scholarly journals Hubungan Efikasi Diri Terhadap Resiliensi Remaja Selama Pandevid-19 Di Kelurahan Kemayoran Bangkalan

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 121
Author(s):  
Widya Lita Fitrianur ◽  
Sri Yuliastutik

Dunia pada saat ini sedang dilanda pandemi yang cukup mengkhawatirkan, yaitu adanya Corona Virus Disease (COVID-19). Kondisi ini membuat masyarakat tidak siap untuk menghadapinya baik secara fisik maupun psikis sehingga berpengaruh juga terhadap kesehatan mental. Salah satu yang mengalami permasalahan kesehatan mental akibat pandemi adalah usia remaja. Cara yang dapat dilakukan oleh remaja saat menghadapi pandemi Covid-19, salah satunya adalah memiliki resiliensi yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan efikasi diri terhadap resiliensi remaja selama pandemi Covid-19 di Kelurahan Kemayoran Bangkalan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan menggunakan desain Cross-Sectional. Populasi 223 remaja, sampel 142 remaja, teknik sampling simple random sampling. Lebih dari 50% efikasi diri sebanyak 84 orang (59,2%) hasil uji statistik didapatkan nilai p =0,000.

Author(s):  
Sushil Kumar Shukla ◽  

Globally, we are going through the pandemic of COVID-19 also known as novel Corona virus disease or SARSCov-2 since last one year. Corona virus was found to be originated from Wuhan city of China. As of now, there is no treatment for COVID-19 disease, we are giving symptomatic treatment and few evidence-based drugs to treat the COVID-19 patients. To control the spread of COVID-19 disease, hand hygiene is among the most important measures including wearing a mask and maintaining the social distancing. The study was conducted among the students of 2020 and 2019 batches of MBBS in tertiary care facilities with simple random sampling technique. Total of 100 students were selected randomly according to their roll numbers. From each batch, 50 students were asked to perform the hand hygiene steps recommended by WHO in front of the interviewer. From 2020 batch, only 26 (52%) students and from the 2019 batch 39 (78%), were able to perform the hand hygiene steps recommended by WHO. The rest of the students had improper knowledge of hand hygiene. After applying Fisher’s exact test, the p-value is 0.0113 (P<0.5) which was found to be significant.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 60-69
Author(s):  
Mohamad Zaenal Arifin Anis ◽  
◽  
Heri Susanto ◽  
Fathurrahman Fathurrahman ◽  
◽  
...  

Corona Virus Disease (COVID-19) was found to have entered Indonesia on March 2, 2020. This is because there were Indonesian citizens who were confirmed to be affected by the virus. Various aspects of human life have changed, including in the world of education. The central government then decided to take a policy to transfer face-to-face learning to online learning (online). This change is an alternative so that learning continues. However, schools with never implemented online learning, such as SMA Negeri 10 Banjarmasin are a new challenge. This study aims to determine how the online learning process in SMA Negeri 10 Banjarmasin and the effect of online learning on student learning outcomes at SMA Negeri 10 Banjarmasin. This study used a quantitative method with 90 people and a sample size of 73 people who were determined using a simple random sampling technique. Data collection was carried out using questionnaires and interviews. Meanwhile, the data analysis used paired sample t-test. Based on the research results, there was a decrease in students' learning outcomes during online learning. This is shown in the results obtained in t test result, which is 1.747 > 1,667, so it can be concluded that online learning is applied ineffective because there is a massive decrease in student learning outcomes. Corona Virus Disease (COVID-19) ditemukan masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020, hal ini dikarenakan adanya warga Indonesia yang terkonfirmasi terdampak virus tersebut. Berbagai aspek kehidupan manusia mengalami perubahan, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pemerintah pusat kemudian memutuskan untuk mengambil sebuah kebijakan berupa pengalihan pembelajaran secara tatap muka menjadi pembelajaran secara daring (dalam jaringan). Perubahan ini merupakan alternatif agar pembelajaran tetap berjalan. Namun, bagi sekolah yang belum pernah menerapkan pembelajaran daring seperti di SMA Negeri 10 Banjarmasin menjadi tantangan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran daring di SMA Negeri 10 Banjarmasin dan pengaruh efektivitas pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 10 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model komparatif, populasi berjumlah 90 orang dan jumlah sampel 73 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan angket dan wawancara. Sedangkan analisis data menggunakan paired sample t test. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat penurunan hasil belajar peserta didik pada saat pembelajaran daring yang ditunjukkan dengan hasil analisis mean. Hal tersebut diperkuat dengan hasil analasis uji t, maka diperoleh bahwa thitung yaitu 1.747 > ttabel 1,667, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara hasil belajar luring dengan hasil belajar daring.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 215-224
Author(s):  
Erna Sariana ◽  
Dwi Agustina

