scholarly journals PENGARUH PRODUKSI KEBUN PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP KESEJAHTERAAN

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 106-116
Author(s):  
Heri Setyawan

Objektif Perkebunan kelapa sawit rakyat menyumbangkan 40,8 % dari total produksi kelapa sawit di indonesia, dengan demikian dari hasil bertani mampu memberikan dampak ekonomi bagi petani kelapa sawit rakyat. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit rakyat di Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Material and Metode. Penelitian dilaksanakan di Desa Amin Jaya, Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah menggunakan metode purposive sampling. Data penelitian  menggunakan data primer dan sekunder dengan jumlah responden 30 petani kelapa sawit. Data yang digunakan sebagai parameter meliputi biaya produksi, revenue/cost ratio. Pengukuran variabel responden menggunakan skala likert. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil uji skala likert. Hasil.  Kesejahteraan petani kelapa sawit rakyat di Desa Amin Jaya menunjukkan hasil presentase 82.27 %, nilai tersebut berada di dalam kelas interval “Sangat Setuju”  sehingga hasil analisis menunjukan bahwa petani kelapa sawit rakyat di desa Amin Jaya “sangat setuju” bahwa produksi yang tinggi memberikan pengaruh terhadap hasil dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan. Kesimpulan. Produksi kelapa sawit yang tinggi memberikan dampak yang nyata terhadap kesejahteraan petani. Semakin luas lahan maka produksinya semakin tinggi sehingga pendapatan yang di peroleh semakin besar dan memberikan dampak nyata trhadap perekonomian kelaurga petani kelapa sawit rakyat di desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Sutrisno Hadi Purnomo ◽  
Ayu Intan Sari ◽  
Neo Dwi Romadhona

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan serta mengetahui besarnya profitabilitas usaha peternakan sapi potong di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu 3 desa yaitu, Wedelan, Srikandang dan Bondo. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan. Metode pengambilan responden secara purposive sampling dengan jumlah 60 responden penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata peternak sapi potong di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Rp.1.292.585. Hasil dari Return of Investmen (ROI) sebesar 13,2% hasil analisis Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1,15 yang artinya usaha tersebut layak dijalankan. Hasil analisis dari Payback Period of Credit (PPC) jangka waktu pengembalian investasi adalah 7,5 tahun.


JAS ◽  
2016 ◽  
Vol 1 (04) ◽  
pp. 46-49
Author(s):  
E. Edi Sunarto ◽  
Obed H. Nono ◽  
Ulrikus R. Lole ◽  
Hilarius Yosef Sikone

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usaha penggemukan sapi di perusahaan peternakan dan peternakan rakyat, kelayakan usaha penggemukan sapi potong di perusahaan peternakan dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi potong di peternakan rakyat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan dari usaha penggemukan sapi potong di perusahaan dan peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan wilayah sampel ditentukan secara Sampel Acak Klaster (Cluster Random Sampling) dan responden secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 60 responden. Analisis kelayakan finansial dikaji secara kuantitatif melalui analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Pariod (PP), dan Analisis Switching Value. Hasil analisis menunjukan bahwa usaha penggemukan di perusahaan peternakan untuk sapi jantan memiliki nilai NPV sebesar Rp. 7.472.015.043; B/C sebesar 3.09; IRR sebesar 30.15%; Usaha penggemukan sapi betina afkir memiliki nilai NPV sebesar Rp. 3.720.704.516,- B/C sebesar 4.87; IRR sebesar 34%; sementara usaha penggemukan sapi jantan di peternakan rakyat memiliki nilai NPV sebesar Rp. 61.825.470; B/C adalah 4.92; IRR sebesar 95%. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan untu usaha penggemukan sapi adalah jumlah ternak, harga bakalan, tenaga kerja dan harga jual, biaya pakan, dan bobot akhir ternak. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Kupang baik yang dilakukan oleh peternak maupun perusahaan peternakan layak dijalankan. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.


