scholarly journals Phtytochemical screening and thin layer choromatography (TLC) profiling of mangrove family Rhizophoraceae and Avicenniaceae

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 01
Author(s):  
Andriani Rafael

 Abstrak Penelitian ini adalah dari melaksanakan Februari hingga April 2017. menyalak dari tujuh spesies bakau yaitu ,. Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou;  Ceriops tagal ( Perr.) CB Rob .; dan Bruguiera cylindrica ; Bruguiera gymnorrhiza (kiri) Lam; Rhizophora stylosa Griff .; Rhizophora mucronata Lam .; dan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. Analisis fitokimia dan profil KLT dari ekstrak kasar kulit kayu yang dibandingkan. Analisis kualitatif menunjukkan bahwa Gonggongan Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou, Ceriops tagal ( Perr.) CB Rob.,Bruguiera cylindrica, Bru guiera gymnorrhiza ( Kiri ) Lam, Rhizophora stylosa Griff. , Rhizophora mucronata Lam ., Dan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. memiliki beberapa metabolit sekunder yang penting, yaitu senyawa Fenol, Tanin, dan Flavonoid. Flavonoid hanya ada di Avicennia marina (Forsk.) Vierh. Profil KLT menunjukkan bahwa dibandingkan DENGAN Nilai R f standar , Terdapat doa Titik hati kromatogram Ekstrak kasar  Rhizophora stylosa Griff. sama dengan nilai standar (nilai RfFlavonoid-glikosida turun antara = 0,18; 0,26; 0,30) menunjukkan bahwa Rhizophora stylosa Griff mungkin mengandung Flavonoid-glikosida dan asam fenolat ( nilai R f asam fenolat, 0,63-0, 84). Sedangkan Avicennia marina (Forsk.) Vierh mungkin mengandung asam fenolat. Namun, masih ada senyawa yang belum diketahui yang perlu diidentifikasi dalam penelitian lebih lanjut. Kata kunci: mangrove, fitokimia, Kromatografi Lapis Tipis 

2017 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Ariesia Ayuning Gemaputri

Kawasan hutan mangrove di Jawa Timur terdapat di sepanjang pantai utara mulai Kabupaten Tuban sampai dengan Kabupaten Situbondo seluas sekitar 19.916 hektar (Perum Perhutani, 1994). Keberadaan hutan mangrove tersebut kini semakin memprihatinkan, dimana penyusutan hutan mangrove di Kabupaten Probolinggo mencapai 580 hektar pada tahun 2001 (Kompas, 2001), dan 229,5 hektar di Kabupaten Situbondo (Pemerintah Kabupaten Situbondo, 2005). Dengan laju penurunan hutan mangrove yang demikian cepat, maka diperkirakan hutan mangrove akan lenyap pada tahun 2010 (Ramono, 2003). Kegiatan rehabilitasi hutan mangrove yang dilaksanakan sampai saat ini hanya terbatas pada penanaman pohon-pohon mangrove yang rusak karena penebangan, padahal keberhasilan upaya rehabilitasi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan, jenis mangrove, dan tata cara penanaman. Hasil penelitian yang dilakukan pada 3 (tiga) lokasi di pantai utara Jawa Timur bagian timur menunjukkan bahwa, tanah-tanah didominasi oleh fraksi pasir (13,80-94,92 %), pH asam (8,06-8,94), tingkat salinitas tinggi (0,2302-2,4843 %), kapasitas tukar kation rendah (7,8837-27,2901 me/100g), dan kandungan bahan organik rendah (0,1851-2,4675 %). Sehingga jenis mangrove yang dapat direkomendasikan untuk ditanam di Kabupaten Probolinggo pada zona paling dekat dengan darat (belakang) adalah Ceriops decandra, dan Ceriops tagal, pada zona tengah antara lain Bruguiera gymnorrhiza, dan Xylocarpus mollucensis, pada zona paling dekat dengan laut (depan) adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, dan Rhizophora stylosa.


