scholarly journals Efektifitas Stimulasi Oral Terhadap Reflek Hisap Lemah Pada BBLR

2019 ◽  
Vol 9 (03) ◽  
pp. 609-615
Author(s):  
Heri Saputro ◽  
Feri Megawati

Abstrak Pendahuluan: Reflek hisap yang masih lemah menyebabkan bayi mempunyai reflek menelan yang lemah pula. Bayi dengan reflek hisap yang lemah menyebabkan bayi tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara maksimal, sehingga berat badan bayi menjadi rendah. Untuk mengatasi hal ini maka diupayakan untuk memberi stimulasi oral terhadap reflek hisap. Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas pemberian stimulasi oral setelah terhadap reflek hisap lemah pada bayi Metode: Desain penelitian ini adalah one group pretest posttest dengan pendekatan cross sectional sejumlah 30 bayi. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling Hasil: refleks hisap bayi BBLR sebelum dilakukan stimulasi oral di IRNA Mawar RSUD dr. Iskak Tulungagung dari 30 responden, semua bayi BBLR mengalami refleks hisap lemah (100%), sedangkan dilakukan stimulasi oral memberikan efektifitas pada bayi BBLR dengan reflek hisap kuat sebesar 23 bayi (76,7%). Uji statistik menggunakan Paired Sample T-Test diperoleh nilai p value = 0,000 < 0,05 α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan: Stimulasi oral sangat bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan refleks hisap bayi, karena stimulasi oral dapat merangsang nervus X (nervus vagus), sehingga mengaktifkan refleks pada nervus X dan merangsang timbulnya rasa lapar pada bayi  

2013 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Wayan Erawan ◽  
H. Opod ◽  
Cicilia Pali

Abstrak: Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Angka kejadian dari kecemasan perioperative diketahui 11% - 80% diantara pasien dewasa. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan proporsi pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi yang mengalami kecemasan, dan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling yaitu consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner  Hamilton Anxiety Scale (HARS). Penelitian dilakukan pada 32 responden di RSUP Prof.dr.R.D.Kandou Manado pada bulan november sampai desember 2012. Analisis data menggunakan uji statistik yaitu independent sampel T-Test. Hasil penelitian didapatkan responden laki-laki, tidak cemas (40%), cemas ringan (26,67%), cemas sedang (33,33%), sedangkan pada responden perempuan diperoleh hasil, tidak cemas (23,53%), cemas ringan (17,65%), cemas sedang (35,29%), cemas berat (23,53%). Berdasarkan uji statistik nilai P-value sebesar 0,024, berarti H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi. Kata kunci: Kecemasan, laparatomi, laki-laki, perempuan.     Abstract: Anxiety is a signal that disenchants; warns threatening dangers and gives someone the chance to take action in order to overcome the incoming threats. The incidence of perioperative anxiety has been reported with range 11% to 80% among adult patients. The study objective is to determine the difference in proportion between male and female pre-laparotomy surgery patients who experience anxiety, and know the difference in the level of anxiety of male and female pre-laparotomy surgery patients. This observation is an analytic study with cross sectional approach. The sampling technique is by using non probability sampling; which is consecutive sampling. The data colletion method is by using questionnaire, Hamilton Anxiety Scale (HARS). The observation was done toward 32 respondents in Prof.dr.R.D.Kandou General Hospital from November to December 2012. The data analysis is by using statistical test; independent sample T-test. The observation among male respondents  results in without anxiety (40,%), with mild anxiety (26,67%), with moderate anxiety (33.33%), while among female respondents results in without anxiety (23.53%), with mild anxiety (17.65%), with moderate anxiety (35.29%), and with severe anxiety (23.53%). According to the statistical test, resulting in P-value of 0.024, that H0 is rejected and Ha is accepted. In conclusion, there are differences in the level of anxiety between male and female pre-laparotomy surgery patient. Keyword: anxiety, laparotomy, male, female.