2020 ◽  
Vol 20 (3) ◽  
Author(s):  
Zainuddin Zainuddin ◽  
Sri Maryati ◽  
Sri Supartiningsih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani dalam usahatani bawang merah, menganalisis prospek pengembangan usahatani bawang merah ditinjau dari aspek teknis, aspek ekonomi, dan aspek pasar, mengetahui kendala apa saja dalam usahatani bawang merah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, penentuan daerah sampel ditetapkan secara purposive sampling di Kecamatan Sape Kabupaten Bima yaitu Desa Parangina dan Desa Rasabou. Penentuan responden secara quota sampling sebanyak 40 orang, dan penentuan responden pada masing-masing desa dilakukan secara acidental sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis pendapatan, dan revenue cost ratio (R/C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prospek pengembangan usahatani bawang merah di Kecamatan Sape Kabupaten Bima memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, dilihat dari aspek teknis usahatani bawang merah sesuai untuk diusahakan dan memiliki potensi lahan sebesar 310 Ha, aspek ekonomi menunjukkan layak dengan pendapatan permusim tanam sebesar Rp.39.762.289,44/LLG atau Rp.113.121.733,84/Ha, serta R/C ratio sebesar 3,80, dan aspek pasar komoditi bawang merah masih memiliki potensi pasar. Kendala dalam usahatani bawang merah yaitu aspek teknis serangan hama dan penyakit, cuaca dan iklim, dan kurangnya penyuluhan. Aspek ekonomi harga jual yang tidak stabil dan harga saprodi mahal. Serta aspek pasar kurangnya informasi harga jual dan tidak ada tempat penyimpanan.


2019 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 327
Author(s):  
Fahmi Arief ◽  
Nenny Hariyani ◽  
Soeharsono Soeharsono ◽  
Widya Paramitha Lokapirnasari ◽  
Mirni Lamid ◽  
...  

ABSTRAK                                                                        Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis sistem manajemen usaha peternak sapi perah penerima kredit modal usaha di KUD SAE Pujon terhadap kelayakan usaha peternakan sapi perah dan analisis kelayakan usaha anggota peternakan sapi perah penerima kredit modal usaha di Koperasi SAE Pujon. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Penentuan lokasi dan 30 responden berdasarkan metode purposive sampling dari total semua peternak penerima kredit modal usaha yang ada di Koperasi SAE Pujon. Pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik kuisoner, dokumentasi dan teknik wawancara.   Jumlah ternak, jumlah produksi dan harga jual susu, kredit modal usaha dan manajemen peternakan adalah variabel bebas dan analisis kelayakan usaha adalah variabel tergantung. Indikator dari sistem manajemen yaitu manajemen bibit, pakan, kandang dan kesehatan. Indikator analisis kelayakan usaha yaitu break event point (BEP) unit, break event point (BEP) harga dan benefit cost ratio (B/C Ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hubungan SDA dan pelaksanaan kerja berpengaruh terhadap analisa usaha dalam persamaan (AU = -0,267*SDA + 0,226*PK), kemudian hubungan kredit simpan pinjam dan analisa usaha berpengaruh terhadap kelayakan usaha dalam persamaan (AKLU = 0,794*BP + 0,260*KSP).Kata Kunci: analisis kelayakan, kredit usaha, sistem manajemen, sumber daya alamABSTRACTThe cooperative also provides supporting facilities, one of which is a cooperative providing credit to the community. The study aimed to determine the analysis of the business management system of dairy farmers who received venture capital loans at KUD SAE Pujon on the feasibility of dairy farming businesses and an analysis of the business feasibility of members of the dairy farm recipients of business capital at SAE Pujon Cooperative. This research is exploratory. Location determination and 30 respondents based on the purposive sampling method of the total all farmers receiving business capital loans at the SAE Pujon Cooperative. Data collection is done by questionnaire techniques, documentation and interview techniques. The number of livestock, the amount of production and the selling price of milk, business capital credit, and livestock management are independent variables and the business feasibility analysis is a dependent variable. Indicators of the management system are the management of seeds, feed, pens, and health. Business feasibility analysis indicators are break event points (BEP) units, break event points (BEP) prices and benefit-cost ratio (B/C Ratio). The results showed that: (1) The relationship of natural resources and work implementation had an effect on business analysis in the equation (AU = -0.267 * SDA + 0.226 * PK), then the relationship between savings and loans and business analysis had an effect on business feasibility in the equation (AKLU = 0.794 * BP + 0.260 * KSP).Keywords: capital loans, feasibility analysis, management system, natural resources