Author(s):  
Rahman Rahman ◽  
Yusli Wardiatno ◽  
Fredinan Yulianda ◽  
Iman Rusmana

Mangrove merupakan ekosistem pesisir yang sangat penting bagi manusia karena memiliki fungsi ekonomi, fisik, dan ekologi. Salah satu wilayah pesisir yang merupakan habitat ekosistem mangove adalah pesisir Kabupaten Muna Barat. Adanya pembangunan berdampak pada pengurangan luas dan kerapatan ekosistem mangrove sehingga mempengaruhi struktur dan status kerapatan ekosistem mangrove. Jumlah spesies mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Muna Barat adalah sepuluh spesies yang terdiri Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Ceriops tagal, Scyphiphora hydrophyllacea, dan Calophyllum inophyllum. Total kerapatan mangrove adalah 752 pohon/ha yang terdiri dari 879 pohon/ha pada stasiun I, 621 pohon/ha pada stasiun II, 687 pohon/ha pada stasiun III, dan 820 pohon/ha pada stasiun IV dengan status kerapatan termasuk pada kategori rendah.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 197
Author(s):  
Jemmy Manan ◽  
Abraham W. Manumpil ◽  
Pilipus Y. Asaribab ◽  
Dandi Saleky

Mangrove ecosystem is an important ecosystem in coastal areas which is a habitat for various types of organisms. The existence of mangrove ecosystems in nature is strongly influenced by the availability of mangrove seedlings and seedlings because they are closely related to the secondary succession process in natural habitats. This research was conducted to analyze the potential for regeneration of mangrove seedlings in the coastal area of Dafi Village, Biak Numfor Regency, Papua. Data collection on the potential for regeneration of mangrove seedlings was carried out using the belt transect method. Analysis of species composition and structure of mangrove vegetation at the seedling level used analysis of species density, relative density, species frequency, relative frequency, and important value index. A total of seven mangrove species were found in the coastal area of Dafi Village, Biak Numfor Regency, consisting of Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Ceriops Tagal, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora Stylosa, and Lumnitzera racemoza. The highest species density and relative density values were found in Bruguiera gymnorrizha and Cerops tagal, while the lowest was Rhizophora mucronata and Lumnitzera racemoza. The highest value of species frequency and relative frequency was Bruguiera gymnorrizha, while the lowest was Rhizophora mucronata. The highest Importance Value Index (INP) of mangrove seedlings was found in Ceriops tagal and Bruguiera gymnorrizha, while Rhizophora mucronata had the lowest INP compared to other species.Keywords: Mangrove Ecosystem; Mangrove Regeneration; Important Value Index AbstrakEkosistem mangrove merupakan ekosistem penting di wilayah pesisir yang menjadi habitat bagi berbagai jenis organisme. Keberadaan ekosistem mangrove dialam sangat dipengaruhi oleh ketersediaan anakan dan semai mangrove, karena sangat berkaitan erat dengan proses suksesi sekunder pada habitat alami. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis potensi regenerasi semai mangrove di Pesisir Kampung Dafi Kabupaten Biak Numfor Papua. Pengumpulan data potensi regenerasi semai mangrove dilakukan dengan menggunakan metode belt transek. Analisis komposisi jenis dan struktur vegetasi mangrove tingkat semai menggunakan analisis kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif, dan  indeks nilai penting. Total tujuh jenis mangrove ditemukan di Pesisir Kampung Dafi Kabupaten Biak Numfor yang terdiri atas jenis Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Ceriops Tagal, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora Stylosa, dan Lumnitzera racemoza. Nilai kerapatan jenis dan kerapatan relatif tertinggi ditemukan pada jenis Bruguiera gymnorrizha dan Cerops tagal, sedangkan terrendah adalah jenis Rhizophora mucronata dan Lumnitzera racemoza. Nilai frekuensi jenis dan frekuensi relatif tertinggi adalah jenis Bruguiera gymnorrizha sedangkan yang terendah adalah jenis Rhizophora mucronata. Indeks Nilai Penting (INP) semai mangrove tertinggi ditemukan pada  jenis Ceriops tagal dan Bruguiera gymnorrizha sedangkan jenis Rhizophora mucronata  memiliki INP terrendah dibanding jenis lainnya.Kata kunci: Ekosistem Mangrove; Regenerasi Mangrove; Indeks Nilai Penting


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Syahrul Muharamsyah ◽  
M Sofwan Anwari ◽  
Hafiz Ardian