2018 ◽  
Vol 8 (04) ◽  
pp. 516-521
Author(s):  
Nurma Shitah ◽  
Agus Purnama

Atraumatic care merupakan  bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan  pelayanan kesehatan anak melalui penggunaan tindakan yang dapat mengurangi  distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun orang tua. Medical play merupakan salah satu terapi bermain yang dapat diberikan pada anak dengan diberi kesempatan untuk bermain dan mengekplorasi peralatan medis seperti stetoskop, penlight, termometer, dan lain-lainnya terhadap tindakan yang mereka alami selama dirumah sakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas penerapan atraumatic care dengan medical play terhadap respon kecemasan anak usia prasekolah  yang mengalami hospitalisasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan Pre-experimental design dengan pendekatan desain pre and posttest without control. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien anak dengan hospitalisasi di ruang rawat anak RSU Adhyaksa. Sampel yang digunakan adalah 26 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Skala ZSAS (Zung Self Rating Anxiety Scale)  Hasil data didapatkan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (53,8%), mayoritas  tidak memiliki pengalaman dirawat sebelumnya sebanyak 24 responden (92,3%), rata-rata skor cemas anak sebelum intervensi 50,346, rata-rata skor cemas anak setelah intervensi adalah 47,3846. Hasil uji dengan paired sample t-test didapatkan nilai  p-value = <0,05 pada skor ZSAS yang berarti pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan Medical play. Maka dari Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efektif penerapan atraumatic care  dengan medical play terhadap respon kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 12
Author(s):  
I Gusti Ayu Mitha Aristya Dewi ◽  
Ni Komang Ayu Juni Antari ◽  
Indira Vidiari Juhanna ◽  
I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti

Paparan asap rokok yang terjadi secara terus menerus pada perokok dapat mempercepat penurunan fungsi paru. Penurunan fungsi paru dapat diketahui melalui pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi (APE). APE dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah posisi tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai APE antara posisi berdiri dan duduk pada perokok usia 18-22 tahun. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional analitik yang dilakukan pada bulan Maret-April 2019. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 58 orang remaja laki-laki yang merupakan perokok aktif dengan rentang usia 18-22 tahun. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Hasil uji hipotesis Paired Sample T Test menghasilkan nilai p sebesar 0,000 (P<0,05) dengan nilai rerata APE antara posisi berdiri dan duduk masing-masing 452,93±106,98 L/menit dan 428,62±144,19 L/menit. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan nilai APE antara posisi berdiri dan duduk pada perokok usia 18-22 tahun di Desa Bebalang.


Author(s):  
Risma Dumiri Manurung

Bronkitis merupakan salah satu masalah gangguan saluran pernafasan bagian bawah yaitu peradangan bronkhioli, bronkhus dan trakea yang disebabkan virus Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus parainfluenza, dan coxsakie virus (Mutaqqin, 2008). Terbagi atas bronkitis akut dan bronkitis kronis. Bronkitis akut adalah radang bronkus, mengenai trakhea dan laring dan timbul akibat kelainan jalan nafas sedangkan bronkitis kronis kelainan pada bronkhus bersifat menahun, berlangsung selama 3 bulan dalam 1 tahun selama 2 tahun berturut-turut (Somantri, 2007). Tindakan keperawatan pada pasien bronkitis berupa latihan pernafasan, pemantauan status pernafasan, membimbing pasien untuk memperlambat pernafasan dan mengendalikan respon dirinya. Salah satu tindakan keperawatan yang dapat diberikan adalah latihan nafas (Wilkinson, 2011). Latihan pernafasan bermanfaat untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol, efisien dan mengurangi kerja bernafas (Smetlzer & Bare, 2013). Latihan pernafasan yang dapat diterapkan pada pasien dengan bronkitis salah satunya adalah latihan pursed lips breathing (PLB) (Dufton, 2012). PLB bermanfaat meningkatkan kekuatan otot-otot inspirasi, dimana tahanan pada saat ekspirasi dapat mengurangi kolaps pada jalan nafas sehingga terjadi peningkatan kekuatan otot pernafasan dan pertukaran gas alveolar menjadi lebih baik. Terjadinya pertukaran udara secara menyeluruh di paru-paru dan memudahkan untuk bernafas, memberikan paru-paru tekanan kecil kembali dan menjaga saluran udara terbuka untuk waktu yang cukup lama sehingga dapat memperlancar proses oksigenasi di dalam tubuh, menurunkan kejadian hiperventilasi dan hipoksia (Smelzer & Bare, 2013). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan pursed lips breathing (PLB) terhadap Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan status oksigenasi (RR, HR dan Saturasi Oksigen) pada Anak Penderita Bronkitis selama 2 minggu .Jenis penelitian quasi eksperiment dengan rancangan penelitian one group pre-postest design. Populasi penelitian anak dengan bronkitis yang dirawat di rumah sakit kota Medan dengan besar sampel 30 responden. Tehnik pengambilan sampel consecutive sampling yang dilakukan sebelum dan setelah latihan PLB. Analisa data secara univariat untuk proporsi umur dan jenis kelamin responden, analisa bivariat untuk mengetahui perbedaan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dengan paired sample t test sebelum dan setelah pemberian latihan PLB dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan APE da SaO2 serta penurunan RR dan HR setelah dilakukan latihan PLB. Berdasarkan uji statistik diperoleh bahwa nilai p value <0,05 yang artinya ada pengaruh latihan pursed lips breathing (PLB) terhadap Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan status oksigenasi (RR, HR dan Saturasi Oksigen) pada Anak Penderita Bronkitis.


