Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

11
(FIVE YEARS 11)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Teologi Simpson

2722-8630

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 127
Author(s):  
Thomas Onggo Sumaryanto ◽  
Hariawan Adji

This research departs from the phenomenon of live streaming mass due to the Covid-19 pandemic. Face-to-face mass activities were eliminated and replaced by using live streaming media. The focus of this research is to see how the value of the communion of people in the Eucharist can be maintained in cyberspace. Researchers used qualitative research methods with a theological reflection approach based on the thoughts of Antonio Spadaro and Anthony Le Duc about cyber theology. The novelty of this research is a theological reflection from the perspective of the teachings of the Catholic Church. The results showed that the people were helped to maintain the value of the Eucharistic communion in the midst of a pandemic. Cyberspace is a forum to strengthen relationships between believers emotionally and spiritually. However, it must be emphasized that cyberspace is only a supplement. This space is needed according to the portion and remains actualized in a real and direct relationship. Research data shows that people feel that they are not enough with live streaming mass. The church needs to help people to reflect more deeply on the relationship between God and humans in cyberspace. Therefore the Church has a tough task after the pandemic ends. AbstrakPenelitian ini berangkat dari fenomen misa live streaming akibat pandemik Covid-19. Kegiatan misa secara tatap muka ditiadakan dan diganti dengan memanfaatkan media live streaming. Fokus penelitian ini melihat bagaimana nilai persekutuan umat di dalam Ekaristi bisa dipertahankan dalam cyberspace. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan refleksi teologis berdasarkan pemikiran Antonio Spadaro dan Anthony Le Duc tentang cybertheology. Kebaruan penelitian ini adalah refleksi teologis dengan sudut pandang ajaran Gereja Katolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umat dibantu untuk mempertahankan nilai persekutuan Ekaristi di tengah pandemi. Cyberspace menjadi wadah untuk menguatkan relasi antarumat secara emosional dan spiritual. Namun yang harus ditekankan adalah cyberspace hanya suplemen. Ruang ini dibutuhkan sesuai porsinya dan tetap diaktualisasikan dalam relasi nyata dan langsung. Data penelitian menunjukkan umat merasa tidak cukup dengan misa live streaming. Gereja perlu membantu umat untuk merefleksikan lebih mendalam lagi relasi Tuhan dan manusia di dalam cyberspace. Oleh sebab itu Gereja mempunyai tugas berat setelah pandemi berakhir. 


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Felony Prista Oktamala ◽  
Asnath Niwa Natar

In this paper, the authors will conduct a critical analysis of the culture of secret violence especifically against women in the K-pop media industry. Every year there are sad cases behind the success of large companies that have succeeded in bringing someone to the world stage. Some of the sad cases lead to the death of the idol by suicide. This issue ist important and has taken a lot of public attention. In the perspective of young people, Idols are those who have an ideal body, handsome, beautiful voice, fashionable, have famous band, popular, charming stage performances, have interesting photos and videos that express their feelings and euphoria, and is in caring of a large agency. But in the reality, there were some  of idols that have ended their life (suicide). One of the strong reasons is because they are depressed. Furthermore, the authors will analyse the problem from theological perspective, where women are also created by God in His image, who are intelligent and equal to men. So they can’t be made objects of violence. AbstrakDalam paper ini penulis akan melakukan analisa kritis terhadap suatu budaya kekerasan terselubung khususnya terhadap perempuan dalam industri media K-pop. Setiap tahun selalu ada kasus yang memprihatinkan di balik kesuksesan perusahaan-perusahaan besar yang berhasil membesarkan nama seseorang sampai pada kancah dunia. Kasus-kasus yang memprihatinkan tersebut mayoritas berujung pada kematian seorang idola karena bunuh diri. Persoalan ini menjadi penting dan menyita banyak perhatian publik. Tentunya, yang disebut idola oleh anak-anak muda itu adalah mereka yang memiliki tubuh yang ideal, rupawan, suara yang indah, fashionable, grup band yang terkenal, lagu-lagu yang hits, penampilan panggung yang mempesona, foto-foto dan video yang menggugah perasaan dan euforia, serta berada dalam naungan agensi yang besar. Namun tidak disangka-sangka, para idola tersebut tidak sedikit yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Salah satu alasan yang kuat adalah karena mereka mengalami depresi. Lebih jauh, penulis akan menganalisa persoalan tersebut dari perspektif teologis, di mana sejatinya perempuan juga diciptakan Allah segambar dan serupa dengan Dia, berakal budi, setara dengan laki-laki, dan tidak layak untuk menjadi obyek kekerasan.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 94
Author(s):  
David Alexander Paksoal

