scholarly journals THE EFFECT OF BRAIN GYM TO THE LEVEL OF DEPRESSION IN GERIATRIC AT BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 128-146
Author(s):  
Andria Pragholapati

Pendahuluan: Data World Health Organization (2010) menunjukkan lansia di dunia yang terkena depresi sebanyak 7 juta orang. Meningkat pada lansia yang tinggal di institusi sekitar 50-75%. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Brain Gym terhadap tingkat depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung Tahun 2016. Metode: Penelitian ini menggunakan Quasy eksperiment pre-post test dengan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 17 orang. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Brain gym diberikan pada kelompok perlakuan sebanyak 9 kali dalam 5 hari. Kuesioner menggunakan Geriatric Depression Scale Short form yang memiliki nilai Alfa Cronbach 0.960 ≥ 0.632 menyatakan kuesioner valid dan reliabel. Data dianalisis menggunakan uji wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil Penelitian : Wilcoxon menunjukkan hanya pada kelompok intervensi ada perbedaan tingkat depresi dengan p value pada kelompok kontrol 0.109 (α>0.05) dan p value pada kelompok intervensi 0.000 (α<0.05). Hasil Mann Whitney pada kedua kelompok didapatkan p value 0.000 (α ≤ 0,05), maka Ho ditolak hal ini menunjukan ada pengaruh Brain Gym terhadap tingkat depresi. Diskusi: berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Brain Gym dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia sehingga pada lansia penting dilakukan pemeriksaan tingkat depresi secara berkala dan diterapkan gerakan Brain Gym untuk mengurangi tingkat depresi pada lansia.

2021 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
Author(s):  
Ki-Soo Park ◽  
Gyeong-Ye Lee ◽  
Young-Mi Seo ◽  
Sung-Hyo Seo ◽  
Jun-Il Yoo

Abstract Background The purpose of this study was to investigate the prevalence of osteosarcopenia in the over 60-year-old community and to evaluate whether osteosarcopenia is associated with disability, frailty and depression. Methods This study was performed using the baseline data of Namgaram-2, among the 1010 surveyed subjects, 885 study subjects who were 60 years or older and had all necessary tests performed were selected. The Kaigo-Yobo checklist (frailty), World Health Organization Disability Assessment Schedule (WHODAS) and Geriatric Depression Scale-Short Form-Korean (GDSSF-K) were used. The Asian Working Group for Sarcopenia (AWGS 2019) were applied in this study. Osteopenia was measured using data from dual energy X-ray absorptiometry (DEXA) and osteopenia was diagnosed when the T-score was less than − 1.0. The study subjects were divided into four groups: the normal group, in which both sarcopenia and osteopenia were undiagnosed, osteopenia only, sarcopenia only and the osteosarcopenia group, which was diagnosed with both sarcopenia and osteopenia. Results Of the 885 subjects over 60 years old evaluated, the normal group comprised 34.0%, the only osteopenia group 33.7%, the only sarcopenia group 13.1%, and the osteosarcopenia group 19.2%. WHODAS (17.5, 95% CI: 14.8-20.1), Kaigo-Yobo (3.0, 95% CI: 2.6-3.4), and GDSSF mean score (4.6, 95% CI: 3.9-5.4) were statistically significantly higher in the osteosarcopenia group compared the other groups. Partial eta squared (ηp2) of WHODAS (0.199) and Kaigo-Yobo (0.148) values ​​according to Osteosarcopenia were large, and GDSSF (0.096) was medium Conclusions Osteosarcopenia is a relatively common disease group in the older adults community that may cause deterioration of health outcomes. Therefore, when evaluating osteopenia or sarcopenia in the older adults, management of those in both disease groups should occur together.


Author(s):  
Ricardo Monezi ◽  
Pedro Mourão Roxo da Motta ◽  
Nelson Filice de Barros

