Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 40)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sriwijaya - Pusat Inovasi Pembelajaran Unsri

2656-9620, 1978-8673

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 175-187
Author(s):  
Zhiyah Zhulma Zain ◽  
Kurniawati Kurniawati ◽  
Abrar Abrar

Abstrak: Lembaga perlindungan anak merupakan ‘rumah’ terhadap setiap permasalahan anak yang seyogyanya dilindungi oleh negara. Secara konstitusi, penguatan mengenai perlindungan anak berdasarkan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak tahun 2002. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana proses awal dan dinamika yang dihadapi oleh lembaga perlindungan anak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menguraikan kelahiran dan dinamika lembaga perlindungan anak di Indonesia (1997-2016). Metode yang digunakan yaitu metode historis yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tahun 1997 dianggap sebagai tonggak lahirnya lembaga perlindungan anak di Indonesia yaitu dengan dibentuknya GNPA oleh Soeharto. Untuk memenuhi legalitas hukum, maka dibentuklah LPA melalui Departemen Sosial. Lembaga ini berubah nama menjadi Komnas PA pada tahun 1999. Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak tahun 2002, dibentuk KPAI. Perubahan nama pada lembaga perlindungan anak di Indonesia sejak tahun 1997-2002 merupakan salah satu upaya untuk melegalkan lembaga perlindungan anak. Berbagai permasalahan mengenai anak menjadi salah satu dinamika yang mewarnai lembaga perlindungan anak di Indonesia.  Kata Kunci: Komnas PA, KPAI, LPAI, Perlindungan Anak.Abstract: Child protection institutions are the 'home' for every child's problems that should be protected by the state. Constitutionally, the strengthening of child protection is based on the Act on Child Protection in 2002. The problem in this research is how the initial process and dynamics faced by child protection institutions in Indonesia. This study aims to describe the birth and dynamics of child protection institutions in Indonesia (1997-2016). The method used is the historical method consisting of heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The results of this study indicate that 1997 is considered a milestone for the birth of child protection institutions in Indonesia, namely the establishment of GNPA by Suharto. To fulfill legal legality, LPA was formed through the Ministry of Social Affairs. This institution changed its name to Komnas PA in 1999. Based on the 2002 Child Protection Act, the KPAI was formed. The name change of child protection institutions in Indonesia since 1997-2002 is one of the efforts to legalize child protection institutions. Various problems regarding children are one of the dynamics that characterize child protection institutions in Indonesia.Keywords: Komnas PA, KPAI, LPAI, Childs Protectio.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 188-201
Author(s):  
Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim ◽  
Abdul Fattah ◽  
Muhammad Lingga Andana ◽  
Putri Nur Fahriyanti

Abstrak: Bahan ajar sangat diperlukan dalam proses penyampaian ilmu pengetahuan di kelas agar target tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Salah satunya bahan ajar yang disusun untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia Kelas XII adalah Wall Chart. Metode penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar mulai dari analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian yaitu Peserta Didik Kelas XII SMA. Materi bahan ajar yang digunakan yaitu “Pemberontakan  DI/TII Jawa Barat”. Pemberontakan tersebut diprakarsai oleh seorang aktivis bernama S. M. Kartosuwiryo. Perbedaan ideologi antara kelompok Islam dengan kelompok nasionalis pemicu terjadinya pemberontakan. Berdasarkan hasil survei diperoleh data bahwa pengembangan wall chart efektif dari empat indikator (Pendukung pembelajaran, pemaparan materi, pembelajaran mandiri dan menambah pengetahuan) yang digunakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan Wall Chart Pemberontakan DI/TII Jawa Barat efektif membantu peserta didik dalam memahami materi Pemberontakan DI/TII Jawa Barat.Kata Kunci: Bahan Ajar, Wall Chart, DI/TII Jawa Barat, S. M. Kartosuwirjo.Abstract: Teaching materials are needed in the process of delivering knowledge in the classroom so that the learning objectives are achieved in accordance with the curriculum used. One of the teaching materials prepared for the Class XII Indonesian History subject is the Wall Chart. This research method is the development of teaching materials ranging from analysis, design, development, implementation, and evaluation. The research subjects are students of class XII SMA. The teaching materials used are "DI/TII West Java Rebellion". The rebellion was initiated by an activist named S. M. Kartosuwiryo. The ideological difference between the Islamic group and the nationalist group triggered the rebellion. Based on the survey results obtained data that the development of an effective wall chart of the four indicators (Supporting learning, material exposure, independent learning and increasing knowledge) are used. So it can be concluded that the development of the DI/TII West Java Rebellion Wall Chart is effective in helping students understand the material for the West Java DI/TII Rebellion.Keywords: Teaching Materials, Wall Chart, DI / TII West Java, S.M Kartosuwiryo.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 159-174
Author(s):  
Farhan Nugraha ◽  
Muhammad Fakhruddin ◽  
Humaidi Humaidi

