scholarly journals EKSPERIMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI SELF EFFICACY SISWA

2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Dede Salim Nahdi
2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 88-95
Author(s):  
Nanda Tia Losi ◽  
◽  
Mukhtar Mukhtar ◽  
Waminton Rajagukguk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang diajar menggunakan model problem based learning dengan siswa yang diajar menggunakan model guided discovery learning berbantuan GeoGebra; (2) perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa laki-laki dan perempuan; (3) interaksi antara model pembelajaran (PBL dan GDL) berbantuan GeoGebra dengan gender terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa kelas VIII MTs PAB 1 Helvetia yang berjumlah 190 siswa Tahun Pelajaran 2020/2021, dengan mengambil sampel dua kelas berjumlah 64 siswa. Analisis data dilakukan dengan analisis varians (ANAVA) dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) nilai Fhitung(A) lebih besar daripada nilai Ftabel pada a = 0,05 yaitu 5,249 > 4,001 maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar mengggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan GeoGebra dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran guided discovery learning berbantuan GeoGebr; (2) nilai Fhitung(B) sebesar 4,750 lebih besar daripada nilai Ftabel pada a = 0,05 yaitu 4,750> 4,001 maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa laki-laki dan perempuan; (3) nilai Fhitung(AB) sebesar 2,277 lebih kecil daripada nilai Ftabel pada a = 0,05 yaitu 2,277 < 4,001, maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran (PBL dan GDL) berbantuan GeoGebra dengan gender terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 463-474
Author(s):  
Ranti Santika Dewi ◽  
Rostina Sundayana ◽  
Reni Nuraeni

AbstrakRendahnya kemampuan komunikasi matematis dan Self Confidence siswa berpengaruh terhadap prestasi dalam pembelajaran matematika. Perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan Self Confidence siswa salah satunya dengan menggunakan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan Self Confidence antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Garut. Sampel pada penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 sebanyak 35 siswa yang mendapat model Discovery Learning dan X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen 2 sebanyak 33 siswa yang mendapat model Problem Based Learning. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes uraian dan angket skala Bandura. Berdasarkan hasil analisis secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning serta terdapat perbedaan peningkatan Self Confidence antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Differences in The Improvement of Mathematical Communication Skill and Self Confidence between Students Who Get the Discovery Learning and Problem Based LearningAbstractThe low mathematical communication skills and Self Confidence of the students affect achievement in mathematics learning. It is worth the effort to improve communication skills and Self Confidence of the students one by using the model of Discovery Learning and Problem Based Learning. Research purposes to analyze the differences in the increase in mathematical communication skills and Self Confidence among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning. The research method used is a quasi-experiment with the entire population of students of class X SMA Negeri 2 Garut. The sample in this study were two classes, namely X MIPA 1 as a class experiment 1 as many as 35 students who received Discovery model Learning and X MIPA 2 as a class experiment 2 a total of 33 students who received the model of Problem Based Learning. The research instrument used in the form of test descriptions and questionnaire scale Bandura. Based on the results of the analysis of statistically obtained the conclusion that there are differences in mathematical communication skills among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning as well as there are differences in the increase in Self Confidence among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 228-238
Author(s):  
Yudi Cahyo Winoto ◽  
Tego Prasetyo

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model problem based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika kelas IV SD. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Gugus Surodirjo. Subjek pada penelitian ini yaitu SDN Tlogo sejumlah 29 siswa sebagai kelas eksperimen 1, SDN Simpar sejumlah 28 siswa sebagai kelas eksperimen 2, dan SDN Tretep sejumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. Jenis desain penelitian adalah quasi eksperimental. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Pada analisis akhir perhitungan dengan menggunakan uji t diperoleh hasil nilai sig (2-tailed) 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan antara penggunaan model problem based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika kelas IV SD. Perbedaan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis pada model problem based learning 74,65 dan model discovery learning 80,57. Jadi dapat diartikan model discovery learning lebih efektif dibandingkan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis. Perbedaan nilai rata-rata hasil belajar matematika pada model problem based learning 72,7 dan model discovery learning 77,98. Jadi dapat diartikan model discovery learning lebih efektif dibandingkan dengan model problem based learning tehadap hasil belajar matematika


