MARLIN
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

8
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Agency For Marine And Fisheries Research And Development

2715-9639

MARLIN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Redaksi Redaksi

MARLIN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Redaksi Redaksi

MARLIN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Zainal Rosyid Mahfrudin ◽  
Tatty Yuniarti ◽  
Toni Ruchimat

Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi perikanan yang cukup besar yang masih dapat dikembangkan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi perikanan meliputi SDA, SDM, dan kondisi perikanan di Kecamatan Sanden. Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk data kualitatif yang disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi sederhana seperti tabel, diagram, grafik. Data yang dikumpulkan yaitu berupa data primer dan data sekunder, data primer dengan menggunakan metode wawancara, kuisioner dengan observasi langsung ke lapangan sedangkan data sekunder dengan cara studi literatur. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sanden pada tanggal 1 sampai dengan 30 Oktober 2019. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa potensi dalam bidang perikanan yang ada di Kecamatan Sanden yaitu budidaya, pengolahan dan penangkapan ikan. Kecamatan Sanden memiliki jumlah RTP sebanyak 219 dan didominasi oleh pembudidaya ikan. Teknologi yang digunakan dalam semua bidang RTP yaitu tradisional, baik budidaya, pengolahan maupun penangkapan. Permasalahan yang ditemukan yaitu kurangnya relasi pemasaran yang hanya mengandalkan tengkulak, maka dari itu perlunya peningkatan relasi pemasaranan melalui dukungan pemerintah setempat.Sanden District, Bantul Regency which located in Yogyakarta Special Region has quite a large of potential for fishery development. The aim of this research was to identify fishery potential by including (i) natural resouces (SDA), (ii) human resources (SDM), and (iii) fishery condition in Sanden Sub-district itself. This mixed-method (qualitative descriptive + survey) research represented descriptions and tabulations (e.g. table, diagram, and chart) for data analysis. Moreover, data collection methods of this research could be divided into two categories; primary methods of data collection and secondary methods of data collection. The primary data were collected through interviews, questionnaires, and observations. While the secondary data was collected through a literature study. This research was conducted in Sanden District from 1st to 30th October 2019. Based on data analysis that had been done, the result showed that the potential of fishery sector in Sanden District are aquaculture, fishing, and fish processing. This sub-districts have 219 of fishing households (RTP) which dominated by fish cultures. Furthermore, all households (RTP) had been applying traditional technology for their aquaculture, fishing, and fish processing. However, there are some issues in marketing relations in which role of fish cultures were not stand out and could only rely on their wholesalers. Therefore, role of local goverment must be involved in order to overcome the issues in marketing relations.


MARLIN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Yuni Ari Wibowo ◽  
Anas Noor Firdaus

