scholarly journals FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI MASA PANDEMI COVID-19 PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HALU OLEO

2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
Author(s):  
Kartini Kartini ◽  
Jafriati Jafriati ◽  
Cece Suryani Ismail

AbstrakKecemasan merupakan kondisi emosional yang ditandai dengan kekhawatiran yang berlebihan terhadap berbagaiperistiwa kehidupan sehari hari. Kecamasan di tengah pandemi Covid-19 yang berpotensi terus meningkat danmenjadi suatu ancaman terhadap kondisi kesehatan mental masyarakat di seluruh dunia. Mahasiswa rentan terhadapkecemasan, keadaan dapat menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksaberadaptasi atau menanggulangi stressor yang timbul. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahuifaktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan di masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Universitas HaluOleo. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study dengan menggunakan teknikpengambilan sampel proportional random sampling yang berjumlah 364 orang. Uji statistik menggunakan uji Chi square.Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan di masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Universitas Halu Oleodidapatkan 57 responden (15,7%) mengalami kecemasan ringan, ditemukan bahwa tidak ada hubungan bermaknaantara status tempat tinggal (p value = 0,074 > 0,05) dan sistem interaksi pembelajaran (p value = 0,152 > 0,05),sebaliknya ada hubungan bermakna antara pengetahuan mengenai Covid-19 (p value = 0,014< 0,05), dukungan sosial(p value = 0,000< 0,05), pendapatan orang tua (p value = 0,031< 0,05) dan keberadaan kerabat atau teman terinfeksiCovid-19 (p value = 0,000< 0,05). Keadaan psikologi mahasiswa harus diperhatikan selama masa pandemi Covid-19berlangsung.Kata kunci : Kecemasan, Pengetahuan, Tempat Tinggal, Dukungan Sosal, Pendapatan, Covid-19, Pembelajaran 

Author(s):  
Indra Agussamad ◽  
Maya Sari

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan.WHO (2013) mencatat, dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7%-nya adalah perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional study dengan jumlah sampel 72 perawat dengan menggunakan teknik simple random sampling,dan penelitian ini secara univariat dan bivariat dengan Chy-Square yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, pengawasan, motivasi, sikap dan ketersediaan alat terhadap kepatuhan perawat rawat inap dalam menggunakan alat pelindung diri dengan(p-value< 0,05).


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 269-283
Author(s):  
Elmayanti ◽  
Andi Nuddin ◽  
Makhrajani Majid

Safety driving merupakan bagian dari budaya keselamatan jalan (road safety culture) yang melihat bagaimana tindakan aman seseorang dalam mengemudi. Terdapat dua faktor yang berhubungan dengan safety driving, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan faktor apa saja yang berpengaruh terhadap safety driving. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini pengemudi mobil tangki yang bekerja di PT Elnusa Petrofin Parepare. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode random sampling sebanyak 64 orang. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Ho ditolak jika nilai p<0.05 dan Ha diterima jika nilai p>0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam variabel yang diukur pengaruhnya dengan safety driving, lima diantaranya menunjukkan pengaruh yang positif yaitu masa kerja = 0.008, keikutsertaan diklat = 0.015, peran rekan kerja = 0.000, kondisi jalan = 0.000 , dan kondisi cuaca = 0.000 yang berpengaruh terhadap safety driving, sedangkan satu variabel lainnya tidak menunjukkan pengaruh terhadap safety driving dengan p value 0.231. Oleh karena itu disarankan kepada pengemudi untuk mengikuti diklat safety driving dalam meningkatkan kemampuan berkendaraan.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Widiya Nisa ◽  
Rapael Ginting ◽  
Ermi Girsang

