SELF INSTRUCTIONAL DAN POSITIVE REINFORCEMENT DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI “US” PENYANDANG DISABILITAS TUBUH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG CACAT CIMAHI

2017 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
Author(s):  
Riyati .

Abstract Individuals who have high self-confidence have indicators covering believe in the ability of themselves, acted independently in making decisions, having a positive sense of self and the courage to express opinions.Confidence influenced by mental, social and physical factors. Physical state such as obesity, body parts defects or damage to one of the senses is an obvious flaws seen by others. A disability may not be able to react in a positive way so that there arises a sense of inferiority that became insecurity. This happens on US, persons with physical disability at BRSPC Cibabat Cimahi. People with disabilities that everyone who experiences physical limitations, intellectual, mental or sensory for long periods which in interaction with the environment may experience obstacles and difficulties to participate fully and effectively based on equality. This research aims to know and examine the implementation of Self instructional and Positive Reinforcement Technique to the self confident improvement of “US”. The Self Instructional Technique is a Self-Management strategy that contributes to a self-determination of the individual's ability in instructing and controlling themselves to prevent the emergence of low self-esteem behavior. Positive reinforcement is the establishment of behavior with a reward or reinforcement immediately after the behavior that is expected to appear. This research uses quantitative approach with a single subject design research methods were implemented to evaluate the implementation and achievement of a goal of intervention through repeated measurements. A validity test of measuring instruments in this research is to test the validity (face validity). Analysis of the data used testing the hypothesis by using the formula 2 standard deviations. The results of this research indicate that the Self instructional and Positive reinforcement techniques can improve confidence on US person with physical disability at BRSPC Cibabat Cimahi.Key words: Self confidence, People with Disabilities, Self Instructional and Positive Reinforcement Technique Abstrak Individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi memiliki indikator yang meliputi percaya kepada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri dan berani mengungkapkan pendapat. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh faktor mental, sosial dan fisik. Keadaan fisik seperti kegemukan, cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu indera merupakan kekurangan yang jelas terlihat oleh orang lain. Seorang penyandang disabilitas bisa saja tidak dapat bereaksi secara positif sehingga timbulah rasa minder yang menjadi rasa tidak percaya diri. Hal ini terjadi pada US, penyandang disabilitas tubuh di BRSPC Cibabat Cimahi. Penyandang disabilitas yaitu setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh serta efektif berdasarkan kesamaan hak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang penerapan teknik self instructional dan positive reinforcement terhadap peningkatan kepercayaan diri “US”. Teknik Self instructional merupakan strategi manajemen diri yang memberikan kontribusi bagi suatu penentuan kemampuan diri dari individu dalam menginstruksi dan mengendalikan diri untuk mencegah munculnya perilaku rendah diri. Positive reinforcement merupakan pembentukan tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian single subject design yang diimplementasikan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian suatu tujuan intervensi melalui pengukuran secara berulang. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah uji validitas muka (face validity). Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus 2 standar deviasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik Self instructional dan teknik Positive reinforcement dapat meningkatkan kepercayaan diri pada US penyandang disabilitas tubuh di BRSPC Cibabat Cimahi.Kata kunci: Kepercayaan Diri, Penyandang Disabilitas, Teknik Self-Instructional dan Positive Reinforcement

2017 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
Author(s):  
Mutmainah .

