scholarly journals Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pegawai Yang Menggunakan Personal Komputer Di PT. PLN ULP Panakkukang Makassar Selatan

2022 ◽  
pp. 1439-1451
Author(s):  
Firka Wafiq Nurul Haq ◽  
Ikhram Hardi ◽  
Mansur Sididi ◽  
Nur Ulmy Mahmud ◽  
Chaeruddin Hasan

Keluhan sistem musculoskeletal atau diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) adalah masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja. Seperti pada pekerja yang menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang lama dapat menyebabkan suatu keluhan pada bagian otot-otot skeletal, keluhan sangat ringan sampai dengan keluhan berat. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs pada Pegawai yang menggunkan Personal computer di PT PLN ULP Panakukkang Makassar Selatan Tahun 2021. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional Study. Jumlah populasi 44 orang dengan metode menggunakan total sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Data analisis menggunakan uji statistik Chi- Square pada tingkat kepercayaannya 95% (α=0,05). Hasil Penelitian diperoleh bahwa dari lima variabel diteliti terdapat tiga variabel yang tidak berhubungan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yaitu umur (p=0,457), IMT (p=0,413) dan masa kerja (p=0,859), postur kerja (p=0,084). Sedangkan variabel lama kerja (p=0,020) memiliki hubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders pada Pegawai yang menggunakan Personal Komputer di PT PLN ULP Panakukkang Makassar Selatan. Untuk mencegah terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs), agar memberikan training mengenai ergonomik untuk memperhatikan posisi kerja yang ergonomis ketika sedang melakukan pekerjaan.

PROMOTOR ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 301
Author(s):  
Resti Aulia ◽  
Rubi Ginanjar ◽  
Anissatul Fathimah

<p>Ergonomi merupakan aspek penting untuk menyeimbangkan antara penerapan teknologi yang� digunakan oleh manusia. Berbagai masalah akan timbul ketika ergonomi tidak diterapkan dengan benar yang akan berdampak pada keluhan muskuloskeletal (MSDs). MSDs merupakan masalah global karena prevalensi yang tinggi pada pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk<br />mengetahui analisis ergonomi terhadap keluhan MSDs pada pekerja konveksi di Kelurahan Kebon Pedes Kota Bogor tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi analitik dengan desain cross sectional study. Populasi penelitian berjumlah 98 pekerja dengan pengambilan<br />sampel jenuh sebanyak total populasi yaitu sebesar 98 responden. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner dan pengukuran risiko ergonomi menggunakan RULA dan REBA, sedangkan untuk keluhan MSDs menggunakan Nordic Body Map (NBM). Analisis data menggunakan perangkat lunak aplikasi statistik (SPSS 23.0) dengan menggunakan uji statistik chi-square. Hasil<br />penelitian menunjukan ada hubungan antara tingkat risiko ergonomi (p=0,001) OR 6,030, kebiasaan olahraga (p=0,012) OR 3,327 dengan keluhan MSDs, dan tidak adanya hubungan antara usia (p=1,000), masa kerja (p=0,202), jenis kelamin (p=0,608) dengan keluhan MSDs. Kesimpulan<br />penelitian ini adalah pekerja yang memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi dan tidak terbiasa berolahraga berisiko terhadap keluhan MSDs. Disarankan kepada pemilik UMKM dan pekerja untuk menerapkan tata cara bekerja yang ergonomis dan rutin melakukan peregangan otot agar<br />tidak menimbulkan risiko terjadinya keluhan MSDs.</p>


2021 ◽  
pp. 721-731
Author(s):  
Anggraini Fitri Wijayanti ◽  
Mansur Sididi ◽  
Nurgahayu

