scholarly journals Analisis Postur Kerja Penambang Pasir Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai

2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 157-163
Author(s):  
Muhammad Yoga Pratama ◽  
Trisna Mesra ◽  
Rudi Faisal

Salah satu penambangan pasir yang ada dikota Dumai adalah milik Bapak Sukatno yang berada di jalan Pasir kecamatan Bukit Kapur. Pekerja penambangan pasir ini ada 3 bagian, yaitu pekerja yang mengarahkan pipa pada saat menghisap pasir ke bak penampungan pasir, pekerja yang menyaring pasir ke bak penampungan pasir dan pekerja penyekop pasir ke bak mobil. Pekerja penyekop pasir merupakan yang paling rentan terkena cidera otot karena pekerjaannya lebih berat dari ketiga pekerjaan tersebut. Kuesioner Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui cedera Musculoskeletal Disorders yang dialami pekerja. Ssedangkan untuk mengetahui tingkat risiko cedera pekerja menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil NBM yang paling berisiko cidera pada pekerja adalah leher bawah, bahu kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kiri, tangan kiri, tangan kanan. Tingkat risiko untuk postur memijak sekop, mengangkat sekop dan mengayunkan sekop pada saat penampungan pasir penuh adalah sedang dengan level risiko 4-6 dan saat penampungan pasir setengah adalah sedang dengan level risiko 4-7. Sedangkan tingkat risiko untuk postur melempar pasir ke bak mobil pada saat penampungan pasir penuh  tingkat risiko rendah dengan level risiko 3 dan saat penampungan pasir setengah adalah rendah dengan level risiko 2 dan 4.

Author(s):  
Gurdani Yogisutanti ◽  
Nuryanti Irawati ◽  
Neti Sitorus

Latar Belakang: Gangguan muskuloskeletal banyak dikeluhkan oleh penjahit yang bekerja di perusahaan dengan lama bekerja yang berkisar antara 6-8 jam per hari dan posisi statis. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan status gizi, masa kerja, dan sikap kerja dengan gangguan muskuloskeletal pada penjahit yang bekerja di suatu perusahaan di Kota Bandung. Metode: Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, melibatkan 30 orang penjahit sebagai responden yang diambil secara total sampling. Pengukuran status gizi dengan bantuan timbangan berat badan dan microtoise, untuk sikap kerja diukur menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan gangguan muskuloskeletal menggunakan Nordic Body Map (NBM). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengeluhkan gangguan muskuloskeletal, sikap kerja yang berisiko dan status gizi dalam kategori gemuk. Responden yang mengalami keluhan muskuloskeletal dengan masa kerja kurang dari 5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa keluhan  muskuloskeletal berhubungan dengan status gizi (p=0,001), masa kerja (p=0,000), dan sikap kerja (p=0,000). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar penjahit mengalami gangguan muskuloskeletal dan sikap kerja yang  berisiko, oleh karena itu perlu dilakukan peregangan setiap 4 jam sekali pada saat bekerja dan perlu melakukan senam punggung setiap hari sebelum tidur.


2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Ranti Haryani ◽  
Azmi Azmi ◽  
Sirlyana Sirlyana

Penjahit Nur Tailor merupakan salah satu jasa penjahit yang ada di kota Dumai. Pekerjaan dengan posisi yang salah dan berulang-ulang dapat menyebabkan para penjahit sangat rentan untuk terkena gangguan MSDs, karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan cara kerja yang baik dan benar. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko cidera pada 2 orang penjahit pada saat menjahit atasan baju melayu laki-laki SMP 4 Dumai yang dilakukan oleh penjahit 1 dan menjahit atasan baju kotak-kotak laki-laki SMP 7 Purnama yang dilakukan oleh penjahit 2 dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui cedera Musculoskeletal Disorders yang dialami pekerja, sedangkan untuk mengetahui tingkat risiko cedera pekerja menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil NBM yang paling berisiko cidera pada pekerja yaitu sakit pada leher atas dan bawah, bahu kiri dan kanan, batang tubuh, lengan atas kanan dan kiri, pinggang, bawah pinggang, pantat, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kanan, paha kanan, lutut kanan, betis kanan, dan sakit pada kaki kanan. Tingkat resiko yang dialami penjahit  Nur Tailor dengan menggunakan metode REBA pada saat menjahit baju melayu adalah sedang dengan level resiko 4-5 dan diperlukan tindakan dalam waktu dekat. Untuk  tingkat resiko postur kerja pada saat menjahit kantong baju kotak-kotak adalah rendah dengan level risiko 3 dan dibutuhkan perbaikan postur kerja. Sedangkan tingkat risiko untuk postur melapisi kerah, menjahit badan, menjahit tangan dan menjahit kerah baju kotak-kotak adalah sedang dengan level risiko 4-5 dan diperlukan tindakan dalam waktu dekat.


