scholarly journals PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DIPLOMA KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN KLINIK KEPERAWATAN

2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 129-135
Author(s):  
Yunita Sari

Latar belakang: Pembelajaran klinik merupakan bagian utama dari pendidikan keperawatan. Tujuan dari pembelajaran klinik adalah untuk dapat mengembangkan proses berfikir kritis mahasiswa serta untuk mengintegrasikan antara teori dengan praktik. Untuk dapat melakukan pembelajaran klinik dengan baik, mahasiswa perlu mempersiapkan aspek fisik dan psikologisnya. Kecemasan merupakan salah satu perasaan yang muncul yang biasa dialami oleh mahasiswa sebelum menjalani pembelajaran klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa tingkat I dan II dalam menghadapi pembelajaran klinik di AKPER Yatna Yuana Lebak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik komparasi dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur kecemasan yaitu Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRSA). Uji statistik bivariat dengan menggunakan T test Independent. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antara mahasiswa tingkat I dan II dalam menghadapi pembelajaran klinik (p value 0,000). Kesimpulan: tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi pembelajaran klinik terdapat perbedaan. Kata kunci: kecemasan, mahasiswa, pembelajaran klinik

2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Piscolia Dynamurti Wintoro ◽  
Wiwin Rohmawati ◽  
Ana Sulistyowati

Latar Belakang: Seorang ibu hamil biasa mengalami kecemasan. Pada TM III kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran menghadapi persalinan dan apakah bayinya lahir normal atau cacat. Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom. Metode: Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom, sebanyak 40 responden dengan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi dengan P value sebesar 0,021. Simpulan : Ibu hamil trimester III dapat memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup, perasaan cemas dengan cara relaksasi, senam ibu hamil, dan yoga.


2020 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
Author(s):  
Maryatun Hasan

Abstrak. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan penderitanya mengalami stress jangka panjang dan akhirnya bermanifestasi menjadi depresi. Depresi yang ditimbulkan dapat mempengaruhi perilaku pasien dalam hal pengaturan cairan sehingga dapat berakibat terhadap peningkatan Interdialytic Weight Gain (IDWG). Jika IDWG meningkat maka akan menimbulkan komplikasi yang dapat menghambat keberhasilan terapi hemodialisis.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi terhadap terjadinya peningkatan Interdialytic Weight Gain pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSUDZA Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2019 menggunakan teknik accidental sampling dengan responden adalah pasien di unit hemodialisis RSUDZA Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale for Depression kemudian dilakukan analisis univariat untuk mengatahui gambaran dari penelitian dan bivariat dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Spearman, didapatkan p value sebesar 0,000 (p0,05) dengan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,729. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan peningkatan IDWG pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSUDZA Banda Aceh.Kata Kunci: Penyakit Ginjal Kronis, Hemodialisis, Depresi, Interdialytic Weight GainAbstract. Chronic kidney diasease (CKD) might cause stress which generally leads to depression. Depression is correlated to significant impairment in a patient's daily life, such as excessive Interdialytic Weight Gain (IDWG) caused by an overload of fluids. Excessive Interdialytic Weight Gain might also cause other complications that are able to interfere the process of hemodialysis therapy. The objective of this research was to identify the overview of and the correlation between depression types and Interdialytic Weight Gain (IDWG) of the chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis therapy in dr. Zainoel Abidin Regional Public Hospital of Banda Aceh. This descriptive analytical research was conducted by means of a cross-sectional study approach. The data were collected in December 2019 by using an accidental sampling technique. The data were collected by distributing the Hamilton Rating Scale for Depression. Those data were then analyzed by using a univariate data analysis and a bivariate data analysis, especially the Spearman Correlation Coefficient. Based on the statistical analysis with the Spearman test, p-value of 0.000 (p0.05) with a Spearmen Correlation Coefficient of 0.729 was found. Hence, a significant correlation between depression levels or types and IDWG in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis in dr. Zainoel Abidin Regional Public Hospital of Banda Aceh was indicated.Keywords: Chronic Kidney Disease, hemodialysis, Depression, Interdialytic Weight Gain


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 546
Author(s):  
Lily Fajriati ◽  
Yaslinda Yaunin ◽  
Laila Isrona