Culture is the ecosystem in which an indivdiual live and interact with its society. This ecosystem shapes the how individiual and community think, feel and behave. Ministry is one of the areas in life that is affected by culture. This paper will explain about the concept of culture and more specifically the honor shame culture. The purpose of this research is to know the influence of honor shame culutre in the ministry of Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Rehobot Taman Wisma Asri Bekasi. This research will be using ethnography approach. Theoritical findings through literature study will be evaluated and descriptively explained according to the findings acquired in the field using observation and interview. According to this research, the conclusion is that the ministry of Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Rehobot Taman Wisma Asri Bekasi is influenced by the honor shame culture.Budaya merupakan suatu ekosistem di mana individu tinggal dan berinteraksi dengan lingkungan. Ekosistem ini memembentuk cara berpikir, bersikap dan berperilaku pribadi dan juga komunitas. Pelayanan merupakan salah satu bidang kehidupan yang juga terpengaruh dalam budaya. Untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas mengenai konsep budaya secara umum dan secara khusus budaya honor shame. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari budaya honor shame dalam pelayanan di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Rehobot Taman Wisma Asri Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ethnography. Temuan teoritis berdasarkan studi kepustakaan akan dibandingkan dan dijelaskan secara deskriptif lewat temuan di lapangan yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pelayanan dalam Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Rehobot Taman Wisma Asri Bekasi, dipengaruhi oleh budaya honor shame.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Ijen Ijen ◽  
Polyongkico Polyongkico

This scientific work was written by discussing several things as follows: Analysis of Philip's ministry in a contextual theology concept in Acts 8: 4-25, which explains the ministry carried out by Philip in the city of Samaria, Philip is known as a preacher of the gospel, when he succeeded in preaching the gospel in Samaria. In Samaria Philip had to face a sorcerer named Simon, the Samaritans and Philip had to give real teaching in order to be influential and reliable. In this paper the author uses a qualitative method with a literature study approach. Based on the analysis of Philip's ministry, a contextual theological study based on Acts 8: 4-25, the authors found that there were four teachings from Philip's ministry in Samaria, namely giving correct teaching, convincing with miracles, winning people who were influential, not compromising on sin. , and baptize with the Holy Spirit.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Nimrot Doke Para ◽  
Ezra Tari ◽  
Welfrid F. Ruku

Tulisan  ini mengungkapkan pelayanan diakonia gereja. Berangkat dari kegelisahan penulis mengenai kemiskinan di Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Timur. Penulis memokuskan di wilayah pelayanan jemaat Ora Et Labora Oesapa. Pendekatan yang dipakai penulis ada kualitatif deskriptif. Berdasarkan penelitian, penulis menemukan, Pertama, diakonia masih berfokus pada karitatif belum mengembangkan transformatis secara maksimal.  Kedua, diakonia belum efektif karena belum menyentuh kebutuhan jemaat secara kontekstual. Ketiga, pelayan diakonia belum menemukan dengan baik cara mengatasi kemiskinan


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Yohanes Andi ◽  
Oktavina Tola ◽  
Yabes Doma ◽  
I Ketut Gede Suparta

Cross-cultural mission strategy based on 1 Corinthians 9: 19-23. There are several main problems, one of which is that 1 Corinthians 9: 19-23 has been studied by several researchers and interpreters, but they look at it from another side. And also in the service really needs a strategy especially in carrying out cross-cultural services. By using a qualitative method with literature study approach and using the Hermeneutic Bible method. To find the results of the cross-cultural mission strategy carried out by Paul. Based on the analysis of the text of 1 Corinthians 9: 19-23, the author found three mission strategies in cross-cultural namely not exclusive, not selfish and does not discriminate against people based on background or social status.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Rama Tulus Pilakoannu

Women today have advanced and developed in showing their existence in various lines of life. But on the other hand there are still many women who experience injustice. One aspect that causes this injus-tice is the patriaki culture system. Because it is necessary to explore various aspects of community life to show the real existence of women. Kaharingan religious ritual among the Dayak Maanyan com-munity is one phenomenon that deserves to be explored in relation to the existence of women in these rituals. Therefore it is necessary to question how women are in rituals. From there then this paper aims to identify the rituals in which there is a figure of a woman who plays an important role. The study was conducted with library research. Based on the data obtained shows that women are very important even the highest position in the ritual which in this case looks at the figure of Wadian. Wadian plays a role not only in relations with humans, but more than that in relationships with the divine. AbstrakKaum perempuan saat ini telah maju dan berkembang dalam menunjukkan eksistensinya di berbagai lini kehidupan. Namun pada sisi lain masih banyak juga kaum perempuan yang mengalami ketidak adilan. Salah satu aspek yang menyebabkan ketidakadilan itu adalah sistem budaya patriaki. Karena itu perlu mengeksplorasi berbagai sisi kehidupan masyarakat untuk menunjukkan eksistensi perem puan yang sesungguhnya. Ritual agama Kaharingan di kalangan masyarakat Dayak Maanyan salah satu fenomena yang patut untuk dieksplorasi terkait keberadaan perempuan dalam ritual-ritual tersebut. Karena itu perlu untuk mempertanyakan bagaimana keberadaan perempuan dalam ritual-ritual. Dari situ kemudian tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ritual-ritual yang didalamnya terdapat sosok perempuan yang memegang peranan penting. Penelitian dilakukan dengan penelitian pustaka. Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa perempuan berkedudukan sangat penting bahkan tertinggi dalam ritual yang dalam hal ini tampak pada sosok Wadian. Wadian berperan tidak hanya dalam hubungan dengan manusia, namun lebih daripada itu dalam hubungan dengan ilahi.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Selvester Melanton Tacoy