ABSTRAKPendahuluan: WHO sudah menetapkan Corona Virus Disease (COVID-19) sebagai pandemi. Meluasnya penyebaran COVID-19 di Indonesia mengakibatkan berbagai upaya pencegahan digalakkan, salah satunya melalui tindakan cuci tangan. Dari beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tindakan cuci tangan menggunakan pembersih, dinilai sangat penting kaitannya dengan upaya pencegahan penyakit covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga dengan tindakan cuci tangan dalam upaya pencegahan penyakit Covid-19 pada mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Metodologi: Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional (potong lintang). Sampel adalah sebagian mahasiswa Sarjana Terapan Fisioterapi yaitu 120 orang, yang dipilih dengan metode proporsional random sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – September 2020. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner melalui G-Form. Analisa data terdiri dari univariat, bivariat (uji Kai Kuadrat), dan multivariat (uji Regresi Logistik). Hasil penelitian: sebagian besar tindakan cuci tangan responden termasuk kategori baik (65,0%), responden memiliki pengetahuan tinggi (59,2%), sikap positif (57,5%), dan dukungan keluarga baik (56,7%). Hasil analisis bivariat, seluruh variabel memiliki hubungan bermakna dengan tindakan cuci tangan, yaitu pengetahuan (p = 0,013 dan OR = 2,827, sikap (p = 0,029 dan OR = 2,519), dan dukungan keluarga (p = 0,0001 dan OR = 7,649). Hasil analisis multivariat, faktor dominan paling tinggi yang mempengaruhi tindakan cuci tangan adalah pengetahuan (OR = 2,969). Saran: agar pihak kampus dapat memberikan pendidikan kesehatan, pemasangan pesan kesehatan di lingkungan kampus tentang pentingnya pencegahan Covid-19, menyediakan sarana cuci tangan yang mendukung. AbstractIntroduction: WHO has established COVID-19 as a pandemic. The widespread spread of Corona Virus Disease (COVID-19) in Indonesia has led to various prevention efforts, one of which is through hand washing. From several scientific studies showing that the act of washing hands using a cleanser, is considered very important relation to efforts to prevent diseases that can be transmitted through hand media, such as covid-19 disease. The purpose of this study was to determine the relationship of the level of knowledge, attitudes, and family support with handwashing in the prevention of Covid-19 disease in students of the D-IV Physiotherapy Study Program at the Ministry of Health Jakarta III. Metodology: This type of research is descriptive with cross sectional design. Samples are 120 D-IV Physiotherapy students, who will be selected by proportional random sampling method. The research will be conducted in July - September 2020. Data were collected using a questionnaire given through the G-Form. Data analysis consisted of univariate, bivariate, and multivariate. The results of the study: most of the respondents washing their hands was in the good category (65.0%), the respondents had high knowledge (59.2%), positive attitudes (57.5%), and good family support (56.7%). The results of the bivariate analysis, all variables had a significant relationship with the act of washing hands in students, namely knowledge (p = 0.013 and OR = 2.827, attitude (p = 0.029 and OR = 2.519), and family support (p = 0.0001 and OR = 7,649) The result of multivariate analysis, the most dominant factor affecting the act of washing hands is knowledge (OR = 2.969). Suggestions: so that the campus can provide health education, post health messages in the campus environment about the importance of preventing Covid-19, provide washing facilities supportive hand. 


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 289-292
Author(s):  
Nana Novariana

Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) is a group of viruses that can cause diseases in both animals and humans. Some types of Covid-19 are known to cause infections of the respiratory tract in humans ranging from cough, flu, to more serious such as Middle East Respitory syndrome (MERS) and Severe acute respitory syndrome (SARS).  It was detected from the first time in December 2019 in Wuhan, Hubei Province, China.  According to the data from Lampung Health Ministry, as of 30 May 2020, Lampung  had recorded as many as 20 suspected patients, 8 persons died and 2 probable patients  and 131 confirmed patients.  One of the ways to prevent the spread of Covid-19 is by washing hands by using soap. The purpose of this research is to determine whether the extent of the knowledge may influence the behavior of handwashing by using soap to prevention of Covid-19. The research was conducted by using analytical surveys with cross sectional research design.  The population is a community in the work area of Publich Health Center in Panjang, consisting of 1197 families.  The samples taken were 307 families by using simple random sampling. Based on the results of the Chi Squre obtained, the results of knowledge of the hand washing behavior of soap-wearing in the prevention of Covid-19 has showed significant results (p = 0.000 OR = 4.11). Conclusio obtained from the study shows the result that there is a significant relationship between the knowledge and the behavior of handwashing by using soap to the spread of disease Covid-19. Namely, with the low awareness of people to wash hands with soap before eating or drinking activities and others,  it causes the incidence of high occurrence of Covid-19 disease in Bandar Lampung especially in the area of Publich Health Center in Panjang district.


