PELAGICUS
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

26
(FIVE YEARS 26)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Agency For Marine And Fisheries Research And Development

2720-9512, 2715-9620

PELAGICUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Hernika Simanjuntak ◽  
Ernik Yuliana ◽  
Sinar Pagi Sektiana

ABSTRAKDaphnia magna memiliki banyak keunggulan sebagai pakan alami pada budidaya ikan fase larva. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pertumbuhan Daphnia magna pada budidaya dengan menggunakan beberapa sumber air pupuk/pakan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yaitu pemberian pupuk pakan: kotoran ayam, air cucian beras, dan air rebusan kedelai, masing-masing pada konsentrasi 2%, 5% dan 10% dengan 3 kali pengulangan. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik ANOVA dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi yang lebih baik adalah dengan penambahan pakan/pupuk air rebusan kedelai dengan konsentrasi berturut-turut 10%, 5%, dan 2%. Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan yang siginifikan antar perlakuan, namun tidak berbeda signifikan pada penggunaan konsentrasi yang berbeda. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa air rebusan kedelai konsentrasi 5% dan 10% memberikan respon yang lebih baik dengan rata-rata pertumbuhan populasi 346 ekor dan 534 ekor. Hasil pengujian kandungan protein dan lemak didapatkan hasil bahwa air rebusan kedelai lebih tinggi dibanding yang lainnya yaitu rata-rata sebesar 2,50% dan 5,77%. Pengujian kandungan Escherichia coli didapatkan hasil jika semua perlakuan menunjukkan kandungan E. coli yang negatif.ABSTRACTDaphnia magna has many advantages as natural food in larval stage fish culture. This study aims to compare the growth of Daphnia magna in cultivation using several sources of fertilizer/feed water. This research was conducted experimentally with a completely randomized design method with the treatment of feeding fertilizer: chicken manure, rice washing water, and soy boiled water, each at a concentration of 2%, 5% and 10% with 3 repetitions. The data analysis used was the ANOVA statistical test and continued with the least significant difference test (LSD). The results indicated that the better population growth was the addition of soybean boiled feed/water fertilizer with concentrations of 10%, 5%, and 2%, respectively. The results of the ANOVA test indicated that was a significant difference between treatments, but not significantly different at the use of different concentrations. LSD test results indicated that soybean boiled water with a concentration of 5% and 10% gave a better response with an average population growth of 346 and 534 individuals. The results of testing the protein and fat content showed that the cooking water for soybeans was higher than the others, namely 2.50% and 5.77%, respectively. The test for Escherichia coli content was obtained if all treatments showed negative E. coli content.


PELAGICUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Sofiati Sofiati ◽  
Ernik Yuliana ◽  
Lina Warlina

ABSTRAKTingkat kelangsungan hidup benih kerapu hybrid cantang (Epinephelus fuscoguttatus >< Epinephelus lanceolatus) yang dihasilkan di Situbondo adalah ≤10%, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi dan merumuskan strategi alternatif pengembangan usaha pembenihan kerapu hybrid cantang skala rumah tangga (HSRT). Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor internal dan ekstrenal secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi pada usaha HSRT kerapu hybrid cantang (R2 = 0,798). Artinya 79,8% variasi perubahan produksi benih ikan kerapu hybrid cantang ditentukan oleh variabel bebas (sumber daya, penerapan cara pembenihan ikan yang baik (CPIB), biaya produksi, dan peran pemerintah), sedangkan sisanya sebesar 20,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Pengujian secara individual (hipotesis minor) terdapat tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi yaitu sumber daya, penerapan CPIB dan biaya produksi. Pemilihan prioritas strategi pengembangan usaha HSRT kerapu hybrid cantang adalah peningkatan penerapan CPIB terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan pasar, dan berlanjut pada strategi pengaturan hasil produksi.ABSTRACTIn small scale hatchery of hybrid grouper, the survival rate of cantang hybrid grouper  (Epinephelus fuscoguttatus >< Epinephelus lanceolatus) was only ≤10%. The study aims to analyze several factors in which have a effect on production level and to formulate an alternative development business strategy on  hybrid grouper small scale hatchery. The research results indicated that several internal and external factors have a significant effect on production level on small scale hatchery of hybrid grouper (R2=0.798). It means that 79.8 % of change variable of hybrid grouper production was determined by free variables (resources, implementation of good aquaculture method, cost production, and role of government). However, the remaining value (20,2 %) was influenced by other factors in which out of this research scope. The selection of priority strategy on business development of hybrid grouper small scale hatchery is implementation of CPIB followed by market expansion and management of production level.


PELAGICUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Pola Sabar Tumohom Panjaitan

ABSTRAKPeranan wanita di pesisir sebagai isteri nelayan, isteri pembudidaya ikan, dan isteri pengolah ikan diharapkan mampu menggerakkan perekonomian di pesisir dengan mengolah serta memberikan nilai tambah pada hasil produk perikanan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi wanita pesisir terhadap manfaat pelatihan pengolahan hasil perikanan. Pelatihan pengolahan hasil perikanan dilakukan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Medan (BPPP Medan). Pengumpulan data melalui survei dan observasi, dengan pemilihan secara sengaja (purposive sampling) terhadap sample yang akan diuji. Lokasi penelitian di Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau/Kepulauan Riau. Populasi penelitian merupakan mantan peserta pelatihan pengolahan hasil perikanan Tahun 2015-2016, sedangkan pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 71,2% responden menyatakan bahwa materi pelatihan sangat bermanfaat dan dapat diterapkan dalam usaha pengolahan ikan, sebanyak 69,7% responden sudah memanfaatkan kelembagaan perbankan, sebanyak 78,4% responden memiliki pendapatan di atas rata-rata Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi tahun 2017, yaitu; Provinsi Aceh Rp 2.791.000, Provinsi Sumatera Utara Rp 2.152.500, dan Provinsi Riau/Kepulauan Riau Rp 2.825.200. Meningkatnya keterampilan dan pengetahuan wanita pesisir dalam berusaha menunjukkan bahwa keberhasilan kelompok wanita pesisir pasca pelatihan pengolahan hasil perikanan yang dilakukan di BPPP Medan memberikan persepsi yang positip terhadap manfaat pelatihan.ABSTRACTThe role of women on the coast as fishermen's wives, fish cultivators' wives, and fish processing wives is expected to be able to drive the economy on the coast by processing and providing added value to fishery products. The purpose of this study is the perception of women's perceptions of the benefits of fishery product processing management. Fishery product processing training is conducted at the Medan Fisheries Education and Training Center (BPPP Medan). Data collection through and observation, with purposive sampling of the sample to be tested. The research locations were in Aceh Province, North Sumatra Province and Riau / Riau Islands Province. The research population was former participants of fishery product training in 2015-2016, while the selection of respondents was done by using purposive sampling technique. The results of the study were 71.2% of respondents who stated that the training material was very useful and could be applied in the fish processing business, as many as 69.7% of respondents had used banking institutions, as many as 78.4% of respondents who had an income above the average Minimum Wage Provincial Region (UMR) in 2017, namely; Aceh Province Rp 2,791,000, North Sumatra Province Rp 2,152,500, and Riau Province / Riau Islands Rp 2,825,200. The increased skills and knowledge of women who try to show that reports from coastal communities after the fishery product training conducted at BPPP Medan give positive perceptions of the benefits of training.


PELAGICUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
R. Ade Komarudin ◽  
Aris Kabul Pranoto ◽  
Dian Sutono ◽  
Anthon Anthonny Djari

ABSTRACTThe northern part of Karawang is a coastal area with mostly mud-sand substrates. This substrate tends to be unstable, so that naturally, this kind of sediment is supported by coastal vegetation that forms coastal ecosystems, such as mangroves; therefore, the importance of mangroves in Karawang coast is definite. Unfotunately the data regarding the condition of mangroves in Karawang Regency is quite insufficient. This information, especially about its existence, is needed as a database for further research and as basis to support government policies on coastal area management. The aim of this research is to provide information about the existence of mangrove in Karawang Regency. The method is by using Normalized Different Vegetation Index (NDVI) calculations on Landsat 8 2018 satellite imagery of Karawang to get the data that reveal the information. We have discovered that the existing of mangroves in Karawang Regency in 2018  is 305,14 Ha. Border coast that is vegetated is only 33.75 km of 77 km long coastline of Karawang. Only less than 5% of the total mangrove protected area in Karawang Regency is detected as mangrove from the total 9.055 Ha of the area.


PELAGICUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Fernando Jongguran Simanjuntak ◽  
Kukuh Nirmala ◽  
Ernik Yuliana

ABSTRAKSalah satu komoditas ikan air tawar yang menyumbang produksi perikanan terbesar adalah ikan gurame (Osphronemus goramy) yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Pembenihan ikan gurame adalah hal yang penting untuk menjaga keberlanjutan budidaya ikan gurame. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh sistem resirkulasi terhadap kualitas air, kelulushidupan benih ikan gurame, dan kelayakan usaha.  Pembenihan ikan gurame pada penelitian ini menggunakan tiga wadah budidaya, yaitu: 1) akuarium dengan sistem resirkulasi (Wadah I); 2) kolam beton sistem air mengalir (Wadah II);  kolam beton sistem pergantian air 30% secara berkala (Wadah III). Parameter yang diamati meliputi kualitas air dan angka kelulushidupan benih ikan gurame, serta kelayakan usahanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan benih ikan gurame pada akuarium dengan sistem resirkulasi mempunyai kualitas air (suhu, oksigen terlarut, dan amoniak) yang terbaik, angka kelulushidupan (average daily growth, average body weight, specific growth ratio, survival rate) yang terbaik, dan membutuhkan modal terbesar pada investasi awal tetapi menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Pembenihan ikan gurame dengan sistem resirkulasi direkomendasikan karena meningkatkan kualitas air, menghasilkan tingkat kelulushidupan yang tinggi dan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.ABSTRACTOne of the freshwater fish commodities that contributes to the largest fisheries production is giant gourami (Osphronemus goramy) which has high economic value. Giant gourami hatchling is important to maintain the sustainability of its cultivation. This study aims to analyze the effect of recirculation system to water quality, survival rates, and feasibility of giant gourami hatchling business. Giant gourami hatchling in this study uses three cultivation containers, namely: 1) an aquarium with a recirculation system (Container I); 2) concrete pond with flowing water system (Container II); concrete pond with 30% water change system periodically (Container III). The parameters observed included water quality and survival rate of giant gourami hatchling, as well as the feasibility of their business. The results indicated that the giant gourami hatchling in an aquarium with a recirculation system had the best water quality (temperature, dissolved oxygen, and ammonia), had the best survival rate (average daily growth, average body weight, specific growth ratio, survival rate), and requires the largest amount of capital in the initial investment but yields more returns. Giant gouramy hatchery with a recirculation system is recommended due to improves water quality, results in a high survival rate and generates higher profits.


PELAGICUS ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Faris Putra Pratama ◽  
Untung Prasetyono ◽  
Deni Sarianto

Rawai dasar sampai saat ini dianggap sebagai alat tangkap yang paling efektif digunakan untuk menangkap ikan demersal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan ukuran mata pancing dan komposisi hasil tangkapan dari dua ukuran mata pancing yang berbeda. Pengoperasian alat tangkap dengan menggunakan 2 macam ukuran mata pancing yaitu nomor 7 dan nomor 9 yang dioperasikan secara bersamaan. Lokasi penelitian di perairan pengambengan Bali. Hasil tangkapan yang diperoleh menunjukan tidak berbeda nyata, namun terdapat kecenderungan mata pancing yang berukuran kecil nomor 7 lebih efektif dibanding mata pancing yang lebih besar nomor 9. Hasil tangkapan yang relatif banyak diperoleh dengan rawai dasar yang dioperasikan di perairan yang agak-dalam dengan hasil tangkapan lebih besar ukurannya. Jenis ikan ekonomis penting yang banyak tertangkap selama pengoperasian rawai dasar adalah Lutjanus analis (Kakap Domba), Caranx sexfaciatus (Kuwe Putih), Lutjanus campechanus (Kakap Merah), dan Plectropomus leopardus (Kerapu Sunu). Ukuran ikan yang tertangkap diduga tidak hanya dipengaruhi oleh ukuran mata pancing tetapi juga oleh faktor lain diantaranya ukuran umpan, dan jenis umpan yang digunakan, musim, dan faktor lingkungan perairan.


PELAGICUS ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 135
Author(s):  
Obed Lepa Saba Kulla ◽  
Ernik Yuliana ◽  
Eddy Supriyono

Danau Laimadat merupakan danau terbesar di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan menjadi lokasi utama budidaya ikan air tawar. Kualitas air dalam budidaya ikan memegang peran penting dan membutuhkan monitoring. Tujuan penelitian adalah menganalisis kesesuaian kualitas air dan kualitas lingkungan Danau Laimadat untuk budidaya ikan air tawar. Waktu penelitian adalah Januari-Mei 2018 berlokasi di Danau Laimadat, Nusa Tenggara Timur.  Metode penelitian menggunakan metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan pengukuran parameter kualitas air di lapangan. Pengambilan data dilakukan pada empat stasiun pengamatan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan kualitas air Danau Laimadat dengan Standar Baku Mutu perairan untuk budidaya ikan air tawar (PP No. 82 Tahun 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Danau Laimadat sesuai dengan standar baku mutu untuk parameter suhu, pH, dan oksigen terlarut. Parameter kedalaman dan kecerahan air tidak terdapat pada baku mutu, namun kedalaman dan kecerahan sesuai persyaratan budidaya ikan di perairan tawar. Secara visual, tidak terjadi pencemaran pada perairan Danau Laimadat. Dengan demikian, Danau Laimadat layak dijadikan lokasi budidaya ikan air tawar.