Abstract This research aims to examine the implementation of cognitive behaviour therapy to self-confidence of people with disability at Wyata Guna Social Institution for People with Visual Impaired, the subject is 1 person, total visual impaired (IK), 20 years old, has low confidence according to the observation conducted in accordance with confidence characteristic by Peter Lauster (2002) related to stuttering, less participate in starting talk, aloof behaviour and supported by the score of Peter Lauster (2002) self-confidence test translated by Gulo that IK has low confidence characteristic. The method used action research with Single Subject Design ABA model which is aimed to monitor IK behaviour on baseline (A1), intervention and baseline (A2) phase.The result showed that the Cognitive Behavior Therapy intervention proved to enhance self-confidence of people with visual impaired. According to the observation there is a change in positive and significant that is proven from the hypothesis result to the bahavior where the deviation gained is greater than 2 standard deviant (2SD). Moreover it is also supported by the score of self-confidence test of Peter Lauster (2002) on the post-test that has increased with strong average category. Researcher also performed epsilon variable measurement to know the determination coefficient level with a score of 94% while the 6% is the epsilon variable outside factor of Cognitive Behavior Therapy such as influence from family especially parents and peer influence in the environment of subject that contributes to self-confidence of research subject (IK). The interview result showed that IK experienced positive benefit by following the intervention program. Key words: Cognitive Behavior Therapy, Self-Confidence Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan cognitive behavior therapy terhadap kepercayaan diri penyandang disabilitas netra di Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna Bandung. Subjek penelitian berjumlah satu orang, penyandang disabilitas netra total (IK), usia 20 tahun, memiliki kepercayaan diri rendah berdasarkan observasi yang dilakukan sesuai dengan karakterisitik kepercayaan diri menurut Peter Lauster (2002) yang berkaitan dengan perilaku gagap, perilaku kurang berinisiatif dalam memulai pembicaraan, perilaku menyendiri, dan didukung juga berdasarkan skor Tes Kepercayaan Diri Peter Lauster (2002) diterjemahkan oleh Gulo bahwa IK memiliki kategori kepercayaan diri rata-rata lemah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action reseach), dengan desain penelitian Single Subject Design model ABA yang bertujuan memonitor perilaku IK pada fase baseline (A1), fase intervensi, dan fase baseline (A2).Hasil penelitian menunjukkan intervensi Cognitive Behavior Therapy terbukti dapat meningkatkan kepercayaan diri penyandang disabilitas netra. Berdasarkan observasi yang dilakukan mengalami perubahan yang positif dan signifikan, hal tersebut terbukti pada hasil uji hipotesis terhadap perilaku di mana nilai selisih yang diperoleh lebih besar dari 2 standard deviant (2SD). Selain itu didukung pula dengan hasil skor tes kepercayaan diri Peter Lauster (2002) pada post-test yang mengalami peningkatan dengan kategori rata-rata kuat. Peneliti juga melaksanakan pengukuran variabel epsilon untuk mengetahu tingkat koefisien determinasi dengan nilai 94%, sedangkan 6% lagi adalah nilai dari variabel epsilon yaitu faktor di luar penerapan Cognitive Behavior Therapy berupa pengaruh dari keluarga terutama orangtua dan pengaruh teman sebaya dari lingkungan subjek yang berkontribusi terhadap peningkatan kepercayaan diri subjek penelitian (IK). Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa IK merasakan manfaat positif dengan mengikuti program intervensi. Kata kunci: Cognitive Behavior Therapy, Kepercayaan Diri


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Pri Agung Warjono ◽  
Sultani Sultani ◽  
Laelatul Anisah

Pada observasi awal di SMP Negeri 2 Martapura ditemukan siswa yang mempunyai sikap kepercayaan diri rendah, seperti siswa takut maju kedepan untuk menjawab soal karena teman dikelasnya suka mengejek tulisan siswa membuat siswa tersebut takut mengeluarkan pendapat dan bertanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan rasa percaya diri siswa introvert melalui layanan konseling individual dengan pendekatan gestalt pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Martapura. Penelitian ini menggunakan metode eskperimen dengan singel subject design.subjek penelitian sebanyak 3 siswa yang memiliki rasa kepercayaan diri rendah. Teknik pengumpulan data dengan skala percaya diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa percaya diri pada siswa introvert di kelas VII di SMP Negeri 2 Martapura dalam hasil analisis data dengan Wilcoxon dengan nilai sig 0,109 maka dengan demikian maka analisis tersebut ditolak karena pada dasarnya pengambilan Wilcoxon adalah > 0,05 jika hasilnya lebih besar pada hasil yang sudah ditentukan maka (Ho) ditolak ditolak maka dapat dikatakan jika sampel 3 siswa dapat mempengaruhi hasil signifikan terhadap kepercayaan diri siswa dalam memberikan layanan konseling individual dengan pendekatan gestalt.Saran yang diberikan : kepada guru bimbingan konseling hal menarik dalam siswa agar siswa tertarik menceritakan permasalah mengalami kesulitan dalam kehidupannya, agar siswa berani memiliki sikap, perilaku, dan kepribadian yang positif. Kepada peneliti selanjutnya agar menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya._________________________________________________________ In the initial observation at SMP Negeri 2 Martapura, students who had low self-confidence attitudes were found, as students were afraid to come forward to answer questions because their classmates like to mock students' writing making them afraid to express their opinions and ask questions. The purpose of this study was to determine the increase in self-confidence of introverted students through individual counseling services with a gestalt approach in class VII students at SMP Negeri 2 Martapura. This study used the experimental method with single subject design. The research subjects were 3 students who had low self-esteem. Techniques for collecting data with a scale of confidence.The results showed that confidence in introverted students in class VII in SMP Negeri 2 Martapura in the results of data analysis with Wilcoxon with a sig value of 0.109 so that the analysis was rejected because basically taking Wilcoxon is> 0.05 if the results are greater on the results which has been determined then (Ho) is rejected rejected so it can be said if the sample of 3 students can influence the significant results on students' confidence in providing individual counseling services with a gestalt approach.


