JURNAL KONVERSI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

2549-6840, 2252-7311

2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Agustinus Denny Unggul Raharjo ◽  
Nur Prasetyo Ponco Nugroho ◽  
Hastowo Resesiyanto

ABSTRAKKabupaten Manokwari Selatan merupakan daerah otonomi baru di Provinsi Papua Barat dengan potensi sumberdaya alam besar. Sebagai daerah pemekaran baru, kedepan akan mengalami pertambahan penduduk yang signifikan. Pertambahan penduduk bersama dengan pembangunan dan modernisasi akan membawa beban pada kebutuhan listrik, sebagai alternatif pemenuhan listrik dapat dengan cara memanfaatkan sumberdaya panasbumi yang terdapat di Kampung Demini, Distrik Momiwaren. Penelitian bertujuan mengetahui potensi sumberdaya panasbumi di Kampung Demini dengan menggunakan metode geothermometer untuk perkiraan suhu reservoir panasbumi berdasarkan kandungan SiO2, Na, dan K. Berdasarkan hasil penelitian, walaupun berjenis suhu rendah, mata air panas Demini dapat dikembangkan menjadi pembangkit listrik siklus binari. Kata kunci: Panasbumi, Siklus Binari, Kabupaten Manokwari Selatan ABSTRACTSouth Manokwari Regency is a new autonomous region in West Papua Province with abundant natural resources. As new autonomous region the regency will experienced significant population growth. Population growth along with development and modernization will give burden to electricity demand. Alternatively, electricity could be acquired with geothermal resources in Demini vilage, Momiwaren District. The research aims to reveals the geothermal resources potent in Demini vilage using geothermometer method to predict the geothermal reservoir temperature. Based on survey the geothermal resources, altough lowenthalpy type, could be developed into binary cycle electric generator. Keywords: Geothermal, Binary Cycle, South Manokwari Regency


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Nufus Kanani ◽  
Wardalia Wardalia ◽  
Endarto Wardhono ◽  
Rusdi Rusdi

ABSTRAKPengemasan merupakan proses perlindungan suatu produk pangan yang bertujuan menjaga keawetan dan konsistensi mutu. Bahan pengemas dari plastik banyak digunakan dengan pertimbangan ekonomis, namun penggunaan material sintesis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. Salah satu alternatif untuk menangani permasalahan tersebut dengan menggunakan material ramah lingkungan (biodegradable) seperti edible film. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh temperatur pengeringan terhadap swelling dan tensile strength edible film hasil pemanfaatan pati limbah kulit singkong dengan penambahan ekstrak jahe merah. Penelitian ini diawali dengan tahap pembuatan ekstrak jahe merah dan pati dari limbah kulit singkong, setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan edible film dengan variasi penambahan ekstrak jahe merah (0.5-1.1% w/v) dan diberi plasticizer berupa gliserol (1% v/v). Selanjutnya dilakukan tahapan pembuatan dan pencetakkan edible film dan pengeringan pada temperatur ( 50;60;700C). Hasil yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisa swelling dan tensile strength. Hasil menunjukkan nilai swelling dan tensile strength tertinggi diperoleh pada pada penambahan ekstrak jahe merah 1.1% dan temperatur pengeringan 700C yaitu masing-masing 88.89 % dan 50,66 kg/cm2.Kata Kunci : Kemuluran, Kuat tarik, Lapisan edibel ABSTRACTPackaging is a protection food product to maintain the quality and durability of food. Plastic packaging is widely used for economic consideration, but it leads to environmental pollution. The alternative way to handle this problem is by using biodegradable material such as edible film. This study aims to examine the effect of dying temperature on the swelling and tensile strength of edible cassava peel starch film with the addition of red ginger extract. This research was started with the extraction of red ginger and cassava peel starch, followed by edible film making with variation of red ginger extract addition (0.5-1.1% w/v) and glycerol (1% v/v) as plasticizer. The next stages were production and molding of the edible film. The edible films were then dried at the temperature of (50;60;700C). Furthermore swelling and tensile strength analysis was conducted to the product of edible film. The results showed that the highest swelling and tensile strength values were obtained on the addition of red ginger extract of 1.1% and the drying temperature of 700C which were 88.89% and 50,664 kg / cm2 respectively.Keywords : Edible film, Swelling, Tensile strength


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Fiqih Azis Pangestu ◽  
Tri Yuni Hendrawati ◽  
Wiwik Handayani