Pendidikan kedokteran dikenal sebagai stressful environment yang dapat menimbulkan kecemasan pada mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran harus menjalani dua fase pendidikan kedokteran yaitu fase pendidikan preklinik dan klinik. Kedua fase pendidikan ini dapat memicu munculnya kecemasan pada mahasiswa kedokteran terutama pada mahasiswa baru. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan perbedaan derajat kecemasan antara mahasiswa baru preklinik dan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden yang dipilih dengan teknik purposive random sampling dan menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), kemudian dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan pada mahasiswa baru preklinik didapatkan 43 orang (93,5%) tidak ada cemas, dua orang (4,3%)dengan kecemasan ringan, dan satu orang (2,2%) kecemasan sedang. Pada mahasiswa baru klinik didapatkan 39 orang (84,8%) tidak ada kecemasan, lima orang (10,9%) kecemasan ringan dan dua orang (4,3%) mengalami kecemasan sedang. Stressor utama pada mahasiswa preklinik dan klinik adalah kecemasan mengenai proses pembelajaran selama fase pendidikan. Hasil uji statistik chi-square didapatkan p value= 0,315 (p > 0.05) yang artinya tidak didapatkan perbedaan bermakna antara derajat kecemasan antara mahasiswa baru preklinik dan mahasiswa klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.


2020 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
Author(s):  
Safina Khairidina ◽  
Maryatun Hasan ◽  
Mirfandi Amirsyah ◽  
Maimun Syukri ◽  
Rina Hastuti Lubis

Abstrak. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan penderitanya mengalami stress jangka panjang dan akhirnya bermanifestasi menjadi depresi. Depresi yang ditimbulkan dapat mempengaruhi perilaku pasien dalam hal pengaturan cairan sehingga dapat berakibat terhadap peningkatan Interdialytic Weight Gain (IDWG). Jika IDWG meningkat maka akan menimbulkan komplikasi yang dapat menghambat keberhasilan terapi hemodialisis.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi terhadap terjadinya peningkatan Interdialytic Weight Gain pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSUDZA Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2019 menggunakan teknik accidental sampling dengan responden adalah pasien di unit hemodialisis RSUDZA Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale for Depression kemudian dilakukan analisis univariat untuk mengatahui gambaran dari penelitian dan bivariat dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Spearman, didapatkan p value sebesar 0,000 (p0,05) dengan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,729. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan peningkatan IDWG pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSUDZA Banda Aceh.Kata Kunci: Penyakit Ginjal Kronis, Hemodialisis, Depresi, Interdialytic Weight GainAbstract. Chronic kidney diasease (CKD) might cause stress which generally leads to depression. Depression is correlated to significant impairment in a patient's daily life, such as excessive Interdialytic Weight Gain (IDWG) caused by an overload of fluids. Excessive Interdialytic Weight Gain might also cause other complications that are able to interfere the process of hemodialysis therapy. The objective of this research was to identify the overview of and the correlation between depression types and Interdialytic Weight Gain (IDWG) of the chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis therapy in dr. Zainoel Abidin Regional Public Hospital of Banda Aceh. This descriptive analytical research was conducted by means of a cross-sectional study approach. The data were collected in December 2019 by using an accidental sampling technique. The data were collected by distributing the Hamilton Rating Scale for Depression. Those data were then analyzed by using a univariate data analysis and a bivariate data analysis, especially the Spearman Correlation Coefficient. Based on the statistical analysis with the Spearman test, p-value of 0.000 (p0.05) with a Spearmen Correlation Coefficient of 0.729 was found. Hence, a significant correlation between depression levels or types and IDWG in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis in dr. Zainoel Abidin Regional Public Hospital of Banda Aceh was indicated.Keywords: Chronic Kidney Disease, hemodialysis, Depression, Interdialytic Weight Gain


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 546
Author(s):  
Lily Fajriati ◽  
Yaslinda Yaunin ◽  
Laila Isrona

Pendidikan kedokteran dikenal sebagai stressful environment yang dapat menimbulkan kecemasan pada mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran harus menjalani dua fase pendidikan kedokteran yaitu fase pendidikan preklinik dan klinik. Kedua fase pendidikan ini dapat memicu munculnya kecemasan pada mahasiswa kedokteran terutama pada mahasiswa baru. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan perbedaan derajat kecemasan antara mahasiswa baru preklinik dan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden yang dipilih dengan teknik purposive random sampling dan menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), kemudian dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan pada mahasiswa baru preklinik didapatkan 43 orang (93,5%) tidak ada cemas, dua orang (4,3%)dengan kecemasan ringan, dan satu orang (2,2%) kecemasan sedang. Pada mahasiswa baru klinik didapatkan 39 orang (84,8%) tidak ada kecemasan, lima orang (10,9%) kecemasan ringan dan dua orang (4,3%) mengalami kecemasan sedang. Stressor utama pada mahasiswa preklinik dan klinik adalah kecemasan mengenai proses pembelajaran selama fase pendidikan. Hasil uji statistik chi-square didapatkan p value= 0,315 (p > 0.05) yang artinya tidak didapatkan perbedaan bermakna antara derajat kecemasan antara mahasiswa baru preklinik dan mahasiswa klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 49-53
Author(s):  
Angga Arfina ◽  
Yureya Nita ◽  
Khairiyati Khairiyati