Kebutuhan akan energi bersih dalam satu dekade terakhir terus meningkat seiring dengan kesadaran user dan regulator untuk menjaga kelestarian lingkungan, sehingga dibutuhkan berbagai macam upaya untuk mengelola dan memperluas produksinya. Salah satu jenis clean energy yang akhir-akhir ini menyita perhatian industri global adalah Liquefied Natural Gas (LNG). Asia Pasifik memiliki 9,4% dari cadangan gas dunia, dengan Indonesia menyumbang 1,53%. Kebanyakan cadangan LNG ditemukan pada laut lepas (offshore) dan terisolasi dari infrastruktur daratan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkanlah fasilitas struktur bangunan apung, seperti FSRU. FSRU sendiri biasanya ditambatkan pada jetty/dermaga dengan sistem berthing. Dalam mendesain dermaga perlu dipertimbangkan gaya-gaya yang timbul akibat kondisi berthing dengan konfigurasi side-by-side. Konfigurasi ini menciptakan efek multibody dalam perilaku hidrodinamika, sehingga penelitian ini bertujuan mengkaji efek multibody antara FSRU dan LNGC dengan variasi jarak satu sama lain 2, 4, 6 dan 8 m. Gerakan FSRU ditinjau dalam penelitian ini dengan skenario pemodelan tanpa pengaruh dan terpengaruh LNGC. Hal ini penting dilakukan dalam perancangan jetty karena FSRU ditambatkan pada jetty. Berdasarkan simulasi numerik analisis dinamis frequency domain yang dihasilkan, didapatkan bahwa efek multibody terlihat pada model side-by-side. Efek multibody akibat propagasi gelombang dari arah head seas (= 180o) tidak menyebabkan dampak signifikan pada variasi jarak, kecuali pada jarak 2 m akibat fenomena standing wave. Pada gelombang yang berpropagasi arah seperempat haluan (= 225o)) dan arah samping (= 270o)  juga terlihat adanya efek multibody pada variasi jarak. Pada model dengan jarak 4 dan 8 m, karakter RAO cenderung lebih rendah atau sama dengan RAO pada model FSRU free floating. Namun pada jarak 2 dan 6 m, karakter RAO lebih tinggi dari dari RAO FSRU free floating. Selain menaikkan dan menurunkan harga RAO gerakan, efek multibody juga menggeser frekuensi natural (?) struktur bangunan apung dengan beda 0.1 – 0.3 rad/s. Hal ini penting diketahui karena posisi frekuensi natural dapat memicu magnifikasi gerakan jika terjadi resonansi.The demand of clean energy in the last decade continues to increase along with the awareness of users and regulators to preserve the environment, so that efforts are needed to manage and expand their production. A type of clean energy that has recently caught the attention of the global industry is Liquefied Natural Gas (LNG). Asia Pacific has 9.4% of the world’s gas reserves, with Indonesia contributing 1.53%. Most LNG reserves are located in offshore and isolated from land infrastructure. To overcome these problems, floating structures, such as the FSRU, are needed. The FSRU is usually moored to the jetty / dock with the berthing system. In designing the jetty it is necessary to consider the forces that arise due to berthing condition with side-by-side configuration. This configuration create a multibody effect in hydrodynamic behavior, this study aims to examine the multibody effects between FSRU and LNGC with variations in distance 2, 4, 6 and 8 m. The FSRU movement was reviewed in this study with a modeling scenario without the influence and influence of the LNGC. This is important to evaluate in designing the jetty because the FSRU is moored to the jetty. According to the numerical simulation of the dynamic frequency domain analysis, it was found that the multibody effect was found in the side-by-side model. The multibody effect due to wave propagation from the direction of the head seas (= 180o)  does not cause a significant impact on the variation of the distance, except at a distance of 2 m due to the standing wave phenomenon. While the waves propagating in the direction of a quarter of the bow (= 225o) and the side direction (= 270o) a multibody effect is also found in the variation of distance. In models with a distance of 4 and 8 m, the RAO character tends to be lower or equal to RAO in the free floating FSRU model. Therefore at a distance of 2 and 6 m, the RAO character is higher than that of the RAO free floating FSRU. In addition to raising and lowering the RAO price of the movement, the multibody effect also shifts the natural frequency of the floating structure with a difference of 0.1 - 0.3 rad / s. This is important to investigate because the position of natural frequencies can trigger magnification of the movement in the event of resonance.


MARLIN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Nusaibah - Nusaibah ◽  
Deden Yusman Maulid ◽  
Alkana Yusuf Fiyari ◽  
Kartika Kartika

