scholarly journals PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs NEGERI PUTUSSIBAU

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 143
Author(s):  
Hardimansyah Hardimansyah

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di MTs Negeri Putussibau Populasi pada kelas ini adalah kelas VIII MTs Negeri Putussibau Pada pengambilan sampel digunakan metode cluster random sampling, diperoleh kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran kooperatif learning tipe teams games tournament) dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol (pembelajaran konvensional) dan kelas VIIIC sebagai kelas uji coba. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, pada desain eksperimen peneliti dapat membandingkan kelompok yang mendapatkan perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berupa metode angket, metode observasi dan metode tes. Metode angket diberikan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata kelas eksperimen diperoleh 65,88 dengan Standar Deviasi (SD)=11,51 dan rata-rata kelas kontrol diperoleh 58,82 dengan Standar Deviasi (SD)=9,05 untuk selanjutnya diuji dengan menggunakan uji t diperoleh thitung=2,811 dan dari tabel distribusi diperoleh tabel ttabel = 1,67 dengan α = 0,05 dan dk=34 + 34 —2=66. Hal ini menunjuk kan bahwa thitung > t tabel , jadi H 1 : m1 >m2 . Artinya, bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament materi makanan dan minuman berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Hal tersebut Nampak bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament efektif lebih berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 7-15
Author(s):  
Mimi Nur Hajizah ◽  
Nadhifa Ismaya Putri ◽  
Swida Purwanto

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Fan N Pick lebih tinggi daripada Team Games Tournament. Penelitian dilakukan di dua sekolah, yaitu SMAN 1 Cibinong dan SMAN 2 Cibinong kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2018-2019 pada pokok bahasan limit fungsi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman matematis pada pokok bahasan limit fungsi sebanyak empat soal uraian. Instrumen tersebut telah melalui uji validitas isi, validitas konstruk, dan validitas empiris. Perhitungan reabilitas dilakukan menggunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh koefisien reabilitas sebesar yang termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan perhitungan data hasil penelitian, data kesepuluh kelas berasal dari populasi berdistribusi normal dan memiliki varians sama atau homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis statistic dilakukan menggunakan statistic uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh = 2,4696 dan = 1, 9768. Nilai yang berarti tolak . Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Fan N Pick lebih tinggi daripada kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament.


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Herta R Siahaan ◽  
Ida Wahyuni

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa, aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran, dan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) pada materi pokok Gelombang Elektromagnetik di SMA Raksana Medan. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Control Group Pretest-Postest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Raksana Medan yang berjumlah 4 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X-1 (kelas eksperimen) dan kelas X-2 (kelas kontrol) yang masing-masing kelas berjumlah 35 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal dan lembar observasi untuk aktivitas. Rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran selesai diberikan adalah 66,28 untuk kelas eksperimen dan nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 64,85. Peningkatan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model  pembelajaran kooperatif tipe TGT dari pertemuan I s/d II sebesar 71,83 % dengan  kategori cukup aktif dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata aktivitas siswa dari pertemuan I s/d II sebesar 50,98 dengan kategori kurang aktif. Berdasarkan hasil analisis perhitungan uji Wilcoxon terdapat perbedaan yang signifikan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa. Kata kunci : team games tournament, hasil belajar, dan aktivitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa, aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran, dan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) pada materi pokok Gelombang Elektromagnetik di SMA Raksana Medan. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Control Group Pretest-Postest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Raksana Medan yang berjumlah 4 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X-1 (kelas eksperimen) dan kelas X-2 (kelas kontrol) yang masing-masing kelas berjumlah 35 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal dan lembar observasi untuk aktivitas. Rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran selesai diberikan adalah 66,28 untuk kelas eksperimen dan nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 64,85. Peningkatan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model  pembelajaran kooperatif tipe TGT dari pertemuan I s/d II sebesar 71,83 % dengan  kategori cukup aktif dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata aktivitas siswa dari pertemuan I s/d II sebesar 50,98 dengan kategori kurang aktif. Berdasarkan hasil analisis perhitungan uji Wilcoxon terdapat perbedaan yang signifikan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa. Kata kunci : team games tournament, hasil belajar, dan aktivitas


