Usulan Perbaikan Sistem Kerja Di Area Gudang Menggunakan Metode Rula Dan Owas Di Proyek Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Phase 2 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Author(s):  
Deny Setiawan ◽  
Zeni Fatimah Hunusalela ◽  
Rina Nurhidayati

The purpose of this study is to recommend a proposed tool to reduce the impact caused by the manual material handling activities in the warehouse section of the Cisumdawu Toll Road Development Project 2. The study used the Nordic Body Map questionnaire with 9 respondents. The method used in this research is RULA and OWAS with the help of ErgoFellow software. Based on the results of the RULA calculation, the process of taking empty jerry cans obtained a score of 6 action levels 3. In the process of filling the fuel obtained a score of 4 action levels 2. In the process of removing or lifting jerry cans that were filled with BBM obtained a score of 7 action level 4. For the OWAS calculation, the taking process empty jerry can get the results of category 2. In the process of filling the fuel obtained measurement results in category 1. In the process of removal or removal of jerry cans that have been filled with fuel obtained category 4. The work process with a high score and risk of musculoskeletal disorders and action needs to be taken ie the removal of the jerry can which has been filled with BBM. For this reason, it is necessary to propose the design of material handling aids in the form of jib cranes using Indonesian anthropometry data  to fit the posture of Indonesians.Tujuan penelitian ini untuk merekomendasikan usulan alat bantu untuk mengurangi dampak yang disebabkan aktivitas manual material handling dibagian gudang Proyek Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu phase 2. Penelitian menggunakan kuisioner Nordic Body Map dengan jumlah responden 9 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu RULA dan OWAS dengan bantuan software ErgoFellow. Berdasarkan hasil perhitungan RULA, proses mengambil jeriken kosong diperoleh score 6 action level 3. Pada proses pengisian BBM diperoleh score 4 action level 2. Pada proses pemindahan atau pengangkatan jeriken yang sudah diisi BBM diperoleh score 7 action level 4. Untuk perhitungan di OWAS, proses pengambilan jeriken kosong diperoleh hasil kategori 2. Pada proses pengisian BBM diperoleh hasil pengukuran kategori 1. Pada proses pemindahan atau pengangkatan jeriken yang sudah diisi BBM diperoleh kategori 4. Proses kerja dengan score dan resiko terjadinya musculoskeletal disorders yang tinggi serta perlu dilakukan tindakan yaitu proses pengangkatan jeriken yang sudah terisi BBM. Untuk itu diperlukan usulan rancangan alat bantu material handling berupa jib crane menggunakan data anthropometri Indonesia agar sesuai dengan postur tubuh orang Indonesia.

2021 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 56-64
Author(s):  
Aminah Soleman ◽  
Adhi Priyadi

Penggunaan tenaga manusia sebagai sumber tenaga kerja memiliki resiko terjadinya cidera pada tulang belakang. Fleksibilitas gerakan merupakan satu-satunya alasan industri masih memanfaatkan tenaga manusia dalam penanganan material secara manual. Berdasarkan hasil kuisioner Nordic Body Map (NBM) pada 2 orang responden di UKM. Sederhana, yaitu responden pertama menunjukan scoring NBM sebesar 43, yang artinya masuk dalam kategori tinggi dan perlu dilakukan perbaikan segera. Pada responden kedua menunjukan nilai skoring NBM sebesar 38 yang artinya masuk dalam kategori sedang dan mungkin perlu dilakukan perbaikan. Dari hasil analisis kuisioner tersebut, apabila responden bekerja dengan durasi waktu yang lama dan repatitif, kondisi ini akan beresiko terjadinya gangguan sistem musculoskeletal disorders (MSDs) yang berakibat pada masalah back injuries yakni cedera karena adanya gaya tekan pada tulang belakang. Penelitian menggunakan metode NIOSH yang terdiri dari perhitungan MPL (Maximum Permissible Limit) dan RWL (Recommended Weight Limit) pada 2 orang responden di UKM sederhana, sehingga diperoleh hasil yaitu pada responden I terjadi gaya tekan pada segmen L5/S1 sebesar 1907,625 N dan responden II sebesar 1331,843 N dan kemudian berat beban angkat yang direkomendasikan untuk kedua responden tersebut adalah tidak lebih dari 3,763 kg untuk responden I dan tidak lebih dari 3,90 kg untuk responden II.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 203
Author(s):  
Gatot Basuki HM ◽  
Narto