2020 ◽  
Author(s):  
Muhammad Arsyam ◽  
Jumliadi MH ◽  
Zakirah ◽  
Andi Muhammad Shaleh Alwi

Kebijakan pemerintah ditengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) seperti isolasi, social and physical distancing dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga masyarakat tetap stay at home, bekerja, beribadah dan belajar di rumah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran dirumah dalam lingkungan keluarga di tengah pandemic covid 19. Metode yang diguanakan explanatory. variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. Populasi dalam penelitian ini yakni seluruh mahasiswa program studi S1 hukum keluarga (Ahwal Syakhshiyah) STAI DDI Kota Makassar yang terdiri 225 mahasiswa, dengan teknik simple random sampling sampel yakni 26 mahasiswa (semester VI). Hasil penelitian dengan analisis statistic deskriptif dan analisis statistic inferensial menunjukkan dengan hasil uji normalitas pembelajaran dirumah 1,025 dan lingkungan keluarga 2,131 (sig &gt; α, berdistribusi normal), hasil uji homogenitas adalah 1.412 (sig &gt; α, homogen), hasil uji linearitas adalah 0,986 (sig &gt; α, linier) dan hasil uji hipotesis dengan uji korelasi menunjukkan nilai sig 0,023, dengan kriteria Sig (0,023) &lt; α (0,05). Akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dirumah dalam lingkungan keluarga di tengah pandemic covid 19.


2014 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Putri Zalika Laila M.K

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah sekelompok sindrom yang berkaitan erat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. Pada umumnya faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan tekanan darah dengan kejadian penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI periode Januari-Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional di bagian ilmu penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI dan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Dari 200 subjek penelitian, penyakit jantung yang mempunyai hipertensi sebanyak 100 dan yang tidak hipertensi sebanyak 100. Hasil analisis didapatkan jumlah pada subjek hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner sebesar 64(64%) sedangkan pada non hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner didapatkan sebanyak 32(32%). Rasio prevalensi didapatkan adalah 2,00 dengan interval kepercayaan 95% antara 1,450-2,758. Hasil analisis chi-squeare didapatkan nilai X2 didapatkan hasil 19,251 dan nilai p: 0,000 yang artinya ada hubungan faktor risiko antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner dengan taraf significant sangat bermakna. Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, penderita hipertensi berisiko 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Retno Dewi Noviyanti ◽  
Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

Kelompok anak sekolah (7-12 tahun) merupakan kelompok rentan gizi. Pada umumnya kelompok ini berhubungan dengan perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Sarapan pagi merupakan faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah. Sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik. Sarapan menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Metode penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa dengan usia 9-12 tahun sebanyak 56 anak. Teknik samplingnya adalah simple random sampling. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dengan wawancara, data prestasi belajar diperoleh dari nilai ulangan harian. Analisis data menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar siswa melakukan sarapan pagi sebesar 78,6%, prestasi belajar sebagian besar dengan kategori tuntas sebesar 85,7% dengan nilai rata-rata 84,4 ± 8,09 SD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Nova Radiani Hasibuan

Pola asuh merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Gampong  Sidorejo Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita sebanyak 204 orang. Sampel sebanyak 75 ibu yang mempunyai balita. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara keseluruhan variabel pola asuh ibu (perawatan dan perlindungan ibu untuk anaknya, praktik menyusui dan pemberian MP-ASI, pengasuhan psikososial, penyiapan makanan, kebersihan diri dan sanitasi lingkungan dan praktik kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan) terhadap status gizi anak balita. Variabel pola asuh ibu (perawatan dan perlindungan ibu untuk anaknya, praktik menyusui dan pemberian MP-ASI dan praktik kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan) merupakan yang paling dominan (berpengaruh) terhadap status gizi anak balita


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document