scholarly journals HUBUNGAN POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 247-252
Author(s):  
Juripah Juripah ◽  
Muzakkir Muzakkir ◽  
Sri Darmawan

Orang dengan diabetes mellitus memiliki peningkatan mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang mengancam jiwa. Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah umum yang dapat mempengaruhi jantung, mata, ginjal, saraf, dan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi. Sedangkan pola makan merupakan asupan makanan yang memberikan berbagai macam jumlah, jadwal dan jenis makanan yang didapatkan seseorang. Pengaturan pola makan yang tidak tepat dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah sehingga seseorang rentang terkena penyakit diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan terhadap kejadian diabetes mellitus. Jenis penelitian yang digunakan adalah non experiment dengan metode survey analitik. Dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu 47 responden. Sampel diambil menggunakan tehnik total sampling. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 47 responden terdapat 21 responden yang memiliki pola makan baik (44.7 %). Dimana Pola makan baik yang tidak menderita sebanyak 13 responden (27.7%), sedangkan pola makan baik yang  menderita sebanyak 8 responden (17.0%). Kemudian 26 responden yang memiliki pola makan kurang baik (55.3%). Dimana pola makan kurang baik yang tidak menderita sebanyak 8 responden (17.0%), sedangkan pola makan kurang baik yang  menderita sebanyak 18  responden (38.3%). Setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji chi-square test maka berdasarkan hasil fisher’s exact test didapatkan nilai p = 0,033 yang menunjukkan p<0,05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota Makassar.

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 12-18
Author(s):  
Fransiska Debataraja ◽  
Nova Sontry Node Siregar ◽  
Winta Mariana Batubara

Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is an opportunity given to babies immediately after birth by placing the baby on the mother's stomach, then the baby is allowed to find the mother's nipple and breastfeed within the first hour after birth. The UNICEF organization Says that IMD is so important for babies that it calls it the baby's first vaccine. The purpose of this study was to determine the factors related to the implementation of Early Breastfeeding Initiation (IMD) at Butar Puskesmas, Pagaran District, Tapanulu Utara Regency in 2020. This type of research is a descriptive quantitative study using a cross sectional design or approach looking at the relationship between the independent and dependent variables. The total population of 30 people was used with a total sampling technique in which the entire population was sampled so that the sample size was 30 people. Data were collected by means of a questionnaire, then the data were processed using the chi-square test. The results of the study using the chi-square test with a confidence level of 95% (α = 0.05) showed that there was no relationship between the type of labor and the results of the Fisher's Exact Test with a confidence level of 95% and df = 1 obtained x2 count (0.597) <x2. table (3,841), there is a relationship of knowledge df = 2 obtained x2 count (10.425)> x2 table 5,991, there is a relationship between husband's support for Fisher's Exact Test with a confidence level of 95% (α = 0.05) and df = 1 obtained p value = 0.000 ( p <0.05), there is a relationship between support for health workers and df = 2, it is obtained x2 count (8,450)> n x2 table (5,991). It is expected that respondents will know the information provided by health workers or from the mass media about the provision and implementation of Early Breastfeeding Initiation (IMD).


2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
Author(s):  
Ajeng Ayu M.Jannah ◽  
Mahalul Azam

ABSTRAKStroke merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Selain sebagai penyebab kematian juga menyebabkan kelumpuhan. Rehabilitasi medik menjadi sangat penting bagi penderita stroke agar dapat kembali normal atau meminimalkan cacat yang mungkin terjadi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan menjalani rehabilitasi medik pada pasien stroke di RSI Sunan Kudus. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampelnya adalah 40 diambil dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas dan analisis hipotesis penelitian menggunakan chi square test dan Fisher’s Exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan menjalani rehabilitasi medik pada pasien stroke adalah motivasi pasien  (p=0,017) dan dukungan keluarga  (p=0,001). Faktor yang tidak berhubungan dengan kepatuhan menjalani rehabilitasi medik pada pasien stroke adalah pengetahuan keluarga  (p=0,442), penghasilan (p=0,664), keterjangkauan akses  (p=0,726 ), status serangan  (p=1,000 ), serta pelayanan petugas kesehatan  (p=0,712). Saran yang diberikan khususnya bagi tenaga kesehatan bagian rehabilitasi medik agar lebih mendukung dalam memberikan informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan stroke dan pentingnya rehabilitasi medik bagi pasien stroke.