Mangrove forests are unique ecosystems that have ecological, biological and socio-economic functions. The function of mangrove forests on the environment is very important especially in the coastal and oceanic regions. Mangrove forests providers of wood, leaves as raw material for medicines, and natural dye. This study aims to inventory the diversity of species of mangrove vegetation in Mendalok Village, Sungai Kunyit Subdistrict, Mempawah Regency. The benefits of this study are to provide the data on mangrove forest vegetation as basic data for local government and related agencies in efforts to protect and preserve mangrove forests in Mendalok Village, Sungai Kunyit Subdistrict, Mempawah Regency. Inventory the tree in mangrove forest used a line with measured 200 meters. There are 6 lines and the distance between the lines as far as 100 meters. The lines of observation are placed by purposive sampling. The results of research found 11 types of species and consisted of 6 genera. The genera are Avicennia, Bruguiera, Ceriops, Rhizophora, Soneratia and Xylocarpus. The species found were Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Ceriops decandra, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia caseolaris, Xylocarpus mollucensis. Diversity of mangrove species in Mendalok Village, Sungai Kunyit Subdistrict, Mempawah Regency was high and should be maintained for conservation and ecotourism area. Keywords : conservation, ecotourism, mangrove, Mendalok Village


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Analuddin Analuddin ◽  
Andi Septiana ◽  
Wa Ode Harlis

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa antioksidan teh hijau dan menjelaskan efektifitas teh hijau daun mangrove sebagai anticholesterol pada mencit. Senyawa kimia bahan antioksidaan teh hijau pada daun mangrove Bruguiera gymnorrhiza, B. parviflora, Rhizophora stylosa, R. mucronata, Lumnitzera racemosa, Ceriops tagal dan C. decandra dianalisis dengan GCMS, sedangkan khasiat teh hijau daun mangroves sebagai antikolesterol di ujikan pada mencit. Hasil penelitian menunjukan bahwa senyawa bahan teh hijau bervariasi diantara daun mangrove yaitu polifenol sederhana ditemukan pada daun semua jenis mangrove yang menjadi sampel penelitian dengan konsentrasi yang bervariasi. Senyawa katekin hanya ditemukan pada daun mangrove Ceriops decandra, L. racemosa, R. mucronata dan R. apiculata. Di sisi lain, flavonoid terdeteksi hanya pada daun C. tagal, B. gymnorrhiza dan R. stylosa, sedangkan senyawa T-flavin hanya ditemukan pada daun B. parviflora. Teh hijau daun mangrove mampu menurunkan kadar kolesterol mencit dengan kisaran 33,33 sampai 53,67% mengindikasikan besarnya potensi daun mangrove sebagai bahan  teh hijau antikolesterol.Kata kunci: bahan teh hijau, polifenol sederhana, katekin, flavonoid, antikolesterol, daun mangroveABSTRACTThis study aimed to determine the antioxidant properties of green tea material in mangrove leaves and elucidate their capacity on reducing the cholesterol of mice. The chemical properties in  leaves of Bruguiera gymnorrhiza, B. parviflora, Rhizophora stylosa, R. mucronata, Lumnitzera racemosa, Ceriops tagal and C. decandra were analyzed by GCMS, while their capability as anticholesterol of mice were examined. The results showed that simple polyphenols were found in all sampled mangrove leaves with different concentration, while the chatechine was found only in leaves of four mangroves including Ceriops decandra, L. racemosa, R. mucronata and R. apiculata. On the other hand, flavonoids was detected only in leaves of C. tagal,  B. gymnorrhiza and R. stylosa. Meanwhile, T-flavine was detected only in leaves of B. parviflora. However, green tea material for all of sampled mangroves showed high capacity to reduce cholesterol of mice that ranging from 33.33% to 53.67%, which indicated high potentitiality of mangroves leaves as green tea material of anticholesterol.Keywords: Green tea material, simple polyphenol, cathechin, flavonoid, anticholesterol, Mangroves leaves


2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 305-318
Author(s):  
Aswin ◽  
Ario Damar ◽  
Gatot Yulianto

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir dengan tingkat produktivitas yang tinggi, sehingga keberadaannya dapat memperkaya kawasan pesisir dan menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan luasan dan sebaran ekosistem mangrove dalam kurun waktu 20 tahun, yakni dari tahun 2000 sampai dengan 2020 dan untuk mengetahui kondisi vegetasi ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga April 2020 di Pulau Tanakeke. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Analisis perubahan luasan ekosistem mangrove dari tahun 2000 sampai 2020 menggunakan metode supervised classification dengan analisis maximum likelihood, sedangkan kondisi vegetasi ekosistem mangrove menggunakan metode analisis indeks nilai penting (INP) dan indeks keanekaragaman jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke dari tahun 2000 sampai 2020 mengalami degradasi seluas -337,41 ha (28,32% dari luas tahun 2000). Pada lokasi penelitian ditemukan 9 jenis mangrove, yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Phemphis acidula, Lumnitzera racemosa dan Ceriops decandra. Mangrove jenis Rhizophora mucronata memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu sebesar 192,55%, sementara untuk keanekaragaman jenis secara umum tergolong rendah.