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (5) ◽  
pp. 412
Author(s):  
Nanda Anisa Fahmiawati ◽  
Anissatul Fathimah ◽  
Rahma Listyandini

<p>Gangguan keluhan <em>musculoskeletal </em>(MSDs) merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan kecacatan bagi pekerja. Dalam program <em>The prevention Of Accupation disease </em>menyatakan <em>musculoskeletal disorder </em>termasuk <em>carpal tunnel syndrom </em>mewakili 59% dari keseluruhan catatan penyakit yang ditemukan pada tahun 2009 di Eropa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan keluhan <em>musculoskeletal </em>(MSDs) pada petani padi Desa Neglasari Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi <em>Cross Sectional. </em>Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik <em>Non-probabiliti Sampling </em>dengan <em>Purposive Sampling. </em>Populasi pada penelitian ini berjumlah 2.410 responden dan sampel yang terpilih 110 responden. Insterumen ini menggunakan lembar <em>Nordic Body Map</em>, lembar <em>Rapid Entire Body Assessment</em>, kamera, busur, timbangan berat badan dan <em>microtois</em>. Analisis data penelitian menggunakan uji <em>chi-square </em>dan pengambilan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara Faktor Pekerjaan Ergonomi (<em>p=0,524)</em>, usia (<em>p=0,515</em>), <em>indeks </em>masa tubuh (<em>p=1,000)</em>, dan jenis kelamin (<em>p=1,000) </em>dengan keluhan <em>musculoskeletal disorders </em>(MSDs). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara variable terikat dan variable bebas yang diteliti pada petani padi Desa Neglasari. Disarankan kepada para petani agar selalu melakukan pemanasan sebelum bekerja, melakukan pemeriksaan apabila nyeri otot, menanamkan pola hiddup sehat, dan mengetahui cara bekerja yang baik dan benar.</p>


2018 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 168
Author(s):  
Ade P. Tubagus ◽  
Diana V. D. Doda ◽  
Herlina I. S. Wungouw

Abstract: According to WHO, musculoskeletal disorders are categorized as the second rank of work-related disease. Various factors such as work, individual, and social factors can cause MSDs. These disorders play an important role in morbidity of workers such as healthcare workers. This study was aimed to analyze the correlation between the risk level of MSDs evaluated by using REBA and MSDs complaints among surgery residents. This was an analytical observational study with a cross-sectional design. The instruments used in this study were the Rapid Entire Body Assessment (REBA) worksheet and the Nordic Body Map (NBM) questionnaire. Data were analyzed with the Spearman correlation test. There were 42 surgery residents of Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University, Manado participated in this study. The majority of them were males (81%) and young adults (88%). The prevalence of MSDs complaints were as follows: 60% of respondents had mild complaints, 33% had moderate complaints, and 7% had severe complaints. The bivariate analysis showed that the risk level of MSDs evaluated by REBA had a strong positive correlation with MSDs complaints (P=0.000; r=0.603). Conclusion: There was a significant correlation between risk level of MSDs evaluated by using REBA and the MSDs complaints. Based on the results, ergonomics interventions are recommended to surgery residents in order to prevent the occurence of MSDs.Keywords: musculoskeletal disorders (MSDs), REBA, surgery residentsAbstrak: Musculoskeletal disorders (MSDs) menurut WHO berada di urutan kedua terbanyak penyakit akibat kerja. Berbagai faktor seperti pekerjaan serta faktor individu dan sosial dapat menyebabkan terjadinya MSDs. Gangguan ini berperan dalam morbiditas di banyak bidang pekerjaan salah satunya di bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat risiko MSDs menggunakan REBA dengan keluhan MSDs pada residen ilmu bedah. Jenis penelitan ialah analitik observasional dengan desain potong lintang. Alat ukur yang digunakan ialah lembar kerja Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 42 residen ilmu bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado menjadi responden penelitian. Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (81%) dan berada dalam kategori dewasa muda (88%). Prevalensi keluhan MSDs ialah 60% keluhan MSDs ringan, 33% keluhan sedang, dan 7% keluhan berat. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan tingkat risiko MSDs menggunakan REBA memiliki hubungan positif kuat dengan keluhan MSDs (P=0,000, r=0,603). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat risiko MSDs menggunakan REBA dengan keluhan MSDs. Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan intervensi ergonomi pada residen bedah untuk mencegah terjadinya keluhan MSDs.Kata kunci: musculoskeletal disorders (MSDs), REBA, residen bedah


