scholarly journals Pengaruh Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Berbantuan Kartu Domino

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 81-93
Author(s):  
Osey Putri Salehha ◽  
Siti Khaulah ◽  
Nurhayati Nurhayati

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran matematika merupakan salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan dalam materi limit fungsi aljabar. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbantuan kartu domino lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi limit fungsi aljabar di kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experimental. Desain penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen yang terdiri dari 9 kelas, sedangkan yang menjadi sampel yaitu kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA 2. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis data data menggunakan uji independent sample t-test maka diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0.05 maka H0 ditolak, artinya pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbantuan kartu domino lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi limit fungsi aljabar di kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen.

2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 49-55 ◽  
Author(s):  
Muhammad Nizarullah ◽  
Yusrizal Yusrizal ◽  
A. Halim

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan berpikir kritis siswa dan peningkatan minat belajarnya melalui pengembangan LKS berbasis masalah pada materi fluida statis. Penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian research and development (RD). Pengembangan dilakukan dengan mengacu pada model 4-D dengan tahapan definition, design, development, dan dissemination. Penelitian ini dilakukan dengan metode quasi experimental melalui the matching-only pretest-posttest control group design. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu kelas X-MIPA1 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan LKS berbasis masalah dan X-MIPA2 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan pretest, posttest dan N-gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, lembar observasi untuk mengetahui ketrampilan berpikir kritis siswa dan angket untuk mengetahui minat siswa. Hasil uji N-gain kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar sebesar 0,7 (70%) berada dalam kategori “tinggi”, sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan hasil belajar sebesar 0,42 (42%) berada dalam kategori “sedang”. Hasil uji homogenitas dan normalitas menunjukkan data berdistribusi homogen dan normal, maka dilakukan uji-t (two independent sample t-test) pada taraf signifikan 0,05 dengan dengan derajat kebebasan 53, diperoleh Thitung Ttabel, jadi dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan ketrampilan berpikir kritis antara kelompok. Hal ini menunjukkan peningkatan ketrampilan berpikir kritis kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil analisis angket minat siswa menunjukkan bahwa LKS berbasis masalah yang dikembangkan dapat meningkatkan minat belajar siswa.Kata Kunci:  LKS berbasis Masalah, Berpikir kritis, Minat belajar.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 68-74 ◽  
Author(s):  
Rina Purnama Sari ◽  
Hafnati Rahmatan ◽  
Mudatsir Mudatsir

 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model Learning Cycle 7E pada materi interaksi makhluk hidup di SMP. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design, yaitu dengan rancangan pretest-posttest control group design, pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 18 Banda Aceh. Instrument penelitian menggunakan tes soal pilihan ganda yang berjumlah 30 butir dan angket motivasi belajar peserta didik. Analisis data perbedaan hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen menggunakan uji idependent sampel t-test dan uji Mann Whitney pada taraf signifikan 0,05. Angket motivasi peserta didik dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian diperoleh bahwa motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan dengan perolehan nilai Zhitung 3,211 >Ztabel 1,96. Hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol juga berbeda secara signifikan dengan perolehan nilai (thitung 8,06>ttabel 1,99). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar belajar peserta didik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol peserta didik di SMP N 8 dan SMP N 18 Banda Aceh. Kata kunci: Learning Cycle 7E, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Interaksi Makhluk Hidup


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
Tiara Veronica ◽  
Eko Swistoro ◽  
Dedy Hamdani

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran yang menggunakan model Problem Solving Fisika (PSF) terhadap hasil belajar pada ranah kognitif dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua jenis disain penelitian yang berbeda, yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dan Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Analisis pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dilakukan dengan uji-t dan uji lanjut dengan Cohen’s d menggunakan Microsoft Excel 2010. Hasil analisis diperoleh bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan model PSF terhadap hasil belajar kognitif siswa yaitu sebesar 0,72 yang berada dalam kategori sedang. Analisis pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika dilakukan dengan perhitungan gain yaitu pengurangan rata-rata posttest dengan pretest dan uji lanjut. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa model PSF memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa sebesar 1,80 yang berada dalam kategori kuat.Kata kunci: Model Problem Solving Fisika, Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 224 ◽  
Author(s):  
Syir Anatut Taqiyyah ◽  
Bambang Subali ◽  
Langlang Handayani