ABSTRAKMinyak sawit merupakan minyak yang paling banyak diproduksi di Indonesia. Minyak sawit mempunyai dua jenis produk yaitu fraksi padat (Stearin) dan fraksi cair (Olein). Asam lemak pada minyak sawit dibedakan menjadi dua golongan yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Penelitian ini  bertujuan untuk memisahkan Tripalmitin dari fraksi padat minyak sawit melalui metode fraksinasi dengan pelarut organik. Variabel dalam penelitian ini menggunakan variasi rasio bahan baku / pelarut organik 1:10 (w/v) dan 1:12 (w/v) dengan suhu 2oC, 10oC, 20oC, 30oC, 40oC dan kecepatan pengadukan 300 rpm dan 500 rpm. Setelah itu sampel dianalisa dengan GC-MS untuk mengetahui kandungan asam palmitatnya dan didapatkan kandungan asam palmitat paling tinggi jika dimasukkan dalam rumus regresi sebagai berikut y = -0,0333x2 + 1,4518x + 67,617 dengan R² = 0,8431 dengan kandungan asam palmitat 84,91%. Kata kunci: Asam Palmitat, Fraksinasi, Pelarut Organik, Stearin ABSTRACTPalm oil is the most oil in Indonesia. Palm oil contains two types of products: solid fraction (Stearin) and liquid fraction (Olein). Fatty acids in palm oil are divided into two groups, namely saturated fatty acids and unsaturated fatty acids. This study aims to separate Tripalmitin from the hardness fraction of palm oil by fractionation method with organic solvent. The variables in this study used variation of organic / organic solvent ratio 1:10 (w / v) and 1:12 (w / v) with temperature 2oC, 10oC, 20oC, 30oC, 40oC and stirring speed 300 rpm and 500 rpm. After that the sample was analyzed with GC-MS to determine the content of palmitic acid and get the highest palmitic acid content if in the regression formula as follows y = -0.0333x2 + 1.4518x + 67,617 with R² = 0.8431 with the content of palmitic acid 84 , 91%. Keywords: Fractination, Organic Solvent, Palmitic Acid, Stearin


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Tri Ngudi Wiyatno ◽  
Putri Rizki Amalia ◽  
Devi Haryanti

ABSTRAKSalah satu proses yang tidak dapat dilewatkan untuk membuat genteng keramik adalah proses pembakaran. Proses pembakaran genteng keramik di PT XYZ menggunakan tunnel kiln dengan bahan bakar LNG. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi panas atau energi pada tunnel kiln dengan terlebih dahulu menghitung neraca massa masuk dan keluar serta menghitung neraca energi masuk dan keluar. Panas masuk meliputi panas hasil pembakaran bahan bakar LNG, panas sensibel bahan bakar LNG, panas kereta masuk, panas sensibel greentile. Sedangkan untuk panas keluar meliputi panas yang terbawa oleh panas sensibel genteng keramik, panas sensibel kereta kiln, panas penguapan air dan air kristal, panas hilang akibat udara pendingin, panas hasil reaksi pembakaran, panas akibat perpindahan panas, panas keluar untuk dryer dan panas keluar chimney tunnel kiln. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data-data pendukung diantaranya adalah volume gas LNG yang digunakan, komposisi material genteng, komposisi bagian dari tunnel kiln seperti kereta kiln, dan kapasitas panas untuk masing-masing komponen tersebut.Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukandidapatkan nilai yang seimbang antara panas masuk dan panas keluar yaitu 14.174.025 kkal/hari. Efisiensi bahan bakar LNG dihitung dengan perbandingan antara panas yang dihasilkan dari bahan bakar dengan kebutuhan panas yang digunakan untuk satu hari proses pembakaran genteng keramik. Berdasarkan perhitungan didapat efisiensi panas tunnel kiln sebesar 98,92%.Kata Kunci : Efisiensi, Genteng Keramik, Neraca Massa, Neraca Panas, Pembakaran.  ABSTRACTOne of the process that can’t be missed to make a ceramic tile is burning. PT XYZusing tunnel kiln with LNG fuel for burning process. The purpose of this research is to know how much heat efficiency of tunnel kiln with firstly calculated mass balance and heat balance at burning ceramics tile. Data for incoming heat are obtain from calculated of heat burning fuel, sensible heat of LNG, incoming heat from kiln car and sensible heat green tile. Data for outgoing heat are obtain from calculated of sensible heat ceramic tile, sensible heat kiln car, evaporation heat of water and water crystal, heat loss because cooling air, heat of burning, heat for dryer, heat for chimney fan, and heat loss because heat transfer. The method that we used for this research are Consumption of Volume LNG, composition material tile, composition part of tunnel kiln like kiln car and heat capacity for each component. Based on the data we can obtained heat balance in and out kiln amount14.174.025 kkal/day. And the LNG fuel efficiencyis calculated by comparison between the heat generated from the fuel and the heat requirement used for one dayceramic tile burning process. After the calculation we can obtained the efficiencyis 98,92%.Keywords: Efficiency, Ceramic Tile, Mass Balance, Heat Balance, Burning.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Shanti Pujilestari ◽  
Irnawati Agustin