2019 ◽  
Vol 2 (03) ◽  
pp. 83-91
Author(s):  
Niafatus Sholihah ◽  
Mufid Dahlan ◽  
Dyah Wahyuning Aspriati

Penelitian dilakukan di Peternakan Ayam Tiara jantan di Toko Unggas Desa Dadapan, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Populasi ayam 6.000 periode pemeliharaan 2 bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan Return Cost Ratio (R/C), Benefit Cost Ratio (B/C), BEP (Break Even Point). Metode yang digunakan adalah metode jenis survei. Data yang digunakan dalam penelitihan adalah data primer dan sekunder. Metode pengambilan sampel menggunakan sampel nonprobabilitas sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis data menggunakan tabel deskriptif dari angka-angka yang tersedia, kemudian dilakukan deskripsi dengan menggunakan rumus rumus ekonomi sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian adalah peternakan ayam jantan Toko Unggas Tiara mengalami kenaikan pendapatan yang tidak menentu meskipun untung. Keuntungan setiap periode dengan rata-rata Rp 12.518.741. Analisis R/C bahwa usaha pemeliharaan ayam pejantan mengalami keuntungan karena nilai R/C> 1, dengan rata-rata 1,11. Analisis B/C, B/C ratio layak jika diuntungkan jika nilai B/C>0, dengan rata-rata 0,11. Analisa produk BEP dan harga dalam 2 tahun terakhir cenderung beransur membaik, baik itu produk BEP maupun harga BEP. Meski kurun waktu tertentu mengalami penurunan. Namun usaha tani yang masih mengalami impas, tidak mengalami untung rugi. Kesimpulannya adalah hasil telaah analisis yang diteliti oleh penulis, usaha tersebut masih layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini di Toko Unggas Unggas pejantan Tiara adalah dengan membuat campuran konsentrat pakan itu sendiri dimana persentase rate pakannya memiliki tingkat tertinggi yaitu 85,9%. Sehingga diharapkan dengan membuat pakan konsentrat saja dapat menekan biaya pengeluaran pakan.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1113
Author(s):  
Gabrielle F. Selaindoong ◽  
Nurdin Jusuf ◽  
Lexy K. Rarung

AbstrakTujuan penelitian ini menganalisis secara finansial dan menentukan usaha budidaya ikan nila di Karamba Jaring TancapDesa Eris Kecamatan Eris Kabupeten Minahasa layak atau tidak. Desa Eris Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa salah satu desa yang terletak disekitar Danau Tondano yang menjadi tempat usaha pembesaran budidaya ikan nila(Oreochromis niloticus) dengan menggunakan media karamba jaring tancap. Usaha ini sudah berkembang dan berjalan cukup lama hingga sekarang. Sehubungan dengan semakin meningkatnya produksi ikan maka para pembudidaya perlu mengembangkan usaha budidaya ikan nila tersebut dengan sebaik mungkin agar pembudidaya tidak mengalami kerugian, untuk itu diperlukan suatu analisis kelayakan usaha tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan pembudidaya adalah pemilik usaha yang bekerja langsung dalam usaha tersebut. Responden yang diambil adalah 25 orang.Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Observasi, wawancara dan studi pustaka.Analisis finansial yang digunakan yaitu,Operating profit, Net profit, Profit Rate, Benefit Cost Ratio, Rentabilitas, Break Even Point, dan Payback Period.Berdasarkan hasil analisis secara finansial dari usaha karamba jaring tancap mendapatkan bahwa usaha layak dijalankan karena nilai operating profit yaituRp. 419.900.000. Profit rate dari usaha tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keuntungan mencapai 40% dari seluruh biaya yang dikeluarkan. BCR > 1 yaitu, BCR 1,40 yang artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan. Rentabilitas termasuk dalam kategori sangat baik  > 100 yaitu 245%. BEP atau titik impas untuk penjualanRP. 103.968.539 dan satuan 4.332 kg.Payback period, yaitu 4,8 bulan. Net profit sebesar Rp. 386.631.010.Saran yang dapat diberikan sebaiknya membuat pakan sendiri untuk menghemat biaya pengeluaran dan untuk mendapatkan harga yang lebih baikperlu melakukan promosi dan bisa mencari pasar untuk [email protected]