Bahan ajar merupakan salah satu penunjang  keberhasilan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan menerapkan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis metakognitif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis metakognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Metode penelitian menggunakan eksperimen, dengan desain Quasi Experimental teknik nonequivalent control group design. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini membandingkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata (84,76) dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata (75,67). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen ditunjukkan dengan uji gain (0,76) dengan kriteria tinggi sedangkan kelas kontrol ditunjukkan dengan uji gain (0,64) dengan kriteria sedang. Uji respon siswa setelah diterapkan bahan ajar diperoleh presentase (77,25) dengan kriteria sangat setuju. Disimpulkan bahwa bahan ajar berbahasa Inggris berbasis metakognitif dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. The Implementation of Metacognitive Based Science English Teaching Material to Improve Junior High School Students’ Problem Solving Ability AbstractTeaching material is one of the factors that encourage students’ success in learning. This study aims to apply metacognitive based science teaching material written in English to improve problem-solving students’ ability. The research examined the implementation of metacognitive-based English teaching material in improving students’ problem-solving ability. The research method used was an experiment, with Quasi-Experimental Design using non-equivalent control group design technique. The sampling used was purposive sampling. This study compared to the experimental class and control one. The result showed that the average score of the experimental class was  (84.76) and the average score of control class was (75,67). Improved problem-solving capability for the experimental class was shown by the gain test (0.76) with ‘high criterion’ while the control class is shown by the gain test (0.64) with the ‘medium criterion’. Students’ response test after learning material obtained a percentage of (77,25) with criteria of ‘strongly agree’. In conclusion, metacognitive based English teaching material can be used to improve students problem solving ability.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 73-79
Author(s):  
Devi Anugrah ◽  
Susanti Murwitaningsih ◽  
Desya Aryani Sofyan ◽  
Susilo Susilo

Berkembangnya kemampuan berpikir siswa dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki tentang pengaruh model treffinger terhadap kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Design quasi experimental diterapkan dengan menggunakan post-test only control group design. Studi ini melibatkan 62 siswa dari total 144 siswa. Instrument berupa soal tes sebanyak 35 soal pilihan ganda. Uji parametrik dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t digunakan untuk menganalisis data hasil nilai post-test. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (63,41>54,27). Perhitungan dari uji t menunjukkan bahwa model treffinger berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa. Sintak pada model treffinger berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi ekosistem dan perubahan lingkungan. Tahap I (Basic Tools) dapat meningkatkan dua indikator kemampuan memecahkan masalah yaitu merumuskan masalah dan hipotesis.Kata kunci: Kemampuan merumuskan masalah, kemampuan berhipotesis, perubahan lingkungan, ekosistem Treffinger creative learning model towards problem-solving ability in environmental and ecosystem change material. The growing ability of student thinking can affect students ' ability to solve problems. The study aims to investigate the effectiveness of treffinger's learning models towards the ability to solve problems in students. The quasi-experimental design is applied using the post-test only control group design. The study involved 62 students from a total of 144 students. The Instrument uses 35 questions of multiple-choice. The post-test value Data is analyzed using the normality test, homogeneity test, and T-test. The results of this study indicate that the experiment class has a higher value compared to the control class (63.41 > 54.27). Calculations from the T-test show that treffinger's model affects the ability to solve students' problems. The syntax of treffinger's models was able to improve the ability to answer students' issues in environmental and ecosystem change materials. Stage I (Basic Tools) can increase two indicators of problem-solving capability that is formulating issues and hypotheses.Keywords: Ability to formulate problems, ability to hypothesize, environmental changes, ecosystem


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Kurnia Eka Wijayanti

Dalam penelitian ini membahas tentang peran outdoor education dalam mengembangkan karakter siswa. Pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan dimana dan oleh siapa saja, salah satunya dapat dilaksanakan melalui outdoor education. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menemukan hasil implementasi pendidikan luar sekolah (outdoor education) terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah terwujudnya implementasi yang baik yang berfokus kepada pendidikan luar sekolah (outdoor education) terhadap pembentukan karakter pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent pre test-post test control group design (pre test-post test dua kelompok). Subjek penelitian dipilih dengan teknik non-probabilitas dari sampel purposif (purposive sampling). Instrumen penelitian berupa angket yang dianalisis dengan teknik statistik yaitu ukuran gejala pusat dan Uji T berpasangan (paired t test), berdasarkan penghitungan diatas diperoleh t hitung = 4,67 dan nilai t tabel = 1,743 artinya hipotesis ditolak yang berarti bahwa terdapat implementasi positif yang signifikan dari pendidikan luar kelas (outdoor education) terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Hasil penelitian siswa cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas di lingkungan kita tanpa harus membelinya sehingga perlu daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi, kemampuan problem solving pada anak, menstimulasi perkembangan bahasa dan kemampuan verbal, mengembangkan keterampilan sosial,  dan merupakan wadah pengekspresian emosi.


