scholarly journals FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MELAKUKAN PENGOBATAN SECARA TERATUR PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA PRODUKTIF DI PUSKESMAS HANTARA KABUPATEN KUNINGAN 2020

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 61-75
Author(s):  
Asikin Asikin ◽  
Dewi Laelatul Badriah ◽  
Rossi Suparman ◽  
Susianto Susianto

Prevalensi penyakit hipertensi di Jawa Barat sebesar 39,6%. Angka tersebut melebihi angka nasional yang hanya 34,11%. Kabupaten Kuningan memiliki prevalensi penyakit hipertensi yang cukup tinggi. Dari total laki-laki dan perempuan yang berusia produktif, terdapat 15,06% orang yang memiliki penyakit hipertensi dan hanya sebesar 38,33% yang memiliki kepatuhan melakukan pengobatan secara teratur. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan teratur pada penderita hipertensi usia produktif di Puskesmas Hantara Kabupaten Kuningan 2020. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan desain cross sectional (potong lintang). Populasi penelitian ini berjumlah 861 orang dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik disproportionate stratified random sampling sebanyak 273 responden. Instrumen penelitian ini mengunakan sfigmomanometer, stetoskop dan lembar kuesioner tertutup. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat Uji Korelasi Rank Spearman. Distribusi perilaku kepatuhan responden dalam melakukan pengobatan hipertensi secara teratur didapatkan hasil sebanyak 109 orang (39,9%) diantaranya memiliki perilaku tidak patuh dalam melakukan pengobatan hipertensi secara teratur, sedangkan 164 orang (60,1%) lainnya memiliki perilaku patuh dalam melakukan pengobatan hipertensi secara teratur. Hasil uji korelasi Rank Spearman, terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan (p = 0,000), tingkat pendidikan (p = 0,001), penghasilan (p = 0,001) dan jarak rumah responden ke Puskesmas (p = 0,010) dengan kepatuhan dalam melakukan pengobatan hipertensi secara teratur. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, penghasilan dan jarak rumah responden ke Puskesmas dengan kepatuhan dalam melakukan pengobatan hipertensi secara teratur di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Hantara Kabupaten Kuningan tahun 2020. Diharapkan penderita hipertensi agar teratur melakukan kontrol tekanan darah sesuai dengan anjuran dokter sehingga dapat meminimalisir terjadinya kemungkinan komplikasi.

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 86-91
Author(s):  
DESSY ANGRAINI ◽  
Iza Ayu Saufani

Era SDGs (sustainable development goals) merupakan kelanjutan program MDGs (Millenium Development Goals) memiliki tujuan bersama yang universal untuk memelihara keseimbangan tiga dimensi pembangunan yang berkelanjutan, salah satu tujuannya adalah menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang. Pentingnya ketersediaan air bersih bagi kehidupan masyarakat dapat memberikan pengaruh penting terhadap kesehatan masyarakat,sehingga air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari kualitasnya harus memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air. Berdasarkan informasi wali jorong palupuah mengatakan bahwa sumber air yang digunakan oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari secara fisik berwarna, terdapat endapan pada penampungan air, dan belum pernah diuji keamananya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketersediaanair bersih di Jorong Palupuah Nagari Pasia Laweh KabupatenAgam.Penelitian ini merupakan penelitian observasional survey dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah tangga yang berada di Jorong Palupuah Nagari Pasia Laweh Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sampel penelitian berjumlah 74 KK ditentukan dengan teknik proportionate stratified random sampling dan analisis data dilakukan dengan univariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden di jorong Palupuah Nagari Pasia Laweh Kabupaten Agam, Sumatera Barat mayoritas berusia 25-45 tahun dengan tingkat pendidikan terakhir adalah tamat SMA. Berdasarkan hasil survey rata-rata jumlah anggota keluarga di jorong Palupuah berjumlah 3 orang (32,4%), dan mayoritas responden bekerja sebagai IRT dengan tingkat penghasilan keluarga rata-rata Rp.1.500.000.Terdapat lima sumber air baku utama yang dijadikan sebagai sumber air bersih oleh masyarakat jorong dan sebagian besar sumber air yang digunakan berasal dari sumber mata air (71.8%). Selain itu, masih ada sebagian masyarakat yang mengeluhkan penyaluran air yang tidak lancar (35,1%). Serta masih ada 41.9% yang mengatakan tidak mudah mendapatkan air bersih. Kualitas air bersih yang disalurkan di Jorong Palupuah termasuk dalam kategori baik. Namun, sebagian besar masyarakat tidak menggunakan PDAM dan sumber air yang digunakan sangat tidak menunjang untuk dikonsumsi.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 147-153
Author(s):  
Nofri Hasrianto Nofri ◽  
Nurvi Susanti ◽  
Uswatun Khasanah ◽  
Yessi Harnani