2020 ◽  
Vol 20 (3) ◽  
Author(s):  
Ria Septiana Sasmita Putri ◽  
Anwar Anwar ◽  
Addinul Yakin

Tujuan penelitian untuk menganalisis: (1) besar pendapatan petani berdasarkan analisis struktur biaya, produksi dan penerimaan di Kota Mataram, (2) kelayakan usahatani sayuran hidroponik di Kota Mataram dan (3) kendala-kendala yang dihadapi oleh petani sayuran hidroponik di Kota Mataram.   Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan unit analisis petani sayuran hidroponik di Kota Mataram. Lokasi penelitian ditetapkan secara “purposive sampling” atas pertimbangan bahwa kecamatan yang terpilih terdapat petani yang sudah memproduksi sayuran hidroponik dengan skala komersial. Jumlah responden ditetapkan secara “sensus” sebanyak 4 orang. Analisis yang digunakan adalah: analisis pendapatan, analisis break event point, analisis revenue cost ratio, analisis revenue on investment.   Kesimpulan dari penelitian ini yaitu; (1) Sayuran hidroponik di Kota Mataram yang diproduksi diantaranya basil 36,75 kg dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 511.848; selada keriting 37,25 kg dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 268.964; selada merah 86 kg dengan pendapatan sebesar Rp 2.143.914; pakcoy 150 kg dengan pendapatan sebesar Rp 256.297. (2) Kelayakan usahatani sayuran hidroponik di Kota Mataram berdasarkan BEP pada sayuran basil diperoleh BEP harga Rp 22.322/kg, BEP produksi 23 kg, nilai R/C 1,53, ROI 53,18 %; selada keriting dengan BEP harga Rp 19.030/kg, BEP produksi 27 kg, R/C 1,33 dan ROI 32,86 %; selada merah diperoleh BEP harga Rp 10.071/kg, BEP produksi 25 kg, R/C 3,48, ROI 247,54 %, pakcoy dengan nilai BEP harga Rp 8.291, BEP produksi 124 kg, R/C 1,21 dan ROI 20,61 %. Nilai BEP lebih kecil dari nilai rata-rata yang berlaku, nilai R/C > 1, nilai ROI > 3,00%. Artinya  bahwa usahatani sayuran hidroponik di Kota Mataram layak untuk diusahakan. (3) Kendala yang dihadapi dalam usahatani sayuran hidroponik ini terbagi menjadi 2 kriteria yaitu secara teknis (instalasi irigasi, hama dan penyakit) dan non teknis (pestisida, pengetahuan, pemasaran dan fluktuasi harga).


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 166
Author(s):  
Jamaluddin Jamaluddin ◽  
Mimi Cahayani

To be able to determine the type of tobacco that provides maximum profit for farmers in Lita from the types of tobacco leaf forms that are sold, it is necessary to conduct a study entitled "Economic Efficiency of Virginia Tobacco Farming Based on the Forms of Selling Wet Leaves and Dry Leaves in Sakra Barat District, East Lombok Regency" . Efficiency measurement using Revenue Cost Ratio (R / C). The unit of analysis in this research is farmers who do Virginia tobacco farming in the form of selling wet and dry leaves. Of the 16 Villages in West Sakra Subdistrict, four villages were selected by purposive sampling with the consideration that the four villages had the highest number of Virginia tobacco farmers. The four villages are Rensing Village, Jero gunung Village, Pematung Village, Rensing Raya Village. Determination of respondents is done by Quota Sampling, namely sampling based on a certain amount / quota. Based on the results of the analysis, the average income of wet leaf farmers was IDR 7,670,120 / LL or IDR. 065,013 / Ha and the average income of dry leaf farmers was IDR 60,832,656 / LLG or IDR 40,555,104 / Ha. The average R / C value for the sale of wet leaves is 2.4 and the R / C value for dry leaves is 3.4, it means that the sale of wet leaves and dry leaves is equally feasible because they have a higher R / C value> 1. compared to wet leaf sales.