2021 ◽  
Author(s):  
Andi Asrifan ◽  
Adi Wijayanto

Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi bahwa penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat memberikan stimulasi perkembangan anak usia dini. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat menstimulasi perkembangan anak usia dini di RA Al Khodijah Purworejo Ngunut Tulungagung. Media audio visual memberikan suara dan gambar yang bergerak sehingga dapat menarik minat anak dalam pembelajaran dan mempengaruhi kecerdasan bahasa anak. Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan APE akan mempermudah dan memberikan kesempatan pada anak untuk berimajinasi, berfikir kreatif, menciptakan sesuatu yang baru dan menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah.Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan quasi experimental dan desain penelitian non equivalent control group design. Populasi anak usia dini kelompok B di RA Al Khodijah Purworejo Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari kelompok B1 sejumlah 30 anak dan kelompok B2 sejumlah 30 anak. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sejumlah 30 anak. Variabel independen media audio visual dan alat peraga edukatif, variabel dependen pengembangan bahasa anak. Data diambil dengan lembar observasi pengembangan bahasa anak, kemudian dianalisis dengan uji paired sample t test dan independent sample t test.Hasil dari penelitian didapatkan: 1) Ada pengaruh media pembelajaran audio visual terhadap hasil pengembangan bahasa anak kelas B di RA Al Khodijah Purworejo Ngunut Tulungagung. Hal tersebut ditunjukkan dari uji paired t test pengembangan bahasa anak antara sebelum dan sesudah pembelajaran media audio visual didapatkan p value 0,000 < 0,05. 2) Ada pengaruh alat peraga edukatif terhadap hasil pengembangan bahasa anak kelas B di RA Al Khodijah Purworejo Ngunut Tulungagung. Hal tersebut ditunjukkan dari uji paired t test pengembangan bahasa anak antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan alat peraga edukatif didapatkan p value 0,000 < 0,05. 3) Ada perbedaan pengaruh media pembelajaran audio visual dan alat peraga edukatif terhadap hasil pengembangan bahasa anak kelas B di RA Al Khodijah Purworejo Ngunut Tulungagung. Hal tersebut ditunjukkan dari uji independen t test pengaruh media pembelajaran audio visual dan alat peraga edukatif terhadap hasil pengembangan bahasa anak didapatkan p value 0,004 < 0,05.


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 40-45
Author(s):  
Janiar Munira ◽  
Yusrizal Yusrizal ◽  
Rini Safitri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada materi kalor. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental, dengan desain jenis pretest-posttest control group design. Subyek penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-IA3 dan kelas X-IA5 di SMA Negeri 11 Banda Aceh. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan pretes 70, posttes 100 dan n-gain 90,17. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model problem solving efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Rohi Triyadi ◽  
Dini Rakhmawati ◽  
Tri Hartini

Penelitian ini dilatar belakangi oleh siswa yang sering menunda-nunda tugas, tidak suka pelajaran , berpikiran waktu masih lama sering bermain game, dan bermain media sosial sehinggi mengakibatkan penundaan tugas. Prokrastinasi akan mengakibatkan penurunannya prestasi yang diraih oleh siswa.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif desain quasi experimental bentuk nonequivalent control group design dengan model pre-test post-test control group design.Populasi penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Pemalang. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yakni analisis presentase dengan Uji t (t-test).Hasil analisis skala prokrastinasi kelompok eksperimen dengan menggunakan uji-t hasil post-test menunjukan rata-rata kelompok eksperimen sebesar 65% dan kelompok kontrol 70,75%. Sehingga terjadi penurunan rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 5,75. Pada penghitungan uji-t diperoleh hasil thitung (3,58) > ttabel (2,14), maka hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Disimpulkan bahwa ada pengaruh layanan konseling kelompok dengan teknik realita untuk mereduksi prokrastinasi akademik siswa kelas XI SMA N 3 Pemalang.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 164-170
Author(s):  
Dewi Wahyu Kartika

Pelaksanaan pembelajaran IPA kelas IV SDN Gugus Jendral Sudirman cenderung ceramah, belum dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari serta belum memberikan kesempatan siswa untuk menemukan konsep materi sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan model CTL berbasis lingkungan terhadap hasil belajar IPA. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan quasi experimental design bentuk nonequivalent control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model CTL berbasis lingkungan sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar IPA. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis awal (uji normalitas dan homogenitas); analisis deskriptif; analisis akhir (independent sample t-test dan n-gain). Hasil independent samples t-test menunjukkan thitung>ttabel (6,818>1,666), dan uji n-gain menunjukkan peningkatan kelas eksperimen berada pada kriteria sedang yaitu 0,534, sedangkan kelas kontrol berada pada kriteria rendah yaitu 0,295. Simpulan dari penelitian ini adalah model CTL berbasis lingkungan lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Kayen Kabupaten Pati dibandingkan dengan model DI.   The implementation of the fourth grade science lesson at SDN Gugus Jendral Sudirman tends to lecture, has not been linked to daily life and has not given students the opportunity to find the concept of their own material. This study aims to examine the effectiveness of the environmental-based CTL model on science learning outcomes. This research is an experimental study used a quasi experimental design form nonequivalent control group design. The independent variable in this study is the environmental-based CTL model, while the dependent variable is the science learning outcomes. The sampling technique used purposive sampling. Data collection techniques used interviews, observation, documentation, and tests. The data analysis technique used was the initial analysis (normality and homogeneity test); descriptive analysis; final analysis (independent sample t-test and n-gain). The results of the independent samples t-test showed tcount> ttable (6.818> 1.666), and the n-gain test showed that the increase in the experimental class was at the moderate criteria, namely 0.534, while the control class was in the low criterion, namely 0.295. The conclusion from this study is that the environmentally based CTL model is more effective in teaching science for fourth grade students of SDN Gugus Jendral Sudirman, Kayen District, Pati Regency compared to the DI model.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document