Studi Kasus: Kejadian Bruselosis Pada Sapi Potong Di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015-2017
Abstract There is still lack of bruselosis in beef cattle in Barru District, South Sulawesi. The aim of this study was to analyze data about the temporary distribution of disease by measuring spreading speed, and spatial distribution by mapping risk areas for bruselosis over the past three years. The data of this study was collected using the records from Dinas Peternakan and conducting interviews using structured questionnaires. This research was a descriptive study by measuring the incidence rate and describing the risk map using geographic information system (GIS). The results of this study indicate that, based on the incidence rate, the average of distribution rate of bruselosis in beef cattle in Barru is 5 cases per 10 000 heads/year. This incidence rate always decreases every year. There was no sub-district that classified as high risk. There was one area that classified as medium risk namely sub-district of Mallusetasi. Control measure that have been carried out by goverment were successful to reduce the spread of disease. Keywords: Beef cattle; Bruselosis; Incidence rate; Occurrence; Risk. Abstrak Informasi mengenai penyebaran kejadian penyakit pada sapi potong di Kabupaten Barru Sulawesi selatan masih kurang. Penelitian ini bertujuan menganalisis data distribusi kejadian penyakit secara temporal dengan mengukur kecapatan penyebaran, dan secara spasial dengan memetakan wilayah berisiko bruselosis selama tiga tahun terakhir. Data dalam penelitian ini menggunakan rekapan dari Dinas Peternakan dan wawancara mendalam menggunakan kuesioner terstruktur. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan mengukur incidence rate dan menggambarkan peta risiko menggunakan geographic information system. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan incidence rate, kecepatan rata-rata penyebaran bruselosis pada sapi potong di Kabupaten Barru sebesar 5 kasus per 10 000 ekor/tahun. Nilai incidence rate tersebut selalu menurun setiap tahunnya. Kejadian penyakit paling tinggi terjadi di Kecamatan Mallusetasi dengan incidence rate sebesar 35 kasus per 10 000 ekor/tahun. Terdapat satu wilayah yang tergolong ke dalam risiko sedang, yaitu Kecamatan Mallusetasi. Tindakan pengendalian yang telah dilakukan oleh pemerintah setempat dikatakan berhasil dalam menekan tingkat kejadian penyakit. Kata kunci: Bruselosis; Incidence rate; Risiko; Sapi potong; Tingkat kejadian