2019 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Deri Septiadi Dimyati

Keterampilan sosial diartikan sebagai kemampuan untuk memotivasi kerja sama antara individu dan individu lainnya dengan menyediakan mereka makna yang bersifat umum dimana tindakan tersebut dapat dilakukan dan dibenarkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empiris dan melakukan analisis terhadap karakteristik subjek, kondisi awal keterampilan sosial subjek, model social skill training dalam penanganan keterampilan sosial subjek dan kondisi keterampilan sosial subjek setelah implementasi social skill training. Metode yang digunakan adalah metode reversal dengan rancangan subjek tunggal (single subject design) di mana model ini menggunakan desain A-B-A. Desain ini digunakan untuk menunjukkan adanya sebab akibat antara variabel terkait dan variabel bebas sehingga terjadi pengulangan pada fase baseline. Subjek penelitian adalah seorang penyandang disabilitas mental skizofrenia yang bernama NG. Sumber data tambahan merupakan dokumen baik tertulis maupun foto termasuk karya tulis ilmiah seperti buku, jurnal dan tesis. Alat ukur yang digunakan adalah pedoman observasi dan wawancara yang di uji validitasnya melalui validitas muka (face validity) dan realibilitasnya melalui prosentasi kesepakatan (percent aggreement). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, obsevasi dan studi dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif dan analisa visual dalam dan antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial subjek pada aspek kemampuan bekerja sama dan pengembangan motivasi dapat meningkat dengan menggunakan model social skill training. Kata Kunci : keterampilan sosial, penyandang disabilitas mental skizofrenia, model social skill training, single subject design.


1991 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 209-233 ◽  
Author(s):  
Karen Hooker

This study determined the extent to which there was intraindividual change and stability in the self during the retirement transition, and examined the extent to which dimensions of variability were replicable across older adults. This study employed a single-subject design with multiple replications in order to examine interindividual similarities and differences in intraindividual change patterns. Data were collected from four people daily, beginning approximately one month prior to the retirement event and continuing until three months after the event. For each individual P-technique factor analyses showed three to four dimensions of variability. Stability in the self was also manifested, although there were large individual differences in the amount of stability exhibited. Although similar factors could be identified across individuals, the factors did not appear to be identical. The discussion focuses on the nature of change and stability in self when conceptualised and measured from an intraindividual perspective.


2018 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Puspa Sari Muraidandini

Abstrak  PUSPA SARI M. Penerapan Cognitive Behaviour Therapy terhadap perilaku menarik diri klien “B” penyandang disabilitas tubuh Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung. Penyandang disabilitas tubuh merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial  yang memiliki kecenderungan memiliki perilaku menarik diri. Dengan banyak nya pola pikir yang terdistorsi yang menyebabkan perilaku mereka pun menjadi mal adaptif. Menarik diri yang nampak pada pada penelitian ini adalah perilaku menarik diri dengan aspek-aspek di dalamnya seperti : mengasingkan diri, membesar-besarkan kekurangan dirinya, mudah tersinggung dan apatis terhadap aktivitas kegiatan di masyarakat atau di sekolah.  Cognitive Behaviour Therapy adalah terapi yang  efektif  dapat menolong klien untuk dapat merubah kognitif yang terdistorsi dan mengakibatkan perilaku yang mal adapif. Penyandingan  terapi realitas dan positive reinforcement dalam menerapkan cognitive behavior therapy pada klien dengan masalah menarik diri dirasakan sangat membantu klien untuk menemukan permasalahan dirinya, apa yang sudah dilakukannya, rencana klien kedepannya, evaluasi dan komitmen klien terhadap masa depannya. Positive reinforcement merupakan pembentukan tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuatitatif dengan metode penelitian single subject design dengan model A-B-A. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara angket atau kuisioner, observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Adapun pengujian hipotesis dilakukan dengan cara perhitungan rumus dua standart deviasi (2SD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan cognitive behavior therapy yang dikolaborasikan dengan terapi realitas dan positive reinforcement untuk menolong klien B dengan masalah menarik diri sangat efektif dilakukan dan dapat mengurangi perilaku menarik diri tersebut.  Kata Kunci : Menarik Diri, Penyandang Disabilitas Tubuh, Cognitive Behavior Therapy, Terapi Realitas.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 15-31
Author(s):  
Rahmatika Septina Chairunnisa ◽  
Cut Nurul Kemala

The aim of this study was to examine the effectiveness of the application of shaping technique with positive reinforcement, prompting, and fading technique in increasing the duration of on task-behavior in children with attention problem. The participant was AR, a 6- year-1-month-old boy who showed some behavior criteria or description of attentional disorder in interactive disorder category (ICDL-DMIC, 2005). The design in this study was a single-subject design with A-B type. The observer used a continuous recording method to measure the duration of on-task and off-task behavior when the child was working on some grade-1-level academic tasks. The result showed longer on-task behavior duration at the end of the intervention program.


