Kajian Morfometri dan Tingkat Kematangan Gonad Rajungan di Perairan Betahwalang, Demak

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 175-183
Author(s):  
Iqbal Maulana ◽  
Irwani Irwani ◽  
Sri Redjeki

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dimana berbanding lurus dengan penangkapan yang terus meningkat. Tingkat pemanfaatan yang tidak mengindahkan ukuran dan kondisi rajungan dapat mempengaruhi struktur ukuran dan stok rajungan di suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ukuran, hubungan lebar dan berat rajungan serta distribusi tingkat kematangan gonad (TKG) di perairan Betahwalang, Demak. Penelitian menggunakan metode survey dengan analisis yang bersifat deskriptif yang dilakukan secara “time-series”. Pengamatan sampel rajungan sebesar 10% dari hasil tangkapan yang didaratkan oleh setiap nelayan di pengepul rajungan.. Hasil dari penelitian ini menujukkan dari 3030 ekor rajungan yang diamati diketahui distribusi lebar karapas rajungan berkisar antara 35 – 185 mm dan kisaran berat sebesar 10 – 350 gram. Rajungan yang terdapat di perairan Betahwalang memiliki pertumbuhan yang bersifat allometrik positif pada rajungan jantan dan betina pada bulan Januari serta Februari.  Hasil nilai b sebesar 3,29 dan 3,08 (Januari & Februari) pada rajungan jantan. Nilai b sebesar 3,10 dan 3,15  pada rajungan betina (Januari & Februari) serta nilai b sebesar 3,14 pada keseluruhan rajungan. Sehingga diketahui pertumbuhan lebar karapas lebih cepat dibandingkan bobot rajungan. Sedangkan distribusi tingkat kematangan gonad rajungan betina adalah 21% pada TKG 1; 63% pada TKG 2; serta 16% pada TKG 3, dengan ukuran pertama kali matang gonad adalah 141,51 mm. Blue swimming crab (Portunus pelagicus) is a marine commodity has a high economic value , which is causing the crab catch to rise as well. The catch rate that does not consider the size and maturity of sea crab can affect the size structure and population stock of sea crab in waters. This study aims to determine the size distribution,the relationship of width and weight of Blue swimming crab and distribution of gonad maturity in Betahwalang, Demak. There’s a descriptive survey method used in this study with time-series observations. The sample size is about 10% of the total number landed crab from each fisherman. The results of this study showed that from 3030 crabs observed, the distribution of crab carapace width ranged from 35 – 185 mm and the weight range at 10 – 350 gram. The results showed the all crabs has a positive allometric on growth parameters. The value of  b 3,29 and 3,08 (January & February) in male blue swimming crab, 3.10 and 3.15 (January & February) on female sea crabs, and 3.14 on whole sea crabs. So it is known that the growth of carapid width is faster than the weight of crab. While the distribution of female crab gonad maturity level is 21% in level 1; 63% in level 2; and 16% in level 3, with the first size of mature gonad at 141,51 mm.

2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 25-34
Author(s):  
Muhammad Amanun Tharieq ◽  
Sunaryo Sunaryo ◽  
Adi Santoso