Abstrak: Nahdlatul Ulama merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini lahir tentu dari para tokoh-tokoh besar yang menggawanginya, salah satunya Mahbud Djunaidi. Kemampuan politiknya diperoleh dari berbagai pengalaman organisasi dan kemampuan dalam kepenulisan. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana riwayat politik Mahbub Djunaidi sebagai aktivis politik Nahdlatul Ulama pada tahun 1960-1987. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menguraikan perjalanan politik Mahbub Djunaidi (1960-1987). Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut, maka metode yang digunakan adalah metode historis yang terdiri dari tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Mahbub Djunaidi memiliki konsep khittah plus. Demokrasi politik ala Mahbub Djunaidi adalah cita-cita demokrasi yang diperjuangkan melalui garis politik.Kata Kunci: Mahbub Djunaidi, Demokrasi Politik, Nahdlatul Ulama.Abstract: Nahdlatul Ulama is one of the largest Islamic organizations in Indonesia. This organization was born of course from the big figures who oversee it, one of them Mahbud Djunaidi. His political abilities are obtained from various organizational experiences and abilities in writing. The problem raised in this research is how the political history of Mahbub Djunaidi as a political activist of Nahdlatul Ulama in 1960-1987. Based on these problems, this study aims to describe the political journey of Mahbub Djunaidi (1960-1987). Based on the problems and objectives of the research, the method used is the historical method which consists of heuristics, source criticism, interpretation and historiography stages. The results of the study show that Mahbub Djunaidi has the concept of khittah plus. Political democracy in the style of Mahbub Djunaidi is the ideal of democracy which is fought for through political lines. Keywords: Mahbub Djunaidi, Political Democracy, Nahdlatul Ulama.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 143-158
Author(s):  
Mohamad Wildan Syamsu Dluha

Abstrak: Filsafat merupakan sebuah ilmu yang sering kita dengar dan merupakan salah satu ilmu yang paling dasar dalam kehidupan. Filsafat adalah seni bertanya terhadap sesuatu di dalam hidup. Pertanyaan yang diajukan oleh filsafat itu unik karena tujuannya tidak untuk mendapat jawaban tetapi untuk dapat digali lagi pertanyaan lain dari persoalan yang ditanyakan. Pemikiran filsafat beragam salah satunya adalah Filsafat Dialektika yang dicetuskan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Penelitian ini menggunakan metode historis yang terdiri dari tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa perstiwa Perang Diponegoro memiliki relevansi dengan filsafat dialektika Hegel. Hal ini tercermin dari adanya unsur tesis, sintesis dan antitesi dalam peristiwa tersebut. Kepentingan yang diterapkan Belanda menimbulkan perlawanan kerajaan. Perlawanan tersebut merupakan respon rakyat terhadap kebijakan yang tidak tepat. Kondisi tersebut disebut tesis. Konflik ini melahirkan pula taktik strategi perlawanan yang kemudian disebut antitesis.Kata Kunci: Filsafat, Dialektika, Hegel, Perang Diponegoro.Abstract: Philosophy is a science that we often hear and is one of the most basic sciences in life. Philosophy is the art of asking questions in life. The question posed by philosophy is unique because the aim is not to get an answer but to be able to explore other questions from the problem being asked. Various philosophical thoughts, one of which is the Dialectical Philosophy which was initiated by Georg Wilhelm Friedrich Hegel. This study uses a historical method consisting of heuristic stages, source criticism, interpretation and historiography. The results of the research show that the events of the Diponegoro War have relevance to Hegel's dialectical philosophy. This is reflected in the existence of thesis, synthesis and antithesis elements in the event. The interests of the Dutch led to royal resistance. The resistance is the people's response to inappropriate policies. This condition is called a thesis. This conflict also gave birth to a strategy of resistance tactics which was later called antithesis. KataKeywords: Philosophy, Dialectics, Hegel, Diponegoro War.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 98-113
Author(s):  
Danan Tricahyono

