continuity correction
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

76
(FIVE YEARS 18)

H-INDEX

10
(FIVE YEARS 1)

Author(s):  
Een Nuraeni ◽  
Shieva Nur Azizah Akhmad ◽  
Eriyono Budi Wijoyo

ABSTRACTOnline learning causes a lot of conflicts, one of which is anxiety and makes students' self-efficacy decrease. The age of the second semester students is still classified as a teenager, therefore they are not emotionally stable. So that it can be affected by anxiety and self-efficacy. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and anxiety levels. The type of research used is quantitative research. The sample of this study were all students of the second semester of the UMT nursing study program as many as 71 respondents. The data analysis method in this study consisted of univariate analysis to determine the frequency distribution of each variable. Bivariate analysis was carried out to analyze the independent variables suspected to have a relationship with the dependent variable using the Chi Square test (continuity correction) and the calculation of the Odd Ratio (OR). . The research results obtained were yielding (p = 0.006) and OR 0.01. The conclusion of this study is that there is a relationship between self-efficacy and anxiety levels. Suggestions in this study for related parties in learning in order to modify the systematics in the learning process so that students do not experience anxiety. ABSTRAKPembelajaran daring banyak menimbulkan konflik, salah satunya adalah kecemasan dan menjadikan self efficacy pelajar menurun. Usia mahasiswa semester II masih tergolong remaja, maka dari itu emosionalnya belum stabil. Sehingga dapat terpengaruhi kepada kecemasan dan self efficacynya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara self efficacy dengan tingkat kecemasan. Jenis penelitiain yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Sampel penelitian ini yaitu semua mahasiswa semestrer II prodi keperawatan UMT sebanyak 71 responden. Motode analisis data dalam penelitiain ini terdiri dari analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variable, Analisis bivariat dilakukan untuk menganilisis variabel independen yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi Square (continuity correction) dan perhitungan Odd Ratio (OR). Hasil penelitian yang diperoleh secara menghasilkan (p=0,006) dan OR 0,01. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan antara self efficacy dengan tingkat kecemasan. Saran dalam penelitian ini untuk pihak terkait dalam pembelajaran agar dapat memodifikasi sistematika dalam proses belajar supaya mahasiswa tidak mengalami cemas. 


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Jia-Jin Wei ◽  
En-Xuan Lin ◽  
Jian-Dong Shi ◽  
Ke Yang ◽  
Zong-Liang Hu ◽  
...  

Abstract Background Meta-analysis is a statistical method to synthesize evidence from a number of independent studies, including those from clinical studies with binary outcomes. In practice, when there are zero events in one or both groups, it may cause statistical problems in the subsequent analysis. Methods In this paper, by considering the relative risk as the effect size, we conduct a comparative study that consists of four continuity correction methods and another state-of-the-art method without the continuity correction, namely the generalized linear mixed models (GLMMs). To further advance the literature, we also introduce a new method of the continuity correction for estimating the relative risk. Results From the simulation studies, the new method performs well in terms of mean squared error when there are few studies. In contrast, the generalized linear mixed model performs the best when the number of studies is large. In addition, by reanalyzing recent coronavirus disease 2019 (COVID-19) data, it is evident that the double-zero-event studies impact the estimate of the mean effect size. Conclusions We recommend the new method to handle the zero-event studies when there are few studies in a meta-analysis, or instead use the GLMM when the number of studies is large. The double-zero-event studies may be informative, and so we suggest not excluding them.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Nabila Arianti Alfitri ◽  
Rahmat Bakhtiar ◽  
Novia Fransiska Ngo

Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi baru lahir tertinggi ketiga setelah infeksi neonatal dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi bernapas spontan dan teratur pada saat lahir. Umur kehamilan, jenis persalinan, dan ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum. Penelitian dilakukan secara observasional analitik dengan metode cross sectional untuk mengetahui hubungan umur kehamilan, jenis persalinan, dan ketuban pecah dini dengan derajat asfiksia neonatorum yang menggunakan data rekam medis pasien asfiksia neonatorum tahun 2019-2020 di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Jumlah sampel yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi adalah 54 sampel dengan terknik total sampling. Analisis data untuk umur kehamilan dengan uji continuity correction dan didapatkan nilai p-value 0,023 (p<0,05) dan OR= 5.647, dengan demikian terdapat hubungan bermakna secara statistik antara derajat asfiksia neonatarum dengan umur kehamilan. Analisis data untuk jenis persalinan dengan uji fisher’s exact hasil menunjukkan nilai p-value 0,044 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara derajat asfiksia neonatarum dengan jenis persalinan. Sedangkan untuk persalinan ketuban pecah dini dengan uji continuity correction, hasil menunjukkan nilai p-value 0,000 (p<0,05) dan OR= 35.750, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara derajat asfiksia neonatarum dengan persalinan ketuban pecah dini.


2021 ◽  
Author(s):  
Jiajin Wei ◽  
Enxuan Lin ◽  
Jiandong Shi ◽  
Ke Yang ◽  
Zongliang Hu ◽  
...  

Abstract Background: Meta-analysis is a statistical method to synthesize evidence from a number of independent studies, including those from clinical studies with binary outcomes. In practice, when there are zero events in one or both groups, it may cause statistical problems in the subsequent analysis. Methods: In this paper, by considering the relative risk as the effect size, we conduct a comparative study that consists of four continuity correction methods and another state-of-the-art method without the continuity correction, namely the generalized linear mixed models. To further advance the literature, we also introduce a new method of the continuity correction for estimating the relative risk. Results: From the simulation studies, the new method performs well in terms of mean squared error when there are few studies. In contrast, the generalized linear mixed model performs the best when the number of studies is large. In addition, by reanalyzing a recent COVID-19 data, it is evident that the double-zero-event studies impact on the estimate of the mean effect size.Conclusion: We recommend the new method to handle the zero-event studies when there are only few studies in the meta-analysis, or instead use the GLMM when the number of studies is large. The double-zero-event study may beinformative, and so we suggest not excluding them.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 54-61
Author(s):  
Basuki Rahmat ◽  
Irmayanti Irmayanti

Kepuasan mahasiswa adalah sikap positif mahasiswa terhadap pelayanan lembaga pendidikan tinggi karena adanya kesesuaian antara harapan dari pelayanan dibandingkan dengan kenyataan yang diterimanya.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kepuasan belajar mahasiswa dengan menggunakan metode daring terhadap prestasi belajar mahasiswa Akbid Pelamonia Makassar tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatanCross Sectional Study dengan jumlah populasi sebanyak 154 orang dan jumlah sampel 114 orang dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square (Continuity Correction) diperoleh nilai ρ(0,001) <(0.05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat kepuasan belajar mahasiswa dengan menggunakan daring terhadap prestasi belajar mahasiswa. Sehingga diharapkan bagi institusi pendidikan perlunya peningkatan evaluasi hasil belajar mahasiswa melalui monitoring setiap akhir semester dan bagi peneliti diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan variable yang berbeda seperti variable motivasi belajar, metode pembelajaran yang lain, hubungannya dengan prestasi belajar.


2021 ◽  
pp. 464-470
Author(s):  
Mia Riani ◽  
Fatmah Afrianty Gobel ◽  
Andi Nurlinda

Pasangan serodiscordant merupakan kelompok berisiko tinggi tertular HIV. Berdasarkan data dari Yayasan Peduli Dukungan Sebaya (YPKDS), Kota Makassar menduduki peringkat pertama jumlah kasus HIV dengan jumlah 2885 kasus. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko penularan HIV pada pasangan serodiscordant. Jenis penelitiain yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan case control. Sampel penelitian ini yaitu semua pasangan serodiscordant dan pasangan HIV positif sebanyak 40 responden, dengan teknik sampling jenuh. Motode analisis data dalam penelitiain ini  terdiri dari analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variable, Analisis bivariat dilakukan untuk menganilisis variabel independen yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi Square (continuity correction) dan perhitungan Odd Ratio (OR). Hasil penelitian yang diperoleh bahwa variabel yang berhubungan secara signifikan dengan faktor risiko penularan HIV pada pasangan serodiscordant di YPKDS Kota Makassar adalah penggunaan kondom (p=0,043) dan OR 0,176 (95%=0,039-0,0797) sedangkan yang tidak berhubungan yaitu kepatuhan ARV (1,000) dan OR 1,000 (95%=0,273-3,667) dan penggunaan Profilaksis Pra Panajanan (p=0,480) dan OR 0,464 (95%=0,111-1,940). Kesimpulan penelitian ini yaitu penggunaan kondom merupakan faktor protektif (melindungi) terhadap penularan HIV kepada pasangan serodiscordant. Saran dalam penelitian ini untuk pasangan Serodiscordant dalam melakukan hubungan seksual harus menggunakan kondom untuk mengurangi risiko penularan HIV pada pasangannya yang berstatus HIV negatif.