Survey awal dan wawancara peneliti dari 20 orang siswa, anak yang menggunakan smartphone yaitu: 15 orang siswa dan 5 orang siswa tidak memilki smartphone, anak usia 3-5 tahun diberikan waktu 1 jam perhari dan 2 jam perhari untuk usia 6-18 tahun. Hal ini menyebabkan anak malas menulis dan membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penggunaan smartphone pada siswa SDN 014 Sungai Putih Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 014 Sungai Putih Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Sampel dalam penelitian 157 orang. Teknik pengambilan sampel Probability Sampling melalui Stratified Random Sampling. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-square, alat ukur kuesioner. Hasil analisis bivariat terdapat hubungan siginifikan antara pengetahuan, sikap, pengaruh teman sebaya dan lingkungan keluarga. Sedangkan   yang   tidak   terdapat   hubungan   signifikan   yaitu pengawasan orang tua terhadap perilaku peggunaan smartphone. Kesimpulan lingkungan keluarga sangat beperan aktif dalam pembentukan karakter anak tak terkecuali penggunaan smartphone juga ternyata secara efektif dapat mempengaruhi pergaulan sosial anak terhadap lingkungan terdekatnya.


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 500
Author(s):  
Desmariyenti Desmariyenti ◽  
Nelfi Sarlis ◽  
Rima Fitriani

<p><em>Good weaning time is done at the age of the child reaches 2 years. Weaning at less</em><em> </em><em>than 2 years of age can cause problems in children such as incidence of infectious diseases, especially increased diarrhea, nutritional effects that lead to malnutrition in children and cause the relationship of children and mothers is reduced </em><em>closeness </em><em>because bounding attachment process is disrupted. This study aims to determine the relationship between knowledge  and  attitude  of  the  mother  with  the  decision  of  weaning  time  in</em><em> </em><em>Tangkerang Timur Work Area Puskesmas Tenayan Raya. This research was conducted in </em><em>Mei</em><em>-</em><em>J</em><em>uni 2017 and this research using research type is quantitative data with research design  using  cross  sectional.  Sampling  technique  using  Stratified  random  sampling, population in this study amounted to 368 people and samples 18</em><em>4</em><em> p</em><em>e</em><em>ople in East Tangkerang Village. The analysis used is univariate and bivariate. The result of this research is can be concluded that there is significant relation between knowledge with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05), there is significant relation between attitude with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05). Mothers exclusively breastfeed to their babies until 6 months of age and and continue with breastfeeding until 24 months of age.</em><em></em></p><p> </p><p>Waktu penyapihan yang baik dilakukan pada usia anak mencapai 2 tahun. Penyapihan yang dilakukan pada usia kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan masalah pada anak seperti insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat, pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi  pada  anak  dan  menyebabkan  hubungan  anak  dan  ibu  berkurang  keeratannya karena proses bounding attachment terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan keputusan waktu penyapihan di Keluraan Tangkerang Timur Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni tahum 2017 dan penelitian ini menggunakan jenis penelitian adalah data kuantitatif dengan  desain penelitian menggunakan  cross sectional. Teknik sampling menggunakan Stratified random sampling, Populasi dalam penelitian ini berjumlah 368 orang dan sampel 184 orang di Kelurahan Tangkerang Timur. Analisa yang diunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan waktu penyapihan (p-value 0,000&lt; 0,05), ada   hubungan   bermakna   antara   sikap   dengan   waktu   penyapihan   (p-value   0,000   &lt;0,05). Diharapkan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan dan dan dilanjutkan dengan MPASI sampai usia 24 bulan.</p>


2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 73-81
Author(s):  
Mira Miraturrofi'ah

