scholarly journals Pengaruh penggunaan model pembelajaran make a match dalam model pembelajaran team games tournament terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan tata nama senyawa

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 01-04
Author(s):  
Djainur Aryati ◽  
Usman ◽  
Abdul Majid

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran make a match dalam model pembelajaran team games tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan tata nama senyawa. Jenis penelitian ini tergolong quasi experiment. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia. Subjek peneliti adalah siswa kelas X IPA1 (kelas eksperimen, 32 siswa) dan kelas X IPA2 (kelas kontrol, 31 siswa) yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Model pembelajaran yang digunakan untuk kelas eksperimen adalah model pembelajaran make a match dalam model pembelajaran TGT dan model pembelajaran  yang digunakan untuk kelas kontrol adalah model pembelajaran TGT. Ada tiga data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) data dokumentasi berupa nilai hasil belajar siswa pada pokok bahasan sebelumnya, (2) nilai tes kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dari 25% nilai post-test pertemuan pertama, 25% nilai post-test pertemuan kedua dan 50% nilai ulangan harian, dan (3) data aktivitas siswa yang diperoleh melalui observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran make a match dalam model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan tata nama senyawa.

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 24-31
Author(s):  
Arif Munandar Munandar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Teams GamesTournament terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi konfigurasi elektron di kelas XSMAN 1 Ambalawi tahun pelajaran 2018/2019. Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiridari 5 komponen utama, yaitu: presentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan),turnamnet (pertandingan) dan rekongnisi tim (penghargaan kelompok). Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment).Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampelpenelitian ini adalah siswa kelas X IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuanmodel pembelajaran Teams Games Tournament dan siswa kelas X IPA 2 yang diberimetode ceramah. Perolehan nilai rata rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 82.52dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah sebesar 40 sedangkan pada kelas kontrolmemiliki skor rata-rata sebesar 69.67 dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah 55. Teknikanalisis data yang dilakukan untuk uji normalitas adalah uji Kolmogorov-Smirnova dan ujihomogenitas menggunakan uji Levene, dilanjutkan dengan uji hipotesis denganmenggunakan uji Mann Whitney U, hasil uji Mann Whitney U diperoleh nilai signifikansinnyasebesar 0.00, maka 0.00 < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh modelpembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournament) terhadap hasil belajar kimiasiswa pada materi konfigurasi elektron


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 24-31
Author(s):  
Arif Munandar Munandar ◽  
Haerani Haerani Haerani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournament terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi konfigurasi elektron di kelas X SMAN 1 Ambalawi tahun pelajaran 2018/2019. Pembelajaran  kooperatif  tipe  TGT  terdiri  dari  5  komponen  utama,  yaitu: presentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan), turnamnet (pertandingan) dan rekongnisi tim (penghargaan kelompok). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran Teams Games Tournament    dan  siswa  kelas  X  IPA 2  yang  diberi  metode ceramah. Perolehan nilai rata rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 82.52 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah sebesar 40 sedangkan pada kelas kontrol memiliki skor rata-rata sebesar 69.67 dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah 55. Teknik analisis data yang dilakukan untuk uji normalitas  adalah  uji  Kolmogorov-Smirnova dan  uji  homogenitas  menggunakan  uji Levene, dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann Whitney U, hasil uji Mann Whitney U diperoleh nilai signifikansinnya sebesar 0.00, maka 0.00  < 0.05. Hal   ini   menunjukan   bahwa   terdapat   pengaruh   model   pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams  games  tournament)  terhadap  hasil  belajar  kimia siswa pada materi konfigurasi elektron  


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Tatiana Siregar ◽  
Nelly Febriani

Latar belakang: Kondisi sasaran pencapaian Indonesia Sehat 2015 dari program MDG’s yang belum tercapai, sehingga dilanjutkan dengan program SDGs menjadikan Indonesia harus banyak berperan dalam semua kegiatan khsusnya di bidang kesehatan. Proses pencapaian cakupan program kesehatan sangat dipengaruhi oleh Health education yang dilakukan petugas kesehatan kepada warga, kesehatan masyarakat. Tujuan: Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku hidup bersih sehat yang  dilaksanakan warga setelah diberikan intervesi health education.  Metode: Metode penelitian dilaksanakan secara quasi experiment pre dan post test.  Teknik mengambil sampel secara purposive Sampling pada 30 reponden kelompook intervensi dan 26 responden kelompok kontrol. Analisa data dilakukan secara paired t test. Hasil: Hasil di dapat ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan perubahan perilaku hidup bersih sehat repsonden sebelum dan sesudah diberi penyuluhan p value = 0,000. Saran: Diharapkan pemerintah setempat menggerakkan petugas kesehatan bersama-sama dengan warga melakukan perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari dengan memfasilitasi  sarana penunjang untuk menjalankan perilaku hidup bersih sehat, dengan maksimal pada warga. Kata kunci: Health eduation,  Perilaku Hidup Bersih Sehat