Abstrak: Indonesia sebagai negara merdeka memiliki cita-cita berdikari dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satunya di bidang ekonomi sebagai pilar pembangunan. Cara yang ditempuh untuk menata kehidupan ekonomi dilakukan dengan penuh liku-liku. Langkah-langkah yang ditempuh diantaranya dengan menasionalisasi berbagai bangunan umum vital milik asing dengan pembayaran ganti rugi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis jalan yang ditempuh oleh pemerintah guna melakukan nasionalisasi, pelaksanaan nasionalisasi dalam berbagai sektor perusahaan milik Belanda, dan pengaruh nasionalisasi perusahaan terhadap berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, politik, dan sosial. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima langkah: heuristik (pengumpulan sumber), kritik (verifikasi sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukan jika cikal bakal nasionalisasi perusahaan-perusahaan dimulai sejak masa pergerakan nasional yang mengarah pada konsep Indonesianisasi, proses pelaksanaan nasionaliasi mengacu pada Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 Tentang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda. Mengenai teknis pelaksanaan nasionalisasi perusahaan Belanda diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1959 tentang pembentukan Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda. Perusahaan yang dinasionalisasi bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan, perdagangan, industri dan tambang, perbankan, listrik dan gas, transportasi, dan konstruksi. Pengaruh dari nasionaliasi berupa keluarnya modal, goyahnya neraca keuangan, dan administrasi perusahaan. Perusahaan yang dinasionaliasi dalam perjalannya berubah menjadi BUMN.Kata kunci: nasionalisasi, perusahaan, BelandaAbstract: Indonesia as an independent country has aspirations to be independent in various fields of life. One of them is in the economic sector as a pillar of development. The method taken to organize economic life was carried out in a twisted manner. The steps taken include nationalizing various vital public buildings owned by foreigners with compensation payments. This study aims to analyze the path taken by the government to nationalize, the implementation of nationalization in various sectors of Dutch-owned companies, and the effects of company nationalization on various fields of life such as the economy, politics, and society. This research uses the historical method which consists of five steps: heuristics (source collection), criticism (source verification), interpretation (interpretation), and historiography (historical writing). The results showed that if the nationalization of companies started from the time of the national movement that led to the concept of Indonesianization, the process of implementing nationalization referred to Law Number 86 of 1958 concerning the Nationalization of Dutch Owned Companies. Regarding the technical implementation of the nationalization of Dutch companies, it is regulated in Government Regulation Number 3 of 1959 concerning the formation of the Dutch Company Nationalization Agency. The nationalized companies are engaged in agriculture and plantation, trade, industry and mining, banking, electricity and gas, transportation, and construction. The effects of nationalization are in the form of capital outflows, unstable balance sheets, and company administration. Companies that are nationalized on the way turn into BUMN.Keywords: nationalization, company, Netherlands