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Pada lansia terjadi proses degeneratif yang akan berdampak terjadinya perubahan-perubahan diri manusia. Perubahan yang terjadi pada lansia mengakibatkan berbagai masalah yang kompleks baik secara fisik maupun psikologis. Kecemasan merupakan salah satu respon yang paling dini dan sering muncul pada lanjut usia. Selain dengan farmakologis, kecemasan juga dapat ditangani secara non farmakologis salah satunya dengan membaca Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh membaca Al-Qur’an terhadap kecemasan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru. Desain penelitian adalah quasy eksperiment dengan metode penelitian one group pretest & posttest. Sampel penelitian adalah lansia berjumlah 42 orang menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi untuk membaca Al-Qur’an dan penilaian kecemasan dengan Hamilton Anxiety Rating  Scale. Data dianalisis secara statistik deskriptif dan Paired Sample T Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh membaca Al-Qur’an dengan kecemasan pada lanjut usia dengan p value 0.002 < 0.05. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan asuhan keperawatan gerontik sehingga membaca Al-Qur’an dapat dijadikan salah satu intervensi dalam meningkatkan spiritualitas serta menurunkan kecemasan pada lansia.


2021 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 292-295
Author(s):  
Roland Prethipa P ◽  
Jimsha V K ◽  
Jonathan Daniel M

Pain intensity is a common outcome domain assessed in pain clinical trials. The patient’s self-report is the gold standard and it appears to be embedded in everyday clinical practice. Most often pain assessment is considered to be the cornerstone for ideal treatment.The aim of this study was to assess the dental patients’ level of pain using Full Cup Test (FCT) and Numeric Pain Rating Scale (NPRS), and to compare and validate the Full Cup Test in the assessment of orofacial pain with Numeric Pain Rating Scale.A total of sixty patients presenting with various forms of orofacial pain were included in this cross-sectional study. Data collected include the patient demographic details and the diagnosis of each case was made after proper history taking, clinical examination and radiographic investigation. Pain assessment was done for each patient using both numeric pain rating scale and full cup test.All the data were analysed using inferential statistics Mann Whitney test and the analysis was carried out with SPSS 17.The comparison of mean pain scores using full cup test and numeric pain rating scale shows there was significant differences between acute and chronic pain with P- value of 0.023 and 0.005 respectively. FCT had shown 83 percent sensitivity and 94 percent specificity.Patients who presented with either acute or chronic dental conditions experienced moderate to severe level of pain. FCT is useful for both evaluating and discerning changes in pain and it can be used as a tool in pain assessment.


Author(s):  
Ivan Buntara ◽  
Yohanes Firmansyah ◽  
Hendsun Hendsun ◽  
Ernawati Su

