scholarly journals FAKTOR RISIKO ERGONOMI DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA OVERHAUL

Author(s):  
Iin Viradiani

PT PJB UPHT is a company that runs a service in maintaining a unit of power station. The job description includes overhaul that is done manually by its workers. This work that is done manually has a risk of suffering musculoskeletal. The aim of this study is to examine the relation between the risk of ergonomic’s factor with musculoskeletal disorders on overhaul workers in mechanical turbine department. This study is an observational descriptive research. The tool used to measure musculoskeletal disorders was Nordic Body Map (NBM) checklist sheet. In order to measure the work postures of workers, REBA (Rapid Entire Body Assessment) method was employed. Meanwhile, questionnaires were used to know types of work. The total population of this research was 17 workers in mechanical turbine. The data was analyzed using cross tabulation to see the relation strength. The result of this study shows that all overhaul workers in mechanical turbine suffer from musculoskeletal. It can be concluded that the risk of ergonomic’s factor in this case is type of work have strong relation to the suffering of musculoskeletal on workers.Keywords: mechanical turbine workers, musculoskeletal disorders, the risk of ergonomic’s factor

Author(s):  
Gurdani Yogisutanti ◽  
Nuryanti Irawati ◽  
Neti Sitorus

Latar Belakang: Gangguan muskuloskeletal banyak dikeluhkan oleh penjahit yang bekerja di perusahaan dengan lama bekerja yang berkisar antara 6-8 jam per hari dan posisi statis. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan status gizi, masa kerja, dan sikap kerja dengan gangguan muskuloskeletal pada penjahit yang bekerja di suatu perusahaan di Kota Bandung. Metode: Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, melibatkan 30 orang penjahit sebagai responden yang diambil secara total sampling. Pengukuran status gizi dengan bantuan timbangan berat badan dan microtoise, untuk sikap kerja diukur menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan gangguan muskuloskeletal menggunakan Nordic Body Map (NBM). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengeluhkan gangguan muskuloskeletal, sikap kerja yang berisiko dan status gizi dalam kategori gemuk. Responden yang mengalami keluhan muskuloskeletal dengan masa kerja kurang dari 5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa keluhan  muskuloskeletal berhubungan dengan status gizi (p=0,001), masa kerja (p=0,000), dan sikap kerja (p=0,000). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar penjahit mengalami gangguan muskuloskeletal dan sikap kerja yang  berisiko, oleh karena itu perlu dilakukan peregangan setiap 4 jam sekali pada saat bekerja dan perlu melakukan senam punggung setiap hari sebelum tidur.


Author(s):  
Siavash Etemadinezhad ◽  
Fateme Ranjbar ◽  
Jamshid Yazdani Charati

Background and purpose: Work-related musculoskeletal disorders usually entangle back spines, neck and upper limbs. Working as a barber paves the ground for probable high prevalence of musculoskeletal disorders. This study was designed to evaluate the working postures of sari male barbers by Rapid Entire Body Assessment method and determining the prevalence of musculoskeletal disorders using NORDIC questionnaire.Methods: In the present research, 108 Sari barbers working conditions were evaluated using Rapid Entire Body Assessment (REBA) tool, and the data on the prevalence of musculoskeletal disorders was collected using Nordic questionnaire. Microsoft Excel and SPSS were then applied to analyze the data. Quantitative variables were analyzed using the descriptive statistical methods including mean and standard deviation. Chi-square test and ordinal regression have also been applied to analyze the relationship between different variables and musculoskeletal disorders' prevalence.Results: The mean age the participants was 33.11±8.2 and the mean of work experience was 12±3.7 years. According to the results of the Nordic questionnaire, during 12 past months, 78% of the studied subjects have discovered pain and discomfort at least in one of their 9 body regions. Complaints of musculoskeletal pains in the wrist were also most prevalent (72.1%), followed by the neck (49%) and elbow pains (46.2%). Through REBA Method, the highest frequency of corrective measures was at level 2 (73.9%).Conclusion: The results of the present study indicated that the evaluated subjects working postures required correction. Also, it was found essential to train barbers in what way to identify the biomechanical and ergonomic risk factors and correct working postures.