Introdução: O Reiki figura atualmente como uma das técnicas integrativas e complementares de maior uso e interesse no mundo. Sua utilização crescente vem chamando a atenção da ciência, que busca investigar seus possíveis efeitos a fim de verificar e disponibilizar aos seus usuários informações a respeito de sua eficácia e segurança. Entre os recursos utilizados nestas avaliações estão cada vez mais presentes as escalas psicométricas, que buscam mensurar aspectos subjetivos da natureza do ser humano, como níveis de ansiedade, depressão, stress e qualidade de vida. Objetivo: Descrever as principais escalas psicométricas utilizadas em ensaios clínicos que investigaram os possíveis efeitos do Reiki, analisando seu papel diagnóstico nestes estudos. Método: A partir dos descritores “Reiki” e “Scales”, foi realizada revisão e análise de artigos publicados, nos últimos 10 anos, nas bases de dados PubMed, Scielo e Bireme, que utilizaram-se de escalas psicométricas na avaliação dos possíveis efeitos do Reiki. Resultados: 18 estudos utilizaram-se de escalas psicométricas, como o Functional Independence Measure, aplicado a pacientes em reabilitação de AVE, o Wong-Baker Smiley Face Scale, utilizado para mensurar níveis de bem estar e dor, o Geriatric Depression Scale Short Form, para mensuração de depressão em idosos, além de instrumentos de avaliação de ansiedade, depressão, stress, desesperança, qualidade de vida e de sono, como Hospital Anxiety and Stress Scale, StateTrait Anxiety Inventory, Perceived Stress Scale, Beck Depression Inventory, World Health Organization for Quality of life, Beck Hopelessness Scale, Illness Symptoms Questionnaire, Visual Analog Scale e o Pittsburgh Quality of Sleep Index. Conclusões: Não existe um consenso na literatura a respeito da escala psicométrica que seja mais apropriada a cada variável, devido às suas respectivas especificidades e níveis de sensibilidade. Atualmente, onde se discute o estabelecimento de um padrão ouro para pesquisas que abordem as práticas integrativas também são polêmicas as discussões a respeito do emprego correto destas ferramentas.


Sebatik ◽  
2022 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
Author(s):  
Yuldensia Avelina ◽  
Wilhelmus Nong Baba ◽  
Yosefina Dhale Pora

Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang terjadi secara alamiah. Tingginya stresor dan peristiwa kehidupan yang  tidak menyenangkan dapat menimbulkan masalah psikologis, salah satu diantaranya adalah depresi. Depresi pada lansia lebih tinggi terjadi pada lansia yang hidup di panti jompo dibandingkan dengan lansia yang hidup di komunitas dan masih rendahnya intervensi psikologis untuk mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi life review terhadap penurunan depresi pada lansia di Seksi Kesejahteraan Penyantunan Sosial Lanjut Usia Padu Wau Maumere. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment dengan rancangan penelitian one group pre post test. Jumlah sampel sebanyak 36 orang, dengan menggunakan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pendek Geriatric Depression Scale (GDS) dengan 15 pertanyaan dalam versi Indonesia untuk mengukur depresi pada lansia. Intervensi terapi life review diberikan sebanyak 4 sesi yakni pengalaman masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa dan masa lansia.  Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi life review terhadap penurunan depresi lansia dibuktikan dengan nilai p value (0.000) < α (0.05). Terapi life review berhasil dalam menurunkan depresi pada lansia.


2018 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
Author(s):  
Dina Rakhmawati ◽  
Nurhaidah . ◽  
Suprijandani .

Makanan jajanan menurut WHO (World Health Organization) adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat yang ramai atau tempat-tempat umum yang dapat dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan lebih lanjut. Selama ini masih banyak makanan jajanan yang berpotensi dapat mengganggu kesehatan, seperti keracunan makanan. Dalam upaya menghindari terjadinya keracunan makanan maka perlu meningkatkan pengetahuan dan sikap anak usia sekolah tentang makanan jajanan menggunakan alat bantu atau media promosi, seperti media leaflet dan media video. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penyuluhan menggunakan media leaflet dengan video tentang pengetahuan dan sikap siswa materi makanan jajanan.Jenis penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen one group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 siswa kelas V pada responden kelompok media leaflet dan 51 siswa kelas V pada responden kelompok media video. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara analitik menggunakan paired t test pada program komputer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata nilai tingkat pengetahuan tentang makanan jajanan sebelum dengan sesudah dilakukan penyuluhan pada kelompok media leaflet dengan p value (0,032) < α (0,05), sedangkan pada sikap kelompok media leaflet dan pengetahuan serta sikap kelompok media video tidak terdapat perbedaan yang signifikan p value > α (0,05).Kesimpulan dalam penelitian ini diketahui bahwa penggunaan media leaflet dalam penyuluhan lebih baik dibandingkan dengan media video  terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap responden. Disarankan agar sekolah melakukan penyuluhan secara berkala menggunakan bantuan media leaflet.Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Media Leaflet dan Video