ABSTRAK: Rajungan (P. pelagicus, Linnaeus, 1758) adalah salah satu hasil perikanan utama di Betahwalang, Demak. Penangkapan rajungan diduga dilakukan secara intensif oleh nelayan di Des Betahwalang, maka diperlukan langkah pengelolaan yang tepat untuk menjaga kelestarian dan konservasi rajungan. Informasi aspek morfometri rajungan bias digunakan sebagai salah satu acuan dalam pengelolaan rajungan berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji tingkat kematangan gonad dan morfometri rajungan yang dilaksanakan pada bulan Juli – September 2019 di Desa Betahwalang, Demak. Penelitian menggunakan metode survey dengan analisis yang bersifat deskriptif yang dilakukan secara “time-series”. Pengamatan sampel rajungan sebesar 10% dari hasil tangkapan yang didaratkan oleh setiap nelayan di pengepul rajungan. Total rajungan yang diamati 5.480 ekor terdiri dari betina 2.960 ekor dan jantan 2.388 ekor. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan rajungan jantan bersifat allometrik positif, sedangkan rajungan betina cenderung bersifat allometrik negatif dengan seks rasio relatif seimbang. Rajungan betina diduga mengalami pertama kali matang gonad pada selang kelas lebar karapas 70 – 79 mm. Sampel pengamatan fekunditas dan kematangan telur pada 126 ekor rajungan betina bertelur. Kematangan telur dilihat dari pigmen warnanya secara berurutan mulai pigmen warna kuning, orange, coklat dan hitam, serta berdasarkan ukuran diameter telur. Fekunditas telur memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap lebar karapas yang berarti semakin besar ukuran rajungan, maka jumlah telur semakin banyak. Selama penelitian masih ditemukan rajungan “undersize” sebesar 18% (981 ekor) dan rajungan betina bertelur sebesar 24% (716 ekor), yang berarti nelayan di Desa Betahwalang belum menerapkan kriteria dan ukuran layak tangkap sesuai dengan peraturan yang berlaku.ABSTRACT: Blue swimming crab (P. pelagicus, Linnaeus, 1758) is one of main fisheries products in Betahwalang, Demak. High-intensity levels of catching the blue swimmer crab by fisherman may need sustainable management to protect and conserve the population. The purpose of this study was to determine about gonad maturity level and morphometrical aspect of blue swimming crab started from July – September 2019. There’s a descriptive survey method used in this study with time-series observations. The sample size is about 10% of the total number landed crab from each fisherman. The total sample are 5.348 that consist of 2.960 female crabs and 2.388 male crabs. The results showed the male crabs has a positive allometric on growth parameters, but the females have an allometric positive and negative growth parameters, and balanced sex-ratio. Female crabs may reach the first matured gonad level between 70 – 79 mm of carapace width. Fecundity and egg’s maturity observation used 126 berried female crabs. The egg’s maturity based on the pigment color started from yellow, became orange, brown and black also by egg diameter increase. The analysis showed that female crab fecundity has a strong correlation to the increase of carapace width, which means carapace width increase followed by egg’s amount increasing. During the study, it was found about 18% (981 crabs) the undersize crabs (<100 mm) and 24% (716 crabs) the berried female crabs, which means the Betahwalang fisherman hasn’t applied the rule yet.


2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 402-408
Author(s):  
Nathanael Ganang Anindityo Wibowo ◽  
Chrisna Adhi Suryono ◽  
Ibnu Pratikto

Rembang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang dikenal sebagai daerah penghasil sumberdaya rajungan yang cukup tinggi permintaannya dan terus meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan potensi hasil rajungan akibat intensifnya penangkapan di Perairan Rembang. Kajian tentang kondisi stok sumberdaya rajungan  terkait sebaran dan dinamika populasi ini sangat diperlukan dalam pengelolaan potensi rajungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur ukuran dan parameter pertumbuhan rajungan di Perairan Rembang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2019 di Perairan Rembang, dengan menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif. Total sampel rajungan selama penelitian adalah 1200 ekor yang terdiri dari 574 ekor jantan dan 624 ekor betina. Hasil penelitian menunjukkan kelas ukuran lebar karapas rajungan didominasi oleh rajungan muda, dengan rata – rata 105.01 ± 11.99 mm untuk jantan dan 107.73 ± 10.68 untuk betina. Berat rata – rata rajungan jantan yaitu sebesar 95.2 ± 27.1 gram dan rajungan betina sebesar 97.9 ± 23.1 gram, sehingga menunjukkan rajungan jantan lebih kecil dibandingkan dengan rajungan betina. Pola pertumbuhan rajungan di Perairan Rembang bersifat allometrik negatif. Laju pertumbuhan rajungan di Perairan Rembang yang didapatkan adalah berupa nilai panjang asimptotik (L∞) sebesar 71.4 mm dengan koefisien pertumbuhan (K) sebesar 1.5/tahun.Rembang is a coastal region in Central Java which known as to producer of blue swimming crab resources that are in high demand and continues to increase every year. It will because decreasing the potential yield of blue swimming crab due to intensive fishing in Rembang Waters. Study on the stock condition of the blue swimming crab resource related to the distribution and dynamics of the population is required for the management of the blue swimming crab potential. The current research aims to assess the size structure and growth parameter of blue swimming crab in the Rembang Waters. The research was conducted from March to June 2019 in Rembang Waters, using a descriptive survey method. The total number of crab samples during the study was 1200 animals consisting of 574 male and 624 female. The results showed that the size of the crab carapace width class was dominated by young crabs, with an average of 105.01 ± 11.99 mm for males and 107.73 ± 10.68 for females. The average weight of male crab is 95.2 ± 27.1 gram and female crab is 97.9 ± 23.1 gram, indicates that male crab is smaller than female crab. The crab’s growth in Rembang Waters is allometric negative. The growth rate of crab in the Rembang Waters obtained is in the form of asymptotic length (L∞) was 71.4 mm with a growth coefficient (K) 1.5/year.