2021 ◽  
Vol 11 (22) ◽  
pp. 110-118
Author(s):  
Admin ◽  
Yuli Suryanti

Pendidikan kesehatan merupakan cara penyampaian informasi kesehatan yang mudah diterima oleh ibu hamil dengan berbagai media yang digunakan. Masalah emosional yang terjadi pada kehamilan trimester III adalah perasaan cemas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode cemarah dan leaflet terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Penelitian Quasi Experiment dengan pre-test dan post-test group sebanyak 48 responden dengan teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur skala kecemasan Taylor Manifest Anxiety  Scale (TMAS). Analisis data menggunakan Paired T test dan Independen T test. Hasil penelitian di dapatkan ada perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet dengan nilai p =0,000. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil saat melakukan pelayanan antenatal terbukti mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil terhadap kehamilannya. Leaflet sangat efektif untuk menyampaikan pesan singkat dan padat media ini juga mudah dibawa dan disebarluaskan karena ukurannya lebih ringkas dan jumlah yang dibawa lebih banyak dari pada poster.


Akademika ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 85-95
Author(s):  
Marini Agustin ◽  
Irna Nursanti

Menopause merupakan suatu fase yang akan dialami oleh setiap perempuan yang biasanya terjadi diatas umur 40 tahun. Perempuan dikatakan menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama 1 tahun.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efek Paket Harmonis terhadap pengelolaan diri perempuan menopause dalam mengatasi perubahan masa menopause  di kota bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi experiment dengan menggunakan pendekatan pre-post test with control. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif. Besar sampel 60 responden, yang terdiri dari 30 kelompok intervensi dan 30 kelompok kontrol, yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis bivariat pada pengelolaan diri (pemantauan diri, pengendalian diri, penghargaan diri)  didapatkan P Value = 0,0000 (P Value < α = 0,005), hasil ini membuktikan bahwa “Paket Harmonis” berpengaruh pada peningkatan pengelolaan diri perempuan menopause kelompok intervensi dalam mengatasi permasalahan masa menopause. Pada kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan yang bermakna dalam  pengelolaan diri perempuan menopause, didapatkan nilai pemantauan diri p Value = 0,234,  pengendalian diri p Value =0,848  dan penghargaan diri p Value = 0,095 dapat disimpulkan pada kelompok kontrol nilai p Value > 0.05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna pada kelompok kontrol. Saran dari peneliti agar penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar pada perempuan menopause.  


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 121-126
Author(s):  
Riri Nuraeni ◽  
Mohammad Rizki Akbar ◽  
Cice Tresnasari

Lanjut usia merupakan proses alami pada individu berusia 60 tahun ke atas. Proses penuaan pada lansia menyebabkan berbagai perubahan pada tubuh sehingga diperlukan upaya meningkatkan kebugaran dengan berolahraga. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh senam terhadap tingkat kebugaran fisik pada lansia. Dilakukan penelitian Quasi experiment dengan pre test dan post test two group design. Menggunakan teknik purposive sampling pada bulan Mei–Juli 2018 di Posbindu Kabupaten Majalengka. Diperoleh 80 orang tiap-tiap kelompok 40 orang. Penilaian tingkat kebugaran dilakukan sebanyak dua kali pada kelompok lansia rutin senam melakukan senam 12 kali dalam satu bulan dan kelompok lansia tidak rutin senam, penilaian menggunakan uji jalan 6 menit. Hasil jarak yang ditempuh dikonversi menjadi VO2maks dan dikategorikan berdasar atas tingkat kebugaran. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon dan Uji McNemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam lansia dapat meningkatkan nilai VO2maks lebih tinggi pada kelompok lansia rutin senam 3,1 mL/kg/menit dibanding dengan kelompok lansia tidak rutin senam 1,95 mL/kg/menit. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna secara signifikan antara lansia rutin senam  dan  lansia  tidak  rutin  senam  (p<0,05).  Simpulan  terdapat pengaruh senam lansia terhadap tingkat kebugaran fisik pada lansia.


