scholarly journals Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik di SMA Negeri 11 Banda Aceh

2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 40-45
Author(s):  
Janiar Munira ◽  
Yusrizal Yusrizal ◽  
Rini Safitri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada materi kalor. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental, dengan desain jenis pretest-posttest control group design. Subyek penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-IA3 dan kelas X-IA5 di SMA Negeri 11 Banda Aceh. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan pretes 70, posttes 100 dan n-gain 90,17. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model problem solving efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.

2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
Tiara Veronica ◽  
Eko Swistoro ◽  
Dedy Hamdani

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran yang menggunakan model Problem Solving Fisika (PSF) terhadap hasil belajar pada ranah kognitif dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua jenis disain penelitian yang berbeda, yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dan Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Analisis pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dilakukan dengan uji-t dan uji lanjut dengan Cohen’s d menggunakan Microsoft Excel 2010. Hasil analisis diperoleh bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan model PSF terhadap hasil belajar kognitif siswa yaitu sebesar 0,72 yang berada dalam kategori sedang. Analisis pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika dilakukan dengan perhitungan gain yaitu pengurangan rata-rata posttest dengan pretest dan uji lanjut. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa model PSF memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa sebesar 1,80 yang berada dalam kategori kuat.Kata kunci: Model Problem Solving Fisika, Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 17-23 ◽  
Author(s):  
Izzah Al-Fikry ◽  
Yusrizal Yusrizal ◽  
Muhammad Syukri

Studi ini bertujuan untuk menentukan pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis (KBK) peserta didik pada materi kalor. Metode yang digunakan adalah quasi experimental dengan pretest-posttest control group design. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas X MIA dan sampelnya peserta didik kelas X MIA-2 dan X MIA-3 yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda beralasan sebanyak 15 soal. Data dianalisis dengan menggunakan program microsoft excel. Hasil akhir menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 92,32 dan 74,41. Hasil perhitungan N-gain diperoleh rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 86,59 dan 52,94. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model PBL secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan KBK peserta didik dibandingkan model konvensional.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 142-152
Author(s):  
Depict Pristine Adi ◽  
Muchsinatun Siasah Masruri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1) antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry; dan (4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu dengan posttest-only control group design yang sudah dimodifikasi sesuai dengan quasi-experimental research. Pengumpulan data menggunakan cara dokumentasi yaitu berupa jumlah peserta didik, nilai rapot sebagai skor awal, perangkat pembelajaran, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan one way anava pada taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry terdapat perbedaan keefektifan. Hasil analisis yang menyatakan hipotesis nihil diterima hanya terdapat dalam pengujian hipotesis yang kedua, yakni tidak terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik dengan model Problem-Based Learning dan Problem Solving; sedangkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem-Based Learning dan Inquiry; hepotesis keempat menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem Solving dan Inquiry.Kata kunci: keefektifan pendekatan saintifik, PBL, PS, Inquiry THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH OF PROBLEM BASED LEARNING, PROBLEM SOLVING, AND INQUIRY IN TEACHING AND LEARNING SOCIAL STUDIESAbstractThis research aims to reveal: (1) the differences among Problem-Based Learning, Problem solving, and Inquiry; (2) the effectiveness of Problem-Based Learning and Problem Solving model; (3) the effectiveness of Problem-Based Learning and Inquiry model; and (4) the effectiveness of Problem Solving and Inquiry model. This research was quantitative research with quasi experiment as a method. It used the post test-only control group design modified in accordance with the quasi-experimental reseacrh. The research data were obtained through documentation of the number of learners, raport book score as the initial score, learning devices, and evaluation. The data analysis technique was one way ANOVA at the significance level of 0.05. The results show that there is a significance difference in learning by using the scientific approach of Problem-Based Learning, Problem Solving, and Inquiry. The null hypothesis is accepted in the second hypothesis testting. There is no effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Problem Solving; in the third hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Inquiry; and in the fourth hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem Solving and Inquiry.Keywords: the effectiveness of scientific approach, PBL, PS, Inquiry


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 68-74 ◽  
Author(s):  
Rina Purnama Sari ◽  
Hafnati Rahmatan ◽  
Mudatsir Mudatsir

 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model Learning Cycle 7E pada materi interaksi makhluk hidup di SMP. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design, yaitu dengan rancangan pretest-posttest control group design, pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 18 Banda Aceh. Instrument penelitian menggunakan tes soal pilihan ganda yang berjumlah 30 butir dan angket motivasi belajar peserta didik. Analisis data perbedaan hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen menggunakan uji idependent sampel t-test dan uji Mann Whitney pada taraf signifikan 0,05. Angket motivasi peserta didik dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian diperoleh bahwa motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan dengan perolehan nilai Zhitung 3,211 >Ztabel 1,96. Hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol juga berbeda secara signifikan dengan perolehan nilai (thitung 8,06>ttabel 1,99). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar belajar peserta didik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol peserta didik di SMP N 8 dan SMP N 18 Banda Aceh. Kata kunci: Learning Cycle 7E, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Interaksi Makhluk Hidup


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 224 ◽  
Author(s):  
Syir Anatut Taqiyyah ◽  
Bambang Subali ◽  
Langlang Handayani