Author(s):  
. Ihsan

<p><em>The swimming crab potential is a resource that has high economic value. Th</em><em>e</em><em>refore the utilization needs to be done continuously and </em><em> to</em><em> achieve this is by conducting an important  research focussed on</em><em> </em><em>the size and </em><em>the </em><em>fishing season pattern of the swimming crab </em><em>b</em><em>y studying the pattern of the catching season, it is expected to improve the efficiency and effectiveness of the catching time. The objective of this research is  to 1. Map the distribution of the frequency and size of crab and 2. Determine the pattern of fishing season in Pangkep waters. </em><em>The r</em><em>esearch </em><em>is </em><em>conducted from March to November 2016. It is located in Pangkep waters regency, South Sulawesi Province. The data is collected through survey method consisted of primary and secondary data. The data were analyzed using frequency distribution analysis approach and time series analysis technique toward catch (kg) of fishing effort. The results obtained showed that the dominant female crab caught with a size &gt;</em><em> </em><em>10.0 cm, as well as dominant male crabs caught with a size</em><em> </em><em>&gt; 10 cm. The fishing gear used is trap and gillnet. In addition the catching season </em><em>is </em><em>in May, June, July, September, October and November. The peak season of catching season takes place in June and September.</em><em></em></p><p class="TubuhTulisanAll"><strong><em>Keywords:</em></strong><strong><em> </em></strong><em>Size distribution, Season pattern, swimming crab, at Pangkep District</em></p><p class="TubuhTulisanAll"><em><br /></em></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p>Potensi sumberdaya rajungan, merupakan komoditas sumberdaya yang memiliki nilai ekonomis penting, sehingga pemanfaatannya perlu dilakukan secara berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut maka ukuran hasil tangkapan dan pola musim  penangkapan  rajungan menjadi penting untuk diteliti. Adanya informasi pola musim penangkapan, diharapkan dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas waktu penangkapan rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) memetakan distribusi frekuensi dan ukuran rajungan yang tertangkap, dan 2) menentukan  pola musim hasil tangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan November 2016, di perairan  Kabupaten Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan.  Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode survei.  Data yang dikumpulkan terdiri dari data hasil tangkapan rajungan per hari; panjang dan lebar  (cm) karapas dan berat (gram/kg) rajungan. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis distribusi frekuensi dan teknik analisis deret waktu <em>(time series) </em>terhadap hasil tangkapan (kg) persatuan upaya penangkapan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa distribusi frekuensi rajungan betina, tertangkap  berukuran &lt; 10,0 cm, lebih sedikit dibandingkan yang tertangkap  di atas ukuran &gt; 10,0 cm. Demikian juga rajungan jantan ukuran &lt; 10,0 cm jumlahnya lebih sedikit dan ukuran rajungan &gt; 10,0 cm lebih dominan tertangkap. Alat tangkap yang digunakan adalah bubu lipat, dan <em>gillnet</em> rajungan<em>. </em>Pola musim penangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, September, Oktober dan November dan puncak musim berlangsung pada bulan Juni dan September.</p><p class="TubuhTulisanAll"><strong>Kata kunci:</strong> distribusi ukuran,  pola musim, rajungan, Kabupaten Pangkep</p>


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Sri Devi Simanjuntak ◽  
Ervia Yudiati ◽  
Subagiyo Subagiyo