2021 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
Author(s):  
Andrea M. Patey ◽  
Jeremy M. Grimshaw ◽  
Jill J. Francis

Abstract Background Decreasing ineffective or harmful healthcare practices (de-implementation) may require different approaches than those used to promote uptake of effective practices (implementation). Few psychological theories differentiate between processes involved in decreasing, versus increasing, behaviour. However, it is unknown whether implementation and de-implementation interventions already use different approaches. We used the behaviour change technique (BCT) taxonomy (version 1) (which includes 93 BCTs organised into 12 groupings) to investigate whether implementation and de-implementation interventions for clinician behaviour change use different BCTs. Methods Intervention descriptions in 181 articles from three systematic reviews in the Cochrane Library were coded for (a) implementation versus de-implementation and (b) intervention content (BCTs) using the BCT taxonomy (v1). BCT frequencies were calculated and compared using Pearson’s chi-squared (χ2), Yates’ continuity correction and Fisher’s exact test, where appropriate. Identified BCTs were ranked according to frequency and rankings for de-implementation versus implementation interventions were compared and described. Results Twenty-nine and 25 BCTs were identified in implementation and de-implementation interventions respectively. Feedback on behaviour was identified more frequently in implementation than de-implementation (Χ2(2, n=178) = 15.693, p = .000057). Three BCTs were identified more frequently in de-implementation than implementation: Behaviour substitution (Χ2(2, n=178) = 14.561, p = .0001; Yates’ continuity correction); Monitoring of behaviour by others without feedback (Χ2(2, n=178) = 16.187, p = .000057; Yates’ continuity correction); and Restructuring social environment (p = .000273; Fisher’s 2-sided exact test). Conclusions There were some significant differences between BCTs reported in implementation and de-implementation interventions suggesting that researchers may have implicit theories about different BCTs required for de-implementation and implementation. These findings do not imply that the BCTs identified as targeting implementation or de-implementation are effective, rather simply that they were more frequently used. These findings require replication for a wider range of clinical behaviours. The continued accumulation of additional knowledge and evidence into whether implementation and de-implementation is different will serve to better inform researchers and, subsequently, improve methods for intervention design.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 245-252
Author(s):  
Nikodemus Sili Beda

Masa remaja merupakan masa transisi, dimana pada masa ini remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja dan berusaha mencapai kemandirian dengan mengandalkan pengetahuan yang dimiliki untuk mencoba hal-hal yang baru yang terkadang menyimpang dari norma-norma masyarakat, oleh karena itu diharapkan remaja memiliki pengetahuan dan sikap yang baik untuk terhindar dari hal – hal yang negatif seperti penyalahgunaan NAPZA yang berdampak negatif baik secara fisik, psikologis, dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja terhadap penyalahgunaan NAPZA di SMA Katolik disamakan Rantepao Toraja Utara. Peneltian ini dilakukan pada bulan Februari 2020. Jenis penelitian ini adalah korelasidengan pendekatan croos sectional. Populasi penelitian adalah semua siswa/i SMA Katolik disamakan Rantepao Toraja Utara dan teknik pengambilan sampel probabilty sampling dengan menggunakan pendekatan proportionate stratified random sampling, dengan jumlah sampel 100 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik Chi Square dengan menggunakan uji alternatif Continuity correction dengan program SPSS. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan remaja dan sikap remaja terhadap penyalahgunaan NAPZA di SMA Katolik disamakan Rantepao Toraja Utara. Secara umum sikap ditentukan oleh pengetahuan, tetapi pola pikir, keyakinan dan emosi yang turut memegang peranan penting dalam menentukan sikap seseorang


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document