Developing Wireless Network Design in 4G Long Term Evolution for Healthcare

Author(s):  
Aini Syuhada Md Zain ◽  
Abid Yahya ◽  
Mohd Fareq Abd. Malek ◽  
Normaliza Omar

The current growth of mobile data usage and emergence of new applications have greatly motivated the Third Generation Partnership Project (3GPP) to work on Long Term Evolution (LTE). LTE is the most recent standard in the mobile network technology to be developed based on GSM/EDGE and UMTS/HSPA network technologies with the aim of optimizing the capacity and speed of 3G mobile communication networks. In this chapter, the structures and features of fourth generation (4G) LTE are investigated at the early stages of telemedical research. The chapter also provides a comparison of WiMAX and LTE standards on various aspects, as well as the potential of technology in healthcare applications. Issues and challenges of wireless technologies in healthcare applications and services are finally presented.

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 222-228
Author(s):  
Muhammad Munaza Fathsyah ◽  
Irawan Hadi ◽  
Irma Salamah

Pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan akan informasi terus-menerus menjadi sebuah kebutuhan primer bagi setiap masyarakat umum, organisasi, perusahaan, dan lembaga pendidikan. Salah satu contoh lembaga pendidikan yang memiliki kebutuhan akan informasi yaitu Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), dimana dosen dan mahasiswa memerlukan koneksi melalui sebuah media kabel ataupun nirkabel untuk terhubung ke jaringan internet (global) maupun jaringan intranet (lokal). Sistem Akademik dan Learning Management System (LMS) adalah salah satu jaringan lokal Polsri yang paling sering diakses untuk memenuhi kegiatan akademik. Dosen ataupun mahasiswa sebagai client akan terus dapat mengakses jaringan lokal tersebut selama jalur komunikasi atau media transmisi antar router client dan router server tetap terhubung. Apabila jalur komunikasi utama antar router client dan router server terputus oleh faktor tertentu, maka client tidak dapat mengakses jaringan lokal sehingga proses kegiatan akademik menjadi terhambat. Untuk menghindari kejadian tersebut, maka diperlukan sebuah jalur komunikasi cadangan (backup link) dan suatu penerapan teknik failover pada sisi router client. Teknik failover adalah teknik yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan jalur komunikasi utama ke jalur komunikasi cadangan sehingga komunikasi dapat terus berjalan meskipun jalur komunikasi utama terputus. Jalur komunikasi cadangan pada implementasi ini didukung oleh teknologi telepon seluler generasi keempat atau teknologi yang lebih dikenal dengan istilah 4G LTE (Fourth Generation Long Term Evolution). Selain itu, terdapat penerapan Virtual Private Network (VPN) tipe Layer Two Tunneling Protocol (L2TP) pada jalur komunikasi cadangan untuk menjaga keamanan komunikasi. Protokol routing yang akan digunakan untuk melakukan proses pertukaran informasi routing pada implementasi ini adalah Border Gateway Protocol (BGP).


2013 ◽  
Vol 8 (15) ◽  
pp. 33-40
Author(s):  
Javier Enrique Arévalo Peña

En la planeación de las próximas generaciones de redes inalámbricas es importante contar con estudios de radio propagación que permitan establecer diseños adecuados para ofrecer los servicios proyectados por las nuevas tecnologías a los usuarios móviles. En este artículo se presentan aspectos relacionados con el comportamiento de cobertura de radio propagación del modelo propuesto por el 3GPP (3rd Generation Partnership Project) para un entorno urbano en una red LTE (Long Term Evolution) empleando sistemas de antenas convencionales y sistemas de antena adaptativas (AAS). Para ello se utiliza la herramienta de software ICS Designer y se establece como escenario los alrededores la Fundación Universidad Autónoma de Colombia ubicada en el centro urbano de la ciudad de Bogotá D. C.