ABSTRAK : Rajungan (Portunus pelagicus) memiliki nilai ekonomi tinggi, dimana berbanding lurus dengan penangkapan yang meningkat. Tingkat pemanfaatan yang tidak mengindahkan ukuran dan kondisi rajungan dapat mempengaruhi struktur ukuran dan stok rajungan di suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian morfometri, rasio jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad rajungan yang didaratkan di Kelurahan Pacar, Kabupaten Rembang. Metode yang digunakan dalam penelitian bersifat deskriptif dan eksploratif. Pengamatan rajungan dilakukan pada salah satu pengepul di Kelurahan Pacar. Rajungan yang diteliti berdasarkan morfometri, rasio seksual dan tingkat kematangan gonad selama 30 hari. Informasi ini dapat dijadikan pedoman dalam menentukan kebijakan mengenai pengelolaan perikanan rajungan yang berkelanjutan. Hasil dari penelitian diketahui bahwa ratio kelimpahan rajungan jantan sebesar 45% (1342 ekor); rajungan betina 55% (1658 ekor) dari 3000 ekor sampel rajungan. Rasio perbandingan jantan dan betina 0,80:1 berdasarkan uji chi square. Berdasarkan distribusi ukuran lebar karapas rajungan di perairan Kelurahan Pacar adalah berkisar antara 60–179 mm dan distribusi berat sebesar 23–251 gram. Distribusi tingkat kematangan gonad pada perairan Kelurahan Pacar adalah 558 ekor pada TKG 1; 761 ekor pada TKG 2; dan 339 pada TKG 3. Data menunjukkan bahwa pola pertumbuhan rajungan yang ada di perairan Kelurahan Pacar adalah allometrik negatif yaitu pertumbuhan lebar karapas lebih cepat bertambah daripada berat tubuhnya baik rajungan jantan maupun rajungan betina.ABSTRACT : Blue swimming crab (Portunus pelagicus) has a high economic value, which is causing the crab catch to rise as well. The catch rate that does not consider the size and maturity of sea crab can affect the size structure and population stock of sea crab in waters. This research to study morphometry, sexual ratio and maturity level of the gonads landed in Pacar Village, Rembang Regency.The method used in this study descriptive and exsplorative. Observation of blue swimming crab samples was carried out in one of the collectors in the village. Blue swimming crab was observed based on morphometry and sexual ratio for 30 days. The results of the study revealed that the abundance of male blue swimming crab was 45% (1342 male blue swimming crabs) and the abundance of the female blue swimming crabs was 55%  (1658 female blue swimming crabs) of 3000 blue swimming crab samples. The ratio of male and female   0.80 ; 1 based on the chi square. Based on the size distribution of the width of the blue swimming crab carapace in the waters of Pacar Village it range from 60-179 mm and the distribution of weight 23-251 grams. The distribution of gonad maturity level in the waters Pacar Village is 558 female blue swimming crab at TKG 1; 761 female blue swimming crab at TKG 2; and 339 female blue swimming crab at TKG 3. Data is showed that the blue swimming crab growth pattern in Pacar Village waters was negative allometric both male and female blue swimming crab.


2020 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 509-516
Author(s):  
Aninda Putri Amelia ◽  
Irwani Irwani ◽  
Ali Djunaedi

Rajungan (Portunus pelagicus) adalah hewan bercangkang keras seperti kepiting yang memiliki habitat alami hidup di laut dan biasa disebut sebagai Blue Swimming Crab. Rajungan menjadi salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi di Indonesia. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengkaji tingkat kerentanan Rajungan (Portunus pelagicus) akibat adanya kegiatan penangkapan di Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis PSA (Productivity and Susceptibility Analysis). Hasil analisa parameter produktivitas didapatkan dari literatur, sedangkan parameter kerentanan didapatkan dari hasil wawancara dengan nelayan setempat. Nilai PSA yang didapatkan sebesar 2,01 yang menunjukkan bahwa tingkat kerentanan masih tergolong rendah, sehingga tekanan aktivitas penangkapan belum berdampak serius terhadap potensi keberlanjutan Rajungan (Portunus pelagicus) sementara hasil pola pertumbuhan menunjukkan pola pertumbuhan allometrik negatif baik jantan dan betina. Hubungan lebar karapas dengan berat rajungan menghasilkan nilai b sebesar 2,37 untuk rajungan jantan dan 2,33 untuk rajungan betina. Sifat pertumbuhan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan lebar karapas lebih cepat dibandingkan pertumbuhan berat rajungan. Rata rata lebar karapas yang ditemukan dilokasi penelitian 128 mm pada Rajungan jantan dan 111 mm pada Rajungan betina serta memiliki rata rata ukuran berat 115 gr baik pada Rajungan jantan dan betina.  Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) is a hard-shelled animal like a crab that naturally lives in the sea and is commonly referred to as the Blue Swimming Crab. The Blue Swimming Crab is one of the fishery commodities with high economic value in Indonesia. This research aimed to examine the vulnerability rate of  Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) due to the fishing activities in Paciran Village, Paciran, Lamongan, East Java. The method used in this study is the PSA (Productivity and Vulnerability Analysis) method. The analysis of productivity parameters’ was obtained from literature, while the vulnerability parameters are obtained from interviews with local fisherman. The PSA value was (2,01). The results indicated that the level of vulnerability is still relatively low, therefore the pressure of fishing activities has not seriously affected the potential sustainability of the Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) and the results of the Blue Swimming Crab growth pattern shows negative allometric growth patterns for both males and females.The relationship between carapace width and crab weight had a value of b of 2,37 for male crabs and 2,33  for female crabs. This growth characteristic showed that carapace width growth is faster than the growth of crab weight. The average width of the carapace was found in the study location 128 mm for male, and 111 mm for female crab and has an average weight size of 115 gr for both males and females.


