“Penelek Kitak Kituk” Sebagai Motor Penggerak Masyarakat Dalam Penanggulangan DBD di Komunitas Dayak
Penyakit menular masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Kalimantan Barat, terutama penyakit menular berbasis lingkungan, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Dusun Sangku merupakan wilayah yang didominasi oleh Suku Dayak menjadi salah satu dusun yang memiliki kasus DBD tertinggi di Puskesmas Lingga, Kabupaten Kubu Raya. Data menunjukkan bahwa sebanyak 27 kasus baru DBD terjadi di Dusun Sangku. Determinan Faktor yang di intervensi dalam kegiatan pengabdian ini adalah keberadaan jentik pada tempat-tempat penampungan air serta terdapatnya tempat perindukan nyamuk. Faktor tersebut terjadi karena kondisi lingkungan Dusun Sangku yang berisiko, seperti topografinya berupa tanah gambut dan tidak terdapatnya akses air bersih perpipaan sehingga masyarakat Dusun Sangku mengandalkan air hujan sebagai sumber air bersih keluarga (100%). Penggunaan penampungan air hujan tanpa menggunakan tutup semakin memicu besarnya risiko perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai vector penyebab DBD. Salah satu upaya dalam penanggulangan DBD yang disebabkan oleh karena adanya potensi lingkungan rumah tangga adalah optimalisasi peran anggota masyarakat sebagai kader peduli DBD. Melalui kegiatan ini, tim pelaksana menginisiasi terbentuknya kelompok kader peduli DBD yang diberi nama berdasarkan bahasa lokal, yaitu “Penelek Kitak Kituk”. Kelompok kader ini merupakan bagian dari anggota masyarakat di Dusun Sangku yang berperan penting dalam penyebarluasan informasi tentang DBD kepada masyarakat sekitarnya. Dengan adanya kelompok kader “Penelek Kitak Kituk”, diharapkan permasalahan DBD di Dusun Sangku dapat diminimalisir dan perhatian masyarakatnya bisa semakin meningkat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD secara mandiri.