2022 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Ambang Rizki Aji Nugrahanto ◽  
Maria Puspita Sari

PT Surya Putra Mulia is a company that produces gray (greige) using the knitting process. This research is focused on the warehouse section on the loading process finished goods. In the warehouse section there are some excessive physical activities due to activities are carried out manually. Measurement of work posture is needed to determine whether the work posture carried out by the operator is good and ergonomic. Assessment of work posture is carried out using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) method. Based on an assessment using the REBA (Rapid Entire Body Assessment) method, it shows that the withdrawal of finished goods includes a moderate level of risk, which means that improvements are needed. The activity of loading finished goods onto trucks (figure 3) includes a moderate risk level which means that repairs are needed, while in Figure 4 it is a high risk level which means that immediate corrective action is needed. For the preparation of finished goods on trucks, it is a moderate risk level, which means that repairs are needed. So that in the process of withdrawing finished goods, proposals are given to reduce the burden being transported. Then add a tool in the process of loading finished goods to the truck in the form of a hand stacker.


2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Ranti Haryani ◽  
Azmi Azmi ◽  
Sirlyana Sirlyana

Penjahit Nur Tailor merupakan salah satu jasa penjahit yang ada di kota Dumai. Pekerjaan dengan posisi yang salah dan berulang-ulang dapat menyebabkan para penjahit sangat rentan untuk terkena gangguan MSDs, karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan cara kerja yang baik dan benar. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko cidera pada 2 orang penjahit pada saat menjahit atasan baju melayu laki-laki SMP 4 Dumai yang dilakukan oleh penjahit 1 dan menjahit atasan baju kotak-kotak laki-laki SMP 7 Purnama yang dilakukan oleh penjahit 2 dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui cedera Musculoskeletal Disorders yang dialami pekerja, sedangkan untuk mengetahui tingkat risiko cedera pekerja menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil NBM yang paling berisiko cidera pada pekerja yaitu sakit pada leher atas dan bawah, bahu kiri dan kanan, batang tubuh, lengan atas kanan dan kiri, pinggang, bawah pinggang, pantat, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kanan, paha kanan, lutut kanan, betis kanan, dan sakit pada kaki kanan. Tingkat resiko yang dialami penjahit  Nur Tailor dengan menggunakan metode REBA pada saat menjahit baju melayu adalah sedang dengan level resiko 4-5 dan diperlukan tindakan dalam waktu dekat. Untuk  tingkat resiko postur kerja pada saat menjahit kantong baju kotak-kotak adalah rendah dengan level risiko 3 dan dibutuhkan perbaikan postur kerja. Sedangkan tingkat risiko untuk postur melapisi kerah, menjahit badan, menjahit tangan dan menjahit kerah baju kotak-kotak adalah sedang dengan level risiko 4-5 dan diperlukan tindakan dalam waktu dekat.


Author(s):  
Cindy Laurinda

The economy is an important thing in a country, without an economy, a country can't run. The economy of a country is certainly supported by an industrial sector, one of which is the metal and iron processing industry. Workers in the company will certainly have regulations that will regulate the workforce when doing work at the company. PT. Smart Teknik Utama Bandung is a company engaged in the processing of metal, iron, and others that produces various products derived from iron and plates. The main product of this company is Roding China. The company has a problem, namely the work posture of the employees on the production floor. Wrong work posture results in MSDs complaints among workers which reduce the quality of workers. The purpose of this research is to analyze the work posture used by the workforce is already ergonomic or not. Work posture analysis used the Nordic Body Map method, Ovako Work Posture Analysis, and Rapid Entire Body Assessment. The analysis was carried out on 12 employees from 7 workstations. With the analysis carried out, it is known that all employees have MSDs complaints which are caused by incorrect and unergonomic work postures, then suggestions are given to improve work posture to reduce MSDs complaints experienced by employees.