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 114-128
Author(s):  
Herdin Muhtarom ◽  
Gery Erlangga

Abstrak: Berawal dari permasalahan dilingkungan sekolah terkait acara yang dilaksanakan oleh pihak sekolah mengenai peristiwa sumpah pemuda yang sebatas hanya merayakan saja tanpa memaknai nilai-nilai sumpah pemuda dalam kegiatan tersebut. Sehingga dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman peserta didik SMAN 18 Jakarta dalam memahami isi kandungan peristiwa sumpah pemuda sebagai peran dalam membentuk karakter. Penelitian ini menggunakan metode Mixed Methods dengan jenis model Sequential Explanatory. Kemudian teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada peserta didik SMAN 18 Jakarta sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menujukan bahwa pemahaman mengenai peran nilai-nilai sumpah pemuda dalam membentuk karakter peserta didik SMAN 18 Jakarta memahami terkait makna isi dalam peristiwa sumpah pemuda dengan presentase data 67,7% menyatakan paham akan nilai yang terkandung dalam sumpah pemuda. Sebagai generasi milenial seharusnya dapat mengimplementasikan pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda sehingga mampu meningkatkan rasa nasionalisme pada generasi milenial.Kata Kunci: Milenial, Sumpah Pemuda, Nasionalisme.Abstract: Starting from a problem in the school environment related to the event held by the school regarding the youth oath event which was limited to celebrating it without interpreting the values of the youth oath in the activity. So that in this study, it has the aim of being able to determine the level of understanding of Senior High School Number 18 Jakarta students in understanding the contents of the youth oath incident as a role in shaping character. This study uses the Mixed Methods method with the Sequential Explanatory model type. Then the data collection technique was by distributing questionnaires to students of SMAN 18 Jakarta as the research sample. The results show that the understanding of the role of youth oath values in shaping the character of students of Senior High School Number 18 Jakarta understands the meaning of the content in the youth oath incident with a data percentage of 67.7% expressing understanding of the values contained in the youth oath. As a millennial generation, it should be able to implement an understanding of the values of the youth oath so as to increase the sense of nationalism in the millennial generation.Keywords: Millennial, Youth Pledge, Nationalism.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 82-97
Author(s):  
Rinie Cahaya Hati ◽  
Nur’aeni Marta ◽  
Sri Martini

Abstrak: Perang Kemerdekaan Indonesia yang terjadi dalam kurun waktu 1946-1949 menyebabkan banyaknya korban perang yang menjadi cacat. Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana perjuangan selanjutnya para prajurit yang menjadi cacat akibat perang Kemerdekaan Indonesia (1946-1983). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode historis yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pembentukan dan perkembangan organisasi cacat pejuang kemerdekaan Indonesia dalam usahanya untuk terus berguna bagi negara serta menyejahterakan kehidupan para anggotanya dalam kurun waktu 1946- 1983. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan penelitian heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan berdirinya organisasi cacat pejuang kemerdekaan pada 1946 di Malang dengan nama Ikatan Invaliden Indonesia dilatarbelakangi oleh adanya upaya untuk memberdayakan dan menyejahterakan korban cacat perang kemerdekaan dan dalam perkembangannya hingga 1983 menunjukkan bahwa organisasi ini memberikan sumbangsih bagi anggotanya yaitu mendapatkan kesejahteraan serta memberikan kesempatan untuk terus berguna bagi negara.Kata Kunci: Invaliden, Korps Cacat Veteran Republik Indonesia, Cacat Veteran.Abstrak: The Indonesian War of Independence that occurred in the period 1946-1949 caused many war victims to become disabled. This research will discusses how the next struggle of the soldiers who became disabled as a result of the war of Indonesian Independence (1946-1983). This study aims to describe the formation and development of disabled organizations for Indonesian independence fighters in their efforts to continue to be useful to the country and to improve the lives of their members in the period 1946-1983. This study uses historical research methods with the stages of heuristic research, criticism, interpretation and historiography. The results of this study indicate that the establishment of a disabled organization for freedom fighters in 1946 in Malang under the name of the Indonesian Invaliden Association was motivated by efforts to empower and prosper the disabled victims of the war of independence and in its development until 1983 showed that this organization contributed to its members, namely getting welfare and providing opportunities for continue to be useful to the country.Keywords: Invalid, Indonesian Republic Veteran Disability Corps, Veteran Disability.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 129-142
Author(s):  
Novita Dwi Anggraeni ◽  
Ira Miyarni Sustianingsih ◽  
Sarkowi Sarkowi