2019 ◽  
Author(s):  
Agus Setiawan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui. (1) Manakah yang memberikan prestasi belajarmatematika lebih baik, model pembelajaran koopertif tipe TGT atau model pembelajaran langsung. (2)Manakah yang memiliki prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan motivasi belajarmatematika tinggi, sedang atau rendah. (3) Pada masing–masing kategori motivasi belajar matematikasiswa tinggi, sedang dan rendah, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik,model pembelajaran koopertif tipe TGT atau model pembelajaran langsung. (4) Pada masing–masingpenerapan model pembelajaran koopertif tipe TGT atau model pembelajaran langsung, manakah yangmenghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi,sedang atau rendah.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 23. Populasipenelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way Serdang. Pengambilan sampeldilakukan dengan cluster random sampling. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VIII E dan VIII C.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar dan angket motivasisiswa. Sebelum digunakan untuk pengambilan data, instrumen tes prestasi dan angket motivasi belajarmatematika terlebih dahulu diujicobakan. Penilaian validitas isi instrumen tes dan angket dilakukan olehvalidator. Uji reliabilitas instrumen tes dan angket menggunakan rumus Cronbach Alpha. Daya pembedates dan konsistensi internal angket menggunakan rumus korelasi produk momen dari Karl Pearson. Ujiprasyarat meliputi uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakanuji Bartlett. Uji keseimbangan menggunakan uji T dan Uji hipotesis menggunakan uji Anava dua jalandengan sel tak sama.Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. (1) Pembelajaran denganmenggunakan model TGT menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari siswa yangdiberi perlakuan model pembelajaran langsung. (2) Siswa yang memiliki motivasi belajar matematikatinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dari siswa yang memiliki motivasi belajarmatematika sedang dan rendah. Selain itu, siswa yang memiliki motivasi belajar matematika sedang lebihbaik dari siswa yang memiliki motivasi belajar matematika rendah. (3) Pada kategori motivasi belajarmatematika tinggi, sedang maupun rendah, prestasi belajar siswa yang diberi model TGT lebih baik darisiswa yang diberi perlakuan model pembelajaran langsung. (4) Pada model pembelajaran TGT maupunmodel pembelajaran langsung, prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi belajar matematika tinggilebih baik dari motivasi belajar matematika sedang dan motivasi belajar matematika rendah, selain ituprestasi belajar matematika siswa yang memiliki motivasi belajar matematika sedang juga lebih baik darisiswa yang memiliki motivasi belajar matematika rendah.Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, Team Games Tournament (TGT), Motivasi belajar, Bangun RuangSisi Datar.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 172
Author(s):  
Indah Rahayu Panglipur ◽  
Ria Amalia

Penilitian ini membandingkan antara model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) yang dibantu oleh Kartu Matematika Asyik dan Model Pembelajaran Langsung dalam hal hasil pembelajaran mereka. Desain penelitian eksperimen semu dipilih dalam penelitian ini. Populasi adalah siswa kelas X SMK Negeri 3 Jember pada tahun akademik 20018-2019. Sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil secara acak kelompok atau cluster random sampling. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan cara tes untuk mengetahui hasil belajar kemudian data pengujian hipotesis dianalisis dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) yang dibantu oleh Kartu Matematika Asyik dan Model Pembelajaran Langsung. Hasil belajar siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) yang dibantu oleh Fun Mathematics Card lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan Model Pembelajaran Langsung.


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Harfaina Harfaina ◽  
Suharyo Hadisaputro ◽  
Djoko Trihadi Lukmono ◽  
Mateus Sakundarno

Filariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, dan Brugia Timori yang menyebabkan cairan limfe tidak dapat tersalurkan dengan baik sehingga menyebabkan pembengkakan pada tungkai dan lengan. Meskipun tidak ada penyebab kematian tetapi menyebabakan cacat permanen dan stigma sosial. Eliminasi Filariasis dilakukan dengan Program Pengobatan Massal ke seluruh penduduk di daerah endemis setahun sekali selama 5 tahun. Keberhasilan program ini memerlukan kepatuhan minum obat pencegahan filariasis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat sebagai upaya pencegahan filariasis. Penelitian ini Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk berusia 15-65 tahun di dua kelurahan endemis yaitu kelurahan kuripan kertoharjo dan kelurahan jenggot selama mei-juli 2018. Sampel dalam penelitian ini 80 kasus dan 80 kontrol dengan teknik cluster random sampling. Variabel yang terbukti berpengaruh yaitu persepsi kerentanan negatif (OR=4,093) 95%CI=1,356-12,350 dan self efficacy negatif (OR=30,298) 95%CI=8,986-102,156. Persepsi kerentanan negatif dan self efficacy negatif merupakan faktor perilaku yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat pencegahan filariasis. Diharapkan ada penelitian lanjutan tentang ketidakpatuhan minum obat pencegahan filariasis bukan berwujud persepsi tetapi dengan pengukuran faktor lingkungan sosial secara objektif dengan melakukan intervensi berupa perubahan perilaku.   Kata kunci : Filariasis, Ketidakpatuhan, Minum Obat, Mix Method   FACTORS THAT INFLUENCE DRINKING DRUG PREVENTION NON COMPLIANCE OF FILARIASIS IN PEKALONGAN CITY   ABSTRACT Filariasis is an infectious disease caused by worms Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, and Brugia Timori, adult worm lives and damage reulting in blockage of lymph channels, causing swelling of the legs and arms. Although no cause of death but causes permanent disability and social stigma. Filariasis elimination done with the Mass Treatment Program to the entire population in endemic areas a year for 5 year. Succesfully this program required a medication adherence. The purpose of this study was to determine the factors that influence drug disobedience as an effort to prevent filariasis. This study uses a mix method. The population in this study were residents aged 15-65 years in two endemic villages, namely kuripan kertoharjo and jenggot villages during May-July 2018. Samples in this study were 80 cases and 80 controls with cluster random sampling technique. Variables that proved influential were perceptions of negative vulnerability (OR = 4,093) 95% CI = 1,356-12,350 and negative self efficacy (OR = 30,298) 95% CI = 8,986-102,156. Negative vulnerability perceptions and negative self efficacy are behavioral factors that influence non-compliance with filariasis prevention drugs. It is expected that further research on non-compliance with taking drugs to prevent filariasis is not a form of perception but objective measurement of social environmental factors by intervening in the form of behavior change.   Keywords: Filariasis, Noncompliance, Medication, Mix Method


EDUKASI ◽  
2016 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Emmi Bessy

Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindak Kelas dengan tujuan untuk mengetahui  Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dengan Materi Pencemaran Lingkungan Berbasis Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Besbasis Tugas Proyek Bagi Siswa Kelas X Semester  II SMA Negeri 5 Kota Ternate Maluku Utara. Sampel penelitian adalah kelas X dengan jumlah 30 siswa  yang terambil dengan teknik Cluster Random sampling. Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Tes Uji Kompetensi,  Angket siswa, Lembar observasi, Wawancara dan Refleksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu studi yang digunakan untuk mengumpulkan data, mendeskripsikan, mengolah, menganalisa, menafsirkan dan menyimpulkan data sehingga diperoleh gambaran yang sistematis. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, tiap siklus dalam penelitian meliputi empat langkah yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Indikator keberhasilan penelitian ini adalah selama proses pembelajaran  dan dilakukannya refleksi ternyata adanya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dengan Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Tugas Proyek Bagi Siswa Kelas X Semester  II SMA Negeri 5 Kota Ternate Maluku Utara. Hasil belajar mata pelajaran biologi dengan materi Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dengan Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Tugas Proyek Bagi Siswa Kelas X Semester  II SMA Negeri 5 Kota Ternate Maluku Utara   dapat disajikan sebagai berikut: (1) Hasil belajar pada siklus I nilai rata–rata menunjukkan. 76,8; (2) Hasil belajar pada siklus II nilai rata-rata menunjukkan.79,33; (3) Hasil pada siklus III, nilai rata-rata menunjukkan.79,6. Berdasarkan data penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan metode berbasis tugas proyek pada mata pelajaran biologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Semester II SMA Negeri 5  Kota Ternate, tahun pelajaran 2015/2016 terbukti kebenarannya.Kata kunci: hasil belajar biologi, pencemaran lingkungan, metoda berbasis tugas  proyek 


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Kadir Kadir ◽  
Munawir Sadzali

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) terhadap keterampilan problem posing matematis siswa. Penelitian ini dilakukan di SD Al- Zahra Indonesia, untuk tahun akademik 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan Post-test Only Control Group Design, melibatkan 60 siswa sebagai sampel. Untuk menentukan sampel digunakan teknik cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen seperti tes esai tertulis. Keterampilan problem posing matematis siswa yang mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada keterampilan problem posing matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran klasik (t hitung = 2,01 table t tabel = 2,00 ). Persentase jawaban siswa dari problem posing berdasarkan gambar, tabel dan diagram yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada siswa yang mengajar dengan model pembelajaran klasik. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa pembelajaran matematika Pecahan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan problem posing matematika siswa.