Insiden kanker serviks di dunia menurut WHO tahun 2015 diperkirakan sekitar 445.000 kasus baru pada tahun 2012 dengan jumlah kematian sekitar 270.000 orang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk penanganan kanker serviks adalah melakukan program deteksi dini melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA). Menurut data Kementrian Kesehatan tahun 2015, program IVA telah berjalan pada 1.986 Puskesmas di 304 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2015, Wilayah kerja Puskesmas Mandala merupakan salah satu dari lima wilayah kerja Puskesmas terendah untuk cakupan wanita usia subur yang melakukan deteksi dini kanker serviks sebanyak 69 orang dari 10.579 WUS atau hanya sekitar 0,65%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Kota Medan tahun 2018. Jenis Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas Mandala berjumlah 22.259 orang dengan jumlah sampel 50 responden dengan cara pengambilan sampel penelitian yaitu menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Analisis univariat dengan teknik distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan rumus Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh yaitu variabel dukungan suami/keluarga dengan nilai ρ=0,044, informasi dengan nilai ρ=0,000, dan dukungan petugas kesehatan dengan nilai ρ=0,000), sedangkan variabel yang tidak memiliki pengaruh yaitu variabel sikap dengan nilai ρ=0,086 yang artinya variabel dengan nilai p-value <0.05 memiliki hubungan dengan pemanfaatan IVA di Puskesmas Mandala. Peran  petugas  kesehatan  lebih  aktif melakukan  penyuluhan atau memberikan KIE kepada Wanita Usia Subur tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Kepada petugas  IVA diharapkan untuk melakukan pendekatan secara personal kepada wanita pasangan usia subur agar mau melakukan pemeriksaan IVA.


2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 135-141
Author(s):  
Rasdi Awal Nur ◽  
Ismail AB ◽  
Dina Lusiana Setyowati

Akhir Tahun 2004 pemerintah menetapkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dengan salah satu programnya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Diharapkan dengan adanya JKN pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan dalam sistem asuransi dan JKN menjadi sistem jaminan yang bersifat wajib. Data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Tarakan diketahui bahwa desa tertinggi yang terdaftar dalam BPJS Kesehatan adalah Desa Sei Pancang Kecamatan Sebatik Utara sebanyak 1.017 jiwa peserta mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat Desa Sei Pancang dalam pemilihan kelas kepesertaan JKN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah warga Desa Sei Pancang yang terdaftar sebagai peserta Mandiri BPJS Kesehatan dengan sampel sebanyak 156 responden yang dipilih secara simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji univariat dan uji bivariat dengan Chi Square. Hasil analisis Chi Square menunjukkan adanya hubungan antara pendapatan (p value = 0,001) dengan pemilihan kelas kepesertaan JKN dan tidak ada hubungan antara aksesibilitas (p value = 0,131) serta mutu pelayanan (p value = 0,091) dengan pemilihan kelas kepesertaan JKN. Dalam hal ini, diharapkan pihak BPJS Kesehatan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat dan fasilitas yang didapatkan dalam setiap kelas kepesertaan JKN dan diharapkan masyarakat untuk memilih kelas kepesertaan JKN sesuai dengan pendapatan yang didapatkan demi terwujud pembiayaan kesehatan secara adil.


2016 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
Author(s):  
Rahmat Nurul Yuda Putra ◽  
Ermawati Ermawati ◽  
Arni Amir

AbstrakBeberapa dekade terakhir ini, telah terjadi kecenderungan onset menarche dini yang dikaitkan dengan nutrisi yang lebih baik. Penelitian yang telah ada menemukan penurunan usia menarche yang diiringi oleh peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang terjadi dalam 25 tahun terakhir. Onset menarche yang lebih cepat juga ditemukan pada anak yang gemuk dibandingkan yang kurus. IMT rendah menunjukkan tidak terpenuhinya nutrisi yang dapat mempengaruhi kecepatan tumbuh–kembang anak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan  IMT dengan usia menarche. Penelitian cross-sectional study ini dilakukan terhadap 77 siswi yang dipilih melalui teknik proportional random sampling dan wawancara menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul lalu dianalisis dengan uji korelasi spearman. Hasil studi ini adalah rata-rata IMT 19,93 (±3,162) kg/m2dan rata-rata usia menarche adalah 11,75 tahun dengan usia termuda 9 tahun dan tertua 14 tahun. Ditemukan adanya hubungan antara IMT dengan usia menarche dengan nilai p=0,000 (p<0,05) dan r=-0,429. Kesimpulan studi ini ialah semakin tinggi IMT, maka semakin cepat terjadi menarche.Kata kunci: IMT, usia menarche, menarche AbstractThe last decades, there has been a trend of earlier onset of menarche is associated with better nutrition. Several studies have found a decrease in age of menarche is accompanied by an increase in Basal Metabolism Index (BMI). Rapid onset of menarche also found in obese children than lean. Low BMI show no fulfillment of nutrients that can affect the growth and development speed in children. The objective of this study was to determine the relationship between BMI with age at menarche. This cross sectional study was conducted on 77 female students who were selected through proportional random sampling technique. The data was collected by questionnaires and interviews, than was analyzed by Spearman correlation test. The results of this study was the average BMI 19.93 (±3.162) kg / m2, and the average age of menarche was 11.75 years with 9 years old as the youngest and the oldest 14 years. There is a correlation between BMI at the age at menarche, with p value=0.000 (p<0.01) and r=-0.429. The conclusion is a higher BMI could cause  more rapidly menarche.Keywords:  BMI, age at menarche, menarche