Urban community service is a service that must be done by the church. City context services require a contextual service approach, therefore the authors conducted a literature analysis to present an idea of the service of the city context. In serving the city context, the church must begin by equipping the congregation to witness, because the church has a role in a pluralistic society. Because of the complexity of services in the city, we need a counseling center that can help individuals who are vulnerable to mental-psychological disorders. Because poverty is a problem in the city, the church needs to be present by carrying out social actions in an effort to present God's love to others. Educational institutions also play an important role in alleviating poverty in cities, therefore educational institutions need to answer this need. The condition of the city community who keeps trying to interact and build friendships can be facilitated by creating sports groups.  AbstrakPelayanan masyarkaat perkotaan adalah sebuah pelayanan yang harus dilakukan oleh gereja. Pelayanan konteks kota memerlukan pendekatan pelayanan yang kontekstual, oleh sebab itu penulis melakukan analisis pustaka untuk menyajikan sebuah gagasan pelayanan konkteks kota. Dalam pelayanan konteks kota, gereja harus memulainya dengan memperlengkapi jemaat untuk bersaksi,  sebab jemaat memiliki peran dalam masyarakat yang majemuk. Karena kompleksitas pelayanan di kota maka dibutuhkan sebuah pusat konseling yang dapat membantu individu yang rentan terhadap gangguan mental-psikologis. Karena kondisi kemisikinan menjadi masalah di kota maka gereja perlu hadir dengan melakukan aksi Sosial sebagai upaya menghadirkan kasih Allah pada sesama. Lembaga pendidikan juga berperan penting dalam mengentaskan kemiskinan di kota, oleh sebab itu perlu lembaga pendidikan yang menjawab kebutuhan ini. Kondisi masyarakat kota yang terus berusaha berinteraksi dan membangun persahabatan dapat difasilitasi dengan membuat grup olah raga.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Sundoro Tanuwidjaja ◽  
Samuel Udau

Culture is created by God, as it is the essence of Christian faith, in order to reflects His values and glory. Culture can not be separated from the existence of God relate to its origin, process and ultimate objective. However, culture is never be able separated from humanity's oldest struggle, sin. The existence of sin also takes part in various area in the development of human culture, there for brings those who insult and assume that God is not the highest and must be glorified, even rejecting the existence of God. The teachings of the Christian faith explain the concept of redemption which finally enables the culture to recognize the existence of God as the highest being, and to reveal His glory. This paper expresses various Christian struggles in addressing the existence and development of human culture from the perspective of the Christian faith, and returning it to God's original position and purpose for humans. Kebudayaan berasal dari Allah dijalankan sesuai tata nilai dari Allah dan dan harus kembali kepada Allah, itulah esensi iman Kristen. Budaya tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Allah, baik asal mulanya, prosesnya hingga kepada tujuan akhirnya. Walau demikian, kebudayaan tidak terlepas dari pergumulan tertua manusia, yaitu dosa. Keberadaan dosa juga mengambil andil dalam perkembangan kebudayaan manusia ke berbagai bidang, sehingga ada yang melecehkan dan mengganggap bahwa Allah bukanlah yang tertinggi dan harus dimuliakan, bahkan menolak keberadaan Allah. Ajaran iman Kristen memaparkan konsep penebusa yang akhirnya memampukan kebudayaan itu mengakui keberadaan Allah sebagai Pribadi yang tertinggi, dan menyatakan kemuliaan-Nya. Tulisan ini mengungkapkan berbagai pergumulan orang Kristen dalam menyikapi keberadaan maupun perkembangan kebudayaan manusia dari sudut pandang iman Kristen, dan mengembalikannya pada posisi maupun tujuan awal Allah bagi manusia.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Martina Novalina
Keyword(s):  

Radikalisme bukanlah sebuah istilah baru yang ada dalam kehidupan bangsa ini. Di tengah tantangan tersebut, peran spiritualitas seseorang akan sangat membantu bangsa ini, begitu juga dari kalangan spiritualitas orang Kristen; bagaimana orang Kristen bisa menghadirkan Kerajaan Allah di tengah tantangan tersebut. Pembahasan dalam artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik penulisan penelitian yang digunakan adalah literature review atau studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spiritualitas orang kristen yang dihadirkan dalam masyarakat harus bisa memberikan keteduhan bagi masyarakat plural di Indonesia, bukan justru menimbulkan kegaduhan. Sikap radikal orang Kristen dalam menjalankan imannya tidak harus diwujudkan melalui demonstrasi ekstrim tetapi tindakan radikal orang kristen haruslah mampu membawa orang Kristen menjadi saksi dan membawa damai, keadilan dan kasih bagi sesamanya; menunjukkan kepedulian terhadap sesama dan masyarakat. Spiritualitas orang kristen pun harus menjamah bidang pendidikan, dan pembinaan emosi. Semua hal tersebut di atas memungkinkan untuk dilakukan dalam bangsa ini dan menghadirkan Kerajaan Allah di tengah tantangan radikalisme.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document