Kondisi sikap kerja bagian pengemasan produk herbisida di PT. Petrokimia Kayaku Pabrik 3 sering kali pekerja mengeluh pada bagian anggota tubuh. Hal ini disebabkan oleh penanganan material handling saat proses pemindahan produk herbisida dari line robot di pindahkan ke atas pallet dengan mengangkat langsung produk herbisida yang sudah di kemas dalam karto box.  Dengan kuesioner Nordic Body Map untuk mengukur 27 jenis keluhan tubuh, selanjutnya menggunakan Metode RULA sebagai alat analisis untuk mengurangi resiko musculoskeletal disorders pada tubuh bagian atas, sedangkan metode REBA digunakan untuk menganalisis postur tubuh bagian bawah. Quick Exposure Check (QEC) adalah metode yang digunakan untuk mengetahui risiko cidera gangguan otot rangka (musculoskeletal disorder) yang menitik beratkan pada tubuh bagian atas. Tujuan penelitian untuk mengetahui sikap kerja pekerja dan melakukan penilaian postur kerja serta memberikan usulan perbaikan metode kerja pada proses Manual Material Handling line robot bagian pengemasan produk herbisida. Hasil analisis menunjukan sikap pekerja belum memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek dan situasi. perbaikan postur kerja hasil perhitungan yang dilakukan dengan metode RULA dari kondisi saat ini skor 7 menjadi skor 4, dimana usulan berupa perbaikan postur kerja yang ergonomi yaitu operator berdiri dengan posisi tegak. Kemudian menambahkan alat bantu kerja berupa pallet leveller sping dan U-Lift Roll-In Lift Table agar operator tidak perlu membungkuk ketika meletakkan karton box ke atas pallet. Sehingga dengan usulan ini grand score RULA dapat turun menjadi 4 dan termasuk dalam kategori level risiko rendah (perubahan mungkin diperlukan), grand score REBA dapat turun menjadi 2.


Author(s):  
Muhammad Ihsan Hamdy

Sistem kerja yang tidak ergonomis dalam satu perusahaan seringkali kurang mendapat perhatian dari pihak manajemen perusahaan. Salah satu bagian sistem yaitu pekerja. Pekerja yang ada di suatu pabrik biasanya banyak melakukan sikap dan posisi kerja yang kurang ergonomis. Hal ini secara sadar ataupun tidak akan berpengaruh terhadap produktifitas, efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menyelesaikannya. Posisi kerja yang dimaksud seperti postur kerja dengan aktivitas Manual Material Handling (MMH). Cidera atau kecelakaan kerja yang terjadi akibat aktivitas MMH ini selain merugikan pekerja secara langsung atas rasa sakit yang diderita, juga berdampak buruk bagi kinerja perusahaan yaitu penurunan produktivitas perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). RULA adalah  metode  yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh  tubuh  bagian atas. PT. Asia Forestama Raya merupakan sebuah industri yang memproduksi plywood untuk ekspor maupun lokal. Dimana pada perusahaan ini masih terdapat aktivitas manual yaitu pada bagian pembuatan block. Pada penelitian ini di bagikan kuesioner Nordic Body Map untuk mengidentifikasi keluhan apa saja yang dirasakan oleh pekerja. Keluhan yang dirasakan pekerja terasa hampir pada seluruh anggota tubuh pekerja. Keluhan yang paling banyak dirasakan pekerja diantaranya adalah sakit pada punggung sebesar 47,14%. Sedangkan sakit pada pinggang adalah sebesar 44,30%, serta sakit pergelangan tangan kanan dan kiri masing-masing sebesar 44,17% dan 44,30%.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa kategori postur  kerja dari pekerja pembuatan block    di  PT. Asia Forestama Raya. Dari pengolahan data yang telah dilakukan, pada posisi pertama dan kedua didapat action level 4 dengan skor akhir sebesar 7, berarti kondisi ini berbahaya sehingga pemeriksaan dan perubahan posisi kerja harus dilakukan (saat itu juga). Hal ini disebabkan postur kerja ini dilakukan dalam rentang waktu berulang sehingga dapat membahayakan pekerjanya. Sedangkan pada postur kerja ketiga dan kelima terlihat bahwa postur kerja berada pada action level 3 dengan besar skor akhir adalah 5. Dimana pada level ini diperlukan perbaikan postur kerja se-segera mungkin. Berbeda pada postur kerja keempat, didapat skor akhir sebesar 4, postur kerja ini termasuk dalam kategori action level 2 yang berarti tidak begitu membahayakan pekerjanya. Namun akan berbahaya jika dilakukan terus-menerus sehingga apabila semakin cepat dilakukan perbaikan akan lebih baik.