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 13-18
Author(s):  
Liza Salsabila

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning dan self efficacy terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fisika. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Karawang. Variabel terikat berupa kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fisika dan variable bebas model problem based learning dan self efficacy. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis dan angket self efficacy siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain eksperimen treatment by level 2x2. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis varians dua jalan (two way ANAVA). Penelitian yang dilakukan memperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fisika pada siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih efektif jika diberikan dan siswa yang memiliki self efficacy rendah lebih efektif diberi perlakuan menggunakan model problem based learning berbantuan KIT fisika.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Anugrawati Asri ◽  
Halimah Husain ◽  
Sugiarti Sugiarti

ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan membandingkan hasil belajar peserta didik yang diajar model Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning pada materi pokok asam basa. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only two group design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA SMAN 9 Gowa yang berjumlah 204 peserta didik yang tersebar dalam 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Kelas yang tepilih sebagai sampel yaitu kelas yaitu kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen I (PBL) dan kelas XI MIA 6 sebagai kelas eksperimen II (Discovery Learning) dengan jumlah peserta didik masing-masing sebanyak 34 orang. Data penelitian diperoleh melalui tes hasil belajar. Data hasil belajar dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Data rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I sebesar 70,97 dan kelas eksperimen II sebesar 63,31. Data hasil analisis inferensial terhadap hasil belajar peserta didik menujukkan bahwa data hasil belajar peserta didik untuk kelas eksperimen I dan II tidak terdisribusi normal dan berasal dari varian homogen. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji mann-whitney diperoleh Zhitung> Ztabel (8,66 > 1,64). Hal tersebut menunjukkan terdapat perbedaan antara hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan model PBL dengan Discovery Learning pada materi pokok asam basa. Kata Kunci: Hasil Belajar, Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning ABSTRACT This research was quasi experiment research that aimed to know differences learning outcomes of student that taught using Problem Based Leaning (PBL) and Discovery Learning Models. Desain of research is posttest - only two group design. Population was students in class XI MIA SMAN 9 Gowa that consisted of 204 students with six classes. Sample was taken randomly. The sample research consisted of two classes, namely XI MIA 3 class as an experiment I (PBL) and XI MIA 6 class as an experiment II (Discovery Learning), each class consisted of 34 students. Research data obtained from learning outcomes test and observation sheets. Data that obtained analyzed by descriptive and inferential statistic. Data of learning outcomes showed that the mean score of experiment I was 70,97 and experiment II was 63,31. The result of analysis inferential from learning outcomes showed that data students learning outcomes in class experiment I adan II was not normally distributed and it has homogen varians, The results of hypothesis testing using Mann-Whitney test values obtained Zcalculated>Ztable (8,66>1,64). It showed that there is differences of learning outcomes from student that taught using PBL and Discovery Learning Model on acid-base subject matter. Keywords: Learning Outcomes, Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Asrani Assegaff ◽  
Uep Tatang Sontani