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 17-22
Author(s):  
Ilham

Latar Belakang : Gout arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering ditemukan, yang di tandai dengan penumpukan kristal monosodium urat didalam atau disekitar persendian sehingga menimbulkan nyeri. Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2017), prevalensi gout arthritis didunia sebanyak 34,2%. Gout arthritis sering terjadi di negara maju seperti Amerika. Prevalensi gout arthritis di negara Amerika sebesar 26,3% dari total penduduk. Peningkatan kejadian gout arthritis tidak hanya terjadi di negara maju saja. Namun, peningkatan juga terjadi di negara berkembang, salah satunya di negara Indonesia. Penatalaksanaan gout arthritis dapat dilakukan dengan kompres hangat menggunakan jahe merah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompres hangat menggunakan jahe merah terhadap penurunan skala nyeri pada penderita gout arthritis di Kelurahan Lantora Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian “quasy experiment” dengan desain/rancangan Pre and Post test without control (Control diri sendiri), pengambilan sampel menggunakan Non probability sampling dengan teknik Consecutive sampling, sampel pada penelitian ini sebanyak 20 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah kompres hangat, jahe merah, thermometer air dan lembar observasi numeric rating scale (NRS). Penelitian ini menggunakan analisis statistik Uji Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan nilai p value 0.000 dimana p < ? 0.05 maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kompres hangat menggunakan jahe merah terhadap terhadap penurunan skala nyeri pada penderita gout arthritis di Kelurahan Lantora Wilayah Kerja Puskesmas Massenga Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2019.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Etri Yanti ◽  
Doni Marsha ◽  
Nike Puspita Alwi ◽  
Vino Rika Nofia

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi. Dampak yang terjadi dari karies gigi adalah gigi menjadi keropos, berlubang bahkan patah. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan bahwa 92% dari jumlah anak di dunia mengalami masalah kerusakan gigi, untuk mencegah hal tersebut adalah dengan berkumur larutan madu. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh berkumur dengan larutan madu terhadap pH saliva pada siswa/i SDN 16 Air Tawar Timur Kecamatan Padang Utara tahun 2017.Jenis penelitian adalahPraEksperiment dengan desain One-GroupPre-Post-Test yang dilaksanakan tanggal 15-16 Agustus 2017.Populasi semua siswa kelas III dengan teknik sampel Purposive Samplingdengan jumlah 16 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Data diolah secara komputerisasi dengananalisis univariat menggunakan tabel rerata dan analisis bivariat menggunakan uji t-dependen dengan tingkat kemaknaan 95%.Hasil penelitian didapatkan rata-rata pH saliva siswa/i sebelum berkumur dengan larutan madu adalah 6,38 dan sesudah berkumur dengan larutan madu adalah 7,63. Ada pengaruh berkumur dengan larutan madu terhadap pH saliva pada siswa/i (p value = 0,000).Berpedoman dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh berkumur dengan larutan madu terhadap pH saliva pada siswa/i, maka diharapkan kepada pada guru-guru SDN 16 Air Tawar agar memberikan informasi bagi setiap siswa/i agar menjaga kesehatan gigi dan mulut dalam upaya mencegah penyakit gigi dan mulut yaitu karies gigi serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan setempat dalam memberikan penyuluhan tentang cara merawat dan menjaga kesehatan gigi dan mulut.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Tria Nopi Herdiani ◽  
Desi Fitriani ◽  
Ruri Maiseptya Sari ◽  
Vitri Ulandari

World Health Organization (WHO) tahun 2014, melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di Negara berkembang. Solusi berkala untuk mengatasi anemia pada ibu hamil  diantaranya dengan pemberian Tablet Fe dan vitamin zat besi dari jus jambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jambu biji terhadap perubahan kadar hemoglobin ibu hamil. Metode penelitian menggunkan Quasi Eksperiment dengan Non-randimized control Grup Pre test-Post test Design. Jumlah  sampel yaitu  30 orang ibu hamil yang di bagi menjadi dua kelompok yaitu 15 orang ibu hamil pada kelompok kontrol dan 15 orang ibu hamil pada kelompok intervensi. Analisis menggunakan Uji Paried t-test dan Independent T-Test.  Hasil penelitian rata –rata peningkatan kadar hemoglobin pretest dan posttest kelompok kontrol  8,867 g/dl dan 10,327 g/dl, dan rata–rata peningkatan kadar hemoglobin pretest dan posttest kelompok perlakuan 8,620 g/dl dan 11,580 g/dl  sehingga ada perbedaan kenaikan kadar hemoglobin kelompok kontrol dan perlakuan nilai rata – rata selisih kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol 1,46g/dl dan rata – rata  selisih kadar hemoglobin sebelum dan sesudah kelompok perlakuan 2,96 g/dl  dengan nilai P value 0,031. Ada pengaruh pemberian jus jambu biji terhadap kenaikan nilai kadar hemoglobin pada ibu hamil. 