2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 25-36
Author(s):  
Yayuk Hartriyanti ◽  
Adi Utarini ◽  
Djoko Agus Purwanto ◽  
Budi Wikeko ◽  
Susetyowati Susetyowati ◽  
...  

Latar Belakang. Iodium merupakan mikronutrien penting terutama bagi perkembangan otak janin dan anak. Iodium berperan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan sebagian besar organ terutama otak. Konsumsi iodium yang rendah dalam jangka panjang merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Tingkat pengetahuan mengenai GAKI dan garam beriodium berpengaruh terhadap ketersediaan dan praktik penggunaan garam beriodium. Pemerintah telah mengupayakan penanggulangan GAKI melalui fortifikasi garam dengan iodium. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan ibu tentang iodium dengan ketersediaan garam beriodium di rumah tangga dan faktor yang memengaruhinya. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Data diambil dari 198 rumah tangga menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Penilaian pengetahuan ibu dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup. Sementara itu, penilaian ketersediaan garam diperoleh dengan pengujian kandungan iodium (KIO3). Uji statistik yang digunakan adalah chi-square test/fisher’s exact test dan Mann Whitney U/Kruskal Wallis untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil. Sebagian besar responden tinggal di daerah dataran tinggi (74,2%), berpendidikan SD (47,5%) dan bekerja sebagai petani (41,4%). Karakteristik lokasi geografi tempat tinggal responden berhubungan dengan pengetahuan responden mengenai GAKI serta dampak dan faktor risiko GAKI (p=0,023 dan p<0,001), sedangkan pekerjaan responden berhubungan dengan pengetahuan mengenai dampak dan faktor risiko GAKI (p=0,020). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemenuhan syarat mutu kandungan KIO3 pada garam yang digunakan di rumah tangga. Namun ada kecenderungan responden yang mempunyai garam dengan KIO3 sesuai, lebih banyak pada responden dengan pengetahuan yang baik. Kesimpulan. Responden dengan pengetahuan baik lebih banyak yang memiliki garam dengan kadar iodium sesuai standar. Perlu adanya program edukasi mengenai GAKI, penggunaan dan penyimpanan garam beriodium, serta faktor penyebab penurunan kualitas garam di rumah tangga.


Author(s):  
Sitti Zakiyyah Putri ◽  
Dahniar ◽  
Sumantri

Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak normal sesuai dengan umur.  Stunting dipengaruhi oleh multifactor diantaranya adalah pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observational dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 25-60 bulan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I yang berjumlah 96 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, yang pertama menggunakan cluster random sampling untuk pemilihan puskesmas kemudian yang kedua menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 balita. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data mengunakan analisis person chi-square dan fisher’s exact test dengan ?=0.05. Balita usia 25-60 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif, lahir dengan berat badan normal, dan mempunyai status imunisasi yang lengkap. Kesimpulan: hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran: meninngkatkan pelayanan kesehatan bagi Puskesmas melalui kegiatan deteksi dini dengan mengukur tinggi badan anak balita secara rutin tiap bulan.      