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu tahun 1938-1948. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Sejarah (historis) dengan menganalisis sumber-sumber yang berkaitan dengan politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu. Langkah-langkah yang digunakan antara lain: Heuristik (mengumpulkan data), Kritik Sumber (pengujian data), Interpretasi (Menafsifkan data), dan Historiografi (penulisan hasil penelitian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu tahun 1938-1942 antara lain Soekarno berhasil menanamkan pengaruhnya dan menyebarkan gagasan nasionalisme di dalam berbagai kegiatan. Dalam organisasi Muhammadiyah soekarno berhasil menyelenggarakan konferensi se-sumatera muhammadiyah yang diberi nama konferensi daeratul kubra yang mempunyai tujuan selain meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran Soekarno juga menyampaikan pesan-pesan nasionalisme, memimpin dan membuat naskah teater yang mempunyai makna syarat akan perjuangan dan paham nasionalisme, membentuk klub debat cerdas sebagai wadah berfikir kritis masyarakat Bengkulu, selain itu Soekarno juga menjadi pelopor sekaligus pemersatu masyarakat Bengkulu dalam proses perenovasi Masjid Jamik Bengkulu.Kata Kunci: Politik, Pergerakan, Soekarno, Bengkulu. Abstract: This study aims to describe the politics of Soekarno movement during his exile in Bengkulu in 1938-1948. The research method used in this research is historical research by analyzing sources related to the politics of Soekarno movement during his exile in Bengkulu. The steps used include: Heuristics (collecting data), source criticism (data testing), interpretation (interpreting data), and historiography (writing research results). The results showed that the political movement of Soekarno during his exile in Bengkulu in 1938-1942, among others, Soekarno succeeded in instilling influence and spreading the idea of nationalism in various activities. In the Muhammadiyah organization, Soekarno succeeded in holding a conference throughout the Sumatran Muhammadiyah which was named the Daeratul Kubra Conference which had the aim in addition to improving the quality of education and teaching Soekarno also conveyed messages of nationalism, led and made theater texts which had the meaning of the conditions for struggle and nationalism understanding smart debate club as a forum for critical thinking of the people of Bengkulu, besides that Soekarno was also the pioneer and unifier of the Bengkulu people in the process of renovating the Jamik Bengkulu Mosque.Keywords: Politic, Movement, Soekarno, Bengkulu.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 70-81
Author(s):  
Nelly Indrayani ◽  
Suparmi Suparmi

