Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

64
(FIVE YEARS 51)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Halu Oleo

2715-4181

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Rosa Mardiana ◽  
Safrida Safrida ◽  
Nurul Husna

Daun biduri (Calotropis gigantea L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antifungi. Daun biduri dijadikan sebagai antifungi berdasarkan zat kimia yang terdapat didalamnya seperti tannin, saponin flavonoid dan polifenol. Jamur Trichophyton mentagrophytes dapat menyebabkan penyakit kulit yang ditandai dengan timbulnya bercak melingkar dan bersisik atau gelembung kecil yang dikenal dengan istilah Tinea atau kurap. Jamur ini memiliki habitat (terutama pada daerah yang beriklim tropis dan basah) di tanah, manusia dan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea L.) dalam menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton mentagrophytes dan untuk mengetahui berapakah konsentrasi optimal ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea L.) untuk menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton mentagrophytes. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry dan Laboratorium kimia FKIP kimia Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada tanggal 26 April sampai 21 Agustus 2018. Daun biduri diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi yang direndam selama 5 hari dengan 2 kali pengulangan dan diuapkan dengan menggunakan alat rotary evaporator hingga memperoleh ekstrak sebanyak 30 ml berwarna hijau kehitaman dan kental. Uji daya hambat terhadap jamur Trichophyton mentagrophtes dilakukan dengan metode difusi disc difussion pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dengan konsentrasi 20%, 35% dan 50%. Antifungi ketoconazole yang dibuat dalam bentuk suspensi sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter zona hambat yang diperoleh dari ekstrak daun biduri pada konsentrasi 50% sebesar 9,16 mm termasuk dalam kategori sedang, pada konsentrasi 35% sebesar 8,66 mm termasuk dalam kategori sedang, konsentrasi 20% sebesar 8,16 mm termasuk dalam kategori sedang, pada ketoconazole suspensi sebesar 11,83 mm termasuk dalam kategori kuat dan pada aquadest sebesar 0 mm yang tidak memiliki daya hamba


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Tesya Agustin
Keyword(s):  

Kanker payudara merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal di epitel duktus atau lobulus payudara sehingga menimbulkan keganasan pada jaringan payudara. Kanker payudara menjadi kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Keganasan ini dapat dihambat dengan mengonsumsi nutrasetikal, yakni perpaduan antara nutrisi dan farmasetikal. Nutrasetikal merupakan jenis makanan yang komposisi nutrisinya memiliki manfaat terhadap kesehatan, baik pencegahan maupun pengobatan suatu penyakit. Senyawa yang terkandung di dalamnya mampu melawan sel kanker dengan efek samping yang minimal. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui nutrasetikal yang berperan dalam pencegahan kanker payudara. Metode yang digunakan adalah literature review. Hasil yang didapatkan adalah jahe, kunyit, sayuran cruciferous, kedelai, tomat, bawang putih, jintan hitam, dan pomegranat memiliki aktivitas antikanker payudara. Maka, nutrasetikal memiliki potensi sebagai penghambat progresivitas sel kanker payudara yang efektif.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Eva Susanty Simaremare ◽  
Widya Veronicha Souisa
Keyword(s):  

Daun gatal (Laportea decumana (Roxb.) Wedd) tersebar luas dari daerah pantai hingga pegunungan Papua yang dipercayai masyarakat dengan menempelkan daun pada bagian tubuh yang sakit akan dapat menyembuhkan. Daun gatal adalah tanaman asli Papua yang telah dipergunakan secara turun temurun oleh masyarakat Papua untuk berbagai pengobatan untuk mengatasi pegal, nyeri, reumatik, dan lain-lain. Hiperurisemia merupakan keadaan yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah melebihi normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kadar antihiperurisemia ekstrak daun gatal pada mencit (Mus musculus). Penelitian ini menggunakan mencit sebagai hewan coba, sebanyak 24 ekor mencit dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I tanpa diberi perlakuan, kelompok II diberi kontrol positif dari allopurinol 10 mg, kelompok III diberi kontrol negatif dari CMC-Na 0,5 mL/g BB, kelompok IV, V, dan VI diberi dosis ekstrak daun gatal 12,5mg / kg BB, 25mg / kg BB, dan 50mg / kg BB secara berurutan. Sebelum pemberian ekstrak daun gatal setiap mencit diberikan hati ayam hingga mendapatkan nilai total pemberian hati ayam, diukur dan digunakan alat uric acid sebagai kadar antihiperurisemia. Hasil pengujian dengan persentase penurunan kadar asam urat terbaik yaitu dengan dosis 50 mg/kg berat badan 20,5%, diikuti etil asetat 25 mg/Kg berat badan 15,25%, Kontrol negative dan 0,5 mL 15%.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Yamin Yamin