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 119-133
Author(s):  
Rismawaty Rusdi ◽  
Isdrajad Setyobudiandi ◽  
Ario Damar

Perencanaan dan pengelolaan yang baik hanya dapat dipenuhi apabila tersedia informasi yang lengkap dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang ditinjau dari kondisi ekologi dan nilai ekonomi untuk menilai status keberlanjutan dan menentukan rekomendasi pengelolaan ekosistem mangrove. Pengumpulan data ekologi, ekonomi, dan sosial dilakukan dengan metode observasi, wawancara dilakukan dengan metode purposive sampling, dan kajian literatur. Analisis ekologi menggunakan indeks nilai penting, analisis ekonomi menggunakan surplus consumer, replacement cost, contingent value, dan analisis keberlanjutan menggunakan modifikasi perangkat lunak Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH). Jenis mangrove yang berhasil diidentifikasi adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Xylocarpus moluccensis, Aegiceras corniculatum, Lumnitzera racemosa and Avicennia marina. Hasil analisis nilai ekonomi total ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang dengan luas 86,31 ha sebesar Rp5.050.275.373,00 /tahun atau rata-rata sebesar Rp58.513.212,00 /ha/tahun. Status keberlanjutan ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang masih tergolong kurang berkelanjutan. Oleh karena itu, beberapa rekomendasi strategi yang disarankan adalah rehabilitasi vegetasi mangrove; mengendalikan kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove yang bersifat eksploitatif; melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan ekosistem mangrove; membuat peraturan secara formal terkait pengelolaan ekosistem mangrove.


2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 176-186
Author(s):  
Faradis Ulyah ◽  
Endah Dwi Hastuti ◽  
Ema Prihastanti

Mangrove merupakan tumbuhan yang berada di wilayah intertidal pesisir laut. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis struktur vegetasi mangrove (frekuensi, kerapatan, dominan) dan karakteristik habitatnya (kualitas lingkungan) di kawasan pesisir pantai kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada Desember 2019 di 3 stasiun dengan metode plot bertingkat, masing-masing stasiun dibuat 3 transek yang berukuran 10m x 10m (pohon), 5m x 5m (pancang), dan 2m x 2m (semai). Hasil penelitian ditemukan 7 jenis mangrove yaitu Rhizophora stylosa, Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Ceriops tagal, Excoecaria agallocha, Lumnitzera racemosa, dan Ceriops decandra. Indeks nilai penting tumbuhan mangrove pada strata pohon, pancang, dan semai paling tinggi adalah Rhizopora stylosa (244,77%), (163,03%), dan (157,96%).  Nilai kerapatan Rhizopora stylosa tingkat pohon, tingkat pancang dan semai yaitu (2.500-10.100 ind/ha), (10.400-48.400 ind/ha), dan (97.500-280.000 ind/ha). Kondisi lingkungan di sekitar kawasan mangrove yaitu rata-rata suhu (28,75%), pasir (10,75%), lanau (51,46%/), lempung (37,79%), salinitas (26,60%), pH (7,26), DO (3,28 mg/L), N total tanah (0,24%), P total tanah (120,49 ppm), C Organik tanah (2,10%), N total air (0,28%), P total air (0,27 mg/L), C Organik air (1,56 mg/L).ABSTRACTMangroves are a plant that are found in the intertidal area of marine coastal environments. The study aim to analyze structure of mangrove vegetation (frequency, density, and dominance) and the mangrove habitat (environmental condition) in Coastal Coast Karimunjawa Island. The research was conducted in December 2019 at the three stations using the stratified plot method, and one stations divided three observation transects sized 10m x 10m (trees), 5m x 5m (saplings), and 2m x 2m (seedlings). The result of the study found seven mangroves species were Rhizophora stylosa, Avicennia marina, Rhizophora apiculata, Ceriops tagal, Excoecaria agallocha, Lumnitzera racemosa, and Ceriops decandra. The highest value index of mangroves for trees, saplings and seedlings is the highest Rhizopora stylosa (244,77%), (163,03%), and (157,96%). Density value Rhizopora stylosa in tree level, saplings, and seedlings were (2.500-10.100 ind/ha), (10.400-48.400 ind/ha), dan (97.500-280.000 ind/ha). The environmental conditions around the mangrove area are average temperature (28,75%), sand (10,75%), silt (51,46%/), clay (37,79%), salinity (26,60%), pH (7,26), Dissolved Oxygen (3,28 mg/L), N total land (0,24%), P total land (120,49 ppm), C Organic land (2,10%), N total water (0,28%), P total water (0,27 mg/L), C Organic water (1,56 mg/L).


