Jurnal Infrastruktur
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

52
(FIVE YEARS 51)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Pancasila

2540-9212, 2476-9339

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 157-165
Author(s):  
Shanti Wahyuni Megasari ◽  
Gusneli Yanti ◽  
Zainuri

Renovasi pada bangunan struktur dengan penambahan tingkat pada bangunan dan terjadinya perubahan fungsi lantai existing serta perkuatan yang dilaksanakan pada kolom exsisting dapat menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas struktur bangunan secara keseluruhan. Selain itu pemanfaatan kolom pipih dengan dimensi kolom yang dibuat sama rata dengan dinding akan lebih baik dari segi estetika, namun kolom tersebut harus tetap mampu memikul beban yang bekerja. Sehingga diperlukan penelitian kapasitas struktur kolom pipih pada Perumahan Villa Anggrek. Perancangan dan analisa struktur bangunan beton bertulang dengan bantuan program ETABS v16.2.0, SAFE 16.0.1 serta SPcolumn v.6.0 dan kemudian dikontrol secara manual berdasarkan SNI 03-2847-2013. Dalam pelaksanaan dilakukan 2 (dua) perhitungan yaitu pada elemen struktur existing dan pada struktur rencana. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kapasitas struktur existing dan rencana yang menggunakan struktur kolom pipih beton bertulang  pada perumahan Villa Anggrek Kota Pekanbaru aman untuk menerima kombinasi beban sesuai SNI 2847-2013. Serta pemanfaatan kolom pipih dengan dimensi kolom dibuat rata sama dinding sehingga akan lebih baik di pandang dari segi estetika namun tetap mampu memikul beban yang bekerja.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 151-156
Author(s):  
Widya Apriani ◽  
Reni Suryanita ◽  
Fadrizal Lubis

The behavior of the arch bridge structure has its own peculiarities in distributing loading. The curved shape of the structure allows the structure's own weight to be transferred to the foundation as the normal compressive force without bending. the load is transferred through the semicircular structure to the abutments on either side. The curved (semicircular) design will naturally shift the load received by the floor of the bridge vehicle towards the abutment which keeps both sides of the bridge from moving sideways. Earthquake is a dominant horizontal cyclic loading of a structure. The performance of bridge structures due to the effects of earthquake loading is an important aspect that needs to be taken into account in designing and evaluating the bridge structure. The method used in this study is time history analysis. This article aims to evaluate the performance of arch bridge structures due to earthquake loads by using time-history analysis method. The results of the structure performance show that. The performance of the bridge due to the loading of the Loma prieta earthquake is generated from the period scale that has been analyzed with the 10 second period of the first earthquake for each result. Based on the results of Midas analysis, the strongest location where the damage occurs is in the middle of the bridge road. At the coordinates of 19 the largest displacement is at joint 268 of 1.177169 mm and for U2 of 0.0194 mm and U3 of 31.763771 mm.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 77-89
Author(s):  
Maulana Iqbal ◽  
Anton Soekiman

Permasalahan konstruksi jalan di atas tanah bermasalah (problematic soil) tanpa adanya perbaikan  tanah (soil improvement) maupun perkuatan tanah (soil reinforcement), pada umumnya akan mengakibatkan instabilitas timbunan dan penurunan tanah dasar. Tidak sedikit jaringan jalan di atas tanah dasar bermasalah di beberapa area di Indonesia mengalami penurunan tingkat pelayanan yang drastis sebelum umur rencana. Kurangnya pemahaman karakteristik tanah dasar menyebabkan pemilihan metode konstruksi tidak efektif dan efisien. Kecenderungan pemilihan metode yang digunakan masih didasari ketersediaan pagu anggaran. Pemilihan metode konstruksi jalan di atas tanah dasar bermasalah dengan analisis Case-Based Reasoning (CBR), dapat menghemat waktu dalam pengambilan keputusan berdasarkan keahlian pakar, sehingga risiko ketidakakuratan pemilihan metode berakibat pada keputusan penanganan yang kurang tepat dapat diminimalisir. Berdasarkan hasil analisis dengan mengambil studi kasus tol Pemalang – Batang pada kedalaman tanah bermasalah antara 10 sampai dengan 20 meter dan menggunakan analisis CBR, didapatkan  gejala kecocokan (similarity) sebesar 97,74% pada metode Prefabricated Vertical Drain (PVD) yang dikombinasikan dengan metode pembebanan dengan vakum (vacuum preloading) dan Prefabricated Horizontal Drain (PHD).