Ghoenu (Abelmoschus manihot L) merupakan tanaman tropis dari family Malvaceae yang dimasyakat selain digunakan sebagai sayuran juga digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional. Secara empiris, rebusan daun ghoenu (A. manihot L) digunakan sebagai penurun kolesterol, analgetik, obat sakit ginjal, maag. Ghoenu mengandung metabolit sekunder antara lain flavonoid, asam amino, nukleosida, polisakarida, asam organik, steroid, minyak volatil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mentukan kadar fenolik dan flavonoid ekstrak dan fraksi daun Ghoenu (Abelmoschus manihot L) serta uji antioksidan secara in vitro menggunakan DPPH (1-1-diphenyl-2-picrahidrazyl). Daun ghoenu diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi. Pengukuran kandungan fenolik total ditentukan dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteau, kadar flavonoid ditentukan dengan menggunakan metode kolorimeter kompleks aluminium klorida, serta aktivitas antiradikal ditentukan dengan menggunakan metode DPPH. Fraksi etil asetat menunjukkan kadar fenolik dan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak metanol, fraksi n-heksana dan fraksi air dengan kadar berturut-turut sebesar 28,476 g EAG/100 g sampel, 26,098 g EAG/100 g sampel, 15,905 g EAG/100 g sampel, 7,397 g EAG/100 g sampel untuk fenolik dan 49,812 g EK/100 g sampel, 44,198 g EK/100 g sampel, 41,898 g EK/100 g sampel dan 24,042 g EK/100 g sampel. Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 7,42 µg/mL.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Viviane Annisa

Penghantaran obat oral memiliki keterbatasan terkait dengan absorpsi pada saluran pencernaan yang tidak sempurna. Absorpsi yang tidak sempurna ini dapat mempengaruhi tercapainya dosis terapi. Hal ini dipengaruhi oleh lambung karena adanya faktor Gastro Residence Time (GRT). Untuk meningkatkan absorpsi obat pada lambung, maka memerlukan sistem penghantaran obat yang dapat memperlama GRT. Salah satu penghantaran obat yang dapat memperlama GRT adalah Gastroretentive Drug Delivery System (GRDDS). Pengembangan GRDDS memiliki banyak keuntungan, seperti meningkatkan bioavailabilitas obat, meningkatkan kelarutan obat yang kurang larut dalam pH tinggi, dapat mengontrol level terapi sehingga mengurangi terjadinya fluktuasi, serta dapat memperpanjang waktu paruh sehingga frekuensi pemberian obat dapat dikurangi. Faktor yang dapat mempengaruhi formulasi GRDDS adalah faktor farmasetika, fisiologis, dan kondisi pasien. Terdapat beberapa sistem dalam formulasi GRDDS, seperti sistem floating, bioadesif, densitas tinggi, superporos, expandable, raft forming, dan magnetik. Sistem floating dapat melalui 2 mekanisme pembuatan, yakni secara effervescent dan non-effervescent. Telah banyak bentuk sediaan dengan sistem GRDDS yang diproduksi dalam skala industri sehingga dapat ditemukan di pasaran.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 5
Author(s):  
Mesa Sukmadani Rusdi ◽  
M. Rifqi Efendi ◽  
Hafizhatul Hilma

Durian (Durio zibethinus L.) is one of the most consumed and liked fruit in Indonesia, but there was no evidence about the safety of consuming durian during pregnancy. This study was determine the level of safety of durian fruit consumption during pregnancy by conducted teratogenicity test of durian fruit (Durio zibethinus Linn) on fetuses of white mice (Mus musculus L). Teratogenicity test was conducted in vivo, by step: preparation of experimental animal, observation during administration, laparotomy, fixation and observation of morphological defects. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). If the results were significant (P < 0.05), the analysis was continued using Duncan Multiple Range Test. Administration durian during pregnancy did not affects the bodyweight of the mice (P > 0,05), but significantly influences the number of fetuses (P < 0,05) and its body weight (P < 0,05). Consumption of durian during pregnancy is safe in 32,5 mg / KgBW, but it has the potential teratogenic in 65 mg / KgBW and 97,5 mg/KgBW groups. Teratogen effects that were found in several fetuses were underweight, dead, hemorrhage, maternal death and there were resorption sites.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Sabarudin Sabarudin ◽  
Sunandar Ihsan ◽  
Arfan Arfan ◽  
Waode Indri Sasmita Hasmi ◽  
Irvan Anwar ◽  
...  