International Labor Organization (ILO) pada peralihan milenium kedua dan ketiga mengungkap terjadinya 250 juta kecelakaan yang terjadi di industri di dunia yang menyebabkan 300.000 kematian. Tambahan pula, setiap tahun terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan kerja yang baru. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan MSDs (musculoskeletal disorders) pada pegawai yang menggunakan personal computer di PT. PLN (Persero) UIW Sulselrabar Kota Makassar Tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di PT. PLN (Persero) UIW Sulselrabar Makassar berjumlah 164 orang, penarikan sampel dari populasi ini menggunakan tehnik simple random sampling di dapatkan 115 sampel. Hasil analisis uji chi-square dengan α=0,05 menunjukkan ρ-value untuk lama kerja sebesar ρ=0,115, untuk Indeks Masa Tubuh (IMT) sebesar ρ=0,296, untuk postur kerja sebesar ρ=0,015, untuk intensitas pencahayaan ρ=0,216 dengan keluhan MSDs (Musculoskeletal Disorders) pada pegawai yang menggunakan Personal Computer di PT. PLN (Persero) UIW Sulselrabar Kota Makassar Tahun 2020. Kesimpulannya tidak ada hubungan antara lama kerja dengan keluhan MSDs, tidak ada hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan keluhan MSDs, ada hubungan antara postur kerja dengan keluhan MSDs dan tidak ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan keluhan MSDs. Sarannya adalah Perlu dilakukan promosi ergonomi dan kesehatan kerja dan Pekerja sebaiknya memperhatikan posisi tubuhnya saat bekerja dan segera memperbaiki sikap kerjanya.


Author(s):  
Babak MOEINI ◽  
Forouzan REZAPOUR SHAH KALAEI ◽  
Yousef MOHAMMADIAN ◽  
Khadijeh NAJAFI ◽  
Fatemeh MALEKPOUR

Background: Due to the prevalence of musculoskeletal disorders among computer users, this study was aimed at investigating the prevalence of musculoskeletal disorders and awareness about the principles of ergonomics among computer users. Method: In this descriptive-analytical and cross-sectional study, data were collected using demographic questionnaires, Nordic questionnaire, and self-constructed questionnaires. Chi-square, independent t-test, ANOVA, and correlation analyses were used to analyze the data statistically. Results: The most prevalent signs of musculoskeletal disorders were in the waist, neck, shoulder, back, wrists, and knees. The level of awareness about the appropriate height of monitor and the proper distance between eyes of the operator and monitor was low. Although musculoskeletal disorders were lower in people with high levels of awareness about computer ergonomics, no significant relationship was found between the frequency of musculoskeletal disorders and awareness about computer ergonomics. Conclusion: Awareness about computer ergonomics could impact on the prevalence of musculoskeletal disorders. So, informing computer users about knowledge of computer ergonomics and creating times to perform stretching exercises while working with computers are essential.  


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 98-107
Author(s):  
Rajarajeswary T R ◽  
Surendran E ◽  
Sowmya C Nair

A cross sectional study was carried out among 140 high school teachers selected from 4 sub educational districts of Tirur educational district through multistage sampling. Both sexes were included in the study. The tool used for the study was Dutch musculoskeletal questionnaire and filled up by personal interview. The data obtained was statistically analyzed by using Chi square test, Yates correction and Fisher’s exact test. Most reported musculoskeletal complaints were knee pain (43%), shoulder pain (34%), Lower back pain (23%) and ankle pain (22%). This study shows that musculoskeletal disorders are prevalent among high school teachers of Tirur educational district. Musculoskeletal disorders are associated with factors such as age, gender and occupational factors such as prolonged standing and overtime work.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Entia Nopa ◽  
Ranissa Dwi Imansari ◽  
Irwandi Rachman

Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Kota Jambi 1Entianopa, 2Ranissa Dwi Imansari, 3Irwandi Rachman       123Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu, Jambi   Abstrak Latar Belakang: Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot dan organ-organ dalam serta merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit yang salah satunya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja pengangkut sampah. Berdasarkan komposisi sampah yang diangkut serta waktu paparan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), dan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di Kota Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel penelitian yaitu sebanyak 62 pekerja pengangkut sampah yang berada di Kantor Pekerjaan Umum dan Penata Ruang, yang mana seluruh populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan dengan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Hasil menunjukan bahwa pekerja yang mengalami penyakit kulit sebanyak 35 pekerja (56,5%). Berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah dimana nilai (p-value= 0,006), Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) nilai (p-value= 0,008), personal hygiene nilai (p-value= 0,008). Kesimpulan: Untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah disarankan perlunya disusun standar operasional prosedur yang aman, penyediaan sarana sanitasi agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit. Pentingnya pemakaian APD dan perilaku hidup bersih dan sehat selama bekerja, serta diharapkan pekerja menggunakan APD pada saat bekerja dan lebih memperhatikan personal hygiene.   Kata kunci      : Masa Kerja, APD, Personal Hygiene