Author(s):  
Ni Putu Anggi Putri Mijaya ◽  
Anak Agung Istri Agung Rai Sudiatmika ◽  
Kompyang Selamet

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan literasi sains siswa SMP setelah diterapkan model pembelajaran Levels of Inquiry. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif-deskriptif dengan rancangan one group pretest-posttest design. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja. Sampel penelitian menggunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh sejumlah 31 siswa kelas VIII B3. Data penelitian adalah data peningkatan literasi sains siswa yang dikumpulkan dengan pemberian instrumen tes literasi sains sejumlah 20 butir soal tes pilihan ganda diperluas. Data peningkatan literasi sains dan peningkatan setiap aspek kompetensi literasi sains dianalisis secara kuantitatif dan dideskripsikan berdasarkan kualifikasi N-gain score ternormalisasi. Adapun data pengetahuan awal (pretest) dan literasi sains (posttest) dianalisis secara kuantitatif dan dideskripsikan berdasarkan kualifikasi penilaian acuan patokan (PAP). Kesimpulan hasil penelitian yaitu (1) peningkatan literasi sains memperoleh kualifikasi sedang (<g>=0,33), (2) ditinjau dari peningkatan setiap aspek kompetensi literasi sains yaitu aspek menjelaskan fenomena ilmiah memperoleh kualifikasi rendah (<g>=0,23), aspek mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah memperoleh kualifikasi rendah (<g>=0,17) dan aspek menginterpretasikan data dan bukti secara ilmiah memperoleh kualifikasi sedang (<g>= 0,39).


2012 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Sahat Siagian ◽  
Paimin Tanjung

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan strategi discovery lebih tinggi dari hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori, (2) apakah hasil belajar IPA siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual, (3) apakah ada interaksi anatar strategi pembelajaran dan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa. Populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Panribuan berjumlah 213 orang. Tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling, dengan jumlah sampel 64 orang. Metode penelitian quasi eksperimen dengan design faktorial 2 x 2. Teknik analisi data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikan a = 0,05. Hasil: (1) hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran discovery lebih tinggi dari hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori dengan Fhitung = 6,36 > Ftabel = 3,98, (2) hasil belajar IPA siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dengan Fhitung = 8,64 > Ftabel = 3,98, (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar IPA dengan Fhitung = 29,41 > Ftabel = 3,98. Uji Scheffe menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran discovery memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik memperoleh hasil belajar IPA yang lebih tinggi jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran discovery dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.   Kata Kunci: strategi pembelajaran, gaya belajar, hasil belajar


2012 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Rappel Situmorang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Experiential Learning dan yang diajar dengan menggunakan model konvensional, serta untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Experiential Learning terhadap hasil belajar siswa.Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan populasi penelitian seluruh siswa kelas VIII semester II MTs Swasta Al-Ittihadiyah Medan yang berjumlah 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling, yaitu kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Experiential Learning dan kelas VIII-3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Jumlah keseluruhan sampel adalah 66 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan berganda terdiri dari 20 soal (4 option) yang sebelumnya sudah diuji cobakan dan sudah divalidkan oleh validator. Dari analisa data untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Experiential Learning diperoleh nilai rata-rata pre-tes 40,60 dengan standar deviasi 8,81, pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pre-tes 42,27 dengan standar deviasi 8,49. Uji hipotesis pretes pada α = 0,05 dan dk = 64 diperoleh thitung= -0,99 dan ttabel = 1,999. Karena thitung < ttabel maka dapat dinyatakan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kedua kelas didapat nilai rata-rata-rata pos-tes di kelas eksperimen adalah 82,58 dengan standar deviasi 8,48. dan nilai rata-rata postes  kelas kontrol adalah 71,21 dengan standar deviasi 10,23. kedua rata-rata tersebut berdistribusi normal. Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t satu pihak pada α = 0,05 dan dk = 64 diperoleh thitung =4,91 dan ttabel 1,999 (thitung > ttabel) yang berarti Ha diterima sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh model Experiential Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Gaya di kelas VIII  MTs Swasta Al-Ittihadiyah Medan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document