scholarly journals ISOLASI LIKOPEN DARI BUAH TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM) DENGAN PELARUT HEKSANA

2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 123
Author(s):  
Earlyna Sinthia Dewi

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode sederhana dan efektif  dengan menggunakan ekstraksi pelarut heksana dan methanol sebagai anti pelarut untuk isolasi likopen dari buah tomat (Lycopersicum esculentum). Tomat merupakan  sumber utama likopen. Likopen adalah  zat pigmen golongan karotenoid yang menyebabkan warna merah pada tomat. Penelitian ini telah berhasil mengisolasi likopen dengan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan dengan pelarut heksana kadar likopen yang diperoleh 2,25 mg/100 g. Analisa gugus fungsi dengan menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FT-IR) terdeteksi gugus C=C pada panjang gelombang 1537,09 cm-1, gugus CH2 terdeteksi pada panjang gelombang 1498,86 cm-1, gugus R-CH=CH-R terdeteksi pada panjang gelombang 959,27 cm-1. Sedangkan gugus regangan C-C dan C-C-H (streching)masing-masing terjadi pada panjang gelombang 1262,15 cm-1 dan 1378,71 cm-1.

Author(s):  
MM Thompson ◽  
MS Ireland

AbstractFT-IR microspectroscopy was used to investigate a common type of cigarette defect in which the filter separates from the tobacco rod. Infra-red imagings of the adhesive located at this junction on the tipping papers from both defective and acceptable cigarettes were obtained. A comparison of these data revealed that although adhesive was present in the seam area of the defective cigarettes, the amount of adhesive was significantly less and its distribution was not uniform.


1999 ◽  
Vol 14 (Suppl_3) ◽  
pp. 173-174
Author(s):  
N. Thomas ◽  
R. Goodacre ◽  
É.M. Timmins ◽  
P. Mitchell ◽  
M. Jamieson ◽  
...  

2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Ida Nur Apriani Apriani ◽  
Jarnuzi Gunlazuardi

Telah dilakukan sintesis fotokatalis N/TiO2 bermofologi nanotube dengan metode anodisasi  menggunakan ammonium nitrat (NH4NO3) sebagai sumber dopan pada berbagai variasi konsentrasi (0,5M , 1M, 2M), dilanjutkan dengan kalisinasi pada suhu 4500C selama 2 jam untuk mendapatkan fasa kristal anatase. Karakterisasi dilakukan menggunakan Scanning Electron Miscroscopy (SEM), Fourier Transform Infra Red (FT-IR), X-ray Diffraction (XRD), dan DRS (Diffused Reflectant Spectrometry) UV-Vis. Pengujian Linear Sweep Voltametri dan Multi Pulse Anperiometri pada fotokatalis­ N/TiO2 telah berhasil diterapkan untuk degradasi senyawa Rhodamin B menggunakan sinar UV maupun sinar tampak. Aplikasi dari uji fotoelektrokatalisis menggunakan sinar tampak untuk N/TiO2-NT memberikan hasil eliminasi sebesar 47,86%, sedangkan bila menggunakan TiO2 nanotube tanpa dopan eleminasi hanya sebesar 25,49%. Hal ini menunjukkan bahwa proses doping yang dilakukan telah berhasil menyisipkan nitrogen kedalam matrik TiO2 nanotube dan memperbaiki kinerja fotokatalisis nya di daerah sinar tampak.


2014 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 80-85
Author(s):  
Nur Dwi Lestari ◽  
Pardoyo Pardoyo ◽  
Agus Subagio

Telah dilakukan penelitian sintesis dan karakterisasi CNT (Carbon Nanotube) dengan doping logam kobalt. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter CNT sebelum dan setelah didoping dengan variasi konsentrasi logam 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah impregnasi basah yang meliputi perendaman pada larutan logam dan kalsinasi. Hasil impregnasi dianalisis menggunakan Fourier Transform-Infra Red (FT-IR), GSA (Gas Sorption Analysis), Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS). Analisis FT-IR menunjukkan adanya vibrasi ulur dari ikatan Co-C dan Co-O.  Hasil GSA menunjukkan bahwa CNT loading 30% mempunyai luas permukaan tertinggi yaitu 69,192 m2/g. Hasil SEM-EDS menunjukkan bahwa morfologi permukaan dinding CNT ditutupi aggregat-aggregat kobalt. Pada hasil EDS fraksi kobalt dihasilkan adalah 1,96 % yang nilainya tidak jauh berbeda dari fraksi Fe yaitu 1,49%. Hal ini menunjukkan bahwa CNT doping logam Co menggunakan metode impregnasi basah tidak efektif.


