Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Gestasional Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Dahlia Makassar Tahun 2017

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Ayatullah Harun

Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitianan analitik dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar 2017 dengan jumlah populasi 374 orang dengan dan jumlah sampel 374 orang dengan menggunakan teknik Total  Sampling.Dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square (Pearson chi-square) diperoleh untuk variabel umur ibu nilai p = 0,162 > a = 0,05 artinya tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.   Untuk variabel obesitas nilai p = 0,003 < a = 0,05 artinya ada hubungan antara obesitas dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.Kesimpulan dari dua variabel yaitu umur dan obesitas, hanya variabel obesitas yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil di Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Saran diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan atau sumber data untuk penelitian selanjutnya.

2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Entia Nopa ◽  
Ranissa Dwi Imansari ◽  
Irwandi Rachman

Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Kota Jambi 1Entianopa, 2Ranissa Dwi Imansari, 3Irwandi Rachman       123Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu, Jambi   Abstrak Latar Belakang: Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot dan organ-organ dalam serta merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit yang salah satunya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja pengangkut sampah. Berdasarkan komposisi sampah yang diangkut serta waktu paparan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), dan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di Kota Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel penelitian yaitu sebanyak 62 pekerja pengangkut sampah yang berada di Kantor Pekerjaan Umum dan Penata Ruang, yang mana seluruh populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan dengan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Hasil menunjukan bahwa pekerja yang mengalami penyakit kulit sebanyak 35 pekerja (56,5%). Berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah dimana nilai (p-value= 0,006), Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) nilai (p-value= 0,008), personal hygiene nilai (p-value= 0,008). Kesimpulan: Untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah disarankan perlunya disusun standar operasional prosedur yang aman, penyediaan sarana sanitasi agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit. Pentingnya pemakaian APD dan perilaku hidup bersih dan sehat selama bekerja, serta diharapkan pekerja menggunakan APD pada saat bekerja dan lebih memperhatikan personal hygiene.   Kata kunci      : Masa Kerja, APD, Personal Hygiene


2019 ◽  
Author(s):  
Stephen Banda

BACKGROUND Occupational conditions are deadly health hazards especially where dust exposure is inevitable causing chronic disabilities, impaired respiratory function and ultimately leading to death if no intensive measures are put in place. Unhealthy practices and negative attitudes rise in the number of cases of pneumoconiosis due to poor health education and awareness strategies. Pneumoconiosis is not only a health problem but also a social and economic burden on the livelihood of people living in mining areas around the globe. OBJECTIVE to assess knowledge, attitude and practices of miners and post-occupational miners towards pneumoconiosis in Wusakile Township, Kitwe, Zambia. METHODS A cross-sectional study was employed to conduct a research in Wusakile Township and a questionnaire was customized in order to syphon data relevant to the study as well to be brief. The study was conducted among 73 participants who were randomly selected among miners and post-occupational miners and all satisfied the inclusion criteria. Both quantitative and qualitative methods were used to collect data. The data was entered and analysed using IBM SPSS software version 23. RESULTS Among 73 participants interviewed, 33.99% of participants had poor knowledge on the complications of pneumoconiosis. However, despite this poor knowledge, all participants had an idea about pneumoconiosis particularly silicosis. 13.70% of the respondents had bad practices towards pneumoconiosis while 86.30% had some good practices towards pneumoconiosis. Of the total participants, 19.18% of the participants had a negative attitude towards pneumoconiosis. Correlation between the level of education and practices of participants using Pearson Chi-Square, a p value of 0.021 (significant) was found ruling out the null hypothesis. CONCLUSIONS Information about pneumoconiosis and awareness programs towards pneumoconiosis are not widely disseminated among miners and post-occupational miners. There is still a significant number of participants who need to be educated more about pneumoconiosis and its complications so that attitude and practices are improved and also promote full community participation by involving competent health professionals to help in implementing preventive measures.