ABSTRAKDaun teh hijau (Camellia sinensis) yang dibuat ekstrak mempunyai efek positif yaitu pada kandungan senyawa polifenolnya, tetapi teh hijau kurang disukai karena memiliki rasa pahit dan sepet. Salah satu cara agar teh hijau lebih disukai adalah melakukan diversifikasi produk menjadi permen keras. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu permen keras yang dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak teh hijau yang berbeda (0.5; 1; 1.5; 2 dan 2.5%). Metodologi dalam penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 5 (lima) taraf x 3 (tiga) ulangan. Pada penelitian ini, uji fisika kimia yang dilakukan pada sampel permen keras adalah kekerasan, total polipenol dan gula pereduksi. Uji organoleptik dilakukan pada mutu hedonik warna, aroma, rasa  dan tekstur serta uji rangking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  kekerasan, total polifenol, total gula pereduksi, mutu warna, aroma, rasa dan uji rangking permen keras sangat dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak teh hijau yang berbeda (α=0.01). Konsentrasi 0.5% ekstrak teh hijau adalah konsentrasi terpilih pada pembuatan permen keras dengan total polifenol 1.9%. Kadar gula pereduksi permen keras terpilih telah memenuhi persyaratan SNI 3547.1:2008 Permen keras. Kata kunci : ekstrak teh hijau, permen keras, polifenol, gula pereduksi ABSTRACTGreen tea leaves (Camellia sinensis) made extract has a positive effect on the content of polyphenol, but green tea is not preferred because it has a bitter taste. It makes the product diversification require green tea in increasing preferred into hard candy. The objective of this research was to research weather the quality of hard candy effected by   various concentrations of green tea extract (0.5; 1; 1.5; 2 dan 2.5%). The methodology in this research is experiment using Completely Randomized Design (CRD) of one factor with 5 (five) level x 3 (three) replications. In this research, the hard candy samples were analyzed for its chemical physics quality performed on hardness, total polyphenols and content of reducing sugars. Sensory test performed on hedonic quality (color, aroma, taste and texture) and rank test. The result shows hardness, total polyphenols, reducing sugar, color, odor, taste and rank score a significant effected by green tea extract in various concentration (α=0.01). The selected concentration of green tea extract is 0.5%, with total of 1.9% polyphenols on hard candy. Reducing sugar content of selective hard candy have fulfilled the SNI  3547.1:2008 hard candy.  Keywords : green tea extract, hard candy, polyphenol, sugar reduction 


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 89
Author(s):  
Suci Nurfazri Rismawati ◽  
Ismiyati Ismiyati