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa di sekolah, salah satunya dengan Model Problem Based Learning (PBL). Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Perez dan Uline (Schechter, 2011) bahwa PBL telah banyak dipahami sebagai manfaat bagi mempersiapkan para pemimpin sekolah dengan berkontribusi terhadap kemampuan berfikir analitis dan strategis mereka. Selain itu, John Dewey (Miller, 2004) yang merupakan seorang filsuf dan pendidik, menjelaskan bahwa "masalah adalah stimulus untuk berfikir”. Kedua pendapat tersebut menguatkan bahwa PBL berkontribusi baik bagi para guru maupun siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis dan strategi dalam pembelajaran. Kajian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dan bentuk kuasi eksperimen yang dipilih adalah Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, observasi, dan studi dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir analitis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Subjek penelitian ini yaitu Kelas XI AP 4 sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI AP 2 sebagai kelas kontrol. Hasil kajian menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berfikir analitis yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan kelas kontrol yang menggunakan model Guide Discovery Learning. Namun, perolehan rata-rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Artinya, sekolah dapat menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa.Kata Kunci: problem based learning, guide discovery learning, berfikir analitis. IMPROVED ABILITY TO ANALYTICAL THINKING WITH  A PROBLEM BASED LEARNING MODELMany efforts should be made to improve analytical thinking ability of students in the school, one of them with a Model Problem Based Learning (PBL). This is in line with the opinion by Perez and Uline (Schechter, 2011) that PBL has been widely understood as the benefits to prepare school leaders to contribute to the ability to think analytically and strategically them. In addition, John Dewey (Miller, 2004) which is a philosopher and educator, explained that "the problem is the stimulus to think." Second opinions reinforces that PBL contribute both for teachers and students to improve think analytically and strategies in learning. this study using a quasi-experimental, and form a quasi-experimental chosen is Nonequivqlenty Control Group Design. the data collection technique using tests, observation and documentation, while data analysis techniques using t-test to see differences increase the ability to think analytically between the experimental class and control class. this research subject is class XI AP 4 as an experimental class and class XI AP 2 as a control group. the results of the study showed that an increase in the ability to think analytically significant among experimental class using the model of Problem Based Learning (PBL) with grade control using a model of Discovery Learning Guide. However, the acquisition of the average score of the experimental class is higher than the control class. That is, schools can apply the model of Problem Based Learning (PBL) to improve students' ability to think analytically.Keywords: problem based learning, guide discovery learning, analytical thinking


2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 273 ◽  
Author(s):  
Sri Rochani

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keefektifan pembelajaran matematika berbasis masalah dan pembelajaran penemuan terbimbing ditinjau dari hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP. Penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri atas sembilan kelas. Sampel penelitianmenggunakan kelas VIII.8 dan VIII.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran berbasis masalah efektif ditinjau dari hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP, (2) pembelajaran penemuan terbimbing efektif ditinjau dari hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP, dan (3) pembelajaran berbasis masalah lebih efektif daripada pembelajaran penemuan terbimbing ditinjau dari hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP.Kata Kunci: pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran penemuan terbimbing, hasil belajar kognitif, dan kemampuan berpikir kreatif The effectiveness of mathematics problem-based learning and guided discovery learning viewed from the cognitive learning achievement and creative thinking skill AbstractThis research aimed to describe the comparison of the effectiveness of mathematics problem-based learning and guided discovery learning in term of the cognitive learning achievement and creative thinking skill of grade VIII students of junior high school. This research was a quasi-experimental design. The research population included all of grade VIII students of SMP Negeri 5 Yogyakarta in the academic year of 2014/2015 which consisted of nine classes, The sample was classess VIII.8 and VIII.9 randomly selected. The result shows that: (1) mathematics problem-based learning was  effective in terms of the cognitive learning achievement and creative thinking skill of grade VIII students of junior high school, (2) mathematics guided discovery learning was effective  in terms of the cognitive learning achievement and creative thinking skill of grade VIII students of junior high school, and (3) mathematics problem-based learning was more effective than guided discovery learning in terms of the cognitive learning achievement and creative thinking skill of grade VIII students of junior high school.Keywords: problem-based learning, guided discovery learning, cognitive learning achievement and creative thinking skill


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Riski Ramadhan ◽  
La Ode Kaimudin ◽  
La Ili

Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran model Problem Based Learning dan model pembelajaran Discovery Learning pada materi bangun ruang di kelas V SDN 52 Kendari tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen, yang menggunakan desain penelitian nonequivalent control group desain. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 93 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas Vb yang berjumlah 28 siswa, sebagai kelas eksperimen I dan kelas Vc yang berjumlah 30 siswa, sebagai kelas eksperimen II. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diberikan dalam bentuk essay test dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data  menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran discovery learning pada materi bangun ruang kelas V SDN 52 Kendari, dengan nilai thitung = 2,342 > ttabel = 2,021 atau nilai sig. (2 tailed) 0,012 <α = 0,05.Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Based Learning; Model Pembelajaran Discovery Learning; Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document