2017 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 329
Author(s):  
Harry Chrismanaria ◽  
Kus Prayoga Kurniawan

Kebutuhan masyarakat akan informasi dan komunikasi terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Menyebabkan pihak penyedia jasa layanan telekomunikasi seluler dituntut untuk berkembang guna memenuhi keragaman kebutuhan konsumennya Area Kota Bekasi merupakan area dengan prospek akan penggunaan layanan data yang tinggi karena merupakan pusat bisnis, perkantoran, perumahan dan perbelanjaan, sehingga pada area tersebut sangat cocok untuk dibuat analisis perencanaan jaringan migrasi 2G/3G ke 4G LTE. Upaya peningkatan layanan yaitu dengan mengimplementasikan teknologi yang lebih handal dari segi kecepatan akses maupun kapasitas serta ekspansi jangkauan. Teknologi Long Term Evolution(LTE) dapat menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut. Di penelitian ini dianalisa secara teknologi dan ekonomi terhadap implementasi LTE pada jaringan operator XYZ. Model analisa yang digunakan berdasarkan prinsip tekno ekonomi dengan menggunakan metoda capacity and coverage estimation untuk menentukan perancangan teknologi LTE dan metoda DCF untuk menganalisa secara ekonomi dan mengukur kelayakan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi LTE tersebut. Ada 3 Skenario untuk simulasi teknoeknomi yaitu Pesimis, Moderat dan Optimis. Dari simulasi skenario yang dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu NPV terbesar diperoleh berdasarkan skenario pertama dengan revenue optimis dengan pencapaian NPV sebesar Rp. 235.743.544.721,24, IRR sebesar 6% , dan waktu balik modal pada tahun ke 4 dan bulan ke 6. Untuk skenario kedua dengan pencapaian NPV sebesar Rp. 65.217.367.323,14, IRR sebesar 10% , dan waktu balik modal pada tahun ke 3 dan bulan ke 6. , diperoleh bahwa kemungkinan nilai NPV akan tetap positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi LTE di wilayah Bekasi adalah layak untuk diimplementasikan.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Sapta Nugraha

Abstract4G Long Term Evolution (LTE) has a standard for wireless communication with high-speed data access on cellular phones which have standard parameter i.e. power control. Power control is a method to avoid interference inter-users, as a result of power variations. Interference inter-users will cause performance limitations of the quality of service telecommunications operator. In this paper, we will design power control on the uplink channel based on the Signal to Interference Ratio (SIR) so that power level of mobile station (MS) are approximately equal. Simulation results show that power of MS can reach -7 dB, average time above 17 ms. The results of the SIR can order MS to equalize the SIR power levels transmitted by some MS with SIR reference value. Keywords: power control, uplink channel, SIR, mobile station Abstrak4G Long Term Evolution (LTE) memiliki standar komunikasi nirkabel akses data berkecepatan tinggi pada telepon seluler yang memiliki parameter standar yaitu kendali daya. Kendali daya merupakan metode untuk menghindari interferensi antar pengguna akibat variasi daya. Interferensi antar pengguna menyebabkan keterbatasan kinerja kualitas layanan operator telekomunikasi. Pada penelitian ini, akan dirancang kendali daya kanal uplink berdasarkan SIR agar daya mobile station (MS) mendekati sama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa daya MS dapat mencapai -7 dB, rerata waktu di atas 17 ms. Hasil menunjukkan SIR dapat memerintahkan MS menyamakan daya yang ditransmisikan beberapa MS dengan nilai SIR referensi. Kata Kunci: kendali daya, kanal uplink, SIR, mobile station


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Komang Ayu Triana Indah ◽  
Ida Bagus Putra Manuaba

