Blood Transfusion Unit (UTD) PMI Pekanbaru is the organization in charge to provide blood than the one set by the Minister of Health.Masalah yang banyak terdapat pada UTD PMI Kota Pekanbaru adalah permintaan dan ketersediaan akan darah yang tidak pasti dan sulit untuk dikontrol.Thera are many problems in UTD PMI Pekanbaru is the demand and availability of the blood which is unpredictable and difficult to control. Artinya pasokan darah bisa saja habis saat permintaan tinggi dan bisa pula kadaluwarsa akibat terlalu lama di dalam penyimpanan. This means that the blood supply could be depleted when demand is high and can also expire due to too long in storage. Dampak dari tidak tersedianya darah dapat mengakibatkan kematian bagi pasien yang membutuhkannya. The impact of the unavailability of blood can be fatal for patients who need them. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian persediaan darah supaya PMI mampu memenuhi permintaan darah. Therefore, the necessary blood inventory control so that PMI is able to meet the demand for blood. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah persediaan darah dan frekuensi pengambilan darah yang optimal. This study aims to determine the amount of blood supply and the frequency of optimal blood. jumlah persediaan dan frekuensi pengambilan darah yang optimal. Inventory number and the frequency of optimal blood. Penelitian ini diawali dengan pengambilan data ke pihak PMI, dilanjutkan dengan pengolahan data dengan menggunakan model continuous review system , pengendalian persediaan dilakukan dengan cara melakukan perhitungan safety stock,reorder point, untuk setiap golongan darah serta implementasi two bin system .This study begins by loading data to the PMI, followed by processing the data using a model of continuous review system, inventory control is done by calculating safety stock,reorder point, for each blood type as well as the implementation of the two-bin system.Berdasarkan metode continuous review system,Total inventory cost (TIC) yang minimum rata-rata dari semua golongan darah adalah sebesar 104.389 rupiah.Based on the method of continuous review system,total inventory cost (TIC) the minimum average of all blood groups amounted to 104 389 rupiah. Terdapat penghematan sekitar 75.000 rupiah atau 56% per kantung darah. There is a saving of about 75,000 rupiah or 56% per bag of blood. Berdasarkan hasil tersebut maka biaya persediaan yang dijalankan pihak UTD PMI kota Pekanbaru belum mencapai titik minimal. Based on these results the cost of inventory that is carried out by UTD PMI Pekanbaru city has not reached the minimum point.