2018 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 162-166
Author(s):  
Wiwi Winarti ◽  
Partomuan Simanjuntak ◽  
Muhammad Fahmi Syahidin

Buah andaliman, (Zanthoxylum acanthopodium DC),banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai bumbu makanan dan obat tradisional seperti obat sakit perut, tonikum, dan anti mikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan dari ekstrak buah andaliman. Ekstraksi dilakukan secara maserasi kinetik menggunakan pelarut n-heksan, dan etil asetat. Ekstrak kental yang diperoleh kemudian diuji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas menggunakan DPPH. Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C. Selanjutnya dilakukan pemurnian dengan kromatografi kolom sampai diperoleh isolat EA.X.6.1 yang mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat buah andaliman mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 66,91 bpj, dan isolat EA.X.6.1 yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 sebesar 135,58 bpj. Berdasarkan hasil analisis dengan spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri Fourier Transform Infra Red (FT- IR) dan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa (KG-SM) diduga senyawa aktif antioksidan yang terdapat dalam ekstrak etil asetat buah andaliman adalah 2-metoksi-4-vinilfenol.   Andaliman fruit, (Zanthoxylum acanthopodium DC), is widely consumed by people as a food spice and traditional medicine to treat stomach pain, tonic, and as anti-microbial drugs. This study aimed to identify compounds that wereefficacious as antioxidants of andaliman fruit extract. The extraction was performed by kinetic maceration method using n-hexane and ethyl acetate. Then, the crude was tested for its antioxidant activity by free radical DPPH scavenging method. Vitamin C was used as  a positive control. Furthermore, the extract was purified by column chromatography to obtain isolate  EA.X.6.1 which has the highest antioxidant activity. The results of evaluation on antioxidant activity by free radical DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)scavenging method showed that ethyl acetate andaliman fruit extract revelaed antioxidant activity with IC50value of 66,91 bpj and isolate EA.X.6.1 which showed the highest antioxidant activity with IC50value of 135,58 bpj. Based on analysis using UV-Vis spectrophotometer, spectrophotometer Fourier Transform Infra Red (FT- IR) and Gas Chromatography- Mass Spectrophotometry (GC-MS), it was considered that antioxidant chemical active compound in ethyl acetate andaliman fruit extract was 2-methoxy-4-vinylphenol


2015 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 29-33
Author(s):  
Novia Mintari ◽  
Suhartana Suhartana ◽  
Sriatun Sriatun

Sintesis Senyawa Kompleks Bis-Asetilasetonatodiaquonikel(II)  telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mensintesis senyawa kompleks bis-asetilasetonatodiaquonikel(II) ([Ni(acac)2(H2O)2]) dengan menggunakan pelarut metanol, etanol dan aseton serta membandingkan pengaruh pelarut yang digunakan terhadap hasil sintesis senyawa kompleks. Senyawa kompleks [Ni(acac)2(H2O)2] dibuat dengan memodifikasi metode Pawlikowski dengan perbandingan mol ion pusat dengan ligan adalah 1:3. Karakterisasi senyawa kompleks dilakukan menggunakan Fourier Transform-Infra Red (FT-IR), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS), dan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil FTIR menunjukkan adanya gugus O pada asetil aseton yang terkoordinasi pada ion pusat Ni2+ membentuk kompleks [Ni(acac)2(H2O)2]. Spektra UV-Vis menghasilkan serapan maksimum untuk kompleks [Ni(acac)2(H2O)2] dalam pelarut metanol pada panjang gelombang 294,5 nm, dengan energi transisi sebesar 406,72 KJmol-1, dan rendemen 19,26%. Kompleks [Ni(acac)2(H2O)2] dalam pelarut etanol memiliki panjang gelombang maksimum pada 294,5 nm, dengan energi transisi sebesar 406,72 KJmol-1, dan rendemen 18,69%. Sedangkan kompleks [Ni(acac)2(H2O)2] dalam pelarut aseton mempunyai panjang gelombang maksimum pada 293 nm, dengan energi transisi sebesar 408,80 KJmol-1, dan rendemen 16,99%.