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (5) ◽  
pp. 412
Author(s):  
Nanda Anisa Fahmiawati ◽  
Anissatul Fathimah ◽  
Rahma Listyandini

<p>Gangguan keluhan <em>musculoskeletal </em>(MSDs) merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan kecacatan bagi pekerja. Dalam program <em>The prevention Of Accupation disease </em>menyatakan <em>musculoskeletal disorder </em>termasuk <em>carpal tunnel syndrom </em>mewakili 59% dari keseluruhan catatan penyakit yang ditemukan pada tahun 2009 di Eropa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan keluhan <em>musculoskeletal </em>(MSDs) pada petani padi Desa Neglasari Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi <em>Cross Sectional. </em>Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik <em>Non-probabiliti Sampling </em>dengan <em>Purposive Sampling. </em>Populasi pada penelitian ini berjumlah 2.410 responden dan sampel yang terpilih 110 responden. Insterumen ini menggunakan lembar <em>Nordic Body Map</em>, lembar <em>Rapid Entire Body Assessment</em>, kamera, busur, timbangan berat badan dan <em>microtois</em>. Analisis data penelitian menggunakan uji <em>chi-square </em>dan pengambilan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara Faktor Pekerjaan Ergonomi (<em>p=0,524)</em>, usia (<em>p=0,515</em>), <em>indeks </em>masa tubuh (<em>p=1,000)</em>, dan jenis kelamin (<em>p=1,000) </em>dengan keluhan <em>musculoskeletal disorders </em>(MSDs). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara variable terikat dan variable bebas yang diteliti pada petani padi Desa Neglasari. Disarankan kepada para petani agar selalu melakukan pemanasan sebelum bekerja, melakukan pemeriksaan apabila nyeri otot, menanamkan pola hiddup sehat, dan mengetahui cara bekerja yang baik dan benar.</p>


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Euis Nina Saparina Yuliani ◽  
Galih Prakoso ◽  
Hardianto Iridiastadi ◽  
I Putu Gede Adiatmika

Musculoskeletal disorders often occur in non-ergonomic work postures. The research was conducted in the process of installing an air cleaner workstation for the excavator’s assembly at a heavy equipment manufacturing company. In the installation process, the operator must lift, hold and install the component with weight 12 kg, using the limbs manually without any tools. The objective of this study is to conduct an ergonomic evaluation by assessing the risk of musculoskeletal disorders and provide recommendations for improvement in order to reduce operator musculoskeletal injuries. To determine the level of risk of the job will be used the Rapid Entire Body Assessment method. The results of this study are R.E.B.A scores obtained which is 11, with a very high level of risk, and must be immediately corrected. Ergonomic intervention as a recommendation for improvements that support the work of the operator, is making jigs to help the installation process. After implementation, the REBA score dropped to 3 or decreases by around 67% from the initial risk Index Terms— ergonomics intervention, musculoskeletal disorders, rapid entire body assessment


2018 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 168
Author(s):  
Ade P. Tubagus ◽  
Diana V. D. Doda ◽  
Herlina I. S. Wungouw

Abstract: According to WHO, musculoskeletal disorders are categorized as the second rank of work-related disease. Various factors such as work, individual, and social factors can cause MSDs. These disorders play an important role in morbidity of workers such as healthcare workers. This study was aimed to analyze the correlation between the risk level of MSDs evaluated by using REBA and MSDs complaints among surgery residents. This was an analytical observational study with a cross-sectional design. The instruments used in this study were the Rapid Entire Body Assessment (REBA) worksheet and the Nordic Body Map (NBM) questionnaire. Data were analyzed with the Spearman correlation test. There were 42 surgery residents of Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University, Manado participated in this study. The majority of them were males (81%) and young adults (88%). The prevalence of MSDs complaints were as follows: 60% of respondents had mild complaints, 33% had moderate complaints, and 7% had severe complaints. The bivariate analysis showed that the risk level of MSDs evaluated by REBA had a strong positive correlation with MSDs complaints (P=0.000; r=0.603). Conclusion: There was a significant correlation between risk level of MSDs evaluated by using REBA and the MSDs complaints. Based on the results, ergonomics interventions are recommended to surgery residents in order to prevent the occurence of MSDs.Keywords: musculoskeletal disorders (MSDs), REBA, surgery residentsAbstrak: Musculoskeletal disorders (MSDs) menurut WHO berada di urutan kedua terbanyak penyakit akibat kerja. Berbagai faktor seperti pekerjaan serta faktor individu dan sosial dapat menyebabkan terjadinya MSDs. Gangguan ini berperan dalam morbiditas di banyak bidang pekerjaan salah satunya di bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat risiko MSDs menggunakan REBA dengan keluhan MSDs pada residen ilmu bedah. Jenis penelitan ialah analitik observasional dengan desain potong lintang. Alat ukur yang digunakan ialah lembar kerja Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 42 residen ilmu bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado menjadi responden penelitian. Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (81%) dan berada dalam kategori dewasa muda (88%). Prevalensi keluhan MSDs ialah 60% keluhan MSDs ringan, 33% keluhan sedang, dan 7% keluhan berat. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan tingkat risiko MSDs menggunakan REBA memiliki hubungan positif kuat dengan keluhan MSDs (P=0,000, r=0,603). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat risiko MSDs menggunakan REBA dengan keluhan MSDs. Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan intervensi ergonomi pada residen bedah untuk mencegah terjadinya keluhan MSDs.Kata kunci: musculoskeletal disorders (MSDs), REBA, residen bedah