2017 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
Author(s):  
Irma Nirmala Sari

Abstract Relapse is a condition of some one returned to abuse drugs after several times experienced clean period or abstinence (recover) (Sarafino, 2006). The relapse peroblem experienced by the subject related to the his irrational thought about Drugs can help him to make a better creation. Emotive rational therapy is aimed to improve and change individual atitude by altering the way of thinking and subject irrational beliefs toward rational thought, then subject can improve self-quality and his happiness. The purpose of this research is to answer the problematic from the research, to gain result from case management about rehabilitation program in reducing the level of ex-drugs abuse relapse, while the special aim is to get a description about the influence of active-directive, Cognitive-Experential, Emotive-Experential, Behavioristic and subject conditional to handle his relapse and the influence of emotive rational therapy implementation to the level of emotional, mental and physical relapse of the subject. The method used quantitative single subject design model with data collection technique through the instrument measurement of relapse, observation, and documentation study. Validity test used Face Validity and reliabiilty test used Alpha Cronbach with SPSS (Statistical Package for The Social Science) version 2.0. Furthermore the results of the research were analyzed using quantitative analysis techniques with formula Two Standard Deviation (SD 2) to test the main hypothesis. The conclusion of of this research indicate that the Rational Emotive Therapy is effective to reduce subject’s relapse that solve the problem of irrational thinking became more rational and can reduce relapse rate of the subject. Key words: drugs abuser, relapse, irrational beliefs, rational emotive therapy Abstrak Relapse adalah kondisi seseorang yang kembali menyalahgunakan NAPZA setelah beberapa waktu mengalami periode bersih atau abstinence (pulih) (Sarafino, 2006). Permasalahan relapse yang dialami subjek berkaitan dengan pikiran irrasionalnya bahwa NAPZA dapat membantunya membuat suatu karya menjadi lebih baik. Terapi Rasional Emotif bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap individu dengan cara mengubah cara berpikir dan keyakinan subjek yang irasional menuju cara berpikir yang rasional, sehingga subjek dapat meningkatkan kualitas diri dan kebahagiaan hidupnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab problematik dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil dari penanganan kasus tentang penerapan Terapi Rasional Emotif kepada eks penyalahguna NAPZA setelah menyelesaikan program rehabilitasi guna menurunnya tingkat relapse eks penyalahguna NAPZA, sedangkan tujuan khusus yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh aspek Aktif-Direktif, Kognitif-Eksperiensial,  Emotif-Eksperiensial,  Behavioristik, dan  Kondisional subjek untuk menangani relapsenya serta pengaruh implementasi Teknik Terapi Rasional Emotif terhadap tingkat kekambuhan emosi, mental, dan fisik subjek. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif rancangan subjek tunggal (Single Subject Design) dengan menggunakan teknik pengumpulan data pengukuran menggunakan instrumen relapse, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Uji validitas menggunakan validitas muka (Face Validity) dan uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS (Statistical Package for The Social Science) versi 2.0. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus Two Standard Deviation (2 SD) untuk menguji hipotesa utama. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Terapi Rasional Emotif efektif untuk menurunkan relapse subjek yaitu memecahkan masalah pemikiran irrasional menjadi lebih rasional serta dapat menurunkan tingkat relapse subjek. Kata kunci: penyalahgunaan narkotika, relapse, pemikiran irrasional, terapi rasional emotif


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 18-27
Author(s):  
Jaslinder Jaslinder ◽  
Rini Hildayani

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keterbatasan pada anak dengan disabilitas intelektual tingkat sedang yang belum mampu memakai kemeja secara mandiri. Pada sisi lain, kemeja merupakan salah satu pakaian wajib yang harus anak pakai setiap hari, terutama saat ke sekolah. Penelitian ini menggunakan program modifikasi perilaku dengan teknik forward chaining yang tujuannya mengajarkan anak untuk dapat memakai kemeja secara mandiri. Manfaat dari penelitian ini adalah membantu anak agar lebih mandiri dalam berpakaian dan dapat berfungsi dengan lebih optimal. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah single subject design dengan desain penelitian A-B. Partisipan dalam penelitian ini adalah seorang anak laki-laki berusia 6 tahun 5 bulan dengan diagnosis disabilitas intelektual tingkat sedang. Program modifikasi perilaku dalam penelitian ini menggabungkan teknik forward chaining dengan beberapa teknik lainnya, seperti prompt dan positive reinforcement. Program ini terdiri dari 7 tahapan, dengan masing-masing tiga kali percobaan pada setiap tahapannya. Analisis keberhasilan efektivitas program menggunakan analisis visual dengan membandingkan data yang diperoleh ketika baseline, intervensi, dan follow up. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik forward chaining bersamaan dengan prompt dan positive reinforcement terbukti efektif dalam membantu anak menguasai kemampuan untuk memakai kemeja secara mandiri. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document