Pengelolaan obat yang kurang baik di rumah sakit dapat memberikan dampak yang kurang baik dari segi ekonomi, sosial maupun kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan obat di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari Tahun 2019. Penelitian ini bersifat deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dan concurent yang disertai wawancara mendalam. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan panduan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian item obat dengan Formularium Nasional sebesar 88.14%, kesesuaian item obat dengan Formularium Rumah Sakit sebesar 100%, persentase jumlah item obat yang direncanakan dengan yang diadakan mencapai 100%, frekuensi kurang lengkapnya surat SP/kontrak sebesar 0%, frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun sebanyak 6 kali, frekuensi tertundanya pembayaran sebesar 0%, ketepatan data jumlah obat dengan kenyataan pakai obat sebesar 100%, sistem penataan gudang menggunakan sistem FEFO, persentase obat kadaluwarsa atau rusak sebesar 0%, persentase stok mati sebesar 0%, persentase peresepan nama generik mencapai 87.06% dan rata-rata kecepatan pelayanan resep non racikan 3,8 menit dan resep racikan 4,6 menit. Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari Tahun 2019 sudah efisien, namun persentase kesesuaian item obat yang tersedia dengan formularium nasional belum memenuhi dan frekuensi pengadaan obat dalam setahun masih cukup rendah


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
La Ode Akbar Rasydy ◽  
Mohammad Zaky ◽  
Rika Surtiana

Daun miana (Pleactranthus scutellarioides (L.) R. Br.) merupakan tanaman yang memiliki varietas yang sangat banyak dan beragam macam senyawa, 2-methylthiophene, (Z)-3-heptadecen-5-yne, dotriacontane yang dapat digunakan sebagai antioksidan alami untuk antipenuaan. Penelitian ini bertujuan memformulasikan ekstrak daun miana menjadi lotion dan uji evuluasi sehingga memiliki stabilitas yang baik. Penelitian dilakukan secara eksperimental yang diawali dengan mengekstraksi daun miana dengan metode maserasi. Ekstrak kemudian diformulasikan dalam sediaan lotion yang dibuat dengan konsentrasi ekstrak 0,5% (F1), 1% (F2) dan 1,5% (F3). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun miana dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan lotion. Hasil lotion dari ekstrak daun miana dievaluasi selama 3 minggu meliputi uji organoleptis, uji pH, uji omogenitas, uji daya sebar, uji viskositas, uji berat jenis, uji daya lekat dan uji hedonik. Lotion dengan konsentrasi ekstrak 0,5% pada F1 merupakan sediaan yang paling baik dengan karakteristik bentuk agak kental, warna coklat muda, wangi lemon, homogen, memiliki pH 5,9-5,5 dan daya sebar 5,2–5,9 cm, viskositas 2903-3103 Cps, berat jenis 0,966, daya lekat 4,27-4,56 detik serta tes hedonik menunjukkan responden menyukai warna menarik, bau harum, dan tekstur lembut dari lotion


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Hasria - Alang

Lactic acid bacteria (LAB) is agras, produces antimicrobial compounds called bacteriocin. It can reduce its dependence on antibiotic use. Enterococcus is one of member LA.B. This bacterium has a short and paired chain shape and produces bacteriocin called enterocin. This compound can inhibit the growth of pathogenic microbes that cause disease and food spoilage, so that it can be used as an antimicrobial and biopreservative and also as a probiotic candidate. The use of Enterococcus as a probiotic and biopreservative is often disputed. However, some studies suggest that cases of bacteremia and urinary tract infections by the genus only occur in people who have immune compromised and enterococcus that have been resistant to vancomycin.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 89
Author(s):  
Yamin Yamin ◽  
Ari Sartinah ◽  
Muhammad Arba ◽  
Gusti Ayu Made Candrayanti

Latar Belakang : Kelor dikenal sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib. Hal ini didukung dengan fakta bahwa kelor terbukti secara ilmiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat(Tutik et al., 2018).  M. oleifera sudah banyak digunakan sebagai sumber makanan dan telah digunakan sebagai obat selama berabad-abad lamanya, diantaranya penyakit kulit, infeksi pernapasan, infeksi telinga dan gigi, hipertensi, diabetes, kanker, antiinflamasi, antioksidan, hiperglikemia dan makanan suplemen. Tujuan : untuk menentukan nilai toksisitas kulit batang kelor (Moringa oleifera) dengan menggunakan metode  Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Metode : Serbuk kulit batang kelor diekstraksi dengan cara maserasi. Fraksi diperoleh dengan metode cair-cair. Sifat toksik diuji dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Kadar fenolik dikur dengan menggunakan metode reagen Folin-Ciocalteau. Kadar flavonoid dianalisis dengan metode kolorimeter Aluminium klorida. Hasil : Ekstrak metanol menunjukkan nilai toksik yang kuat dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan air dengan nilai toksisitas sebesar 153,394 ppm. Kadar fenolik dan flavonoid yang tertinggi terdapat pada ekstrak metanol dengan kadar sebesar  509,91 g EAG/100 g sampel untuk fenolik dan 536,11  gEK/100 g sampel  untuk flavonoid. Kesimpulan : Kulit batang kelor memiliki sifat toksik dengan ekstrak metanol paling toksik, sehingga bias ditelusuri lebih lanjut untuk mengetahui senyawa yang paling bersifat toksik


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document