore, the factors of effectiveness of the application are important to be considered by the users so that they can be used appropriately and optimally according to user needs. This study aims to explore important matters related to the features owned and their advantages and disadvantages and usability of applications for collecting land registration data. Mix methods were used in this study which combines two approaches, namely qualitative and quantitative approach. The data of this study was collected through interview, observation and questionnaire. The result of this study shows that 1) Application features of Locus GIS and Mapit GIS  can be used for land data collection by considering the advantages and disadvantages of each; 2) The results of evaluating the utility test toward both applications for land data collection in accordance with ISO / IEC 9126-1 and ISO / IEC 9126-4 standards shows that it is equivalent to "Good" in the ratings and "Very Effective" in the categories.Keyword: The Effectiveness, Locus GIS, Mapit GIS, PTSL. Intisari: Pengumpulan data pendaftaran tanah menjadi tahapan utama dalam program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Strategi percepatan dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti Locus GIS dan Mapit GIS sebagai aplikasi berbasis android untuk mendukung kegiatan pengumpulan data pertanahan telah banyak digunakan dari yang gratis maupun yang berbayar. Maka dari itu faktor efektivitas aplikasi menjadi penting untuk dipertimbangkan pengguna sehingga bisa dimanfaatkan secara tepat dan optimal sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hal penting terkait fitur yang dimiliki beserta kelebihan dan kekurangannya dan kedayagunaan aplikasi untuk pengumpulan data pendaftaran tanah. Penelitian dilakukan menggunakan mix methods yang menggabungkan dua bentuk pendekatan, yaitu kualitatif dan kuantitatif melalui wawancara, observasi dan pemberian kuesioner. Hasil penelitian ini 1) Fitur Aplikasi Locus GIS dan Mapit GIS dapat dimanfaatkan untuk pengumpulan data pertanahan dengan pertimbangan kelebihan dan kekurangan masing-masing; 2) Hasil evaluasi uji kedayagunaan kedua aplikasi untuk pengumpulan data pertanahan sesuai  standar ISO/IEC 9126-1 dan  ISO/IEC 9126-4 menunjukkan hasil dengan penilaian “Baik” dan kategori “Sangat Efektif”.Kata Kunci: Efektivitas, Locus GIS, Mapit GIS, PTSL.


Sexes ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 41-59
Author(s):  
Farwa Rizvi ◽  
Joanne W. Williams ◽  
Steven J. Bowe ◽  
Elizabeth Hoban

(1) Background: Women using unreliable traditional contraception need to be included in the proportion of women having an ‘unmet need for modern contraception’ instead of the current classification which presumes they have a ‘met need’. (2) Methods: Mix methods research design comprising initial quantitative analyses utilizing data from the nationally representative 2014 Cambodian Demographic and Health Survey (CDHS) for 4823 Cambodian, sexually active females aged 15–29 years. Then a qualitative phase explored knowledge about the menstrual cycle and misconceptions about modern contraception with 30 females aged 15–29 years in urban Cambodia using semi-structured interviews, transcribed verbatim with quality checks. Purposive and snowball sampling strategies were used until data saturation was reached. Inductive thematic data analysis was conducted; (3) Results: Unmet need for modern contraception increased to 25.4% when traditional contraception users were included. The qualitative themes show women have a lack of information about the menstrual cycle and misconceptions about modern contraception which contributed to increased use of traditional contraception; (4) Conclusion: Major drivers of increased unmet need for modern contraception include lack of literacy, misconceptions and low autonomy to choose modern contraception. Cambodia needs to endorse a policy shift to implement targeted, countrywide sexual and reproductive health literacy and family planning services.


2014 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 187-205 ◽  
Author(s):  
Tim O'Shannassy

AbstractSeveral influential writers including Henry Mintzberg and Gary Hamel have highlighted the need for organizations to value the contribution to strategy work of middle managers in an uncertain world. In this study quantitative surveys and qualitative interviews are used to mix methods and investigate the role of middle managers in strategy-making process in Australia. The results indicate that middle managers are the ‘doers’ of strategy, with important ‘analyst’, ‘coordinator’, ‘information source’ and ‘communicator’ roles. Middle managers reported some frustration in interviews that at times they feel their input to strategic conversations is not translated effectively into organization strategy.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document