2015 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Yostan Lahabu ◽  
Joshian N. W. Schaduw ◽  
Agung B. Windarto

Mangrove adalah tumbuhan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang sangat penting, tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksana dalam mempertahankan, melestarikan dan pengelolaannnya. Penelitian ini dilakukan di Pulau Mantehage Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove dan mengetahui kondisi ekologi vegetasi hutan mangrove yang terdapat di kawasan Pulau Mantehage. Metode yang digunakan yaitu metode line transek kuadran. Data yang didapatkan selanjutnya diolah dengan analisis struktur komunitas. Terdapat 8 jenis mangrove yang teridentifikasi di Pulau Mantehage, yaitu : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrical, Ceriops tagal, Sonneratia alba, dan Lumnitzera littorea. Hasil analisis vegetasi mangrove menunjukkan ekosistem dalam keadaan belum stabil Hal ini didasarkan pada nilai indeks keanekaragaman yang masuk dalam kategori rendah (H’= 0,93, H’= 0,91, H’=1,07, H’=1,38). Nilai indeks keseragaman dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon dari empat stasiun menunjukkan nilai yang merata (tingkat Semai=0,95, Pancang=0,82, Tiang=64 dan Pohon=0,85). Sedangkan nilai indeks dominansi menunjukkan nilai yang tinggi (tingkat Semai=0,66, Pancang=1,00, Tiang=0,61 dan Pohon=0,37). Faktor lingkungan seperti suhu dan salinitas menunjukkan nilai kisaran 29-33 ppt untuk salinitas dan 27-30 0C untuk suhu. Nilai ini tergolong baik untuk pertumbuhan mangrove.


SIMBIOSA ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Ratna B. Ngoma ◽  
Arnold Christian Hendrik ◽  
Apriliana Ballo

Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Jenis-jenis mangrove di Desa Daiama khususnya Pulau Rote, pulau paling selatan Indonesia sampai saat ini belum diinventarisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur vegetasi mangrove dan pemanfaatannya di Desa Daiama, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao. Teknik pengumpulan data struktur vegetasi mangrove dilakukan dengan membuat peletakan sebanyak plot 16 pada 4 stasiun. Penempatan plot dilakukan dengan metode purposive sampling. Data pemanfaatan diperoleh dengan wawancara terhadap masyarakat Desa Daiama. Hasil penelitian yang diperoleh terdapat 11 jenis mangrove yang terdapat di Desa Daiama yang terdiri dari 6 family, antara lain: Rhizophoraceae (Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Ceriops spp, Ceriops tagal, Ceriops decandra, dan Bruguiera sexangula), Soneratiaceae (Soneratia alba), Lythraceae (Pemphis acidula), Myrsinaceae (Aegiceras floridum), Rubiaceae (S.hydrophylacea), Sapindaceae (Dodonaea viscose). Jenis mangrove yang paling dominan untuk tingkat pohon yaitu Rhizophora stylosa (89,54%), pancang yaitu Ceriops tagal (40,02%), dan tingkat semai Phempis acidula (59,09%). Indeks keanekaragaman vegetasi mangrove di Desa Daiama tergolong sedang pada setiap stasiun yaitu berkisar 1,67-2,00. Pemanfaatan mangrove di Desa Daiama tercatat dijadikan bahan obat, kayunya bahan bangunan dan pembuatan perahu, buah mangrove dijadikan bahan makanan, digunakan sebagai pewarna alami kain tenun. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document