ABSTRAKPropolis telah dikenal dikalangan masyarakat sebagai obat,  dan makanan kesehatan. Propolis merupakan  zat  resin  yang  dikumpulkan  oleh  lebah  madu  (stingless  bee  dan  honey  bee)  dari berbagai tanaman yang memiliki  khasiat seperti antimikroba, antioksidan, induksi  apoptosis  dan anti kanker. Propolis adalah substansi resin keras, maka diperlukan adanya proses ekstraksi untuk mendapatkan propolis yang siap  dikonsumsi. Tujuan  penelitian  ini adalah  untuk menganalisa pengaruh variasi pH terhadap proses ekstraksi propolis dengan pelarut air dan karakterisasinya sebagai  zat antimikroba. Ekstraksi  dilakukan dengan teknik  maserasi, dengan perbandingan bubuk propolis dan pelarut adalah 2:8, dengan variasi pH 2,4,6,8 dan 10. Flavonoid diukur dengan metode kolorimetri kompleksasi aluminium – flavonoid. Aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus diukur dengan metode difusi disk dan pembentukan zona hambatan. Dari deret standar didapatkan hasil regresi sebesar 0,9995 dan kandungan flavonoid tertinggi didapatkan dengan menggunakan pelarut air pH 8 yaitu sebesar 62,6098 ppm. Aktifitas antibakteri dari propolis menunjukan hasil positif membentuk zona hambat pada pelarut air pH 8 yaitu sekitar 2,0 mm. Didapatkan persamaan persamaan garis linearnya yaitu y = 5,6029x - 4,2001 dengan nilai dengan R2 adalah 0,8289. Kadar flavonoid optimum ditunjukkan  pada ekstraksi pada pH 8 Kata kunci :aktivitas antimikroba, flavonoid, pH, propolis  ABSTRACTPropolis has been recognized among people as a medicine, and health food. Propolis is a resin substance collected by honey bee from various plants that have properties such as antimicrobials, antioxidants, apoptosis and anti-cancer. Propolis is a hard resin substance, it needs an extraction process to get propolis ready for consumption. The purpose of this study was to analyze the influence of pH variation on the extraction process of propolis with water solvent and its characterization as an antimicrobial agent. The extraction was done by maceration technique, with the ratio of propolis powder and solvent was 2: 8, with variation of pH 2,4,6,8 and 10. Flavonoids were measured by colorimetric complexation method of aluminum - flavonoids. Antimicrobial activity against Staphylococcus aureus was measured by the disk diffusion method and the formation of the inhibitory zone. From the standard series obtained regression of 0.9995 and the highest flavonoid content obtained by using water solvent pH 8 which is equal to 62.6098 ppm. Antibacterial activity of propolis showed positive result form resistor zone on water solvent pH 8 which is about 2.0 mm. The linear equation equation equation is y = 5,6029x - 4,2001 with with R2 is 0,8289. The optimum flavonoid content is indicated on the extraction at pH 8  Keywords: antimicrobial activity, flavonoids, pH, propolis


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Rahmawati Rahmawati ◽  
Iman Basriman

Zeagurt probiotik adalah nama pada produk yogurt yang dibuat dari sari jagung manis dan starter mikroba probiotik. Tujuan penelitian mempelajari proses pembuatan yoghurt dari sari jagung  dan pengaruh penambahan jenis starter probiotik terhadap mutu zeagurt probiotik yang dihasilkan. Starter yang digunakan adalah (1) kombinasi Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus (LB): Streptococcuss salivarius subsp. thermophillus (ST) = 1:1 (kontrol); (2) kombinasi LB:ST:Lactobacillus acidophlus (LA)= 1:1:1; (3) kombinasi LB:ST:Bifidobacterium bifidum (BB)=1:1:1; (4) LA; dan (5) BB. Hasil menunjukkan bahwa jagung dapat digunakan sebagai bahan baku yogurt (zeagurt) dengan perbandingan butiran jagung : air = 1:4 b/v dan jumlah starter 3% v/v. Jenis starter berbeda memengaruhi mutu fisik dan kimia secara nyata (α=0.05). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa jenis starter memengaruhi warna, aroma asam, dan penerimaan umum zeagurt probiotik, tetapi tidak memengaruhi kekentalan dan tingkat asam secara nyata (α=0.05) dengan tingkat penerimaan agak suka (skor 2.7 – 3.1). Skor tertinggi pada zeagurt ditambah LA:LB:ST. Hal ini sejalan dengan hasil uji rangking. Mutu  zeagurt  kombinasi LA:LB:ST : viskositas 306 cP, pH 3.72, TPT 6°brix, total asam tertitrasi 0.85%,  berwarna kuning (skor 3.7), aroma asam agak kuat (skor 3.4), kekentalan agak encer (skor 2.4), dan tingkat asam agak kuat (skor 2.8). Keunggulan lainnya: zeagurt mengandung jumlah bakteri asam laktat tinggi 2.80x109 koloni/ml dan mempunyai aktivitas anti mikroba yang baik. Pada awal penyimpanan (0 jam) zeagurt mengandung Salmonella dan E. coli, tetapi setelah disimpan selama 24 dan 48 jam kedua mikroba ini tidak dapat tumbuh.  Kata Kunci: starter probiotic, zeaghurt, anti mikroba


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Herliati Herliati
Keyword(s):  