Ikan Black marlin merupakan ikan pelagis yang mempunyai nilai ekonomis penting, oleh karena itu produk olahannya yaitu Black marlin loin beku merupakan salah satu komoditi perikanan yang banyak disukai oleh pasar mancanegara. Sehingga Black marlin loin beku harus memiliki mutu yang baik untuk layak dipasarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik mutu ikan Black marlin beku yang diproduksi di PT. Sinar Sejahtera Sentosa. Karakteristik yang diuji meliputi karakteristik fisik menggunakan uji organoleptik, kemudian karakteristik kimiawi dengan uji histamin dan karakteristik biologi dengan melakukan uji TPC (Total Plate Count) dan hasilnya kemudian dianalisis menggunakan standar SNI Marlin Loin Beku. Hasil yang diperoleh dari pengujian organoleptik pada black marlin loin beku yaitu 7, sedangkan hasil yang diperoleh dari uji histamin sebesar 1 mg/kg dan uji TPC yaitu 370 coloni/g. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ikan Black Marlin Loin beku telah memenuhi standar SNI Marlin Loin Beku, ikan tersebut mempunyai mutu yang baik sehingga aman untuk dikonsumsi dan layak untuk dipasarkan. Black marlin is a pelagic species that has high economic value, therefore the processed product frozen loin black marlin, is one of the fisheries commodities that are preferred by foreign markets. Therefore, frozen black marlin loin must have good quality to be marketable. The aim of this research was to study and analyze the quality characteristics of frozen black marlin loin at PT. Sinar Sejahtera Sentosa. Characteristics test were done by doing physical characteristics using organoleptic test, then chemical characteristics test by doing histamine test and biological characteristics test by doing TPC (Total Plate Count) test and the results were analyzed then with standard SNI Frozen Loin Marlin. The result of organoleptic test on frozen loin black marlin were 7, while the results of histamine test were 1 mg/kg and the TPC test 370 coloni/g. From these results it can be concluded that frozen loin black marlin has fulfilled SNI standards, this fish has a good quality so safe for consumption and marketable. 


MARLIN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Widya Pangestika ◽  
Satriya Abrian ◽  
Nita Nita ◽  
Sunan Wijaya

Poklahsar Maju Jaya yang berlokasi di Tegal memproduksi banyak produk olahan perikanan. Salah satu produk olahan perikanan yang menjadi andalan pada Poklahsar ini adalah Keong Mas. Keong Mas termasuk ke dalam value added product yang diolah dengan menggunakan bahan baku daging ikan giling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan Keong Mas sebagai value added product, dan mengetahui nutrisi produk Keong Mas melalui analisis proksimat pangan. Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, antara lain: data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, sementara data sekunder diperoleh melalui hasil analisis proksimat yang dilakukan oleh Poklahsar Maju Jaya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Jenis ikan yang digunakan oleh Poklahsar Maju Jaya untuk membuat produk olahan berupa Keong Mas adalah Ikan Swangi (Priacanthus tayenus). Jenis ikan ini banyak tersedia di perairan Tegal sehingga memudahkan untuk pengolahan yang berkelanjutan. Proses pengolahan Keong Mas terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: penerimaan bahan baku, pencucian, thawing, pencampuran dan pengadonan, pembentukan, pemasakan, pendinginan, sortasi, pengemasan dan pelabelan, penyimpanan, dan pemuatan. Berdasarkan hasil analisis proksimat, diketahui bahwa kadar air merupakan komponen penyusun yang paling tinggi di dalam produk Keong Mas, yaitu sebesar 55.28%, dan disusul dengan kadar karbohidrat total adalah 34.90%. Apabila dibandingkan dengan SNI 7656:2013, maka gizi dalam produk Keong Mas memenuhi standar yang telah ditentukan.Poklahsar Maju Jaya, located in Tegal, produces many processed fishery products. One of the featured processed fishery products in Poklahsar is Keong Mas. Keong Mas is included in the value added product which is processed by using raw material for ground fish meat. This study aims to determine the processing of Keong Mas as a value added product, knowing the nutrition of Keong Mas through proximate analysis. There are two types of data in this study, including primary data and secondary data. Primary data were obtained through direct observation, while secondary data were obtained through proximate analysis results conducted by Poklahsar Maju Jaya. The analytical method used in this research is descriptive analysis. The type of fish used by Poklahsar Maju Jaya to make Keong Mas is Swangi (Priacanthus tayenus) fish. This type of fish is widely available in Tegal waters making it easier for sustainable processing. Processing of Keong Mas consists of several stages, including: receipt of raw materials, washing, thawing, mixing and mixing, forming, cooking, cooling, sorting, packaging and labeling, storage, and loading. Based on the results of proximate analysis, it was known that water content was the highest constituent component in Keong Mas, which was equal to 55.28%, and followed by carbohydrate level, which was equal to 34.90%. When being compared to SNI 7656:2013, the nutrition in Keong Mas met the specified standards.