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Ayatullah Harun

Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitianan analitik dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar 2017 dengan jumlah populasi 374 orang dengan dan jumlah sampel 374 orang dengan menggunakan teknik Total  Sampling.Dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square (Pearson chi-square) diperoleh untuk variabel umur ibu nilai p = 0,162 > a = 0,05 artinya tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.   Untuk variabel obesitas nilai p = 0,003 < a = 0,05 artinya ada hubungan antara obesitas dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.Kesimpulan dari dua variabel yaitu umur dan obesitas, hanya variabel obesitas yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil di Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Saran diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan atau sumber data untuk penelitian selanjutnya.


2019 ◽  
Author(s):  
Stephen Banda

BACKGROUND Occupational conditions are deadly health hazards especially where dust exposure is inevitable causing chronic disabilities, impaired respiratory function and ultimately leading to death if no intensive measures are put in place. Unhealthy practices and negative attitudes rise in the number of cases of pneumoconiosis due to poor health education and awareness strategies. Pneumoconiosis is not only a health problem but also a social and economic burden on the livelihood of people living in mining areas around the globe. OBJECTIVE to assess knowledge, attitude and practices of miners and post-occupational miners towards pneumoconiosis in Wusakile Township, Kitwe, Zambia. METHODS A cross-sectional study was employed to conduct a research in Wusakile Township and a questionnaire was customized in order to syphon data relevant to the study as well to be brief. The study was conducted among 73 participants who were randomly selected among miners and post-occupational miners and all satisfied the inclusion criteria. Both quantitative and qualitative methods were used to collect data. The data was entered and analysed using IBM SPSS software version 23. RESULTS Among 73 participants interviewed, 33.99% of participants had poor knowledge on the complications of pneumoconiosis. However, despite this poor knowledge, all participants had an idea about pneumoconiosis particularly silicosis. 13.70% of the respondents had bad practices towards pneumoconiosis while 86.30% had some good practices towards pneumoconiosis. Of the total participants, 19.18% of the participants had a negative attitude towards pneumoconiosis. Correlation between the level of education and practices of participants using Pearson Chi-Square, a p value of 0.021 (significant) was found ruling out the null hypothesis. CONCLUSIONS Information about pneumoconiosis and awareness programs towards pneumoconiosis are not widely disseminated among miners and post-occupational miners. There is still a significant number of participants who need to be educated more about pneumoconiosis and its complications so that attitude and practices are improved and also promote full community participation by involving competent health professionals to help in implementing preventive measures.


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 440
Author(s):  
Sri Handayani ◽  
Puteri Fannya ◽  
Putri Nazofah

<p><em>Based on data from the Indonesia Ministry of Health in 2015, In Indonesia, new professional nurses were just 2% of the total nurses. This figure was much lower than the Philippines which has reached 40% with bachelor and master level as their education. The purpose of this study was to determine the relationship between age, and leadership with the performance of health personnel</em><em>. </em><em>The design of this research was analytical research with Cross Sectional Study. The population in this study was all nurses and doctors who served in the internal room, children, surgery and midwifery</em><em>. </em><em>Sampling using total sampling</em><em> </em><em>by questionnaires. The data was processed by univariate and bivariate analysis using Chi-square test</em><em>. </em><em>The result showed that 57,8% nurses had poor performance, 56,3% doctors had poor performance, 64,4% nurses had average age 26-35 years, 56,2% doctors had average age  36-45 years, 64.4% nurses have poor leadership, </em><em>and </em><em>50.0% of doctors have less good leadership</em><em>.</em><em> There is a relationship between age</em><em> and </em><em>leadership with the performance of health personnel.</em><em></em></p><p><strong><em> </em></strong></p><p>Berdasarkan data kemenkes RI tahun 2015 jumlah tenaga kesehatan terbanyak yaitu perawat sebanyak 147.264 orang (45,65%). Di Indonesia, perawat profesional baru mencapai 2% dari total perawat yang ada. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Filipina yang sudah mencapai 40% dengan pendidikan strata satu dan dua. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara umur, kepemimpinan dengan kinerja tenaga kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik dengan Cross Sectional Study. Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat dan dokter. Pengambilan sampel dengan menggunakan Total Sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Data diolah dengan analisis univariat menggunakan statistik deskriptif dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan 57,8% perawat memiliki kinerja kurang baik, 56,3% dokter memiliki kinerja kurang baik, 64,4% perawat memiliki umur rata-rata 26-35 tahun 64,4%, 56,2% dokter memiliki umur rata-rata 36-45 tahun, 64,4% perawat memiliki kepemimpinan kurang baik, 50,0% dokter memiliki kepemimpinan kurang baik. Terdapat hubungan antara umur dan kepemimpinan dengan kinerja tenaga kesehatan.</p>