2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Nova . ◽  
Edi Suryanto ◽  
Lidya I. Momuat

Telah dilakukan pengujian potensi aktivitas antioksidan serat pangan dari ampas empulur sagu baruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antioksidan dari ampas empulur sagu baruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ampas empulur sagu baruk tidak mengalami perubahan mendasar pada komponen utama selama penggilingan ditunjukkan pada hasil spektra Fourier Transform Infra Red (FT-IR). Hasil analisis Particle Size Analysis (PSA) menunjukkan ukuran partikel dari ampas empulur sagu baruk sebesar 92,89 µm. Analisis X-ray Difraction (XRD) menunjukkan adanya karakteristik dari selulosa yang merupakan bagian dari serat pangan tak larut. Hasil pengujian serat pangan didapatkan bahwa ampas empulur sagu baruk memiliki serat pangan total sebesar 68,71% yang meliputi 66,58% serat pangan tak larut dan 2,12% serat pangan larut. Kadar serat pangan tak larut meliputi kadar selulosa, hemiselulosa dan lignin yaitu 50,7%; 29,16%; dan 11,67% secara berturut-turut. Hasil pengujian aktivitas antioksidan metode DPPH dari ekstrak fenolik terikat (EFT) dan fenolik bebas (EFB) ampas empulur sagu baruk menunjukkan aktivitas antioksidan sebesar 66,20% EFB dan 50,97% EFT. Adapun kemampuan penangkal ion nitrit dari sampel ampas sagu baruk kering angin memiliki potensi menangkal ion nitrit sebesar 55,20% EFB dan 50,15% EFT.ABSTRACT Potential antioxidant activity of food fiber from barley sago pith pulp has been tested. This research studies the antioxidant potential of barley sago pith pulp. Fourier Transform Infra Red (FT-IR). The results showed the fact that the barley sago pith pulp did not change the basis of the main components during grinding evaluating the spectral results. The results of the analysis of Particle Size Analysis (PSA) showed that the particle size of the pith sago waste was 92.89 μm. X-ray Difraction (XRD) analysis shows the characteristics of cellulose which is part of insoluble dietary fiber. Food fiber test results were obtained from barley sago pith pulp having a total food fiber of 68.71% which contained 66.58% insoluble food fiber and 2.12% soluble food fiber. Insoluble dietary fiber content includes cellulose, hemicellulose and lignin levels that is 50.7%; 29.16%; and 11.67% consistently. The results of testing the antioxidant activity of DPPH method from phenolic extracts (EFT) and free phenolic (EFB) barley pith pulp showed antioxidant activity of 66.20% EFB and 50.97% EFT. Whereas the ability to prevent nitrite ions from dried barago sago pulp samples has the ability to counteract nitrite ions by 55.20% EFB and 50.15% EFT.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 779-785
Author(s):  
Dwi Erni Fadhilah ◽  
Achmad Vandian Nur ◽  
W Wirasti ◽  
Khusna Santika Rahmasari