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 141-149
Author(s):  
Fadli Kurnia ◽  
Resti Nur Arini ◽  
Dwi Ariyani ◽  
Soni

Outrigger structural systems are quite effective using the lateral loads on tall buildings, one of the main benefits of utilization outrigger is that it can reduce deformation and the danger of inter-story drift caused by lateral loads acting on the building. In this case, wind loads will be viewed as a lateral load because the wind load acting on tall buildings can also cause deformation of the building. The implementation of the outrigger system is viewed from different positions to see the deformation that occurs and the placement of the maximum location. The results of the analysis of wind loads reviewed on these buildings have proven that the use of outriggers in buildings can reduce displacement by 19.58%, and inter-storey drifts by 13.24%, which is applied in a position of ½ of the building height. The optimum location of the outrigger installation can also be determined by calculating the analysis of the maximum deflection that occurs on the 40th floor.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 91-103
Author(s):  
Nanda Cahyani Putri ◽  
Loveani Yastika Putri

Sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, infrastruktur menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang bertujuan untuk pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. Pembangunan infrastruktur memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit sedangkan anggaran pemerintah sangat terbatas. Hal ini menjadi salah satu kendala pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, untuk melakukan pembangunan infrastruktur secara merata. Pemerintah perlu mengembangkan gagasan/inovasi pembiayaan melalui instrumen rencana pembangunan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan finansial dalam meningkatkan pelayanan infrastruktur. Salah satunya adalah dengan menerapkan skema pembiayaan non-anggaran pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peluang skema pembiayaan infrastruktur non-anggaran pemerintah yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode skoring berdasarkan kriteria yang disusun melalui kajian literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pemangku kepentingan yang relevan. Berdasarkan hasil analisis, diketahui empat skema yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia, antara lain konsolidasi lahan, pinjaman daerah, obligasi, dan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 115-127
Author(s):  
Jessica Paulina Purba ◽  
Christina Sari ◽  
Dewi Rintawati
Keyword(s):  

Stasiun Grogol merupakan Stasiun KRL Commuter Line yang terletak di Jalan Prof. Dr. Latumenten, Jelambar, Jakarta Barat. Stasiun ini termasuk ke dalam stasiun kelas kecil dan baru diaktifkan pada bulan Juni 2015, namun peningkatan jumlah penumpang terjadi setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa Stasiun Grogol memiliki potensi untuk lebih dikembangkan, didukung dengan lokasi yang strategis sehingga banyak penumpang yang menggunakan KRL Commuter Line di stasiun ini. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan dan fasilitas di Stasiun Grogol, dan menganalisis tingkat kepuasan penumpang terhadap pelayanan dan fasilitas yang telah diberikan. Penelitian ini dilakukan dengan observasi secara langsung untuk mengevaluasi kinerja pelayanan dan fasilitas di Stasiun Grogol yang akan dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimum pada PM 63 Tahun 2019. Selain itu dilakukan penyebaran kuesioner untuk menganalisis tingkat kepuasan penumpang terhadap pelayanan dan fasilitas yang telah diberikan. Hasil dari kuesioner akan melalui uji validitas dan uji reliabilitas, kemudian diolah menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil evaluasi, Stasiun Grogol telah memenuhi 78,72% tolok ukur yang terdapat pada PM 63 Tahun 2019. Dari hasil analisis tingkat kepuasan penumpang diperoleh nilai rata-rata tingkat kesesuaian yang masih di bawah 100%, yaitu 77,07%. Artinya secara keseluruhan kinerja pelayanan dan fasilitas di Stasiun Grogol masih belum sesuai dengan yang diharapkan, sehingga belum memenuhi kepuasan penumpang. Hal ini dapat dilihat dari posisi atribut yang masih berada di kuadran A dan kuadran C yang memerlukan penanganan untuk ditingkatkan lagi kinerjanya.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129-139
Author(s):  
Brenda Fonataba ◽  
Prima Jiwa Osly ◽  
Irfan Ihsani

The Land is a natural resource that has limitations to accommodate human activities in land use. Utilization of land for residential land, regional development or, other land uses sometimes creates many environmental problems such as degradation of land quality and disturbance of natural balance. The increasing need for and competition in land use for regional development in Manokwari Regency requires careful thought in making decisions about the most beneficial use of limited land resources. Land Capability Classification is directed to determine the potential of land for broad land use based on suitable methods of use. The research variables used are nine Land Capability Units (LCU), namely LCU Morphology, LCU Slope Stability, LCU for Foundation Stability, LCU Water Availability, LCU Ease of Doing, LCU Against Erosion, LCU for Waste Disposal, LCU for Drainage and LCU for Natural Disasters. All LCU are analyzed using input in the form of factors limiting land capability consisting of maps of elevation, slope, soil type, rainfall, watershed, geology, natural disasters, and land use. The analysis produces an output in the form of a land capability classification map from the results of the digital spatial analysis process using a Geographical Information System (GIS).