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 440
Author(s):  
Sri Handayani ◽  
Puteri Fannya ◽  
Putri Nazofah

<p><em>Based on data from the Indonesia Ministry of Health in 2015, In Indonesia, new professional nurses were just 2% of the total nurses. This figure was much lower than the Philippines which has reached 40% with bachelor and master level as their education. The purpose of this study was to determine the relationship between age, and leadership with the performance of health personnel</em><em>. </em><em>The design of this research was analytical research with Cross Sectional Study. The population in this study was all nurses and doctors who served in the internal room, children, surgery and midwifery</em><em>. </em><em>Sampling using total sampling</em><em> </em><em>by questionnaires. The data was processed by univariate and bivariate analysis using Chi-square test</em><em>. </em><em>The result showed that 57,8% nurses had poor performance, 56,3% doctors had poor performance, 64,4% nurses had average age 26-35 years, 56,2% doctors had average age  36-45 years, 64.4% nurses have poor leadership, </em><em>and </em><em>50.0% of doctors have less good leadership</em><em>.</em><em> There is a relationship between age</em><em> and </em><em>leadership with the performance of health personnel.</em><em></em></p><p><strong><em> </em></strong></p><p>Berdasarkan data kemenkes RI tahun 2015 jumlah tenaga kesehatan terbanyak yaitu perawat sebanyak 147.264 orang (45,65%). Di Indonesia, perawat profesional baru mencapai 2% dari total perawat yang ada. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Filipina yang sudah mencapai 40% dengan pendidikan strata satu dan dua. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara umur, kepemimpinan dengan kinerja tenaga kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik dengan Cross Sectional Study. Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat dan dokter. Pengambilan sampel dengan menggunakan Total Sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Data diolah dengan analisis univariat menggunakan statistik deskriptif dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan 57,8% perawat memiliki kinerja kurang baik, 56,3% dokter memiliki kinerja kurang baik, 64,4% perawat memiliki umur rata-rata 26-35 tahun 64,4%, 56,2% dokter memiliki umur rata-rata 36-45 tahun, 64,4% perawat memiliki kepemimpinan kurang baik, 50,0% dokter memiliki kepemimpinan kurang baik. Terdapat hubungan antara umur dan kepemimpinan dengan kinerja tenaga kesehatan.</p>


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 464
Author(s):  
Endang Sulastri ◽  
Yulastri Arif ◽  
Utari Christhya Wardhani

<p>Intensi turnover pada institusi pelayanan kesehatan merupakan masalah serius dan harus segera ditindaklanjuti, karena akan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Intensi turnover di Rumah Sakit  Awal Bros Batam sejak lima tahun terakhir diatas standar rata-rata turnover dan Rumah Sakit belum mempunyai stategi yang efektif untuk mencegahnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan budaya organisasi dengan risiko intensi turnover di Rumah Sakit Awal Bros Batam. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan cross sectional study. Pengambilan sampel kuantitatif menggunakan kuesioner berdasarkan proposional random sampling, Chi Square dan Uji Regresi Logistic Berganda (Binary Logistic). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi di Rumah Sakit Awal Bros Batam  mempunyai hubungan yang bermakna dengan intensi turnover dengan nilai pValue 0.005. Saran yang dapat diberikan peneliti adalah  menciptakan suasana kerja yang kondusif dengan menjaga hubungan interpersonal dan komunikasi yang baik antar karyawan maupun atasan.</p><p> </p><p>The intention of turnover in health care institutions is a serious problem and must be followed up immediately, because it will have an impact on the quality of human resources that can affect the delivery of health services to patients. The intention of the turnover in Batam Awal Bros Hospital since the last five years is above the average turnover standard and the Hospital does not yet have an effective strategy to prevent it. The purpose of this study was to analyze the relationship between organizational culture and risk of turnover intention at Awal Bros Batam Hospital. The research method uses quantitative design with cross sectional study. Quantitative sampling using a questionnaire based on proportional random sampling, data processing using the mean, Chi Square and Binary Logistic Regression Test. The results showed that the organizational culture in Batam Awal Bros Hospital had a significant relationship with turnover intention with a pValue 0.005. Suggestions that can be given by researchers is establish a conducive work atmosphere by maintaining interpersonal relationships and good communication between employees and superiors</p>