2018 ◽  
Author(s):  
Anita Dewi Moelyaningrum ◽  
Dinar Rizki Wulandari ◽  
ragilismihartanti

Prosiding Seminar Nasional dalam rangka OSH Week, 22 Oktober 2017. page. 119-131 Universitas Airlangga. Implementasi ISO 45001:2016 dan ISO 9001:2015 Guna Peningkatan Kualitas Hidup PekerjaDemi Tercapainya Produktivitas serta Mempertahankan Pertumbuhan Ekonomi Nasional.Risiko ergonomi menjadi potensi bahaya yang banyak dijumpai di tempat kerja khususnya industri garmen atau produksi pakaian, untuk itu perlu perhatian tentang keselamatan dan kesehatan untuk aktivitas yang dilakukan penjahit agar keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) dapat ditekan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan risiko ergonomi dan keluhan muskuloskeletal disorders pada penjahit di UD. Ilfa Jaya Konveksi Banyuwangi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitiandeskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Total populasi responden dalam penelitian ini adalah 16 orang. Pengukuran risiko ergonomi dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan keluhan muskuloskeletal disorders menggunakan lembar kuesioner Nordic Body Map. Hasil pengukuran risiko ergonomi dengan Rapid Entire Body Assessment untuk aktivitas menjahit menghasilkan skor +5 dengan tingkat risiko sedang dan level tindakan 2; sedangkan untuk aktivitas memotong menghasilkan skor +3 dengan tingkat risiko rendah dan level tindakan 1. Hasil pengukuran dengan Nordic Body Map menghasilkan keluhan muskuloskeletal disorders pada responden berupa sakit atau kaku pada leher bagian atas dan bawah, bahu, lengan atas, punggung dan pinggang, bokong dan pantat, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, tangan, paha, lutut, betis, pergelangan kaki, serta pada bagian kaki. Perlu ada perbaikan manajemen terkait upaya keselamatan dan kesehatan kerja seperti melakukan peregangan (stretching) setiap 3 jam sekali selama bekerja.


2019 ◽  
pp. 24-32
Author(s):  
Siti Musyarofah ◽  
Ayu Setiorini ◽  
Mushidah Mushidah ◽  
Baju Widjasena

Sentra Indutri Tas Kendal merupakan salah satu paguyuban di daerah Kendal yang memproduksi tas, dimana setiap aktivitas kerjanya, pekerja berisiko untuk menderita terjadinya Musculoskeletal Disorder’s (MSDs) terkait dengan masalah ergonomi. Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung, pergelangan tangan, dan kaki pekerja. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran postur kerja dan gambaran keluhan subjektif MSDs pada pekerja bagian pola dan gudang. Desain penelitian adalah Cross Sectional Deskriptif. Penelitian postur kerja menggunakan metode REBA dan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Data dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan skor REBA akhir yaitu 10 pada aktifitas pembuatan pola 1 pekerja (25%), dan skor 10 pada aktifitas gudang 1 pekerja (33%). Keluhan subjektif MSDs terbanyak dirasakan pekerja pada bagian pinggang 6 dari 7 pekerja (86%). Gambaran keluhan MSDs berdasarkan masa kerja pada kategori 5 tahun di bagian pinggang sebesar 100% dan kategori masa kerja 5-10 tahun keluhan pada leher bagian atas sebesar 80%. Sehingga, diperlukan tindakan segera dalam melakukan proses kerja, perubahan alat kerja dan desain area kerja untuk mengurangi risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs.


2019 ◽  
Vol 49 (1) ◽  
pp. 18-23
Author(s):  
Muhammad Audy Ramadhan ◽  
Tan Malaka ◽  
Agita Diora Fitri

Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara manusia dengan lingkungan kerja dalam suatu sistem pekerjaan. Risiko ergonomi dapat dipengaruhi oleh postur kerja, durasi kerja, gerakan berulang, dan berat beban. Pekerja yang terpapar faktor risiko ergonomi dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti Musculoskeletal Disorders (MSDs). Pada bagian produksi di PT. Xylo Indah Pratama terdapat aktivitas dengan postur kerja tidak ergonomis yang dapat mengakibatkan peningkatan keluhan MSDs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan risiko ergonomi dengan keluhan MSDs pada pekerja buruh di PT. Xylo Indah Pratama. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pekerja pada bagian produksi. Sampel penelitian ini adalah 102 pekerja pabrik di PT. Xylo Indah Pratama yang memenuhi kriteria inklusi. Risiko Ergonomi dinilai dengan menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) Worksheet dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) dinilai dengan menggunakan Nordic Body Map Questionnaire. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square.REBA Worksheet dan Nordic Body Map Questionnaire menunjukkan hasil sejalan. Terdapat 2 workstation dengan tingkat risiko ergonomi sangat tinggi, 4 workstation dengan tingkat risiko ergonomi tinggi dan 3 workstation dengan tingkat risiko ergonomi sedang. Terdapat hubungan risiko ergonomi dengan keluhan Musculoskeletal Disorders pada leher, badan dan tungkai karena didapatkan nilai (p<0.005).