2020 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 85-90
Author(s):  
Yustika Permatahati Intan Permatahati ◽  
Nila Nikmatia Bugis ◽  
La Sara ◽  
Tezza Fauzan Hasuba Hasuba

The blue swimming crab (BSC) fishery in Tiworo Strait has been heavily exploited since two decades ago when its worldwide demand and price was very high. Study on population aspects of this organism in this waters is limited. The aim of present study was to investigate growth patterns, population stock status, and size at first gonad maturity of Portunus pelagicus. One of the main fishing ground of BSC around Tiworo Strait waters is at Bangko and Gala Islands. Samples of BSC were taken monthly using gillnet and collapsible trap. Each sample taken was identified its sex, measured its carapace width, and weighed. Data collected from fishing ground of BSC were analyzed to find out growth patterns, population stock status using spawning potential ratio (SPR) method, and the first gonad maturity (CW50). The results of study showed that growth patterns of BSC male and female following isometric growth patterns (b=0) (P<0.05). It was found out that SPR of BSC from both fishing ground was 22.46% and 23.71%, respectively which indicates that population stock status of BSC in Tiworo strait waters is “moderate level” (SPR > 20%). The size at first gonad maturity (CW50) was attained at carapace width of 9.16 cm for male and 10.16 cm for female. Those imply that BSCs allowed to be caught should be >10 cm. 


F1000Research ◽  
2018 ◽  
Vol 7 ◽  
pp. 1780 ◽  
Author(s):  
Efrizal Efrizal ◽  
Indra Junaidi Zakaria ◽  
Rusnam Rusnam ◽  
Suryati Suryati ◽  
Nofa Yolanda

Background: Currently, great progress in the artificial propagation of commercially important   portunid crabs of the genus Portunus has been achieved, and various methods have been adopted in mass-scale hatchery activities. This study analyzed the biological testing of formulated diets with different dose supplementations of vitamin E for the broodstock of female blue swimming crabs, P. pelagicus (Linnaeus, 1758) Methods: Female crab samples were collected from the coastal region of Padang, West Sumatra. The method used in this study was completely randomized design, with four treatment regimens (n=5 crabs each) of dietary vitamin E (0, 300, 600, and 900 IU/kg formulated diets). Results: The results show that the supplementation of vitamin E in the formulated diet had a significant effect (P <0.05) on the absolute weight growth, carapace length and carapace width. Conclusions: Supplementation of vitamin E on in formulated diet causes broodstock blue swimming crab molting, with a percentage value of 40–80% on day 20 and 20% on day 30, with a 100% survival rate.


F1000Research ◽  
2019 ◽  
Vol 7 ◽  
pp. 1780 ◽  
Author(s):  
Efrizal Efrizal ◽  
Indra Junaidi Zakaria ◽  
Rusnam Rusnam ◽  
Suryati Suryati ◽  
Nofa Yolanda

Background: Currently, great progress in the artificial propagation of commercially important   portunid crabs of the genus Portunus has been achieved, and various methods have been adopted in mass-scale hatchery activities. This study analyzed the biological testing of formulated diets with different dose supplementations of vitamin E for the broodstock of female blue swimming crabs, P. pelagicus (Linnaeus, 1758) Methods: Female crab samples were collected from the coastal region of Padang, West Sumatra. The method used in this study was completely randomized design, with four treatment regimens (n=5 crabs each) of dietary vitamin E (0, 300, 600, and 900 IU/kg formulated diets). Results: The results show that the supplementation of vitamin E in the formulated diet had a significant effect (P <0.05) on the absolute weight growth, carapace length and carapace width. Conclusions: Supplementation of vitamin E on in formulated diet causes broodstock blue swimming crab molting, with a percentage value of 40–80% on day 20 and 20% on day 30, with a 100% survival rate.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Duranta Diandria Kembaren ◽  
Adi Surahman