2019 ◽  
Author(s):  
intan lestari

Latar belakang ;Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan penting. Tujuan penelitian: mengetahui hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patient safety. Metode: desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang melibatkan 31 perawat sebagai responden. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner perilaku perawat dan lembar observasi kemampuan perawat tentang keselamatan pasien. Hasil: analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dan menunjukkan nilai p pada identifikasi pasien yaitu p=0,037, pada resiko infeksi pasien nilai p=0,005, dan pada resiko pasien jatuh nilai p=0,001 menggunakan Chi-square. Semua nilai p lebih kecil dari nilai α=0,kesimpulan: erdapat hubungan antara perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patiet safety di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. D. R. Kandou Manado. Saran: bagi rumah sakit lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Del Fatmawati

<p>Toilet training pada anak merupakan suatu cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar, serta buang air besar pada tempatnya. Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun dan 1% anak berumur 18 tahun masih buang air kecil tidak disengaja.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapan Anak Usia Batita (24 - 36 Bulan) Dalam Melakukan Toilet Training di PAUD Melati Perip Pepabri Jorong Giri Maju Pasaman Barat Tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah para ibu yang berjumlah 35 orang dengan sampel 35 orang dan menggunakan tehnik total sampling. Uji analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan Chi Square atau <em>Fisher’s Exact Test.</em>Hasil penelitian didapatkan bahwa lebih dari separoh orang tua mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang toilet training (74,3%), lebih dari separoh orang tua  mempunyai sikap positif tentang toilet training (54,3%), lebih dari separoh orang tua  (57,1%) mempunyai motivasi tinggi, Kesiapan toilet training lebih dari separoh sudah siap (65,7 %). Hasil uji statistic didapatkan hubungan bermakna pengetahuan orang tua (p=0,000 ; OR = 44), sikap orang tua (p=0,031;OR=6,8) dan motivasi orang tua (p=0,016;OR=8,5) dengan kesiapan batita dalam pelaksanaan toilet training di PAUD Melati Perip Pepabri Jorong Giri Maju Pasaman Barat Tahun 2014.<em> </em>Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pengetahuan orang tua paling tinggi terhadap pelaksanan toilet training pada batita Disarankan kepada orang tua  dan guru sekolah untuk terus mengontrol dan memberikan motivasi  pada anak batita pelaksanaan toilet training agar anak terbiasa melakukan secara bertahap dan mandiri.</p><p>:</p><p><strong><em>Kata Kunci :</em></strong> Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Toilet training</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Citra Al Karina ◽  
Christyana Sandra ◽  
Yennike Tri Herawati