2018 ◽  
Vol 49 ◽  
pp. 02020
Author(s):  
Hery Suliantoro ◽  
Nurul Fitriani ◽  
Bagus Hario Setiadji

Risk is a condition caused by uncertainty. Risks will occur on any construction project, including bridge construction projects. Efforts that can be taken to minimize the impact of these risks are to engage in risk management activities. This research was conducted on bridge construction work on toll road procurement project in Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang and Salatiga-Kertasura. The purpose of this research is to analyze the risk of bridge development project in toll road project using Risk Breakdown Structure (RBS) method and then the result as database in discussing risk response strategy. The bridge construction project has 36 risks that are divided into six groups: materials and equipment, design, human resources, finance, management, nature and environmental conditions. Bad weather risks are the higest risk and seasonal risk causing temporary work stoppages. This risk-response strategy is avoidance. Short-term avoidance response strategy is to add shift workers, install tents and add additives in the acceleration of the process of maturation of concrete. The long-term avoidance response strategy is to evaluate and rearrange the work schedule by considering the weather forecast report.


2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 440
Author(s):  
Luh Dea Pratiwi ◽  
I Kadek Saputra ◽  
Meril Valentine Manangkot

Perawat merupakan profesi tenaga kesehatan terbanyak di rumah sakit yang harus menangani dan merawat pasien selama 24 jam dan melakukan asuhan keperawatan yang menerapkan tindakan manual material handling. Manual material handling berisiko menimbulkan beban kerja fisik yang ditandai dengan adanya nyeri di daerah otot yang disebut dengan keluhan muskuloskeletal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja fisik dengan keluhan muskuloskeletal pada perawat di ruang Lely 1 dan 2 RSUD Buleleng. Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 responden yang dipilih dengan metode probability sampling yaitu total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cardiovascular load dengan menggunakan ten pulse method dan Nordic Body Map. Hubungan beban kerja fisik dengan keluhan muskuloskeletal pada perawat dianalisis menggunakan Pearson Product Moment karena data berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki beban kerja fisik katagori sangat ringan (84%) dan keluhan muskuloskeletal kategori rendah (84%). Uji Pearson Product Moment menunjukkan adanya hasil yang signifikan dengan nilai p yaitu 0,000, r=0,806. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan yang positif antara beban kerja fisik dengan keluhan muskuloskeletal pada perawat di ruang Lely 1 dan 2 RSUD Buleleng. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk menerapkan sikap ergonomis sesuai prosedur dalam memberikan asuhan keperawatan.  


2013 ◽  
Vol 10 ◽  
pp. 231-235
Author(s):  
Wai Yi Foong ◽  
Amir Hamzah bin Hassan

In semiconductor wafer manufacturing, there are only a few processes but many steps. Each wafer must go through the processes multiple times (steps) and sometimes not in the same sequence. All the wafers in lot size of 25 pieces are transferred between the processes using an Automated Guided Vehicle from stocker to stocker. Then, the wafers are manually transferred to the processing tool. Although the tools are designed per SEMI S2/S8 standards [1,, the equipment technician can get into awkward postures when performing the preventive maintenance. Both the manual material handling between the tools and awkward postures during preventive maintenance can pose an ergonomic challenge. However, some techniques can be used to minimize the impact. This paper shares the techniques which can ease ergonomic problems in semiconductor wafer manufacturing


Author(s):  
Helfi Agustin ◽  
Machfudz Eko Arianto ◽  
Adella Fajrianty ◽  
Nurrohmah Nurrohmah ◽  
Meilana Nawang S ◽  
...  