Penelitian struktur ukuran dan biologi populasi rajungan di perairan Kepulauan Aru telah dilakukan pada Januari-April, Juni dan Agustus-November 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur ukuran dan biologi populasi yang meliputi pertumbuhan, laju kematian, dan tingkat eksploitasi rajungan. Pemahaman struktur ukuran dan biologi populasi dapat dijadikan dasar masukan untuk pengelolaan perikanan. Rata-rata ukuran lebar karapas rajungan yang tertangkap sebesar 136 mm untuk jantan dan 141 mm untuk betina. Rajungan yang tertangkap pada Januari dan Juni memiliki rata-rata ukuran yang lebih besar. Rata-rata rajungan yang tertangkap sudah melawati ukuran matang gonad (Lc = 133,4 mm > Lm = 119,9 mm). Puncak musim pemijahan terjadi pada Februari-Maret dan Agustus-September. Lebar karapas asimtosis (CW) sebesar 185 mm dengan laju pertumbuhan (K) 1,15 tahun-1 serta laju kematian total (Z) 4,94 tahun-1, laju kematian alamiah (M) 1,20 tahun-1 serta laju kematian akibat penangkapan (F) 3,74 tahun-1. Laju eksploitasi sudah berada pada kondisi lebih tangkap (E=0,76). Hasil kajian menyarankan bahwa pengelolaan perikanan rajungan perlu dilakukan secara hati-hati agar sumberdaya ini dapat lestari. Salah satu upaya yang dapat di tempuh adalah dengan menerapkan sistem penutupan musim penangkapan rajungan pada saat terjadinya puncak musim pemijahan yaitu pada Februari-Maret dan Agustus-September. Dengan demikian diharapkan proses regenerasi dan rekrutmen rajungan selalu dapat mendukung ketersedian stok sumberdaya rajungan di perairan Kepulauan Aru ini. Study on the size structure and population biology of blue swimming crab in the waters of Kepualuan Aru was conducted in January to April, June and August to November 2016. The aim of this study was to identify the size structure and population biology i.e. growth, mortality, and exploitation rate of blue swimming crab. Understanding on the size structure and population biology can be used as basic information for managing blue swimming crab fisheries.  Average size of carapace width of blue swimming crab was 136 mm for male and 141 mm for female. Catch on January and June  was bigger size than others months. Length at first capture was higher than length at maturity (Lc = 133,4 mm > Lm = 119,9 mm). Spawning peak season occurs in  February-March and August-September. Asymptotic carapace width (CW) of blue swimming crab was 185 mm with the growth rate (K) was 1,20 year-1, total mortality (Z) was 4,94 year-1, natural mortality (M) was 1,20 year-1, and fishing mortality (F) was 3,74 year-1. Exploitation rate was exceed the sustainability limit (E = 0,76). Thus, it is needed to manage the blue swimming crab fishery with precautionary approach. Based on this study, we suggest to apply the fishing closure system at the peak of spawning season. Thus, the regeneration process and recruitment will support the availability of blue swimming crabs resource in Kepualuan Aru waters.


2021 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 133-140
Author(s):  
Sri Redjeki ◽  
Muhammad Zainuri ◽  
Ita Widowati ◽  
Ambariyanto Ambariyanto ◽  
Rudhi Pribadi ◽  
...  

Blue Swimming Crab (P. pelagicus, Linnaeus, 1758) is the main fisheries product from Betahwalang peoples. Fishing activity of Blue Swimming Crab by the fisherman almost every day in Betahwalang waters. Distribution and body size data of Blue Swimming Crab can be used for sustain management reference. The purpose of this study was to determine distribution pattern and body size of Blue Swimming Crab, started from July to November 2018 in Betahwalang waters, Demak. The data analyze consist of sex ratio, carapace width distribution and relationship between carapace width and body weight. 11790 samples Blue Swimming crab from Betahwalang waters consist of 7070 female crabs and 4720 male crabs. The result showed that sex-ratio between male and female crabs are balanced (1.0:1.37), with the most female crabs found at July and August. Body size distribution of male and female crabs are dominated in class 103-111 mm carapace width. Male and female crabs have a positive allometric on growth parameters, that means growth of the body weight is faster than carapace width. The result showed that Blue Swimming Crab in Betahwalang waters are support for sustainable fisheries. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document