PARAFRASE Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

60
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

2580-5886, 0854-6126

Author(s):  
Alfi Maulidiyah ◽  
Susie Chrismalia Garnida

Abstrak. Artikel ini membahas perubahan struktur frasa nomina bahasa Inggris (bahasa sumber) ke dalam bahasa Indonesia (bahasa target), terutama frasa nomina dengan derivasi nomina sebagai head, dan strategi yang dipakai dalam menerjemahkan frasa nomina ini. Studi ini mengadopsi strategi yang dipakai untuk memecahkan masalah dalam penerjemahan dan kemungkinan adanya perubahan struktur untuk menganalisis data teks akedemik, Principles of language Learning and Teaching, Fifth Edition (Brown, 2007) dan terjemahannya, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran, Edisi Kelima oleh Cholis dan Pareanom (2008). Studi kualitatif deskriptif melibatkan 11 data dan dua strategi, penerjemahan dengan penghapusan dan parafrasa dengan menggunakan kata yang terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa ke dua strategi tersebut mengubah struktur frasa nomina pada BS menjadi berbagai struktur pada BT. Perubahan ini melibatkan kenaikan (up-ranking) struktur bahasa sumber yang disebabkan oleh penggunaan strategi dalam menerjemahkan struktur pada bahasa target. Kata-kata Kunci: nonekuivalen, strategi penerjemahan, perubahan struktur, up-ranking Abstract. This article is about the change of the structures from English (source language) noun phrases into Indonesian (target language), specifically the noun phrases with derived nouns as the heads, and the strategies used in translating them. This study adopts the strategies that may be used to face the problems of translation and the possibility of structure changes to analyze the data selected from an academic text, Principles of Language Learning and Teaching, Fifth Edition (Brown, 2007), and its Indonesian version Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Edisi Kelima, translated by Cholis and Pareanom (2008). This qualitative descriptive study involves 11 data, and two strategies, translation by omission and paraphrase by using related word. The results show that the two strategies change the structures of noun phrases in SL to various structures in TL. The findings show that the change involves up-ranking of the source language structure due to the use of strategies in translating the structures in the target language. Key words: non-equivalence, translation strategies, structure change, up-ranking


Author(s):  
Safitri Hariani ◽  
Saiful Anwar Matondang

Sosiolinguistik memberikan pengetahuan tentang code switching (campur kode). Analisis teks novel untuk memahami penggunaan campur kode penutur dapat dilaksanakan untuk pengembangan ilmu sosiologi bahasa. Metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis temuan dan mengklasifikasikan pencampuran kode dari Novel Andre Herata Sang Pemimpi. Analisis data berfokus pada kalimat dan paragraf yang menunjukkan penggunaan pencampuran kode di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada satu jenis pencampuran kode yang ditemukan dalam novel Sang Pemimpi yaitu pencampuran kode luar (bahasa Indonesia dan Inggris) yang kemunculannya ada dalam bentuk kata, frasa, dan penyisipan klausa. Penggunaan dan jenis-jenis pencampuran kode yang ada dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata meyangkut pencampuran kode; pada pencampuran berbagai unit linguistik, seperti morfem, kata-kata, pengubah, frasa, klausa dan kalimat, terutama yang berasal dari dua sistem tata bahasa yang berpartisipasi dalam sebuah kalimat. Dapat disimpulkan narator menggunakan pencampuran kode dari Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, dan pencampuran kode luar dari Bahasa Inggris; punchbag, sprinter, fan, session, speaker, shock, slide dan Bahasa Arab. Abstract. Sociolinguistics gave knowledge of the switching codes. Text analysis of novels for understanding the interdiction of interpreting codes can be performed for the development of language sociology. The qualitative descriptive method of analyzing the find and classifying the code mixing of the novel Andre herata Sang pemimpi. Data analysis focuses on sentences and paragraphs that indicate the use of a code mixing in them. Studies have shown that one type of mixing code found in the Sang pemimpi novel is that it includes a mixture of outside codes (Indonesian and English) that appears in the form of words, phrases, and insertion of klausa. The use and kinds of coded blending in the book of Sang pemimpi Andrea hirata passes the mixing of codes; In the mixing of various linguistic units, such as morpheme, words, modifiers, phrases, clauses and sentences, especially those that come from the two grammatical systems that participate in a sentence. It could be inferred that the narrator used a code mixing from Indonesian, Malay, and a proprietary blend of English; punchbag, sprinter, fan, session, speaker, shock, slide dan Arabic.