Abstrak: Pandemi Covid 19 mengubah tatanan kehidupan normal menjadi new normal. Berbagai aktivitas sektor kehidupan mulai dari pemakaian masker, cuci tangan, peraturan jarak jauh menjadikan Museum siginjei merevitalisasi aktivitasnya dalam pelayanan terhadap masyarakat dari normal menjadi new normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui revitalisasi Museum Siginjei sebagai wahana interaksi budaya di tengah pandemi Covid-19. Metode yang digunakan yaitu metode sejarah yang melalui empat tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi. Sumber yang dipakai berupa sumber primer yang berasal dari buku, jurnal, berita dan wawancara yang berkenaan dengan judul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Museum Siginjei mengalihkan pelayanan konvensionalnya kelayanan dalam bentuk digital seperti pelayanan online lewat facebook, instagram, dan youtube. Museum Siginjei juga melakukan re-inventarisasi dan re-registrasi koleksi yaitu berupa nomor yang rusak karena pengaruh udara dan juga keterangan koleksi yang masih berubah. Berbagai koleksi yang telah di inventarisasi dan dimasukkan dalam data base. Selanjutnya palayanan dilaksanakan melalui virtual, sehingga masyarakat dapat menikmati berbagai koleksi museum Siginjei sebagai bentuk produk budaya lokal lokal Jambi. Revitalisasi pemanfaatan museum melalui digitalisasi era pandemi ini, menjadi wahana interaksi budaya. Melalui digitalisasi tidak hanya menjangkau pengunjung yang berada di daerah lokal tetapi juga dari berbagai wilayah diluar Provinsi Jambi. Kata Kunci: Museum, Wahana Interaksi Budaya, Covid-19Abstrak: The Covid 19 pandemic has changed the order of normal life into a new normal. Various activities in the life sector ranging from wearing masks, washing hands, remote regulations make the Siginjei Museum revitalize its activities in service to the community from normal to new normal. This research aims to know the revitalization of the Siginjei Museum as a wagon of cultural interaction in the covid-19 pandemic. The method uses historical method. There are four steps to historical methode heuristi, source criticism. Interpretation, historiography. The resource used is a primary source that comes from books, journals, news and interview related to the title. Studies have shown that the Siginjei Museum transfers conventional services to digital services such as facebook, instagram, youtube and other services. The siginjei museum also re-catalogued and re-registration collections consisting of falling Numbers, broken (air effects) and also a collection of references. Various collections that have been inventoried and entered in the database. Furthermore, services are carried out via virtual, so that people can enjoy various collections of the Siginjei museum as a form of local Jambi cultural products. Revitalizing the use of museums through the digitalization era, becomes a vehicle for cultural interaction. Through digitization, it does not only reach visitors who are in the local area but also from the region.Keywords: Museum, Wagon of Cultural Interaction, Covid-19 


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 60-69
Author(s):  
Ahmad Alim Wijaya ◽  
Syarifuddin Syarifuddin ◽  
Aulia Novemy Dhita

Abstrak: Keberagaman kebudayaan yang dimiliki masyarakat daerah dapat dilihat dari rumah adat yang dimiliki oleh masyarakat seperti rumah adat Kajang lako di Jambi. Rumah adat ini memiliki arsitektur unik sebagai kearifan lokal di Provinsi Jambi. Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai nilai-nilai kearifan lokal rumah adat Kajang lako. Tujuan penelitian untuk menguraikan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat pada rumah adat Kajang lako di Jambi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif naratif yang bertujuan untuk mengetahui tentang fakta-fakta yang ada yang diproses dengan ditelaah secara faktual, akurat, dan sistematis. Dalam proses teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain termasuk sebagai kekayaan lokal dan bagian dari cerminan multikultural, kajang lako memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang tepat untuk diterapkan yaitu nilai historis, religius, kekeluargaan, gotong royong dan kerjasamaKata kunci: Rumah Adat, Kajang lako, Kearifan Lokal Abstract:  The cultural diversity possessed by local communities can be seen from the traditional houses owned by the community such as the Kajang Lako traditional house in Jambi. This traditional house has a unique architecture as local wisdom in Jambi Province. The problems studied in this study are the values of local wisdom of the Kajang Lako traditional house. The research objective was to describe the values of local wisdom found in the Kajang Lako traditional house in Jambi. The research method used in this research is descriptive narrative research method which aims to find out about the existing facts which are processed by being reviewed factually, accurately, and systematically. In the process of data collection techniques, researchers used literature study techniques. The results show that apart from being included as a local wealth and part of a multicultural reflection, kajang lako has the appropriate local wisdom values to be applied, namely historical, religious, kinship, mutual cooperation and cooperation..Keywords : Custom House, Kajang lako, Local Wisdom


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document