Author(s):  
Iin Viradiani

PT PJB UPHT is a company that runs a service in maintaining a unit of power station. The job description includes overhaul that is done manually by its workers. This work that is done manually has a risk of suffering musculoskeletal. The aim of this study is to examine the relation between the risk of ergonomic’s factor with musculoskeletal disorders on overhaul workers in mechanical turbine department. This study is an observational descriptive research. The tool used to measure musculoskeletal disorders was Nordic Body Map (NBM) checklist sheet. In order to measure the work postures of workers, REBA (Rapid Entire Body Assessment) method was employed. Meanwhile, questionnaires were used to know types of work. The total population of this research was 17 workers in mechanical turbine. The data was analyzed using cross tabulation to see the relation strength. The result of this study shows that all overhaul workers in mechanical turbine suffer from musculoskeletal. It can be concluded that the risk of ergonomic’s factor in this case is type of work have strong relation to the suffering of musculoskeletal on workers.Keywords: mechanical turbine workers, musculoskeletal disorders, the risk of ergonomic’s factor


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 181
Author(s):  
Coral Oliver Hernández ◽  
Shimeng Li ◽  
María José Aguado Benedí ◽  
Inmaculada Mateo Rodríguez

Background: The automotive industry is heavily affected by sick leaves caused by the handling of loads and using postures that produce musculoskeletal disorders. Research is needed to analyse their causes and find possible solutions to eliminate or mitigate these risks. Objective: Our objective was to analyse the level of musculoskeletal risk in the different work tasks performed by truck and bus mechanics. Our intention is also to analyse whether postural training and feedback can help reduce risk. Methods: The rapid entire body assessment (REBA) was used to assess the postures performed by 35 mechanics from eight branches throughout Spain. The participants were subsequently divided randomly into two groups (experimental group and control group). The experimental group (EG) was given training and feedback on their postures and the control group (CG) was not offered any type of intervention. A few months after the initial assessment, their postural load in the usual tasks was re-evaluated. Results: An overall average REBA Score: 10.49 ± 1.33. The main risk was found in the trunk and arms with sustained above-the-head postures. EG’s second results are significantly improved compared to the first (p = 0.026 *). Conclusions: These jobs have a high-risk level of musculoskeletal disorders. The course of action presented with postural training and feedback has shown satisfactory results. Nevertheless, given the size of the sample, further research will be needed to delve deeper into this possibility as a future line of intervention.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Silvi Ariyanti ◽  
Kiki Arifin

Pekerjaan konstruksi memiliki resiko yang tinggi, salah satu jenis bahaya yang terdapat dikonstruksi ini yaitu bahaya ergonomi. Bahaya ergonomi yang sering terjadi adalah pada saat installasi material. Pemasangan bracket lantai pada instalasi kaca memiliki resiko yang cukup berbahaya untuk kesehatan sehingga mendapatkan perhatian khusus. Disamping ketidakwajaran postur yang dimiliki oleh pekerja, pekerjaan tersebut memerlukan waktu sekitar 20-30 menit untuk satu kali pemasangan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Rancang ulang Extrusion Torque untuk intalasi panel kaca dan membandingkan resiko kerja sebelum dan sesudah adanya alat bantu kerja tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kusioner Nordic Body Map (NBM), Rapid Entire Body Assessment, Anthopometri dan proses perancangang produk. Setelah dihasilkan rancang bangun alat bantu Extrusion Torque dapat mengurangi resiko ergonomi terjadi pengurangan pada keluhan fisik dari pekerja. Berdasarkan perbandingan analisa REBA pada postur tubuh pekerja sebelum menggunakan Extrusion Torque yang baru berada pada skor 9 dan setelah menggunakan Extrusion  yang baru diperoleh nilai REBA 6. Pada saat dilakukan wawancara dengan menggunakan kuisioner NBM, ditemukan bahwa pekerja mengalami keluhan-keluhan fisik yang terjadi pada bagian tubuh terdiri dari 12 titik keluhan fisik dan setelah implementasi terjadi pengurangan jumlah keluhan menjadi 4 keluhan. Hal ini menunjukkan bahwa Extrusion Torque yang baru lebih baik secara ergonomic dari pada alat Extrusion Torsi sebelumnya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document