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 163-171
Author(s):  
Mohamad Guntur Nangi ◽  
Yulli Fety ◽  
Alianto

Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua Kota Kendari (daerah pesisir) dan Wilayah Kerja Puskesmas Anggaberi Kabupaten Konawe (daerah pegunungan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian TB paru BTA Positif di Daerah Pesisir dan Daerah Pegunungan. Jenis penelitian adalah observasional analitik menggunakan studi perbandingan dengan rancangan Cross Sectional Study dari bulan September-Oktober 2019. Populasi penelitian ini adalah 57 kasus, dengan tehnik penarikan sampel secara Random Sampling, jumlah sampel sebanyak 32 kasus di daerah pesisir dan 25 kasus di daerah pegunungan. Metode analisis menggunakan uji Statistik Mann-Whitney Test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan faktor risiko kebiasaan tidur kejadian TB paru BTA positif di daerah pesisir dan daerah pegunungan dengan p-value= 0,003 < α = 0,005), tidak ada perbedaan faktor risiko kebiasaan membuang dahak dengan p-value = 0,253 > α = 0,005, dan ada perbedaan faktor risiko kebiasaan membuka jendela kejadian TB paru BTA positif di daerah pesisir dan daerah pegunungan dengan nilai p-value = 0,003 < α = 0,005. Saran dalam penelitian ini menjadi bahan masukan bagi pengelola program pencegahan dan penanggulangan penyakit khususnya penyakit TB.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anisa Purnamasari ◽  
Lisnawati ◽  
Sari Arie Lestari ◽  
Sitti Masriwati ◽  
Nazaruddin

Penggunaan smarthphone di Indonesia menunjukkan angka yang semakin meningkat, data yang diperoleh dari Portal Techin Asia sampai dengan saat ini sudah mencapai 15 juta lebih pengguna smarthphone. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia terutama anak usia dini menjadi pengguna utama smarthphone. World Health Organization melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Sekitar 8-9% anak usia sekolah mengalami masalah psikososial khususnya masalah social emosional seperti kecemasan, sulit beradaptasi, bersosialisasi, susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan masalah yang paling sering muncul pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial Anak Sekolah di SDN 01 Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak yang menggunakan smartphone usia 6-8 tahun yang bersekolah di SDN 01 Poasia sebanyak  315 orang dengan jumlah sampel 64 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.000 (X2 hitung = 13.012 > X2 tabel = 3.841), menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial pada anak usia 06-08 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial anak usia 06-08 tahun di SDN 1 Poasia Kecamatan Poasia, Kota Kendari


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Moh. Rivandi Dengo ◽  
Ari Suwondo ◽  
Suroto Suroto