Secara konvensional, epiklorohidrin (EPCH) dihasilkan dengan proses dehidroklorinasi alil klorida, dimana diperoleh dari klorinasi propilen pada suhu tinggi. Sangat disayangkan, metode ini memiliki kelemahan yaitu menghasilkan hasil samping klorin dalam jumlah besar, membutuhkan energi yang besar karena beroperasi pada suhu tinggi dan menggunakan bahan baku tak terbarukan yaitu propilena. Kajian ini, merupakan sebuah alternatif dimana menggunakan bahan baku gliserol limbah dari produksi biodiesel. Epiklorohidrin diperoleh dengan dehidroklorinasi 1,3-dichloropropanol (1,3-DCP) yang diperoleh dari hidroklorinasi gliserol dengan liquid hidrogen klorida 37%. Kajian kinetika pada reaksi dehidroklorinasi berlangsung pada kisaran suhu 50 to 80oC dan molar rasio 1:5 (sodium hidroksida berlebih) selama 10 menit. Hasil kinetika diperoleh orde reaksi adalah orde satu pseudo terhadap konsentrasi dikloropropanol. Energi aktivasi adalah 38.8 kJ/mol dan faktor pre-exponensial A adalah 1.62 x 107 det-1. Analisa kuantitatif  hasil reaksi dilakukan dengan GC-MS GC-MS (Gas Chromatography-MassSpectrometry). Kata Kunci:  epiklorohidrin, dikloropropanol, hidroklorinasi, Studi kinetika, asam muriatik


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Tita Diana Ningsih ◽  
Retno Farida ◽  
Ratri Ariatmi Nugrahani

Pelumas adalah bahan yang dipakai untuk melapisi permukaan sehingga tidak kontak langsung dengan permukaan lain yang bergerak relatif terhadap permukaan lain. Beberapa usaha telah dilakukan untuk meminimalkan pemakaian pelumas dari minyak bumi, karena terbatasnya ketersediaan, tidak terbarukan dan mempunyai kelemahan diantaranya tidak mampu didegradasi sehingga bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menurunkan konsumsi dan meningkatkan karakteristik minyak bumi adalah dengan mencampurkan antara base oil dari minyak mineral dengan minyak nabati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pencampuran minyak nabati pada base oil dari minyak mineral terhadap kestabilan oksidasi. Kestabilan oksidasi dikaji berdasarkan sifat fisik dan kimianya, yaitu Total Acid Number (TAN), Indek Viskositas (IV), dan Uji ketahanan terhadap korosi. Penelitian dilakukan dengan mencampurkan base oil minyak mineral dengan campuran minyak kelapa dan minyak dedak padi agar kualitasnya meningkat. Minyak nabati yang ditambahkan terhadap base oil minyak mineral pada penelitian ini adalah 0%, 5%, 10%, 15%, serta 20% (%v/v), pencampuran dilakukan selama 15 menit pada temperatur 600C sampai dengan 700C. Campuran minyak didiamkan selama 30 hari, selanjutnya diuji Total Acid Number, Indeks Viskositas, dan Pengurangan Berat Logam Kata Kunci: Base Oil, Minyak Nabati, Stabilitas Oksidasi


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Giyatmi Giyatmi ◽  
Desy Dwi Anggraini
Keyword(s):  

Indonesia sering kali dilanda bencana alam yang mengakibatkan terputusnya akses dan rusaknya infrastruktur sehingga masyarakat mengungsi keadaan darurat. Terputusnya akses korban terhadap sarana dan prasarana mengakibatkan kondisi tidak memungkinkan bagi para korban bencana mendapatkan pangan yang layak. Terputusnya jaringan ke lokasi bencana juga menjadi salah satu hal yang menambah kesulitan distribusi pangan terhadap korban bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyimpanan nasi kemasan terhadap nilai gizi dan parameter kimia (aktivitas air dan nilai pH). Nasi Uduk, Nasi Ulam, dan Nasi Kuning dikemas dalam bahan aluminium foil dan disterilkan pada 121oC selama 45 menit. Produk yang diamati pada 0, 2, 4, 6 dan 8 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga perlakuan dan lima kelompok. Terdapat pengaruh jenis nasi terhadap pH nasi kemasan selama penyimpanan, namun tidak berpengaruh terhadap aktivitas air selama penyimpanan. Semua berbagai jasi memenuhi standar IOM sebagai makanan darurat yang memenuhi kebutuhan energi. Kontribusi energi total hampir 500 kkal dan dianjurkan untuk mengkonsumsi produk ini setidaknya 3-4 kali per hari untuk memenuhi kebutuhan energi harian.  Kata Kunci : pangan darurat, pengemasan, Nasi Uduk, Nasi Ulam, Nasi Kuning  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document