2018 ◽  
Author(s):  
Anita Dewi Moelyaningrum ◽  
Dinar Rizki Wulandari ◽  
ragilismihartanti

Prosiding Seminar Nasional dalam rangka OSH Week, 22 Oktober 2017. page. 119-131 Universitas Airlangga. Implementasi ISO 45001:2016 dan ISO 9001:2015 Guna Peningkatan Kualitas Hidup PekerjaDemi Tercapainya Produktivitas serta Mempertahankan Pertumbuhan Ekonomi Nasional.Risiko ergonomi menjadi potensi bahaya yang banyak dijumpai di tempat kerja khususnya industri garmen atau produksi pakaian, untuk itu perlu perhatian tentang keselamatan dan kesehatan untuk aktivitas yang dilakukan penjahit agar keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) dapat ditekan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan risiko ergonomi dan keluhan muskuloskeletal disorders pada penjahit di UD. Ilfa Jaya Konveksi Banyuwangi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitiandeskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Total populasi responden dalam penelitian ini adalah 16 orang. Pengukuran risiko ergonomi dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan keluhan muskuloskeletal disorders menggunakan lembar kuesioner Nordic Body Map. Hasil pengukuran risiko ergonomi dengan Rapid Entire Body Assessment untuk aktivitas menjahit menghasilkan skor +5 dengan tingkat risiko sedang dan level tindakan 2; sedangkan untuk aktivitas memotong menghasilkan skor +3 dengan tingkat risiko rendah dan level tindakan 1. Hasil pengukuran dengan Nordic Body Map menghasilkan keluhan muskuloskeletal disorders pada responden berupa sakit atau kaku pada leher bagian atas dan bawah, bahu, lengan atas, punggung dan pinggang, bokong dan pantat, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, tangan, paha, lutut, betis, pergelangan kaki, serta pada bagian kaki. Perlu ada perbaikan manajemen terkait upaya keselamatan dan kesehatan kerja seperti melakukan peregangan (stretching) setiap 3 jam sekali selama bekerja.


2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 157-163
Author(s):  
Muhammad Yoga Pratama ◽  
Trisna Mesra ◽  
Rudi Faisal

Salah satu penambangan pasir yang ada dikota Dumai adalah milik Bapak Sukatno yang berada di jalan Pasir kecamatan Bukit Kapur. Pekerja penambangan pasir ini ada 3 bagian, yaitu pekerja yang mengarahkan pipa pada saat menghisap pasir ke bak penampungan pasir, pekerja yang menyaring pasir ke bak penampungan pasir dan pekerja penyekop pasir ke bak mobil. Pekerja penyekop pasir merupakan yang paling rentan terkena cidera otot karena pekerjaannya lebih berat dari ketiga pekerjaan tersebut. Kuesioner Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui cedera Musculoskeletal Disorders yang dialami pekerja. Ssedangkan untuk mengetahui tingkat risiko cedera pekerja menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil NBM yang paling berisiko cidera pada pekerja adalah leher bawah, bahu kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kiri, tangan kiri, tangan kanan. Tingkat risiko untuk postur memijak sekop, mengangkat sekop dan mengayunkan sekop pada saat penampungan pasir penuh adalah sedang dengan level risiko 4-6 dan saat penampungan pasir setengah adalah sedang dengan level risiko 4-7. Sedangkan tingkat risiko untuk postur melempar pasir ke bak mobil pada saat penampungan pasir penuh  tingkat risiko rendah dengan level risiko 3 dan saat penampungan pasir setengah adalah rendah dengan level risiko 2 dan 4.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document