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 126-131
Author(s):  
Dwi Elka Fitri ◽  
Siska Mayang Sari ◽  
Tri Krianto

ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang membutuhkan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah  komplikasi akut dan menurunkan resiko komplikasi jangka panjang. Diabetes Self Management Education (DSME) dapat digunakan sebagai metode yang efektif dalam meningkatkan perawatan mandiri pasien dengan Diabetis Mellitus saat keluar dari RS. Dalam pelaksanaan edukasi pada pasien banyak metode yang bisa dilakukan. Metode ceramah adalah metode yang paling sering  digunakan, salah satunya adalah dengan menggunakan booklet. Metode lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan aplikasi group WhatsApp. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan  DSME metode ceramah menggunakan booklet dengan metode group WhatsApp terhadap  self  care behavior pasien DM. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Quasy eksperiment dengan desain two group pretest-posttest.  Sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM yang diarawat jalan di RS PMC dengan jumlah 30 orang, menggunakan tekhnik consecutive sampling yang dibagi 2 kelompok. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan  uji paired sample t-test dan independent sample t test.  Hasil uji t independent didapatkan p value = 0.001 lebih kecil dari nilai alpha (p < 0.05) dengan mean difference, yaitu -15,33. Dapat disimpulkan bahwa diabetes self management education dengan metode whatsApp group)  lebih berpengaruh dalam meningkatkan self care behavior dibandingkan diabetes self management education dengan metode ceramah menggunakan booklet. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar RS dapat melakukan edukasi pada pasien DM dengan mengikuti prinsip DSME dengan metode group WhatsApp. Kata Kunci        : Ceramah, Diabetes mellitus, DSME, Media sosial (grup WhatsApp), Self Care Behavior


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Apri Budianto ◽  
Gunawan Irianto ◽  
Eny Noerkayatmi