AbstractAir pollution from toxic materials is one of the world's health problems. The study was aimed to measure and analyze carbon monoxide (CO) exposure with oxygen saturation and work fatigue in parking attendants. The research method was quantitative research with cross sectional study approach that was the measurement of variables carried out simultaneously. The non-random sampling method of sampling with total sampling technique that all parking attendants on the Setiabudi street in Semarang City. The number of research subjects was 30 people. The results showed that as much as 26.7% with abnormal CO exposure, 70.0% abnormal oxygen saturation, 56.7% of the study subjects experienced moderate fatigue and 43.3% mild fatigue. The results of bivariate analysis showed that CO exposure not normal with abnormal oxygen saturation 75.0%, while normal CO exposure with abnormal oxygen saturation 62.8%, statistical test results obtained p value = 1,000. Analysis of abnormal CO exposure with moderate work fatigue 25.0%, while normal CO exposure with moderate work fatigue 68.2%, statistical test results obtained p value = 0.035. It was concluded that CO exposure was not associated with oxygen saturation and CO exposure had a significant associated with work fatigue.Keywords; CO exposure, work fatigue, oxygen saturationAbstrakPencemaran udara yang berasal dari bahan toksik merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis paparan karbon monooksida (CO) terhadap saturasi oksigen dan kelelahan kerja pada petugas parkir. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yakni pengukuran variabel dilakukan secara bersamaan. Metode pengambilan sampel non random sampling dengan tekhnik total sampling yakni seluruh petugas parkir di jalan Setiabudi Kota Semarang. Jumlah subjek penelitian sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 26,7% dengan paparan CO tidak normal, 70,0% saturasi oksigen tidak normal, 56,7% subjek penelitian mengalami kelelahan sedang dan 43,3% kelelahan ringan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa paparan CO tidak normal dengan saturasi oksigen tidak normal 75,0%, sementara paparan CO normal dengan saturasi oksigen tidak normal sebanyak 62,8%, hasil uji statistic diperoleh nilai p value = 1,000. Analisis paparan CO tidak normal dengan kelelahan kerja sedang 25,0%, sementara paparan CO normal dengan tingkat kelelahan kerja sedang 68,2%, hasil uji statistic diperoleh nilai p value = 0,035. Disimpulkan bahwa paparan CO tidak berhubungan dengan saturasi oksigen dan paparan CO memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan kerja.Kata kunci; kelelahan kerja, paparan CO, saturasi oksigen


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Santi Milanda ◽  
Usman ◽  
Darmawan Ukkas

Loket pendaftaran pasien menjadi ujung tombak pelayanan rawat jalan karena merupakan pelayanan pertama dan secara langsung berinteraksi dengan pasien, sehingga dapat memberikan kesan kepada pasien terhadap mutu pelayanan secara umum. pelayanan yang diberikan di loket pendaftaran  belum optimal, maka menimbulkan waktu tunggu yang lama kepada pasien, kondisi ini dapat memicu rendahnya kepuasan  pasien.  Pada masalah ini, aspek cepat dan tepat sangat diperhitungkan dalam penyelenggaraan jasa pelayanan, artinya membiarkan konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas akan menyebabkan persepsi yang negatif dalam mutu atau kualitas pelayanan. Rendahnya mutu pelayanan pada suatu puskesmas akan berkaitan dengan citra puskesmas sekaligus penentu terhadap pemanfaatan ulang pelayanannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sistem antrian dan pelayanan dalam meningkatkan efektifitas pelayanan  pasien rawat jalan. Metode yang digunakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan Accidental Random Sampling dengan jumlah sampel 100 orang yang berobat ke Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare. Hasil penelitian berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan chi square, maka diperoleh p (value) = 0,03 untuk sistem antrian dan untuk pelayanan diperoleh p (value) = 0,04. Kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh sistem antrian dan pelayanan dalam meningkatkan efektifitas pelayanan pasien rawat  jalan di Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Zuraida - Zuraida ◽  
Aditya Candra ◽  
Abdul Wahab

Masalah kesehatan yang menjadi sorotan saat ini adalah meningkatnya penderita penyakit kardiovaskular. Faktor resiko penyakit kardiovaskular antara lain kolesterol dan hipertensi. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi pada orang yang melakukan olahraga di Kecamatan Glumpang Tiga. Jenis penelitian ini adalah penelitianDeskriptif Analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study(studi potong lintang).Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik acak sederhana (simple random sampling).Jumlah sampel 55 orang yang terdiri dari 28 orang responden kolesterol dan 27 orang responden hipertensi.Analisa data menggunakan uji chi-square test.Hasil penelitian yaitu tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan usia terhadap kadar kolesterol total dengan p-value masing-masing yaitu P=0,361 dan P=0,110 serta tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan usia terhadap hipertensi dengan p-value masing-masing yaitu P=0,785 dan P=0,321. Terdapat hubungan antara olahraga dengan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan P<0,05.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document