Bahan ajar merupakan salah satu penunjang  keberhasilan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan menerapkan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis metakognitif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis metakognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Metode penelitian menggunakan eksperimen, dengan desain Quasi Experimental teknik nonequivalent control group design. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini membandingkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata (84,76) dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata (75,67). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen ditunjukkan dengan uji gain (0,76) dengan kriteria tinggi sedangkan kelas kontrol ditunjukkan dengan uji gain (0,64) dengan kriteria sedang. Uji respon siswa setelah diterapkan bahan ajar diperoleh presentase (77,25) dengan kriteria sangat setuju. Disimpulkan bahwa bahan ajar berbahasa Inggris berbasis metakognitif dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. The Implementation of Metacognitive Based Science English Teaching Material to Improve Junior High School Students’ Problem Solving Ability AbstractTeaching material is one of the factors that encourage students’ success in learning. This study aims to apply metacognitive based science teaching material written in English to improve problem-solving students’ ability. The research examined the implementation of metacognitive-based English teaching material in improving students’ problem-solving ability. The research method used was an experiment, with Quasi-Experimental Design using non-equivalent control group design technique. The sampling used was purposive sampling. This study compared to the experimental class and control one. The result showed that the average score of the experimental class was  (84.76) and the average score of control class was (75,67). Improved problem-solving capability for the experimental class was shown by the gain test (0.76) with ‘high criterion’ while the control class is shown by the gain test (0.64) with the ‘medium criterion’. Students’ response test after learning material obtained a percentage of (77,25) with criteria of ‘strongly agree’. In conclusion, metacognitive based English teaching material can be used to improve students problem solving ability.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Nita Saila Putri ◽  
Leny Leny ◽  
Mahdian Mahdian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model problem solving pada materi stoikiometri di SMA PGRI 6 Banjarmasin. Metode yang digunakan adalah quasy experiment dengan desain non-equivalent pretest-posttest control group design dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Populasi penelitian adalah kelas X MIPA, sedangkan sampel penelitian adalah kelas X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan X MIPA 1 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik analisis data menggunakan analisis inferensial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dari data tersebut, dapat disimpulkan terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol di SMA PGRI 6 Banjarmasin.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Meiliza Aminy ◽  
Herizal Herizal ◽  
Wulandari Wulandari

Kurangnya kegigihan dalam penyelesaian masalah membuat siswa terlihat sukar menyelesaikan masalah yang berbeda, hal ini menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Untuk itu penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan GeoGebra diharapkan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Adapun penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir  kreatif matematis siswa yang diajarkan melalui model Problem Based Learning (PBL) berbantuan GeoGebra lebih baik daripada siswa yang diajarkan  melalui  pendekatan  saintifik  di  SMA Negeri 1 Muara Batu. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental design dengan menggunakan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Muara Batu tahun ajaran 2019/2020 dan sampel penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas  XI MIPA 3 sebagai kelas kontrol yang dipilih secara purposive sampling. Data diperoleh  dari  hasil tes instrumen kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berupa tes pretest dan postest serta dianalisis uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis berbantuan software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan GeoGebra  lebih baik dari pada siswa yang belajar menggunakan pendekatan saintifik di SMA Negeri 1 Muara Batu.


2021 ◽  
Vol 7 (SpecialIssue) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Sri Rezeki ◽  
A. Halim ◽  
Nasrullah Nasrullah ◽  
Yusrizal Yusrizal ◽  
Suhrawardy Ilyas

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan pemahaman konsep belajar peserta didik kelas XI  SMAN 9 Banda Aceh setelah diterapkan media e-modul berbasis schoology pada materi suhu dan kalor. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan rancangan pre-test dan post-test control group design. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yang kemudian dibagi menjadi kelas ekperimen dan kelas kontrol. Data pemahaman konsep dikumpulkan dari nilai tes objektif pilihan ganda pre-test dan post-test. Data pemahaman konsep tersebut kemudian diuji berdasarkan nilai uji-t. Hasil penilaian pemahaman konsep secara statistik dapat diketahui bahwa pengujian hasil tes menggunakan uji-t dengan t-hitung senilai 6,302 lebih besar dari nilai t-tabel yaitu 1,671, sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan secara signifikan. Analisis data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan berbantukan SPSS untuk Windows Versi 20. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan media e-modul  berbasis schoology meningkatkan pemahamn konsep peserta didik dibandingkan dengan model konvensional.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 32-41
Author(s):  
Indah Khairani ◽  
Rini Safitri

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar peserta didiksetelah diterapkannya metode pembelajaranproblem solving serta aktivitas guru dan peserta didikselama proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitianadalah quasi experimental,bentukpretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini semua peserta didik MAN RUKOH Banda Aceh kelas XI-MIA semester ganjil dengan sampel penelitian kelas XI MIA1 dan kelas XI MIA3. Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi lembar observasi dan soal. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar peserta didik. N-gain menunjukkan kelas eksperimen lebih tinggi, mencapai (100%) dibandingkan dengan kelas kontrol(55%). Penerapan metode pembelajaran problem solving berpengaruh terhadap aktivitas guru dan peserta didik di MAN Rukoh Banda Aceh yang terlihat lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.Kata Kunci: Problem solving, usaha, energi, hasil belajar


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 81-93
Author(s):  
Osey Putri Salehha ◽  
Siti Khaulah ◽  
Nurhayati Nurhayati

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran matematika merupakan salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan dalam materi limit fungsi aljabar. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbantuan kartu domino lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi limit fungsi aljabar di kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experimental. Desain penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen yang terdiri dari 9 kelas, sedangkan yang menjadi sampel yaitu kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA 2. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis data data menggunakan uji independent sample t-test maka diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0.05 maka H0 ditolak, artinya pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbantuan kartu domino lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi limit fungsi aljabar di kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document