Teknologi WiFi yang digunakan pada rural area pada umumnya untuk jaringan fisik untuk koneksi satu base-station ke base-station yang lain (backhaul) atau ke switching centre seringkali terdapat banyak permasalahan. Wi-Fi dioptimasi untuk penggunaan dengan jangkauan yang pendek, penggunaan untuk luar  ruangan dan jangkauan yang panjang akan menyebabkan multipath dan delay spread tidak tertangani secara optimal Meskipun penggunaan teknologi WiFi cukup praktis, akan tetapi penggunaan WiFi untuk koneksi backhaul akan menimbulkan permasalahan karena teknologi WiFi dirancang dan dioptimasi untuk penggunaan dengan cakupan LAN, sedangkan kondisi geografis di pedesaan tidak memungkinkan instalasi tersebut.  Teknologi LTE menjawab permasalahan yang timbul dalam instalasi WiFi diantaranya kecepatan puncak data, mobilitas pengguna, daya,  konsumsi, handover, fasilitas roaming dan coverage.. Long Term Evolution (LTE) adalah generasi teknologi telekomunikasi selular. Menurut standar, LTE memberikan kecepatan uplink hingga 50 megabit per detik (Mbps) dan kecepatan downlink hingga 100 Mbps. LTE memiliki standar terbaru teknologi jaringan mobile yang diproduksi dengan teknologi jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA. Implementasi  LTE untuk mengatasi permasalahan koneksi backhaul di pedesaan dengan teknologi Rural 4G secara teknis dilakukan untuk mengatasi permasalahan koneksi backhaul pada jaringan WiFi.


2019 ◽  
Vol 16 (12) ◽  
pp. 5008-5013
Author(s):  
Suresh B. Rangankar ◽  
Nitiket Mhala

Long Term Evolution (LTE) is a leading 4G wireless broadband technology developed by the Third Generation Partnership Project (3GPP) Release 8. LTE is expected to provide very fast, highly responsive and cost effective data services and appears itself to be the right technology at the right time. LTE is becoming an ultimate choice for 4G services around the world due to its higher data rates and lower latency objectives. E-Health services comprise a wide range of healthcare services delivered by utilizing information and communication technology. In order to help existing and emerging e-Health services over converged next generation network (NGN) architectures, there is a need for network QoS control mechanisms that meet the often stringent requirements of such services. The mobile Health (m-health) is currently uniting major academic research worldwide to achieve innovative arrangements in the areas of healthcare. However, there are several challenges and issues that need to be addressed. In this paper we have proposed m-health care system based on 4G LTE network communication instead of existing 3G communication system. We will be monitoring QoS parameters like Delay, Throughput, Jitter, Energy Efficiency and Packet Data Rate for comparing 3G and 4G LTE usage over health care applications. We will further experiment the parameters with graph based analysis.


2020 ◽  
Author(s):  
Subuh Pramono ◽  
Lia Alvionita ◽  
Mustofa Danang Ariyanto ◽  
Meiyanto Eko Sulistyo

2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 447
Author(s):  
Roni Suhermawan ◽  
Aryanti Aryanti ◽  
Cik Sadan

Lahirnya Teknologi 4G LTE dengan segala kelebihan yang di janjikan dibanding dengan teknologi sebelumnya telah membawa kita ke era komunikasi data perangkat bergerak yang super cepat. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan teknologi LTE saat ini. Maka, dilakukanlah penelitian terhadap performansi mobile internet di wilayah rural (Kenten Laut) dan inner city (Bukit Besar) di kota palembang. Yaitu dengan cara membandingkan RSRP, SINR, RSRQ dan Troughput dengan KPI Teori dan KPI Telkomsel. Keempat parameter Untuk wilayah ruraldidapatkan hasil yaitu RSRP dedicated mode sebesar 100% untuk ≥(-100 ) dBm, SINR dedicated mode 84.62% <0dBm, 99.59% <(-18) dBm dan troughput dedicated mode71.17% ≥ 2 Mbps. Untuk wilayah inner city didapatkan hasil yaitu RSRP dedicated mode 100% untuk ≥(-100 ) dBm,SINR dedicated mode sebesar 91.66% <0dBm, RSRQ dedicated mode 99.47% > (-18) dBm dan troughput dedicated mode 88.1% ≥ 2 Mbps. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rata – rata kualitas dari faktor - faktor performansi inner city kota palembang sudah optimal. Sedangkanuntuk rural kota palembang masih butuh pengoptimalan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document