PELAGICUS ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 123
Author(s):  
Uyunun Uyunun ◽  
Ernik Yuliana ◽  
Mala Nurilmala

Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang diperlukan oleh tubuh manusia karena memiliki kandungan gizi yang tinggi. Salah satu upaya untuk mempertahankan mutu ikan tuna dan memperpanjang daya simpannya adalah dengan mengolahnya menjadi abon ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan aspek finansial usaha pengolahan abon ikan. Penelitian ini menggunakan metode survei, berlokasi di CV Aroma Food, Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CV Aroma Food sudah melakukan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) pada pengolahan abon ikan. Ditinjau dari analisis finansial usaha, CV Aroma Food layak untuk dijalankan, karena usaha tersebut menghasilkan keuntungan yang signifikan (mempunyai nilai benefit cost ratio 1,55). Kandungan kadar protein abon ikan sebesar 31,14% serta kandungan air sebesar 29,76%. Bakteri Escherichia coli yang ditemukan pada abon ikan < 3 APM/g dan angka lempeng total 2,0 x 104 koloni/g.  Uji sensori memperoleh nilai 9. Secara umum, CV Aroma Food sudah menerapkan GMP dengan baik, dan usaha layak dilanjutkan.


PELAGICUS ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Aris Kabul Pranoto ◽  
Anthon Anthonny Djari ◽  
Roni Sewiko ◽  
Larasati Putri Hapsari ◽  
Haryanto Haryanto ◽  
...  

Pada umumnya pembuatan garam secara tradisional menggunakan teknologi evaporasi air laut   memerlukan waktu 20 hari per panen garam, sedangkan dengan metode Maduresse Berisolator memerlukan waktu 12 hari per panen garam. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan inovasi teknologi evaporasi air laut dengan uji coba aplikasi teknologi tepat guna dalam percepatan pembuatan garam dengan Metode Sprinkle Bertingkat. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2019 sebanyak 30 kali ulangan dan menghasilkan data rata – rata 3 oBe menjadi 9,78 oBe per hari.  Hasil penelitian ini dengan Metode Sprinkle Bertingkat dalam waktu 6 hari menghasilkan kristal garam atau lebih cepat 6 hari per panen, jika dibandingkan dengan Metode Maduresse Berisolator. Percepatan pembuatan garam ini terjadi karena adanya inovasi teknologi dengan menambahkan alat berupa sprinkle yang berfungsi menyemprotkan air laut ke udara sehingga mempercepat terlepasnya H2O dari air laut dan mempercepat terbentuknya kristal garam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Metode Sprinkle Bertingkat dapat diterapkan untuk mempercepat terbentuknya kristal garam, sehingga metode ini direkomendasikan sebagai inovasi teknologi dalam meningkatkan produksi garam.


PELAGICUS ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Anasri Tanjung ◽  
Rahmad Surya Hadi Saputra ◽  
Sukma Budi Prasetyawati ◽  
Catur Pramono Adi

Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut jenis Gracilaria sp. Untuk meningkatkan nilai jualnya, rumput laut Gracilaria sp. dapat diolah menjadi agar strip. Agar strip Gracilaria sp. kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan dodol jelly. Menurut SNI 01-2986- 1992, dodol merupakan sejenis makanan yang terbuat dari tepung beras ketan, santan kelapa, dan gula dengan atau tanpa penambahan bahan lainnya yang diizinkan. Namun dalam perkembangannya, dodol dapat dibuat dari bermacam-macam bahan makanan, misalnya dodol buah Garut atau dodol jelly rumput laut khas Lombok. Tujuan penelitian ini untuk memformulasikan produk dodol yang diolah dari karaginan dan agar strip Gracilaria sp. serta menguji kualitas sensori dodol tersebut. Penambahan agar strip Gracilaria sp. mempengaruhi mutu sensori produk dodol jelly pada parameter tekstur. Formulasi bahan dodol jelly meliputi: agar Gracilaria sp, karaginan, gelatin, sirup glukosa, sukrosa, pewarna makanan dan air. Dodol jelly yang dihasilkan memiliki kenampakan jernih dan tekstur kenyal. Nilai tertinggi 4.15 untuk rata-rata kesukaan panelis terhadap tekstur yakni dodol jelly tanpa penambahan agar strip. Untuk warna rata-rata panelis menyukai produk dengan penambahan agar strip 5 gram. Untuk penilaian terhadap aroma semua panelis menyukai aroma dodol dengan atau tanpa penambahan agar strip. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document