2019 ◽  
Author(s):  
Yusama Hia

perawat dengan dokter merupakan salah satu elemen penting dari praktik kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi yang terjalin baik antara dokter dan perawat diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyampaikan hal - hal penting, menjalin diskusi, memutuskan secara bersama-sama serta dapat meminimalkan hambatan-hambatan yang ada dalam pemberian perawatan kepada pasien. Model teknik komunikasi SBAR (Situation Background Assessment Recommendation) membantu perawat untuk mengorganisasi cara berfikir, mengorganisasi informasi, dapat memudahkan penyampaian pesan serta berdiskusi saat berkomunikasi dengan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi lisan dengan dokter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-post test with control group. Jumlah sampel sebanyak 18 peserta pada kelompok intervensi dan 18 peserta pada kelompok kontrol yang diambil dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada kemampuan pearwat dalam berkomunikasi dengan dokter ditunjukkan dengan p value 0,430 ,sedangkan pada kelompok intervensi ada peningkatan yang signifikan setelah diberikan intervensi dengan nilai p value 0,000. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan dokter


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 105-109
Author(s):  
Nikmah Jalilah Ritonga ◽  
Hani Amaliah Majidah ◽  
Riris Sitorus ◽  
Diah Evawanna Anuhgera ◽  
Kardina Hayati ◽  
...  

Durasi lama menyusui bayi berbeda-beda sesuai dengan pola hisap bayi. Jika kegiatan menyusui berlangsung terlalu lama (lebih dari setengah jam) atau terlalu pendek (kurang dari 4 menit), hal ini menunjukkan kemungkinan adanya masalah pada perlekatan antara bayi dan puting susu ibu. Frekuensi menyusu pada bayi akan sangat mempengaruhi fisik dan emosional bayi yang mana dengan frekuensi dan durasi menyusu akan meningkatkan kondisi yang tenang kepada bayi dan berat badan bayi akan bertambah. Upaya untuk menawarkan meningkatkan kondisi yang tenang dan berat badan bayi salah satunya yaitu pijat bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi. Rancangan pada penelitian yaitu Quasi-Experiment dengan desain one grup pre dan post test design. Pengambilan sampel ini dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel 10 responden. Dari hasil analisis uji bivariat menggunakan uji paired simple t Test, didapatkan nilai yang signifikan yaitu (p value: 0.000), sehingga p<0.005, dapat disimpulkan terdapat pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi. Oleh karena itu, diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk mengaplikasikan pijat bayi ini sebagai metode untuk meningkatkan durasi menyusui.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 273
Author(s):  
Sri Siska Mardiana ◽  
Tri Nur Kristina ◽  
Madya Sulisno

Komunikasi antara perawat dengan dokter merupakan salah satu elemen penting dari praktik kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi yang terjalin baik antara dokter dan perawat diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyampaikan hal - hal penting, menjalin diskusi, memutuskan secara bersama-sama serta dapat meminimalkan hambatan-hambatan yang ada dalam pemberian perawatan kepada pasien. Model teknik komunikasi SBAR (Situation Background Assessment Recommendation)  membantu perawat untuk mengorganisasi cara berfikir, mengorganisasi informasi, dapat memudahkan penyampaian pesan serta berdiskusi saat berkomunikasi dengan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi lisan dengan dokter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-post test with control group. Jumlah sampel sebanyak 18 peserta pada kelompok intervensi dan 18 peserta pada kelompok kontrol yang diambil dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan dokter. 


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 61-70
Author(s):  
Ni Made Suarti

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit multisistem kronis yang berhubungan dengan produksi normal insulin, insulin terganggu, atau keduanya. Penyakit ini  membutuhkan perawatan berkelanjutan sehingga membutuhkan pengelolaan diri klien dan dukungan untuk mencegah komplikasi jangka panjang, salah satunya adalah dengan senam diabetes. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan post test only non equivalent control group. Sampel penelitian adalah 38 orang untuk masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi, diambil dengan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan penurunan kadar gula darah antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol 3 minggu setelah penelitian (p value 0.000 <0.05 dan minggu ke 6 setelah penelitian (p value 0.000 <0.5) dibandingkan kadar gula darah awal. Senam diabetes  yang teratur penting dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah selain tetap mengkonsumsi obat hypoglikemik oral dan makan sesuai dengan yang telah diprogramkan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document