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 25-33
Author(s):  
La Ode Ardiansyah ◽  
Cece Indriani ◽  
Mussapar ◽  
Wa Ode Aisa Zoahira ◽  
Nawawi

World Health Organization mengeluarkan pernyataan bahwa kekhawatiran terhadap penyebaran (Covid-19) sebagai pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya adalah coronavirus. Penanggulangan pandemi Covid-19 terus dilakukan baik secara kuratif, preventif, maupun promotif. Namun, transmisi komunitas masih menjadi penyebab meningkatnya kasus Covid-19. Salah satu yang rentan terpapar covid-19 yaitu lansia yang berumur diatas 60 tahun. Upaya untuk mengatasi permasalahan covid-19 pada yaitu dengan pelaksanaan vaksin dalam menciptkan herd immunity. Pada hakikatnya fungsi vaksin Covid-19 membantu membentuk antibody spesifik untuk menimbulkan kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosialisasi kesehatan menggunakan media WhatsApp terhadap penerimaan vaksin covid-19 pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Metode penelitian ini dilakukan dengan Quasi Eksperimen Design dengan desain uji Pre-Post Test Design. Hasil Penelitian bahwa uji statistik dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks test dengan taraf signifikan yang ditetapkan adalah p value < 0,05. Penerimaan vaksin covid-19 responden lansia sebelum dan sesudah diberikan sosialisasi kesehatan dengan menggunakan media whatsApp diperoleh nila p value = 0,00. Kesimpulan, ada pengaruh sosialisasi kesehatan menggunakan media whatsApp terhadap penerimaan vaksin covid-19 pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 149
Author(s):  
Sherly Mutiara ◽  
Dini Qurrata Ayuni ◽  
Rika Astria Rishel

Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 40%, hal ini semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Kadar hemoglobin normal pada ibu-ibu hamil adalah 11 gr/ mmHg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas konsumsi rumput laut (eucheuma spinosum) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Naras Kota Pariaman tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperiment dengan pendekatan menggunakan rancangan post tes only control group desain. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Naras pada tanggal .Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling, Teknik pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS. Hasil analisis univariat ditemukan dari 25 responden terdapat 42% responden mengalami anemia (pre test), 44% tidak mengalami anemia (post test) di wilayah kerja puskesmas naras. Hasil analisis bivariat didapatkan adanya efektivitas konsumsi rumput laut (eucheuma spinosum) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil (p value = 0,000) Di Wilayah Kerja Puskesmas Naras Tahun 2020.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya efektivitas konsumsi rumput laut (eucheuma spinosum) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Diharapkan pada petugas kesehatan hendaknya lebih meningkatkan lagi memberikan penyuluhan kepada penderita anemia, seperti memberikan leafleat atau selebaran-selebaran yang berisikan informasi tentang hal-hal yang mempengaruhi kadar hemoglobin). 


2020 ◽  
Author(s):  
Ki-Soo Park ◽  
Gyeong-Ye Lee ◽  
Sung-Hyo Seo ◽  
Young-Mi Seo ◽  
Jun-Il Yoo

Abstract Background: The purpose of this study was to investigate the prevalence of osteosarcopenia in the over 60-year-old community and to evaluate whether osteosarcopenia is associated with disability, frailty and depression.Methods: This study was performed using the baseline data of Namgaram-2, among the 1010 surveyed subjects, 885 study subjects who were 60 years or older and had all necessary tests performed were selected. The Kaigo-Yobo checklist (frailty), World Health Organization Disability Assessment Schedule (WHODAS) and Geriatric Depression Scale-Short Form-Korean (GDSSF-K) were used. The Asian Working Group for Sarcopenia (AWGS 2019) were applied in this study. Osteopenia was measured using data from dual energy X-ray absorptiometry (DEXA) and osteopenia was diagnosed when the T-score was less than -1.0.The study subjects were divided into four groups: the normal group, in which both sarcopenia and osteopenia were undiagnosed, osteopenia only, sarcopenia only and the osteosarcopenia group, which was diagnosed with both sarcopenia and osteopenia.Results: Of the 885 subjects over 60 years old evaluated, the normal group comprised 34.0%, the only osteopenia group 33.7%, the only sarcopenia group 13.1%, and the osteosarcopenia group 19.2%. WHODAS (17.5, 95% CI: 14.8-20.1), Kaigo-Yobo (3.0, 95% CI: 2.6-3.4), and GDSSF mean score (4.6, 95% CI: 3.9-5.4) were statistically significantly higher in the osteosarcopenia group compared the other groups. Partial eta squared (ηp2) of WHODAS (0.199) and Kaigo-Yobo (0.148) values ​​according to Osteosarcopenia were large, and GDSSF (0.096) was medium.Conclusions: Osteosarcopenia is a relatively common disease group in the elderly community that may cause deterioration of health outcomes. Therefore, when evaluating osteopenia or sarcopenia in the elderly, management of those in both disease groups should occur together.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document