M.V Boelongan shipwreck is an underwater archaeological site which is potential to be a dive spot destination in Mandeh Bay, Pesisir Selatan Regency. The shipwreck has huge historical value as it was used by Dutch during World War II. This study used Geographic Information System (GIS) to conduct the master plan, as an effort to protect the shipwreck from tourism impact. It would also be beneficial for listing tourism assets and modelling a management strategy. GIS itself is a system designed to capture, store, manipulate, analyze, manage, and present all types of geographical data. Assessment and variables scoring from the research location will be conducted to get suitable location for dive spot. To determine the location, the analysis was based on the result of the integration between the assessment and variables scoring which has been determined. The result shows that there are six locations suitable to be dive spot destination. The dive spots with zonation concept would support the preservation of marine environment as well as M.V Boelongan shipwreck as archaeological remains in Mandeh Bay area.Keywords: Management Model, Multidestination, Geographic Information System, Boeloengan Shipwreck, Mandeh BayKapal karam M.V. Boeloengan adalah salah satu tinggalan arkeologi bawah air yang berpotensi dijadikan destinasi wisata selam di Teluk Mandeh, Pesisir Selatan Sumatra. M.V. Boeloengan mengandung nilai sejarah sebagai kapal Belanda dan menjadi bukti Perang Dunia II. Model pengelolaan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dilakukan sebagai bentuk upaya pelestarian kapal karam dari dampak pariwisata. Dengan demikian, dilakukan pendataan aset wisata selam yang ada serta pemodelan pengelolaan dalam bentuk multidestinasi wisata selam. SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, metode, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, memperbaharui, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan secara bentuk informasi yang bereferensi geografis. Pembobotan dan pemberian skor atas variabel dari setiap lokasi dilakukan guna menentukan lokasi wisata selam yang sesuai. Untuk menentukannya, dilakukan analisis menggunakan SIG berdasarkan hasil penggabungan antara pembobotan dan pemberian skor terhadap varibel yang ditentukan. Enam lokasi yang sesuai akan dijadikan destinasi wisata selam dengan konsep zonasi yang mendukung pelestarian lingkungan laut dan tinggalan sejarah yakni shipwreck M.V. Boelongan di kawasan Teluk Mandeh.Kata kunci: Model Pengelolaan, Multidestinasi, Sistem Informasi Geografi, Boeloengan, Teluk Mandeh