Author(s):  
AA Toubasi ◽  
BR Khraisat ◽  
RB AbuAnzeh ◽  
HM Kalbouneh

Objective Medicine is considered one if not the most stressful educational field. Thus, the aim of this study is to investigate the prevalence of stress and poor sleeping quality among medical students and the association between them. Method This cross-sectional study was conducted at the University of Jordan on second- and third-year medical students. The questionnaire consisted of: 1) Demographics; 2) The assessment tools which were Pittsburgh Quality of Sleep Index (PSQI) and Kessler Psychological Distress Status (K10). Binary logistic regression, chi-square and linear regression were used to investigate the association between PSQI, K10, and their determinants. Results The mean for PSQI score was 6.76 ± 3.32. PSQI scores interpretation revealed that 61.7% of the 282 participants of this study were poor sleepers. Logistic regression results showed that only the category of not napping at all from the napping hours variable was significantly associated with sleeping quality. Furthermore, the mean of K10 scores was 24.5 ± 8.5. K10 scores revealed that 66.3% of the participants were stressed. Logistic regression results showed that gender and regular exercise were significantly associated with psychological distress. Additionally, chi-square test, logistic regression and linear regression showed that PSQI was significantly associated with K10 (P <0.01). Conclusions Stress and poor sleeping quality in medical students at the University of Jordan were highly prevalent and strongly associated. What determined PSQI was daytime napping, and for K10 were regular exercise and gender. Further investigations into stress and sleep quality in the Arabian region are needed.


2020 ◽  
Vol 4 (Supplement_1) ◽  
pp. 945-945
Author(s):  
Steven Cohen ◽  
Zachary Kunicki ◽  
Megan Drohan ◽  
Mary Greaney

Abstract Individuals providing unpaid care of assistance to family members and friends (e.g. informal caregivers), may have been uniquely impacted by the COVID-19 pandemic. Research is needed to examine the pandemic’s effect on informal caregivers’ caregiving intensity and burden. Therefore, this cross-sectional study was conducted to explore self-reported changes in caregiver intensity (CI) and caregiver burden (CB) due to the pandemic to identify factors associated with changes in responsibilities and burdens. In June 2020, informal caregivers providing care to someone aged 50+ (n=835) reported their current and pre-pandemic caregiving intensity and burden. Data were collected via Amazon’s Mechanical Turk. Chi-square tests were used to examine bivariate associations between pandemic time (pre vs. post) differences in CI and CB. Multinomial regression was used to assess multivariate predictors of changes to CI and CB due to COVID-19. Results showed a significant U-shaped association between initial CB and CB change due to COVID-19. Higher levels of initial CB were associated with both a significant decrease in CB during COVID-19 (OR 1.33, 95%CI 1.06-1.67), and a significant increase in CB during COVID-19 (OR 1.22, 95%CI 1.05-1.43). There were no significant associations between initial CB and changes in CI due to COVID-19, although older caregivers were more likely to experience a decrease in CB due to caregiving (OR 1.02, 95%CI 1.00-1.05). These mixed results suggest that caregivers with high initial CB experienced the most extreme changes to CB due to COVID-19. Future planned analyses will focus on understanding the potential drivers behind these unexpected results.