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ibnu Jamil Khairi ◽  
L. Oksri-Nelfia ◽  
Bambang Endro Yuwono ◽  
Pratama Haditua Reyner Siregar

Beton Geopolimer merupakan beton yang menggunakan material anorganik produk sampingan hasil limbah padat industri yang disintesis melalui proses polimerisasi seperti fly ash, terak besi, terak nikel, dan material lainnya yang mengandung unsur Alumunium (Al) dan Silika (Si) yang tinggi.  Produksi 1 ton semen Portland menghasilkan emisi gas CO2 sebesar 1 ton ke atmosfer sehingga dapat membahayakan lingkungan seperti pemanasan global. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk menunjukan bagaimana karakteristik mekanik pada beton geopolimer dalam penggunaan 100% produk sampingan limbah industri (ferrous dan non-ferrous) sebagai pengganti semen Portland sepenuhnya pada beton konvensional, serta meninjau dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat penggunaan limbah tersebut dengan menggunakan analisis TCLP. Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) merupakan prosedur untuk mengetahui kadar logam berat pada produk sampingan limbah industri (ferrous dan non-ferrous) yang dapat larut dan dapat mencemari lingkungan. Studi pustaka yang membahas material anorganik mengenai beton geopolimer secara holistik masih sedikit.  Beberapa faktor yang dapat memengaruhi karakteristik mekanik beton geopolimer antara lain proporsi campuran, penggunaan admixture, pemilihan material anorganik, metode perawatan dan durasi perawatan, dan rasio larutan alkali sebagai aktivator. Proporsi campuran yang tepat dapat menghasilkan workability yang baik, kuat tekan, dan kuat tarik belah yang tinggi. Metode dan durasi perawatan dengan pemanasan (oven curing) mampu menghasilkan kekuatan mekanik yang lebih besar dibanding dengan metode perawatan suhu ruangan. Studi literatur ini diharapkan dapat memberikan pedoman dalam pengembangan beton geopolimer kedepannya bagi para peneliti dan industri.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 15-24
Author(s):  
Moh. Sanjiva Refi Hasibuan ◽  
Ray March Syahadat ◽  
Lasmaria Sidabutar

Taman Maju Bersama (TMB) merupakan program pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan menggunakan pendekatan perencanaan yang berbasis masyarakat (bottom-up). Proses perencanaan dan perancangan TMB Haji Saibun di Jakarta Selatan ini melalui beberapa tahapan mulai dari kegiatan survei lapangan (site survey), Focus Group Discussion (FGD), analisis tapak, penyusunan program dan konsep, dan proses perancangan. Kegiatan FGD dilakukan dalam 3 tahap, yaitu pertama pada tahap awal perencanaan guna menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat terhadap taman, kedua guna mendapatkan masukan dari masyarakat terhadap hasil desain taman yang telah dibuat, dan ketiga untuk mensosialisasikan hasil desain akhir taman yang akan dilaksanakan nantinya. Desain TMB Haji Saibun menerapkan konsep umum Taman Betawi (Betawi Park) untuk mengangkat karakter lokal kawasan dan konsep khusus yaitu desain taman untuk berbagai tingkatan usia. Ruang-ruang taman dibagi menjadi 4 ruang utama yang akan mengakomodasi kebutuhan masyarakat dari usia anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua atau lansia.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 59-67
Author(s):  
Meassa Monikha Sari ◽  
Tb. Sofwan Hadi ◽  
Aldiansyah

Pada tahapan pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi sering muncul masalah dan kendala yang berasal dari berbagai faktor sehingga tidak jarang pelaksanaan proyek konstruksi tidak hanya terlambat penyelesaiannya tetapi juga mengalami kerugian yang amat besar atau mengalami pembengkakan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab pembengkakan yang berpengaruh pada biaya akhir proyek konstruksi gedung, serta untuk mengetahui bagaimana hubungan dan besar pengaruh faktor tersebut terhadap biaya akhir. Pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan penyebaran kuesioner kepada para tenaga kerja di 4 proyek konstruksi gedung di Tangerang, Banten. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 23. Berdasarkan hasil pengolahan data didapat urutan faktor-faktor yang menjadi penyebab pembengkakan di antaranya: a. Cuaca buruk yang mempengaruhi turunnya produktivitas pekerja; b. Informasi gambar proyek yang tersedia tidak lengkap/kurang dan Banyak hasil pekerjaan yang harus diulang karena cacat/salah (mutu jelek); c. Sering terjadi penundaan pekerjaan dan Terjadi gempa bumi, longsor dan kebakaran hutan sehingga proyek terhenti sementara; d. Informasi lingkup pekerjaan tidak lengkap; e. ketidaktepatan estimasi dan Sering terjadi perubahan lingkup pekerjaan/pelaksanaan. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara faktor-faktor penyebab pembengkakan biaya terhadap biaya akhir dengan nilai korelasi pearson 0,813 serta didapat besar pengaruh sebesar 65,3% dari faktor penyebab pembengkakan terhadap biaya akhir proyek.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document