2017 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 43 ◽  
Author(s):  
Alfin Nur Bintang ◽  
Shanty Kusuma Dewi

Material handling activities of sugar in PG Tjoekir storage warehouse is done manually. Continuous material handling activity can cause musculoskeletal disorders to workers. The distribution of questionnaires Nordic Body Map known some complaints experienced by workers in the process of material handling sugar. The OWAS and RULA methods are methods for evaluating and analyzing worker attitudes that can cause musculoskeletal disorders. Some activities in the storage warehouse PG Tjoekir is ranging from lifting, moving and putting sugar. OWAS method calculation results obtained risk level score 3. Risk level risk of RULA method 4. The calculation results show some worker posture causing musculoskeletal risk so that need improvement. Proposed repair work posture is to design two-wheeled hand truck. Hand trucks help reduce the risk of musculoskeletal injuries for workers.


Author(s):  
Ani Asriani Basri ◽  
Dian Afif Arifah

The La Tansa bakery industry is a formal industrial sector that makes bread, some process activities are still repeated manually. This condition will cause the prevalence of MSD complaints because the worker's body position is bent. The purpose of this study was to assess the level of risk of injury using the Quick Exposure Check (QEC) questionnaire and to assess complaints about the impact of this awkward posture using the Nordic Body Map (NBM) questionnaire. This type of research was descriptively carried out at the Latansa Bread Factory, Gontor Ponorogo in May 2020 with a total of 9 respondents. The research results will be analyzed using the Excel program. Based on the results of research on the distribution of questionnaires conducted by researchers and the workers themselves, it shows that the level of risk of injury to 7 out of 9 workers is at the level of 72.8% - 82.7%, which means that research and changes must be carried out as soon as possible. The results of MSD's complaint assessment among workers showed that all were categorized as having moderate complaints. The advice given to the Latansa Bread Factory is to design a chair and table for workers so as to minimize the risk of injury and create effective, safe, comfortable and efficient working condition.


2017 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Sarah Ashary Aznam ◽  
Dian Mardi Safitri ◽  
Ranny Dwi Anggraini

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi resiko Work-Related Musculoskeletal Disorders yang dialami oleh para operator loading barang jadi. Penelitian awal terhadap gejala WMSDs dilakukan dengan metode analitik yaitu dengan menggunakan kuesioner Nordic body map dan standardized Nordic questionnaire. Penelitian dilakukan pada 10 orang operator loading barang jadi. Setelah itu penelitian dilanjutkan dengan analisis resiko cidera kerja dengan metode strain index. Selanjutnya dilakukan pengukuran postur kerja dengan metode RULA. Dari hasil analisis resiko cidera kerja dengan strain index, didapatkan hasil sebanyak 4 orang operator mendapat skor tetringgi 13,5 dan 2 orang operator mendapat skor terendah yaitu 9. Skor tertinggi dan terendah para operator ini sama-sama menunjukan angka di atas 7 dimana memberikan indikasi bahwa pekerjaan yang dilakukan memiliki potensi bahaya / dapat menimbulkan cidera. Pengukuran postur tubuh RULA menunjukan 8 dari 10 operator mendapat skor akhir 7 dengan Action Level 4 yang memiliki arti postur kerja yang dilakukan membutuhkan perubahan saat itu juga (sangat urgent). Berdasarkan kondisi diatas maka dilakukan intervensi ergonomic dengan pendekatan ergonomi partisipatif untuk memperbaiki kondisi yang ada. Program intervensi ini dilakukan dengan cara Focus Group Discussion dan selalu melibatkan tim ergonomic yang terdiri dari perwakilan manajemen dan operator. Pengambilan keputusan diambil secara consensus. Usulan perbaikan terpilih yaitu re-aktifisasi SOP, re-aktifisasi peraturan K3, perbaikan postur kerja operator, peningkatan job control, dan pembuatan jadwal kerja. Usulan perbaikan ini diimplementasikan dalam sebuah masa percobaan selama 30 hari. Evaluasi dilakukan setelah selesai masa percobaan dengan menggunakan kuesioner SNQ dan mengukur ulang postur dengan RULA. Hasil SNQ setelah perbaikan menunjukan adanya penurunan keluhan MSDs yang dirasakan oleh operator. Hasil analisis skor SI menunjukan adanya penurunan dimana semua skor baru operator berada dibawah angka 7. Hasil pengukuran RULA menunjukan penurunan level 7 menjadi level 6 dan level 6 menjadi level 5 dengan Action Level 3 yang menunjukan level sedang dan tingkat urgensi perubahan postur pun menurun.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document