AbstractData on maternal and child health surveys in 2010 shows that in Indonesia there are 33.2% of 1,425 children affected by hospitalization. The impact of hospitalization on children and families is anxiety. Anxiety is an individual response to something unpleasant and experienced by all living things. Anxiety for hospitalization is most felt in preschool children 3-6 years. Coloring body part (coloring body parts) is one type of therapy to play coloring body parts for children aged 4 to 7 years. Coloring this body part aims to increase pre-school children's knowledge about body functions and as pre-treatment hospitalization, namely introducing the body parts treated or performed surgery. This study aims to determine the effect of coloring body part therapy on anxiety in pre-school age children in Mitra Husada Hospital. This research was conducted in July 2017 at Mitra Husada Hospital. This research is a quantitative research with Quasy Experimental research type that is research which reveal causal relationship by involving group of subject of sign of control. Subjects studied were pre-school age children who underwent treatment in child care at Partner Husada Pringsewu Hospital with a large sample of 24 respondents. The sampling technique used is consecutive sampling. Statistical test by using paired sample t-test test is performed to analyze the difference of anxiety score before and after intervention. The data collection tool used is questionnaire. From the results of the study showed that there is influence of coloring body part therapy on anxiety of pre school children who are treated in RS.Mitra Husada with p value = 0,006. Keywords: anxiety; coloring body part therapy  AbstrakData survei kesehatan ibu dan anak tahun 2010 menunjukkan bahwa di Indonesia ada 33,2% dari 1.425 anak mengalami dampak hospitalisasi. Dampak hospitalisasi pada anak dan keluarga salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan merupakan respon individu terhadap sesuatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup sehari-hari. Kecemasan akan hospitalisasi paling dirasakan pada anak usia prasekolah 3-6 tahun. Coloring body part (mewarnai bagian tubuh) merupakan salah satu jenis terapi bermain mewarnai bagian tubuh untuk anak usia 4 sampai 7 tahun. Mewarnai bagian tubuh ini bertujuan untuk menambah pengetahuan anak pra sekolah tentang fungsi tubuh dan sebagai pre- treatment hospitalisasi, yakni mengenalkan bagian tubuh yang diobati atau dilakukan pembedahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi coloring body part terhadap kecemasan pada anak usia pra ekolah di RS.Mitra Husada. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 di RS.Mitra Husada. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Quasy Eksperimen yaitu penelitian yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan kelompok subyek tanda ada kontrol. Subjek yang diteliti adalah anak usia pra sekolah yang menjalani perawatan di ruang perawatan anak di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu dengan besar sampek 24 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Uji statistik dengan menggunakan uji paired sample t-test yaitu uji yang dilakukan untuk menganalisis perbedaan skor kecemasan sebelum dan sesudah intervensi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi coloring body part terhadap kecemasan anak usia pra sekolah yang dirawat di RS.Mitra Husada dengan nilai p value = 0,006. Kata Kunci: kecemasan; terapi coloring body part


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 117-123
Author(s):  
Rahmat Syuhada ◽  
Ade Utia Detty ◽  
Rina Kriswiastiny ◽  
Siti Syifa Nahdiyah

Tekanan intraokular pada ablasio retina umumnya mengalami peningkatan/ penurunan, sehingga dibutuhkan operasi ablasio retina untuk mengembalikan tekanan intraokular menjadi normal. Ablasio retina (retinal detachment) merupakan keadaan terpisahnya bagian sensoris retina (fotoreseptor dan lapisan jaringan dalam) dari retinal pigment epithelium (RPE). Untuk mengetahui perubahan antara tekanan intraokular pre dan pasca operasi ablasio retina di RSPBA Bandar Lampung tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 orang. Instrumen yang digunakan adalah data rekam medik. Hasil analisis statistik menggunakan uji Paired Sample T-Test menunjukkan p-value = 0,271 lebih besar dari 0,05 (α>0,05) dengan selisih rerata 1,24 yang berarti menunjukan tidak adanya perbedaan yang bermakna pada jumlah Tekanan Intraokular (TIO) sebelum dan sesudah pars plana vitrektomi, namun jika dilihat dari selisih reratanya ada perubahan antara sebelum dan sesudah pars plana vitrektomi. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara Tekanan Intraokular sebelum dan sesudah pars plana vitrektomi.