Author(s):  
Nanda Mirani

Mobilisasi berguna untuk membantu upaya jalannya penyembuhan luka. Oleh karena itu salah satu upaya untuk mempercepat penyembuhan luka post sectio caesarea dapat dilakukan dengan mobilisasi dini (Early Ambulation). Berdasarkan data dari RSUD Aceh Tamiang pada tahun 2016 sebanyak 772 (63%) persalinan merupakan persalinan dengan sectio caesarea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien sectio caesarea di RSUD Aceh Tamiang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan rancangan cross sectional study. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling, penelitian dilakukan di RSUD Aceh Tamiang sebanyak 30 responden. Analisa data berupa analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh lebih banyak melakukan mobilisasi dini 17 (56,7%) responden, lebih banyak penyembuhan lukanya baik 21 (70,0%) responden. Hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien sectio caesarea diperoleh nilai p (sig) = 0,002 < 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien sectio caesarea.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Mustapa Bidjuni ◽  
Edny Iroth

Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Komunikasi Terapeutik Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien di Poli Gigi Puskesmas Kombos. Metode: Jenis penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan “cross sectional study”. Sampel dalam penelitian ini  diambil secara accidental sampling berjumlah 42 orang dengan menggunakan rumus Yamane. Alat: Alat ukurnya menggunakan kuesioner terstruktur. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan Uji statistik Chi-Square  untuk melihat pengaruh komunikasi terapeutik pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat kecemasan pasien. Hasil: Hasil analisis dengan uji Chi-Square  diperoleh  nilai p=0,678 (p > α 0,05) yang berarti menolak Hı. Kesimpulan: kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh komunikasi terapeutik dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat kecemasan pasien di poli gigi Puskesmas Kombos.


Author(s):  
Fitra Yulia Ningshi ◽  
Suhadi Suhadi ◽  
Jumakil Jumakil

 Stres kerja merupakan gangguan fisik serta emosional pekerja yang diakibatkan oleh banyaknya jumlah beban kerja yang harus diselesaikan oleh para pekerja dan menghasilkan tingkat kelelahan karena mengejartargetproduksi yang akan di pasarkan, sehingga memicu terjadinya stres kerja. Serta ketidakpastian pekerjaan yang dimiliki dapat menyebabkan stres kerja karena sebagian besar dari pekerja merupakan pekerja harian yang tidak terikat oleh kontrak kerja sehingga berpeluang untuk kehilangan pekerjaannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel pada penelitian ini sebanyak 72 orang dengan tehnik menggunakan probability sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketidakpastian pekerjaan dengan stres kerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari (p value = 0.003) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari (p value = 0,893). Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan ketidakpastian pekerjaan dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra Kendari dantidak terdapat hubungan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja pada pekerja di PT. Sultratuna Samudra kendari


2021 ◽  
Author(s):  
Madiha M Abas ◽  
Shukir Saleem Hasan

Abstract Background and objectives: Colostrum is the first breastfeed which is a product by the mother. it has containing high amounts and concentrations of nutrients and antibodies. Methods: A comparative, cross-sectional study was conducted in different areas in Erbil Governorate. During the period started on 2nd Jan. to the end of May. 2019. Non- probability of 400 mothers who delivered their baby by normal vaginal delivery in the hospitals were recruited. A special tool was constructed by researchers, a direct face-to-face interview was adapted. Data were collected and interpreted to the computer. A special SPSS software version 23 was used for analyzing the data, frequency, chi-square, and two tailed t-test statistical analysis was applied for the study.Results: Incorrect knowledge among Erbil city and Koy-Sanjaq city was observed, with better information among Shaqlawa mothers. Poor practices of colostrum feeding among all mothers, and found a statistically significant association between mother’s knowledge, and relay to an association between mothers’ practices. Statistically significant differences were found between Erbil city and Koy-Sanjaq city; between Shaqlawa city and Koy-Sanjaq city concerning mothers’ practices respectively, with non-statistically differences between Erbil and Shaqlawa mothers, also non-statistically significant differences between mothers’ practices in Erbil and Shaqlawa city. There are statistically differences between mothers in Erbil, Koy-Sanjaq, and between Erbil and Shaqlawa with no statistical difference between Koy-Sanjaq and Shaqlawa mothers regarding knowledge. Conclusions: The mothers in Shaqlawa city had better knowledge and all three districts were having poor practices regarding colostrum feeding.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document