Abstract PKPR is a program developed since 2003 at the primary care level aimed as well as for access by teenagers to improve the health status of adolescents since. PKPR implemented since 2007 in 11 health centers in the regency and already strata. Visit data utilization in the 15-19 age PKPR, KIE activities amounted to 14.26%; health care amounted to 76.75%; and counseling by 1.71%; as well as with the achievements of PKPR utilization of 92.72% (33 224 adolescents) who has yet to reach the expected target is equal to 100%.The purpose of this study to analyze the factors that affect the utilization PKPR by school adolescents (15-19 years) in the working area of ​​the regency health centers in 2019. This research is an analytic research with cross sectional design where data collection is done at one time. The research samples 96 adolescent proportioned Tlogosari health center, tamanan and Maesan the regency with the technique multistage sampling, Data were obtained through a questionnaire and documentation study. Data was analyzed using statistical test of chi-square or fisher's exact test and logistic regression in the form forward with a significance level α = 0.05. The results showed that the statistical chi-square test and Fisher's exact test for the predisposing characteristics, namely there is no influence of age (p = 0.554); gender (p = 0.853); level of education (p = 0.348); and knowledge (p = 0.584). Enabling characteristics of no effect, the ownership of health insurance (p = 0.784) and accessibility to health care (p = 1.000); and there are significant variables is the availability of health workers (p = 0.002) and health care (p = 0.000), the competence of health professionals (p = 0.002), and the time/speed of service (p = 0.012). Factors needs (perceived need) no effect (p = 1.000). The test results of multivariate logistic regression with forward stepwise method (likelihood ratio) is the most influential factor on the utilization PKPR is not available health facilities (p = 0.045) and less competent health workers (p = 0.001).   Keywords: PKPR program, utilization PKPR, youth, access   Abstrak PKPR ialah suatu program yang dikembangkan sejak tahun 2003 di tingkat puskesmas yang ditujukan serta untuk diakses oleh remaja guna meningkatkan status kesehatan remaja sejak. PKPR dilaksanakan sejak tahun 2007 pada 11 puskesmas di Kabupaten Bondowoso dan sudah strata. Data kunjungan pemanfaatan PKPR usia 15-19 tahun pada kegiatan KIE sebesar 14,26%; pelayanan kesehatan sebesar 76,75%; dan konseling sebesar 1,71%; serta dengan capaian pemanfaatan PKPR sebesar 92,72% (33.224 remaja) yang masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu sebesar 100%. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi pemanfaatan PKPR oleh remaja sekolah (15-19 tahun) di wilayah kerja puskesmas Kabupaten Bondowoso tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional dimana pengambilan data dilakukan pada satu waktu. Sampel penelitian 96 remaja yang diproporsikan pada Puskesmas Tlogosari, Tamanan dan Maesan Kabupaten Bondowoso dengan teknik multistage sampling. Data diperoleh melalui angket  kuesioner dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik chi-square atau fisher’s exact test dan regresi logistik berupa forward dengan tingkat signifikansi α = 0,05.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji statistik chi-square dan fisher’s exact test untuk karakteristik predisposisi tidak terdapat pengaruh yaitu umur (p=0,554); jenis kelamin (p=0,853); tingkat pendidikan (p=0,348); dan pengetahuan (p=0,584). Karakteristik enabling tidak terdapat pengaruh yaitu kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,784) dan aksesibilitas menuju pelayanan kesehatan (p=1,000); serta variabel yang terdapat pengaruh ialah ketersediaan tenaga kesehatan (p=0,002) dan fasilitas kesehatan (p=0,000), kompetensi tenaga kesehatan (p=0,002), dan waktu/kecepatan pelayanan (p=0,012). Faktor kebutuhan (perceived need) tidak terdapat pengaruh (p=1,000). Hasil uji multivariat regresi logistik dengan metode forward stepwise (likelihood ratio) faktor yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan PKPR adalah tidak tersedia fasilitas kesehatan (p=0,045) dan tenaga kesehatan kurang kompeten (p=0,001).   Kata Kunci: program PKPR, pemanfaatan PKPR, remaja, akses


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi Supriyadi ◽  
Susmini Susmini

Gangguan metabolik mampu menyebabkan beberapa penyakit salah satunya ialah diabetes melitus. Gejala umum yang sering muncul pada kasus diabetes melitus yaitu hiperglikemia. Hiperglikemia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi diantaranya komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar gula darah sewaktu dengan gejala neuropati perifer penderita diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Jumlah sampel 32 penderita diabetes melitus yang dipilih melalui teknik simple random sampling, penelitian ini dilakukan di Desa Kedung Dowo Kecamatan Nganjuk. Berdasarkan uji statistik Fisher’s Exact Test didapatkan p value 0.002 (p value < 0.05) yang berarti terdapat hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan gejala neuropati perifer penderita diabetes melitus tipe 2.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Jeana Lydia Maramis ◽  
Ni Made Yuliana

Karies gigi adalah hasil interaksi bakteri dipermukaan gigi, plak atau biofilm, diet sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.Orang tua sangat berperan untuk mengarahkan perkembangan anak dengan baik dan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada siswa kelas 1-3 di Desa Wori Kecamatan Wori.Penelitian ini bersifat analitik dengan metode cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 145 siswa. teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling yang berjumlah 60 orang tua dan siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner tentang peran orang tua dan lembar pemeriksaan DMF-T pada siswa. Analisa data menggunakan uji chi-square.Hasil analisis dengan chi-square tentang hubungan peran orang tua dengan indeks DMF-T tidak memenuhi syarat karena terdapat nilai expected kurang dari 5 yaitu 2 cell (75%) , maka menggunakan uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai (p = 0,021 < α =5 %) pada tingkat kemaknaan 95%. maka H0 ditolak dan H1 diterima. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan peran orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada anak Sekolah Dasar kelas 1-3 di Desa Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document