Author(s):  
Rosita Setyadi ◽  
Rosyida Ekawati

Male and female often have their own language features that are also appear on the use of language in a movie. Lead male and female characters in A Star Is Born have their language features. This study is to discuss the language features in the movie and factors which underlie the occurrence of the language features. This is a qualitative study in which the data of this study are in the form of utterances produced by lead male and female characters in A Star Is Born movie. The data were collected by using a non-participant observation method and analyzed from the perspectives of Lakoff (1973) and Xia (2013) on language features, and Holmes (2013) on social factors. The result of the study shows that there are differences and similarities of lead male and female characters in using language. Both lead male and female characters use adjective feature to express their feeling and utilize swear word to show their emotion. Subsequently, in inviting each other, lead male character utilizes rising intonation, while lead female uses super polite form. Besides, in opening a show, the lead male character uses lexical hedges and fillers, while lead female applies super polite form. Nonetheless, the lead male character is inclined to use adverb and lexical hedges and filler in his utterance, while the lead female does not utilize those features. The occurrences of the language features in the lead characters are influenced by participants, setting, topic, and function.


Author(s):  
Dona Rahayu Sugiharti ◽  
Pariyanto Pariyanto

Madurese is the language used by the Madurese ethnic community, both living on the island of Madura and outside the island as a social language. The Madurese language has several dialects, but in a dialect, there are also several variations found in one area, for example, Bangkalan Regency. The purpose of this study is to obtain an overview of the variations of the Madurese lexicon in the Bangkalan Regency and to determine the isolect status of the different lexicon in the Bangkalan Regency. This study uses 335 glosses which are divided into 12 meaning fields to collect data in the field. Three informants for each research area (DP) were employed and dialectometric calculations were used to determine isolect status. The results showed that there were 216 differences in the lexicon from 335 glosses. Dialectometry analysis of lexical differences in DP 2: DP 4, DP 3: DP 4, and DP 4: DP 1 were 95.37%, 89.35%, and 90.74% respectively, suggesting that the lexical variations were used in DP 4. The percentage of the three other comparison areas shows under 20%, indicating there is no difference. In short, lexical variations of Madurese exists mostly in the Bangkalan Regency.


Author(s):  
Masilva Raynox Mael

Double Consonant writing in Japanese marked by Hiragana or Katakana written (?/?). Sokuon has been used many in daily comic conversation to emphazise or strengthen the speech. As the consequence, the outcome of Japanese written becomes unstandard since there is morphologically change. That is why a research has been done using comic titled Crows volume 1 by Takahashi Hiroshi to represent Japanese Comic that generally has the same sokuon written structure in daily conversation. Analysis result shows there is 1 sokuon written in the beginning, 7 sokuons in the middle, and there area 17 sokuons in the end, also there area 16 sokuons in between 2 words. Those data has been analyzed using The Prominen Theory and The Shukuyaku-kei Formation Theory. Future expectation is to expand this research through other aspect of speech that use sokuon seen from the context and function aspect. Keywords: Double Consonant, Sokuon, Daily Language Communication, Comic.


Author(s):  
Mateus Rudi Supsiadji ◽  
Ni Ketut Mirahayuni

Artikel ini melaporkan satu bagian dari proses penerjemahan teks akademik dari bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Proses pada tahap ini melibatkan mahasiswa di kelas Penerjemahan Teks Akademik pada Semester I tahun akademik 2019-2020, pada Prodi Sastra Inggris, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sebagai penerjemah pemula. Artikel ini membahas strategi penerjemahan kosakata teknis yang terdapat dalam naskah bahasa sumber. Dooga (2005) menjelaskan dasar penerjemahan fungsional, yaitu bahwa penerjemahan teks yang memiliki kualitas yang tinggi haruslah menyatakan tingkatan hasil terjemahan yang setara yang sebagus mungkin dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada dalam proses produksi teks. Penerjemahan fungsional berorientasi kepada bahasa target. Dengan mempertimbangkan sasaran, tujuan, ataupun audiens yang menjadi target pembaca, penerjemahan fungsional akan mentransformasikan tatabahasa dan gaya bahasa dalam bahasa sumber ke dalam tatabahasa dan sintaksis dalam bahasa target untuk menghindarkan terjemahan yang ceroboh, tidak idiomatis, dan bahkan salah. Sebanyak 437 istilah teknis di bidang ilmu kesusastraan diterjemahkan dari buku An Outline of English Literature (1984) karya G.C. Thornley dan Gwyneth Roberts dengan berbagai strategi penerjemahan sebagaimana dijabarkan oleh Baker (1990). Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dan melibatkan mesin penerjemah online Google Translate sebagai instrumen pada tahap awal proses penerjemahan, diikuti dengan tiga rangkaian proses perbaikan dan penyuntingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penerjemahan istilah-istilah dalam bidang ilmu kesusastraan oleh mahasiswa penerjemah dapat dibagi menjadi empat (4) jenis: (1) istilah tidak diterjemahkan (borrowing), (2) istilah diterjemahkan secara parsial (menjadi borrowing dengan adaptasi), (3) istilah diterjemahkan secara literal (penerjemahan menekankan bentuk), dan (4) istilah diterjemahkan secara sepadan ke dalam bahasa target. Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang permasalahan penerjemahan kosakata teknis di bidang ilmu tertentu. Kata Kunci: penerjemahan fungsional, strategi penerjemahan, istilah-istilah teknis