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 464
Author(s):  
Endang Sulastri ◽  
Yulastri Arif ◽  
Utari Christhya Wardhani

<p>Intensi turnover pada institusi pelayanan kesehatan merupakan masalah serius dan harus segera ditindaklanjuti, karena akan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Intensi turnover di Rumah Sakit  Awal Bros Batam sejak lima tahun terakhir diatas standar rata-rata turnover dan Rumah Sakit belum mempunyai stategi yang efektif untuk mencegahnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan budaya organisasi dengan risiko intensi turnover di Rumah Sakit Awal Bros Batam. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan cross sectional study. Pengambilan sampel kuantitatif menggunakan kuesioner berdasarkan proposional random sampling, Chi Square dan Uji Regresi Logistic Berganda (Binary Logistic). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi di Rumah Sakit Awal Bros Batam  mempunyai hubungan yang bermakna dengan intensi turnover dengan nilai pValue 0.005. Saran yang dapat diberikan peneliti adalah  menciptakan suasana kerja yang kondusif dengan menjaga hubungan interpersonal dan komunikasi yang baik antar karyawan maupun atasan.</p><p> </p><p>The intention of turnover in health care institutions is a serious problem and must be followed up immediately, because it will have an impact on the quality of human resources that can affect the delivery of health services to patients. The intention of the turnover in Batam Awal Bros Hospital since the last five years is above the average turnover standard and the Hospital does not yet have an effective strategy to prevent it. The purpose of this study was to analyze the relationship between organizational culture and risk of turnover intention at Awal Bros Batam Hospital. The research method uses quantitative design with cross sectional study. Quantitative sampling using a questionnaire based on proportional random sampling, data processing using the mean, Chi Square and Binary Logistic Regression Test. The results showed that the organizational culture in Batam Awal Bros Hospital had a significant relationship with turnover intention with a pValue 0.005. Suggestions that can be given by researchers is establish a conducive work atmosphere by maintaining interpersonal relationships and good communication between employees and superiors</p>


Author(s):  
AA Toubasi ◽  
BR Khraisat ◽  
RB AbuAnzeh ◽  
HM Kalbouneh

Objective Medicine is considered one if not the most stressful educational field. Thus, the aim of this study is to investigate the prevalence of stress and poor sleeping quality among medical students and the association between them. Method This cross-sectional study was conducted at the University of Jordan on second- and third-year medical students. The questionnaire consisted of: 1) Demographics; 2) The assessment tools which were Pittsburgh Quality of Sleep Index (PSQI) and Kessler Psychological Distress Status (K10). Binary logistic regression, chi-square and linear regression were used to investigate the association between PSQI, K10, and their determinants. Results The mean for PSQI score was 6.76 ± 3.32. PSQI scores interpretation revealed that 61.7% of the 282 participants of this study were poor sleepers. Logistic regression results showed that only the category of not napping at all from the napping hours variable was significantly associated with sleeping quality. Furthermore, the mean of K10 scores was 24.5 ± 8.5. K10 scores revealed that 66.3% of the participants were stressed. Logistic regression results showed that gender and regular exercise were significantly associated with psychological distress. Additionally, chi-square test, logistic regression and linear regression showed that PSQI was significantly associated with K10 (P <0.01). Conclusions Stress and poor sleeping quality in medical students at the University of Jordan were highly prevalent and strongly associated. What determined PSQI was daytime napping, and for K10 were regular exercise and gender. Further investigations into stress and sleep quality in the Arabian region are needed.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document