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a form of gastrointestinal motility disorder, where stomach contents reenter the esophagus and oral cavity, causing symptoms and complications. GERD is a condition that is quite often experienced, where the prevalence estimated at 8 - 33% worldwide. One of the suspected cause of  GERD is Ramadan fasting, which has been routinely carried out by Muslim groups. This study aims to prove whether Ramadan fasting triggers GERD. A cross-sectional study (survey) conducted online via Google form on the last three days of the fasting month (21 May 2020 - 23 May 2020). The variables in this study were respondents who fasted Ramadan and those who did not fast, also the total value of the GERD-Q questionnaire along with the final conclusions. Statistical analysis using Chi square with Yates Correction and Independent T-test with Mann Whitney Alternative Test. 311 respondents met the inclusion criteria. The results of Mann Whitney statistical test found that there was no difference in the mean value of the total GERD-Q questionnaire between the fasting and non-fasting groups (p-value: 0.313). Pearson Chi Square with Yates Correction results found no significant relationship between fasting and incidence of GERD (p-value: 0.552), although clinically there was a possibility of fasting had a risk of 1,228 (95% CI: 0.772 -2,088) times to trigger GERD incident.as Conclusion, Ramadan fasting has not been shown to improve GERD symptoms. Further research needs to be done through longitudinal studies. Keywords: GERD; digestion; Ramadan fastingABSTRAKGastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu bentuk gangguan motilitas saluran cerna, dimana isi lambung masuk kembali ke dalam esofagus dan rongga mulut, sehingga menyebabkan gejala dan komplikasi. GERD merupakan kondisi yang cukup sering dialami, dimana prevalensinya diperkirakan mencapai 8 – 33% di seluruh dunia. Salah satu faktor yang diperkirakan sebagai penyebab GERD adalah puasa Ramadhan yang selama ini rutin dijalankan oleh kelompok Muslim. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah puasa Ramadhan mencetuskan kejadian GERD. Penelitian potong lintang (survei) yang dilaksanakan secara online melalui google form pada tiga hari terakhir bulan puasa Ramadhan 2020 (21 Mei 2020 – 23 Mei 2020). Variabel dalam penelitian ini adalah responden yang berpuasa Ramadhan maupun yang tidak berpuasa Ramadhan dan nilai total kuesioner GERD-Q beserta kesimpulan akhir dari kuesioner GERD-Q. Analisis statistik menggunakan uji statistik Chi square with Yates Correction dan Independent T-test dengan Uji Alternatif Mann Whitney. 311 responden memenuhi kriteria inklusi. Hasil uji statistik Mann Whitney tidak terdapat perbedaan rerata nilai total kuesioner GERD-Q antara kelompok yang berpuasa dan tidak berpuasa (p-value : 0,313). Hasil uji statistik Pearson Chi Square with Yates Correction didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara berpuasa dengan kejadian GERD (p-value : 0,552), walaupun secara klinis ditemukan adanya kemungkinan yang berpuasa lebih berisiko 1,228 (CI 95% : 0,772 -2,088) kali untuk mencetuskan kejadian GERD. Sebagai kesimpulan, Puasa Ramadhan tidak terbukti meningkatkan gejala-gejala GERD. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut melalui studi longitudinal untuk tindak lanjut hasil penelitian ini.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 61-67
Author(s):  
Widiharti Widiharti ◽  
Wiwik Widiyawati ◽  
Widya Lita Fitrianur

Tekanan darah adalah faktor penting dalam sistem sirkulasi tubuh manusia. Tekanan darah dapat dengan mudah berubah meski dalam hitungan detik (Sasmalinda, Syafriandi, & Helma, 2013). Pada 2 Maret 2020, pemerintah Indonesia pertama kali mengumumkan dua kasus pasien postif Covid-19. (Pranita, 2020). Pasien tidak berani melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, sehingga jika ada keluhan yang tidak begitu berat mereka akan membeli obat di apotik tanpa mengetahui tekanan darahnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi lain seperti stroke. Tujuan penelitian menganalisis faktor yang berhubungan dengan tekanan darah. Desain penelitian analitik observasional, dengan pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2012). Pelaksanaan bulan  Maret – Mei 2020. Populasi dari Seluruh warga  babatan RT 8 RW 2 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung sebanyak 110 orang. Teknik Sampel total sampling. Variabel independen; jenis kelamin, beban kerja, pendapatan, tingkat kecemasan dan riwayat keluarga. Variabel dependen; tekanan darah. Instrument penelitian; timbangan injak digital, tensi digital, dan kuesioner. Variabel Tingkat kecemasan  menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Dianalisis uji statistik Chi Square dengan nilai p value <0.05. Hasil penelitian chi square  beban kerja nilai p-value 0,004<0,005 ada hubungan beban kerja dengan  tekanan darah. Hasil  p – value 0,002<0,05 ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah.  Hasil p value 0,463<0,05 tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan, hasilnya p – value 0,000<0,05 ada hubungan riwayat keluarga dengan tekanan darah. Kesimpulan faktor yang berhubungan dengan tekanan darah yaitu jenis kelamin, beban kerja, pendapatan, riwayat keluarga sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan tekanan darah yaitu kecemasan


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Nur Masruroh ◽  
Nur Aini Fitri

Dismenore merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh adanya kejang pada otot rahim. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenore, diantaranya yaitu asupan nutrisi yang terdiri dari Fe (zat Besi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) pada remaja putri .  Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 yang diambil menggunakan teknik propostionate stratified random sampling. Data kejadian dismenore diperoleh dari kuesioner numeric rating scale dan data asupan zat gizi diperoleh dari form semi quantitative food frequency questionaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja putri memiliki asupan Fe (zat Besi) kurang (50%). Sedangkan kejadian dismenorea yang dialami hampir setengahnya termasuk dalam kategori nyeri ringan (45,5%). Hasil analisis menggunakan uji rank sprearman menunjukkan bahwa ada hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) dengan nilai p-value = 0,014. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka semakin rendah kejadian dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja putri dapat mencegah dan mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan sumber Fe (zat Besi).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document