Latar Belakang: Pusat data dan informasi Kementrian kesehatan RI kanker payudara, terdapat 8 sampai 10 kasus kanker payudara terjadi pada remaja. Saat ini tidak ada pengetahuan yang cukup tentang penyebab kanker payudara, karena itu kesadaran deteksi dini dengan SADARI merupakan salah satu cara pengendalian kanker payudara. Hal tersebut merupakan lingkup tugas bidan, sehingga perlunya memberikan penyuluhan.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri kelas X mengenai SADARI di SMAN 1 Parongpong tahun 2019.Metode Penelitian: Menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling sampel yang didapatkan 67 remaja putri.Hasil penelitian: Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X SMA Negeri 1 Parongpong sebagian besar kurang mengenai periksa payudara sendiri (SADARI), sebesar 55,2%. Sebagian besar sikap remaja putri kelas X SMA Negeri 1 Parongpong mendukung terhadap periksa payudara sendiri (SADARI), sebesar 68,7%.Simpulan: Diperlukan program pendidikan untuk menciptakan kesadaran mengenai perilaku skrining kanker payudara yang teratur.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 208-214
Author(s):  
M.Asadul Usud ◽  
Hindyah Ike S ◽  
Rahaju Ningtyas

Anak sekolah merupakan kelompok yang mudah terpengaruh oleh game online terutama anak Sekolah Menengah Pertama. Siswa SMP yang sering memainkan suatu game online, akan menyebabkan ia menjadi ketagihan. Ketagihannya memainkan game online akan berdampak baginya, terutama dari segi akademik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan frekuensi game online dengan minat belajar siswa kelas VIIIA dan VIIIB di Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang. Desain penelitian analytic correlation, pendekatan cross sectional. Tempat penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang. Populasi adalah seluruh siswa kelas VIII A dan VIIIB di Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang sebanyak 71 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 59 siswa. Variabel bebas adalah game online dan variabel terikat adalah minat belajar siswa. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan 59 responden sebagian besar yaitu 35 responden (59,3%) penggunaan rendah dan hampir sebagian besarnya yaitu 23 responden (39,0%) penggunaan sedang untuk bermain game online. Sedangkan minat belajar siswa dari 59 responden sebagian besar yaitu 37 responden (62,7%) memiliki minat belajar sedang dan hampir sebagian besar yaitu 22 responden (37,3%) memiliki minat belajar rendah. Didapatkan hasil dari analisa uji Chi Square yaitu 0,001 menunjukan nilai p< 0,05 maka H1 diterima. Kesimpulanya ada hubungan antara frekuensi game online dengan minat belajar siswa kelas VIII A dan VIIIB di Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang.


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 121-136
Author(s):  
Sherly Vermita W ◽  
Ria Anggia Dwi Radifa ◽  
Nila Puspita Sari ◽  
Arief Wahyudi

Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan adalah praktik membuang tinja disembarang tempat terbuka yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Berdasarkan data dari Puskesmas Dumai Kota, salah satunya yaitu di Kelurahan Laksamana. Dari jumlah 811 jiwa yang memiliki sanitasi belum layak masyarakat masih melakukan BABS. Hal ini di sebabkan karena masih memiliki pengetahuan yang rendah dan kurangnya informasi tentang dampak dari BABS. dan Ekonomi masyarakat terutamanya menjadi salah satu penyebab, dikarenakan pekerjaan masyarakat tersebut belum mendapatkan hasil yang cukup sehingga memungkinkan masyarakat sulit untuk membuat jamban yang layak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan sanitasi dasar, pengetahuan, sikap dan pendapatan terhadap kebiasaan BABS di Kelurahan Laksamana wilayah kerja Puskesmas Dumai Kota. Penelitian ini menggunakan desai Cross Sectional dan menggunakan teknik sampel Stratified Random Sampling. Sampel sebanyak 91 responden. Variabel Independen pada penelitian ini adalah kondisi jamban, sumber air bersih, pengetahuan, sikap dan pendapatan. Variabel dependen adalah kebiasaan buang air besar sembarangan. Dari hasil uji statistik Chi-Square terdapat hubungan antara kondisi jamban dengan BABS bahwa (p=0,007), tidak terdapat hubungan sumber air bersih dengan BABS bahwa (p=0,748), terdapat hubungan pengetahuan dengan BABS bahwa (p=0,031), terdapat hubungan sikap dengan BABS bahwa (p=0,004), dan terdapat hubungan pendapatan dengan BABS bahwa (p=0,005). Saran yang diharapkan masyarakat untuk mengurangi kebiasaan BABS dan membiasakan sikap untuk memanfaatkan jamban agar kondisi lingkungan bersih dan sehat


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 18-28
Author(s):  
Devin Mahendika Munaf