MARLIN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Lulut Alfaris ◽  
Arif Baswantara ◽  
Suhernalis Suhernalis

Lempeng Eurasia adalah lempeng tektonik terbesar ketiga yang berada di daerah Eurasia, daratan yang terdiri dari benua Eropa dan Asia. Lempeng Sunda merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang rumit secara tektonik dan aktif secara seismik.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan karakterisik pola patahan akibat gempabumi tanggal 17 Juli 2006 di Laut Selatan Jawa dengan sumber data dari katalog gempa bumi USGS. Analisis bola fokus bahwa gempa tanggal 17 Juli 2006 dengan koordinat 9.3° S dan 107.4° E adalah kombinasi sesar mendatar dan sesar naik atau jenis sesar ini disebut juga oblique. Hasil analisis 3D Focal Mechanism dan perhitungan rumus empiris menunjukkan bahwa terjadinya penjalaran gelombang tsunami (Tsunami Travel Time) kedaerah pantai dipesisir Jawa selatan mempunyai waktu sekitar 30 menit, sehingga diperlukan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. The Eurasian Plate is the third largest tectonic plate in the Eurasia region, a land consisting of Europe and Asia. The Sunda Plate is part of the Eurasian Plate which is complicated by tectonics and seismically active. The purpose of this study is to determine the characteristics of the fault patterns due to the earthquake on 17 July 2006 in the South Sea of Java with data sources from the USGS earthquake catalog. Focus ball analysis that the earthquake on July 17, 2006 with coordinates 9.3° S and 107.4° E is a combination of horizontal faults and rising faults or this type of fault is also called oblique. The results of the 3D Focal Me chanism analysis and the calculation of empirical formulas indicate that the occurrence of tsunami wave propagation in the coastal areas of South Java approximately 30 minutes, so that preparedness is needed in the face of disasters.


MARLIN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Deden Yusman Maulid ◽  
Satriya Abrian

ABSTRAK Ikan asin jambal roti diproduksi dari Ikan Manyung (Arius thallassinus) dan merupakan oleh-oleh khas Pangandaran. Informasi produk ikan asin jambal roti yang dijual di Pasar Pariwisata Pangandaran sangat terbatas. Tidak ada keterangan kandungan proksimat maupun informasi kandungan kadar garam didalam kemasannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi kandungan kadar garam dan komposisi proksimat pada ikan jambal roti. Kadar garam ditentukan dengan metode Mohrn sedangkan komposisi proksimat ditentukan dengan mengacu pada metode AOAC. Sampel didapatkan secara acak dari enam penjual di pasar Pariwisata Pangandaran dengan kode M1, M2, M3, M4, M5,M6. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar garam berkisar antara 4,75-13,17%. Hasil pengujian proksimat menunjukan bahwa kadar  air 51,55-62,45%; kadar protein 23,69-28,5%; kadar lemak 0,38-7,08%; kadar abu 6,57-14,27. Berdasarkan nilai SNI ikan asin 8273:2016, maka kadar garam pada sampel M3 dan M6 berada pada kisaran nilai SNI yaitu 12-20%, dan sisanya berada dibawah nilai SNI. Hasil proksimat kadar air menunjukkan bahwa semua sampel yang dikoleksi memiliki nilai kadar air melebihi batas maksimal 40%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document