AbstractThe quality of secondary metabolites in plants is determined by the altitude where they grow, in tomato plants secondary metabolites that have the potential as antioxidant activity are caused by β-carotene. β-carotene is a red-orange pigment that is very abundant in plants and fruits. β-carotene is an organic compound and is classified as a terpenoid, β-carotene is also one of the antioxidants that can prevent disease. The purpose of this study was to determine the level of β-carotene in tomatoes based on the altitude where they grew. The sample used in this study was Tomato Fruit (Lycopersicum esculentum Mill.) which was taken at an altitude of ±1206, ±845, ±548 and ±76 masl. Qualitative testing using Fourier Transform Infra Red (FTIR) and Thin Layer Chromatography (TLC), the mobile phases used are chloroform and ethyl acetate (7:3), the Rf values of the samples and comparisons are not much different. Quantitative testing using UV-Vis Spectrophotometry method at a wavelength of 461 nm. The results showed that the four positive samples contained β-carotene. The levels of β-carotene in the samples studied were sample A (±1206 masl) as much as 5.642 mg/100 gr, sample B (±845 masl) as much as 7.986 mg/100 gr, sample C (±548 masl) as much as 11.128 mg/100 gr and sample D (±76 masl) as much as 3.792 mg/100 gr. From this study, it was found that the highest β-carotene content was found in sample C (±548 masl) and the lowest β-carotene level was found in sample D (±76 masl). Environmental factors such as light, temperature, pH, altitude, and temperature greatly affect the content of β-carotene.Keywords: Determination of rates; β-carotene; tomatoes; UV-Vis spectrophotometry AbstrakKualitas metabolit sekunder dalam tumbuhan salah satunya ditentukan oleh ketinggian tempat tumbuhnya, dalam tanaman tomat metabolit sekunder yang berpotensi sebagai aktivitas antioksidan salah satunya disebabkan oleh β-karoten. β-karoten adalah pigmen berwarna merah-orange yang sangat berlimpah pada tanaman dan buah-buahan. β-karoten merupakan senyawa organik dan diklasifikasikan sebagai suatu terpenoid, β-karoten juga merupakan salah satu antioksidan yang dapat mencegah penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar β-karoten dalam buah tomat berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang diambil pada ketinggian ±1206, ±845, ±548 dan ±76 mdpl. Pengujian secara kualitatif menggunakan metode Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), fase gerak yang digunakan yaitu berupa kloroform dan etil asetat (7:3) diperoleh nilai Rf sampel dan pembanding yang tidak jauh berbeda. Pengujian secara kuantitatif menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 461 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat sampel positif mengandung β-karoten. Kadar β-karoten dalam sampel yang diteliti yaitu sampel A (±1206 mdpl) sebanyak 5,642 mg/100 gr, sampel B (±845 mdpl) sebanyak 7,986 mg/100 gr, sampel C (±548 mdpl) sebanyak 11,128 mg/100 gr dan sampel D (±76 mdpl) sebanyak 3,792 mg/100 gr. Dari penelitian ini diketahui bahwa kadar β-karoten tertinggi terdapat pada sampel C (±548 mdpl) dan kadar β-karoten terendah terdapat pada sampel D (±76 mdpl). Faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, pH, ketinggian tempat, dan temperature sangat berpengaruh terhadap kandungan β-karoten.Kata kunci: Penetapan kadar; β-karoten; buah tomat; spektrofotometri UV-Vis


2019 ◽  
Author(s):  
Elsa Dwicania

Plastik merupakan material yang memiliki nilai ekonomis. Namun, plastik bersifat persisten. Sifat persisten yang dimiliki oleh plastik harus dilakukan suatu upaya untuk mereduksi keberadaannya di lingkungan tanpa harus merusak lingkungan. Jumlah limbah plastik yang melimpah saat ini kebanyakan diatasi dengan cara dibakar yang akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Maka, perlu adanya sebuah solusi untuk mengurangi permasalahan limbah plastik dengan menguraikan plastik secara alami yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme sehingga dapat keberadaannya tereduksi di lingkungan atau disebut dengan biodegradasi. Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui potensi atau kemampuan mikroorganisme dalam mendegradasi plastik. Biodegradasi merupakan proses penguraian yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme sehingga terjadi perubahan pada plastik. Proses degradasi yang terjadi dikarenakan senyawa tersebut dimanfaatkan oleh mikroorganisme sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhannya. Analisis biodegradasi plastik oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode analisis, diantaranya adalah metode analisis Fourier Transform Infra Red (FT-IR), dan metode analisis Scanning Electron Microscopy (SEM). Metode analisis Fourier Transform Infra Red (FT-IR) digunakan untuk mengetahui adanya perubahan gugus fungsi plastik yang telah mendapat perlakua, sedangkan metode analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk mengetahui adanya perubahan morfologi permukaan plastik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document