Author(s):  
DEVI ALFIYANTI PRATIWI ◽  
SYARIFAH MARYAM ◽  
SITI BALKIS

A part of community in Waru Subdistrict cultivate oil palm.  This study aimed to determine the costs of production, revenue, income, and revenue/cost ratio of oil palm farming. The research was conducted from June to August 2018 in Waru Subdistrict, Penajam Paser Utara District. The sampling method was purposive sampling. This research collected primary and secondary data.  Data analysis were done to calculte the production costs, revenue, income, and R/C ratio. The results of research showed the average of production costs of oil palm farming was as much as IDR5,449,786.00 year-1 ha-1. The average of revenue of oil palm farming was as much as IDR25,332,427.00 year-1 ha-1. The average of income of oil palm farming was as much as IDR19,882,641.92 year-1 ha-1. The oil palm farming in Waru Subdistrict is economically profitable based on the value of  R/C ratio as many as 4,44 or greater than 1. This meant that for every cost additional of  IDR1,000.00  by farmer will generate the income additional of Rp4,440.00.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Puri Pratami Ardina Ningrum ◽  
Rahmat Kurniawan

ABSTRACT The objective of this research is,1) to analyze non rice crop consuming behaviour, carbohydrate source that is dominantly consumed by the population in Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin.2)to know the opportunities of non rice crops consuming carbohidrat source in Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin.This Research was conducted in Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin.The choice of location was done intensionaly (purposive sampling) with the consideration that District, the crops diversivication has been running.Tungkal Jaya sub-district consists of 16 district but only 1 selected is peaceful consisting of 90 household samples.The research started from Januari 2017 to March 2017.The method that was used in this research is survey method for crops consuming behaviour in the fieldwork used almost ideal demand system (AIDS) method.The result showed that Non rice crop consumtion behaviour,house hold carbohydrate source in Tungkal Jaya musi banyuasin district, used almost ideal demand system (AIDS) method, is The factor that influence for cassava were cost ratio, family member, crops consumtion and price.While in wheat comodity, the factors were gender, cost ratio, family member and crop consumtion.In Sago comodity the factors were cost ratio, family member, income,crop consumtion and price The opportunities of non rice crops, carbohydrate source in Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin which has a large chance are cassava,and sago. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis perilaku konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat yang dominan dikonsumsi oleh penduduk Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin, 2) Mengetahui peluang konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Musi Banyuasin. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan tujuan bahwa di Kecamatan tersebut diversifikasi pangan sudah berjalan. Kecamatan Tungkal Jaya terdiri dari 16 Kelurahan tetapi hanya 1 kelurahan yang di pilih, yaitu Suka Damai, terdiri dari 90 sample rumah tangga. Waktu penelitian Januari 2017 sampai dengan Maret 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan untuk perilaku konsumsi pangan dilapangan menggunakan metode AIDS. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Perilaku konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat  rumah  tangga di Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin dengan menggunakan metode AIDS adapun faktor yang berpengaruh nyata terhadap Singkong adalah ratio harga, jumlah anggota keluarga, konsumsi pangan dan harga pangan. pada komoditi  gandum factor yang berpengaruh nyata adalah gender, ratio harga, jumlah anggota keluarga dan konsumsi pangan. Pada komoditi Sagu yang berpengaruh nyata adalah ratio harga, jumlah anggota keluarga, pendapatan, konsumsi pangan dan harga pangan. 2) Peluang konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin yang berpeluang besar yaiu Singkong, dan Sagu.   


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document