Author(s):  
Rahma Eka Septiana ◽  
Laili Etika Rahmawati

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk eufemisme dalam berita utama surat kabar Tempo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian bahasa, data penelitian berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan paragraf dalam surat kabar Tempo. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik simak dan catat. Teknik simak dilakukan dengan cara menyimak teks berita yang terdapat dalam surat kabar Tempo dan teknik catat dilakukan dengan cara mencatat kata-kata atau kalimat-kalimat yang termasuk dalam penggunaan eufemisme dalam berita utama surat kabar Tempo. Hasil penelitian menemukan 8 bentuk eufemisme yang terdapat dalam berita utama surat kabar Tempo berupa (1) eufemisme berupa perifrase atau perifrasis, (2) eufemisme berupa singkatan, (3) eufemisme berupa kata serapan, (4) eufemisme berupa ekspresi, (5) eufemisme berupa istilah asing, (6) eufemisme berupa akronim, (7) eufemisme berupa metafora dan (8) eufemisme berupa satu kata yang digunakan untuk mengganti kata lain.


Author(s):  
Dheny Jatmiko ◽  
Endang Poerbowati

Kondisi terkini yang semakin dikuasai oleh kapitalisme dan komersialisasi menuntut segala bidang untuk beradaptasi agar dapat bertahan dan berkembang. Dalam seni tradisional, serangkaian inovasi dilakukan bukan sekadar untuk mendapatkan keuntungan secara komersial, namun untuk tetap menjaga penerimaan generasi terbaru pada seni tradisi tersebut sehingga proses pewarisan akan lebih mudah dilakukan. Sebaliknya, bagi yang berpegang pada orisinalitas berpandangan pewarisan harus tetap dilkukan namun tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan-perubahan pada pakem yang telah ditentukan oleh leluhur. Seni reyog yang berasal dan berkembang di Kabupaten Ponorogo juga mengalami hal serupa. Ketika banyak kelompok reyog lain melakukan inovasi dengan mengubah pakem, kelompok Reyog Ongopati yang berada di Desa Plunturan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo mendeklarasikan diri bahwa seni reyog yang dihasilkannya adalah seni reyog asli sesuai dengan pakem yang diturunkan leluhur. Dengan narasi orisinalitas ini, Reyog Onggopati berhasil untuk terus bertahan dalam duani seni reyog, bahkan menginisiasi Desa Plunturan sebagai desa budaya dengan daya tarik wisata berupa seni reyog pakem Onggopati. Strategi lain yang diterapkan oleh Reyog Onggopati adalah menjalin kolaborasi dengan pemerintah desa, sinergi dengan masyarakat (sosial dan budaya), sinergi dengan agama, dan dukungan dari keluarga untuk proses regenerasi.


Author(s):  
Laela Ismiyatin ◽  
Miftakhul Huda

Ada berbagai cara mengungkapkan sebuah perasaan, baik melalui media atau diucapkan secara langsung. salah satunya lagu miliki rossa. Tujuan penelitian ini antara lain menjelaskan aspek penting interpretasi gramatis yang ada dalam lau rossa serta mendeskripsikan interpretasi psikologis lagu rossa berdasarkan bait-bait lirik lagu rossa. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan simak dan catat.. Teknik analisis data yang menggunakan pendekatan hermeneutika sastra. Pendekatan sastra ini mencakup hal-hal tentang gramaikal dari lirik lagu hati yang kau sakiti milik rossa dan aspek kekuatan dalam perspektif perempuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis hermeneutika dalam sebuah lagu memiliki 2 aspek interpretasi penting yaitu 1) interpretasi gramatis yang berupa hubungan kausal, pengulangan kata dan penambahan imbuhan, 2) sedangkan interpretasi psikologis dijelaskan berdasarkan bait-bait perlirik dari lagu rossa yang menggambarkan suara hati perempuan dan pelajaran yang dapat diambil.


Author(s):  
Indra Tjahyadi

Artikel ini memfokuskan kajiannya pada analisis kohesi gramatikal dalam teks puisi Pasar dan Wanita yang Kencing di Semak karya Mardi Luhung. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola kepaduan yang menyusun sebuah wacana puisi. Dalam kajian ini, analisis difokuskan pada pola pembentukan kohesi gramatikal sebuah wacana yang meliputi analisis pola pengacuan, penyulihan, elipsis, dan konjungsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola kohesi gramatikal yang menyusun sebuah wacana. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa teks puisi karya Mardi Luhung yang berjudul Pasar dan Wanita yang Kencing di Semak merupakan wacana puisi yang memiliki kohesivitas gramatikal yang baik. Hal tersebut tampak terdapatnya unsur-unsur koherensi gramatikal di dalam teks puisi karya Mardi Luhung yang berjudul Pasar dan Wanita yang Kencing di Semak.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document