                                                                                                                                                                   ABSTRAK Latar Belakang: Nilai akhir dari proses pendidikan seorang siswa dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajar yang optimal. Banyak hal yang dapat memengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah perilaku personal hygiene sebagai isu determinan kesehatan. Tujuan: Mengetahui hubungan perilaku personal hygiene dengan prestasi belajar pada siswa MA Ar Risalah Padang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling dari populasi sembilan puluh siswa MA Ar Risalah. Hasil: Penelitian menggunakan kuesioner perilaku personal hygiene yang mencakup domain pengetahuan, sikap, dan tindakan. Hasil penelitian menujukkan sebanyak 55,6% siswa memiliki tingkat pengetahuan baik, 56,7% siswa memiliki sikap positif, 54,4% siswa memiliki tindakan baik, dan 60% siswa memiliki prestasi belajar baik. Nilai signifikansi pengetahuan 0,042, sikap 0,040, dan tindakan 0,044. Simpulan: Pengetahuan, sikap, dan tindakan personal hygiene berhubungan secara signifikan dengan prestasi belajar karena p<0,05. Diharapkan adanya perhatian khusus oleh MA Ar Risalah dan instansi kesehatan setempat terkait edukasi perilaku personal hygiene yang baik untuk menghasilkan prestasi belajar yang optimal.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 209
Author(s):  
Afriyana Amelia Nuryadin ◽  
Ricky Perdana Poetra ◽  
Sri Paramitha Putri

Penempatan kerja adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menentukan seseorang pada posisi yang sesuai dengan formasi yang dibutuhkan, sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesesuaian penempatan kerja dan kualifikasi pendidikan terhadap kinerja pegawai di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Untuk variabel independen dalam penelitian ini adalah penempatan kerja dan kualifikasi pendidikan sedangkan variabel dependennya adalah kinerja pegawai. Dimana populasi dalam penelitian ini adalah pegawai rumah sakit Bhayangkara Makassar yaitu 611 orang dan yang memiliki ketidaksesuaian kualifikasi pendidikannya terhadap penempatan kerjanya yaitu sebanyak 115 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dengan penarikan sampel menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 112 responden serta pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat, dan Multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa ada pengaruh faktor akademis thitung >ttabel(2.136>1.663), faktor pengalaman thitung>ttabel(13.148 >1.663), faktor status perkawinan thitung>ttabel(2.970>1.663), faktor pendidik thitung>ttabel(3.019> 1.663), faktor lingkungan thitung>ttabel(2.812 > 1.663).


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 96-100
Author(s):  
Maftuhah Nurbeti ◽  
Eka Angga Prabowo ◽  
Muhammad Faris ◽  
Ratna Ismoyowati

Latar Belakang: Kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia terus meningkat hingga 19.189 pada saat penelitian dilakukan (Mei 2020) dan mengakibatkan harga Alat Pelindung Diri (APD) melambung tinggi serta langka akibat pasokan yang terhambat. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan pedoman penggunaan APD secara rasional dan efektif bagi tenaga kesehatan dalam masa pandemi. Namun demikian, di lapangan banyak terjadi penggunaan APD yang tidak sesuai, baik kurang atau bahkan melebihi standar. Hal tersebut dapat meningkatkan belanja APD rumah sakit. Penelitian kepatuhan APD sudah banyak dilakukan, namun pada saat akan dilakukan penelitian ini, belum didapatkan publikasi yang khusus terkait dengan kepatuhan APD selama Covid-19 di Indonesia dan faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, perlu diteliti hubungan antara tingkat pengetahuan tentang standar penggunaan APD rasional dengan kepatuhan penggunaan APD sesuai standar. Tujuan: Mengukur hubungan antara pengetahuan staf rumah sakit dengan tingkat kepatuhan penggunaan APD secara rasional di masa Pandemi Covid-19. Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 221 staf RS Qolbu Insan Mulia (RS QIM) Kabupaten Batang Jawa Tengah dari populasi 496 staf yang dipilih melalui teknik stratified random sampling berdasarkan zonasi Covid-19 dan jenis staf. Variabel berupa tingkat pengetahuan terhadap standar APD rasional dan kepatuhan penggunaan APD sesuai standar. Dianggap tidak patuh bila penggunaan APD kurang atau melebihi standar. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan staf tentang standar penggunaan APD rasional dengan kepatuhan penggunaan APD sesuai standar (p 0,59). Kesimpulan: Kepatuhan penggunaan APD sesuai standar rasional dapat dipengaruhi oleh faktor lain selain pengetahuan, seperti faktor ketersediaan APD, ketakutan, lama pengalaman kerja, dukungan lingkungan/ rekan kerja, dan tanggung jawab personal.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document