BAHASA DAN IJTIHAD: Kajian Linguistik Kitab Bidayat AlMujtahid Karya Ibnu Rusyd
Pengetahuan tentang bahasa Arab menjadi syarat mutlak bagi seseorang yang hendak menggali hukum secara langsung dari Al qur’an dan hadits. Artikel ini bertujuan untuk menguatkan kembali pentingnya pengetahuan tentang bahasa Arab tersebut dengan mengambil kajian pada kitab Bidayat al-Mujtahid karya Ibnu Rusyd. Kitab ini tidak hanya menampilkan perbedaan pendapat para mujtahid saja, tetapi ia juga memaparkan sebab perbedaan pendapat tersebut, diantaranya yang disebabkan oleh masalah kebahasaan. Artikel ini menyimpulkan bahwa persoalan linguistik yang terdapat dalam kitab Bidayat al-Mujtahid adalah Ilmu Nahwu yang mencakup: huruf jarr, i’rab, athaf, istitsna’, fungsi al, definisi jamak dan marja’ dlamir; Ilmu Dalalah dan Ilmu Balaghah terutama yang terkait majaz (pembuangan kata dan makna kiasan) dan hakikat. Perbedaan cara pandang para mujtahid terhadap masalahmasalah ini berimplikasi pada suatu hukum yang mereka tetapkan. Knowledge of Arabic is an absolute requirement for anyone who wanted to explore the law directly from the Qur'an and hadith. This article aims to reaffirm the importance of the knowledge of the Arabic language by taking a study on the Bidayat al-Mujtahid written by Ibn Rushd. The book is not only to show dissent Mujtahid course, but he also explained the cause of such dissent, including that caused by language problems. The article concludes that linguistic terms contained in the book Bidayat al Mujtahid is Nahwu Sciences which includes: letters jarr, 'i'rab, athaf, istitsna', function of hurf al, definition of jama’ and marja' dlamir;Dalalah science and science-related Balaghah especially majaz (removal of the word and figurative meanings) and nature.