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 49-53
Author(s):  
Angga Arfina ◽  
Yureya Nita ◽  
Khairiyati Khairiyati

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Pada lansia terjadi proses degeneratif yang akan berdampak terjadinya perubahan-perubahan diri manusia. Perubahan yang terjadi pada lansia mengakibatkan berbagai masalah yang kompleks baik secara fisik maupun psikologis. Kecemasan merupakan salah satu respon yang paling dini dan sering muncul pada lanjut usia. Selain dengan farmakologis, kecemasan juga dapat ditangani secara non farmakologis salah satunya dengan membaca Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh membaca Al-Qur’an terhadap kecemasan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru. Desain penelitian adalah quasy eksperiment dengan metode penelitian one group pretest & posttest. Sampel penelitian adalah lansia berjumlah 42 orang menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi untuk membaca Al-Qur’an dan penilaian kecemasan dengan Hamilton Anxiety Rating  Scale. Data dianalisis secara statistik deskriptif dan Paired Sample T Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh membaca Al-Qur’an dengan kecemasan pada lanjut usia dengan p value 0.002 < 0.05. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan asuhan keperawatan gerontik sehingga membaca Al-Qur’an dapat dijadikan salah satu intervensi dalam meningkatkan spiritualitas serta menurunkan kecemasan pada lansia.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 17-29
Author(s):  
Nurlina ◽  
Nursyamsi

Postoperative surgery and trauma are stressors that can cause physiological and psychological reactions to the patient. Psychological reactions in the form of anxiety usually arise in the preoperative stage when the patient anticipates surgery and at the postoperative stage because of pain and discomfort, changes in body image and bodily functions. Handling anxiety with spiritual aspects in the form of dzikir therapy is an effort to reduce anxiety levels in patients pre and post surgery. This study used a pre-experimental research design with a one group pre and posttest design study design. The sample of this study was 15 respondents in the experimental group taken by consecutive sampling method. The experimental group received a dzikir therapy 1 time treatment with a duration of 12 minutes. Data collection is done using a questionnaire sheet. Analysis of the data used in this study is univariate and bivariate by using a paired sample t test. The results of the analysis used a statistical test paired sample t test with a level of confidence (α = 0.05). Based on the results of this test, the p value is 0,000, thus p <α (0,000 <0,05). The conclusion of this study is that there is an effect of giving dzikir therapy to the level of anxiety in patients pre and post surgery. Researchers suggest that the results of this study can be used as a reference for application in the scope of nursing services, especially handling anxiety.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 402
Author(s):  
Iskim Luthfa ◽  
Nurul Fadhilah

<p><em>People with diabetes mellitus are at risk of developing complications, so that it affects the quality of life. These complications can be minimized through self-care management. This study aims to determine the relationship between self management with the quality of life for people with diabetes mellitus. This research is a kind of quantitative research with correlation study. This research used cross sectional design. The sampling technique uses non probability with estimation consecutive sampling. The number of respondents in this research are 118 respondents. Instrument for measuring self management used diabetes self management questionnaire (DSMQ), and instruments to measure quality of life used quality of life WHOQOL-BREEF. The data obtained were processed statistically by using spearman rank test formula and p value of 0,000 There is a significant relationship of self management with the quality of life of people with diabetes mellitus.</em></p><p> </p><p><em>Penderita </em><em>Diabetes mellitus </em><em>beresiko mengalami komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan melalui manajemen perawatan diri (self management). Penelitian ini bert</em><em>ujuan </em><em>untuk</em><em> menganalisis hubungan self management dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus. </em><em>Jenis p</em><em>enelitian ini </em><em>adalah</em><em> deskriptif korelasi</em><em> dengan desain cross sectional</em><em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability </em><em>sampling </em><em>dengan pendeka</em><em>t</em><em>an consecutive sampling</em><em>.</em><em> </em><em>J</em><em>umlah </em><em>sampel sebanyak</em><em> </em><em>118 responden.</em><em> </em><em>Instrumen </em><em>penelitian </em><em>untuk mengukur self management </em><em>menggunakan</em><em> </em><em>diabetes self management questionnaire</em><em> (DSMQ), </em><em>dan instrumen untuk mengukur kualitas hidup menggunakan </em><em>quality of life </em><em>WHOQOL-BREEF.</em><em> Analisis data menggunakan spearman rank dan didapatkan hasil nilai </em><em>p value 0,000</em><em> dan r 0,394.Terdapat </em><em>hubungan </em><em>antara </em><em>self management</em><em> dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus</em><em> dengan arah korelasi positif.</em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document